Sidang Artikel Ilmiah
Sidang Artikel Ilmiah
Disusun Oleh :
DIAN HANIFA (15040274027)
Dosen Penguji :
1. Dra. Ita Mardiani Zain, M.Kes.
2. Dr. Aida Kurniawati, S.Pd., M.Si.
3. Dr. Drs. Bambang Hariyanto, M.Pd.
PENDAHULUAN
• Indonesia merupakan
negara peringkat keempat
dunia dengan jumlah
penduduk tertinggi.
• Pemuda yang usia
kawinnya di bawah 19
tahun. (Pedesaan
sebanyak 26,88% dan
perkotaan sebanyak
16,98%) serta Status
ekonomi keluarga rendah
berakibat tidak
memenuhi biaya
pendidikan dan
cenderung melihat anak
perempuan sebagai beban
Sumber : BPS, Susenas, 2021 ekonomi keluarga.
BAB I A. Latar Belakang Masalah
PENDAHULUAN
• Cara pandang tentang pernikahan serta budaya yang berbeda antara pedesaan dan
perkotaan dibuktikan dari data BPS Jatim tahun 2021 sebanyak 42,12% Pemuda
berstatus pernah kawin, daerah perkotaan 37,69% sedangkan pedesaan 47,91%.
PENDAHULUAN
• Banyak pemuda di pedesaan yang memutuskan untuk tidak melanjutkan pendidikan
dengan alasan melangsungkan perkawinan hal ini menjadi bukti Kesenjangan antara
desa dan kota. Berdasarkan data susenas Jawa Timur 2021
BAB I A. Latar Belakang Masalah
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
Tahun
2022 Jumlah Per
Kecamatan 2019 2020 2021 (Januari – Kec. Berdasarkan data
Oktober)
Bangkalan 48 14 13 3 78 laporan pernikahan
Socah 93 13 15 29 150 dari Kemenag
Kamal 42 12 11 26 91
Burneh 88 4 17 13 122
Bangkalan,
Arosbaya 38 6 7 11 62 Kecamatan Socah
Geger 87 37 2 11 137 merupakan kecamatan
Klampis 59 1 29 27 116
Sepulu 87 2 4 7 100 yang menyumbang
Tanjungbumi 95 7 12 15 129 kasus perkawinan usia
Kokop 176 0 0 0 176
Labang 58 4 5 2 69 muda tertinggi di
Kwanyar 60 0 2 2 64 Kabupaten Bangkalan
Tragah 69 5 11 6 91
Tanah Merah 145 5 6 6 162
selama tahun 2022
Galis 187 1 2 1 191 yakni sebanyak 29
Blega 119 1 4 6 130 kasus
Modung 102 4 13 4 123
Konang 156 9 1 18 184
Jumlah Per 1709 129 154 187
Tahun
Sumber: Data sekunder Kementrian Agama Kabupaten Bangkalan tahun 2022
BAB I
PENDAHULUAN
Rumusan Masalah
1. Bagaimana faktor sosial yang mendorong terjadinya perkawinan usia muda di Kecamatan
Arosbaya Kabupaten Bangkalan?
2. Bagaimana faktor budaya yang mendorong terjadinya perkawinan usia muda di Kecamatan
Arosbaya Kabupaten Bangkalan?
3. Bagaimana faktor kondisi ekonomi keluarga yang mendorong terjadinya perkawinan usia
muda di Kecamatan Arosbaya Kabupaten Bangkalan?
4. Bagaimana faktor kondisi ekonomi keluarga yang mendorong terjadinya perkawinan usia
muda di Kecamatan Arosbaya Kabupaten Bangkalan?
Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui faktor sosial yang mendorong terjadinya perkawinan usia muda di
Kecamatan Arosbaya Kabupaten Bangkalan?
2. Untuk mengetahui faktor budaya yang mendorong terjadinya perkawinan usia muda di
Kecamatan Arosbaya Kabupaten Bangkalan?
3. Untuk mengetahui faktor kondisi ekonomi keluarga yang mendorong terjadinya perkawinan
usia muda di Kecamatan Arosbaya Kabupaten Bangkalan?
4. Untuk mengetahui faktor kondisi ekonomi keluarga yang mendorong terjadinya perkawinan
usia muda di Kecamatan Arosbaya Kabupaten Bangkalan?
BAB II A. LANDASAN TEORI
KAJIAN PUSTAKA
1. Geografi Penduduk
2. Perkawinan
3. Perkawinan usia muda
4. Faktor-faktor Perkawinan Usia Muda
- Faktor Sosial
- Faktor Budaya
- Faktor Ekonomi
- Faktor Pendidikan
BAB II B. HASIL PENELITIAN YANG
RELEVAN
KAJIAN PUSTAKA
Nama Tujuan
No. Judul Metode Hasil
Peneliti Penelitian
1. (Siti Hubungan Antara Untuk menguji Metode pengumpulan dataHasil penelitian adalah terdapat
Muti’ah Religiusitas dan hubungan pada penelitian ini hubungan positif dan signifikan
2015) Penyesuaian antara menggunakan skala likert
antara religiusitas dengan
Perkawinan pada religiusitas pada masing-masing penyesuaian perkawinan pada
Remaja Putri yang dengan variable, yaitu religiusitas
remaja putri yang berarti bahwa
Menikah Usia Dini penyesuaian dan penyesuaian semakin tinggi religiusitas maka
perkawinan perkawinan. Analisis data
semakin baik penyesuaian
remaja putri tersebut menggunakan pernikahan, sebaliknya semakin
yang melakukan korelasi produk momen dari
rendah religiusitas maka semakin
pernikahan dini Pearson dengan buruk penyesuaian pernikahannya.
menggunakan bantuan Terdapat hubungan religiusitas
program SPSS versi 21.00.
dengan penyesuaian perkawinan
sebesar 9%.
2. (Nina Faktor-Faktor yang Untuk Menggunakan metode survei Hasil penelitian menemukan status
Damayati Mempengaruhi menganalisis untuk sensus dan ekonomi orang tua, tingkat
2016) Pernikahan Usia factor-faktor menggunakan metode Pendidikan, dan hamil sebelum nikah
Dini di Kecamatan yang kuantitatif dan kualitatif mempunyai pengaruh terhadap
Sungai Keruh mempengaruhi untuk analisisnya. pernikahan usia dini, sedangkan
Kabupaten Musi pernikahan usia Pengumpulan data factor keinginan remaja sendiri tidak
Banyu Asin dini. menggunakan kuesioner dan berpengaruh.
analisis data menggunakan
regresi dummy.
BAB II B. HASIL PENELITIAN YANG
RELEVAN
KAJIAN PUSTAKA
Nama
No. Judul Tujuan Penelitian Metode Hasil
Peneliti
3. (Titi Nur Fenomena Untuk mengetahui Jenis Hasil penelitian menemukan
Indah Sari Pernikahan fenomena penelitian kebiasaan masyarakat Desa Serabi
2016) Usia Muda pernikahan usia lapangan dan Barat yang banyak melakukan
di muda di masyarakat bersifat oernikahan usia muda yang dilakukan
Masyarakat Madura (Studi Kasus deskriptif- secara sirri (tidak di daftarkan ke
Madura di Desa Serabi Barat analitik. Teknik KUA) dengan alas an proses yang
(Studi Kecamatan Modung, pengumpulan harus dilalui terlalu berbelit-belit dan
Kasus di Kabupaten data melalui biaya yang harus di keluarkan
Desa Serabi Bangkalan), Faktor observasi, dianggap terlalu mahal (Rp. 500.000).
Barat yang mempengaruhi wawancara, factor-faktor terjadinya pernikahan
Kecamatan pernikahan usia dan usia muda adlah tradisi, Pendidikan,
Modung, muda serta dampak dokumentasi. perjodohan, dan ekonomi. Dampak
Kabupaten yang dirasakan yang terjadi bagi pasangan yang
Bangkalan) pasangan yang menikah usia muda ialah
melakukan usia pertengkaran, hamil usia muda,
muda. banyak anak dan kurang rasa
tanggung jawab dari pihak suami.
BAB II B. HASIL PENELITIAN YANG
RELEVAN
KAJIAN PUSTAKA
Nama
No. Judul Tujuan Penelitian Metode Hasil
Peneliti
4. (Afriani Study of Untuk mengkaji Penelitian ini dirancang dengan Penelitian ini
Maifizar, Social fenomena menggunakan analisis kualitatif yang mengidentifikasi factor
Putri Phenomenon pernikahan dini didasarkan dalam mengidentifikasi penyebab terjadinya
Kemala of Early dari perspektif fenomena social dan masalah pernikahan dini di kalangan
Sari, Zikri Marriage in budaya dan manusia. Dalam pendekatannya, masyarakat Beutong Aceh,
Muhamma Beutong hukum adat, serta peneliti membuat suatu hal yang Indonesia yaitu ada lima
d, Apri Nagan Raya dampak kompleks, memeriksa kata-kata, factor, yaitu seks bebas,
Rotin Regency mengenai laporan terperinci dari pandangan agama, pengaruh negative
Djusfi, dan Aceh, pernikahan dini responden, dan melakukan studi globalisasi, rendahnya latar
Basri 2020) Indonesia. terhadap budaya tentang situasi alam penelitian ini belakang Pendidikan, dan
dan menjaga menggunakan metode deskriptif. faktor ekonomi.
keutuhan
keluarga.
5 (Rhodi Fenomena Untuk Penelitian ini menggunakan metode Hasil dari penelitian ini
Pranata Pernikahan mengetahui adalah deskriptif kualitatif dengan menunjukkan bahwa factor-
dan Arasy Dini dan factor-faktor yang menggunakan penelitian lapangan . faktor yang mendorong
Fahrullah Tujuannya mendorong teknik pengumpulan data melalui terjadinya pernikahan dini di
2021) Secara terjadinya observasi, wawancara, dan Kecamatan Sepuluh
Ekonomi di pernikahan dini di dokumentasi dengan Teknik Kabupaten Bangkalan adalah
Kecamatan Kecamatan trianggulasi. Teknik analisis data yaitu factor ekonomi, factor
Sepuluh Sepuluh penarikan kesimpulan dan dengan Pendidikan, factor orang tua,
Kabupaten Kabupaten Teknik validitas kebenaran. dan factor adat istiadat.
Bangkalan Bangkalan
BAB III
METODE PENELITIAN
A. JENIS PENELITIAN
B. LOKASI PENELITIAN
C. SUMBER DATA
1. Data Primer
Dalam penelitian ini membutuhkan data primer yaitu berupa dari hasil
wawancara dan observasi yang menggunakan instrument berupa kuisioner
terhadap narasumber atau responden.
2. Data Sekunder
BPS, Pengadilan Agama, Kemenag Bangkalan, KUA Socah, Jurnal/ Buku/
Internet.
F. VARIABEL
1. Observasi
2. Wawancara
3. Dokumentasi
Hasil penelitian mengenai faktor sosial menunjukkan bahwa mereka yang melakukan
perkawinan di usia muda adalah mereka menjauhi pergaulan bebas, yakni :
•menjaga jarak dengan lawan jenis
•orang tua yang tidak membolehkan anaknya bergaul dengan lawan jenis.
•pacaran adalah hal yang boleh dilakukan, namun sebaiknya di hindari
•melakukan hubungan sex diluar nikah adalah hal yang sangat buruk.
Tindakan sosial ini dilakukan karena orang tua sangat berhati-hati, khawatir bila anaknya
terjerumus dengan pergaulan bebas. Terlebih jika mereka memiliki anak perempuan.
Berdasarkan hasil data itu, sehingga bisa dinyatakan bahwasanya faktor social mengenai
pergaulan bebas merupakan faktor yang sangat kecil yang memberikan dorongan akan
terjadinya perkawinan usia muda pada Kecamatan Socah.
Berdasarkan hasil penelitian, terdapat pula 2% dari total responden yang menyatakan
melakukan perkwinan usia muda karena telah hamil di luar nikah. Persoalan berikut seiring pula
pada penelitian yang dilaksanakan oleh (Damayanti, 2016:78), bahwasanya hamil sebelum
menikah mempengaruhi secara signifikan terhadap perkawinan usia dini. Apabila keadaan anak
perempuan sudah hamil, kemudian orang tua cenderung akan menikahkan anak itu. Namun
faktor hamil di luar nikah ialah faktor yang kecil sebagai penyebab terjadinya perkawinan usia
muda yang terjadi di Kecamatan Socah.
BAB IV PEMBAHASAN
Beberapa orang justru berpendapat bahwasanya apabila seorang anak memiliki hubungan
bersama lawan jenis, sudah terjadi pelanggaran nilai agama. Sebagai orang tua berkewajiban
untuk memberikan perlindungan serta pencegahan melalui metode mengawinkan anak-anak
mereka di usia muda.
Menurut data hasil lapangan, persepsi orang tua mereka yang melakukan perkawinan
usia muda sangat mendukung anaknya untuk melangsungkan perkawinan usia muda serta yang
menyAatakan sangat senang saat anaknya dilamar di usia kurang dari 19 tahun. Hal ini
menunjukkan bahwa faktor budaya dapat menjadi mengenai faktor penyebab terjadinya
perkawinan usia muda di Kecamatan Socah dengan prosentase yang besar.
Hasil tersebut sejalan dengan penelitian dari (Pranata & Farullah, 2021:140) yang
menjelaskan bahwa faktor pendorong terjadinya pernikahan dini adalah faktor orang tua
(perjodohan) dan adat-istiadat yang kerap menjodohkan anak mereka mulai dari kecil. Serta
para orang tua takut menolak lamaran seseorang, karena di Yakini jika menolak lamaran maka
anak mereka khawatir akan menjadi perawan tua. Sehingga meskipun umur anak masih di
bawah 19 tahun, para orang tua memilih untuk menerima lamaran tersebut.
BAB IV PEMBAHASAN