Anda di halaman 1dari 57

TOXOPLASMA

GONDII
dr Lieza D Susiawan, M.Kes
 Parasit golongan
protozoa intraseluler
yang menyebabkan
penyakit zoonosis
yaitu toksoplasmosis.
 H perantara :
manusia, mamalia,
burung
 H definitif :
kucing
TAKSONOMI
 Kingdom : Animalia
 Filum : Apicomplexa
 Kelas : Sporozoea
 Ordo : Eucoccidiida
 Famili : Sarcocystidae
 Genus : Toxoplasma
 Spesies : Toxoplasma gondii
SEJARAH
 PERTAMA KALI DITEMUKAN TH 1908
 DITEMUKAN PADA NEONATUS DG ENSEFALITIS
TH 1937
 DAUR HIDUP 1970
DAUR HIDUP
 BERKEMBANG BIAK SECARA ASEKSUAL DAN
SEKSUAL DI KUCING ( terdapat 5 stadium )
 BERKEMBANG SECARA ASEKSUAL PADA
MAMALIA, MANUSIA.( terdapat 2 stadium )
SIKLUS HIDUP :
 Gametogoni
 Sporozoit masuk -- mikrogametosit dan
makrogametosit – zigot -- ookista
 ookista immatur ( unsporulated oocyst )---
keluar dalam lumen --- feses
 Pematuran di tanah ( 3-5 hari )
 Ookista matang mengandung 2 sporoblas
 Masing-masing sporoblas mengandung 4
sporozoit
 Skizogoni -- sporozoit menembus epitel
usus ( intraepitelial phase )– berkembang
menjadi tropozoit – inti tropozoit membelah
– skizon
 Skizon pecah -- merozoit keluar dalam lumen
usus halus – penetrasi dalam epitel usus –
siklus gametogoni
 Hospes perantara :
 Ookista matang – dirusak asam lambung –
reproduksi aseksual :
- cepat : takizoit – infeksi akut
- lambat : bradizoit – infeksi kronis
MORPHOLOGY

Ookista T. gondii
 MORFOLOGI
Ekstraseluler : bulan sabit langsing, salah
satu ujung runcing, lainnya tumpul
 Inti 1
MORPHOLOGY
 The intracellular
parasites (tachyzoite) are
3x6µ, crescent shaped
organisms that are
enclosed in a parasite
membrane to form a cyst
measuring 10-100 µ in
size. Cysts in cat feces
(oocysts) are 10-13 µ in
diameter
 Another example of
Toxoplasma gondii
tachyzoites. Obligat
intraseluler
 Bentuk seperti bulan
sabit
 4-8 mikron
 1 ujung runcing, lainnya
membulat
 Berinti 1
 Intracellular
tachyzoites of
Toxoplasma gondii. 
 A zoitocyst of
Toxoplasma gondii
filled with
bradyzoites; this
zoitocyst is in
cardiac muscle.
KISTA JARINGAN

 Dinding tipis
 Berisi bradizoit
 Terdapat pada jaringan
SKIZON
 Terbentuk pada skizogoni
 Terbentuk di hospes
definitif
 Berisi merozoit
UNSPORULATED OOCYST

 Dinding terdiri dari 2


lapis
 Ditemukan di feses
kucing
 = ookista imatur
SPORULATED CYST
 = ookista matur
 Dinding tipis
 Berisi 2 sporocyst /
sporoblas
 Masing-masing sporocyst
berisi 4 sporozoit
 Stadium infektif
INFEKSI TOXOPLASMOSIS
 infeksi yang disebabkan oleh parasit
Toxoplasma gondii. Semua orang bisa
terkena infeksi toxoplasma. Yang menjadi
sumber infeksi toxoplasma adalah:
1.Tinja / kotoran kucing
2.Hewan potong yang terinfeksi
3.Ibu yang terinfeksi saat hamil
4.Organ / donor yang terinfeksi
CARA PENULARAN
 TOKSOPLASMOSIS KONGENITAL
 TOKSOPLASMOSIS AKUISITA
 INFEKSI DARI PEKERJAAN
 INFEKSI TRANSPLANTASI ORGAN
 TRANSFUSI DARAH
SESEORANG DAPAT TERINFEKSI TOXOPLASMA
JIKA :

1.Makan sayuran / buah yang terkontaminasi


tinja kucing yang terinfeksi
2.Makan daging mentah / kurang matang
3.Penularan dari ibu ke janin
4.Transplantasi organ
5.Transfusi darah
 Infeksi toxoplasmosis tidak berbahaya bila
mengenai orang dewasa dan anak-anak yang
sistem kekebalanya berfungsi baik, tapi
berbahaya bagi janin apabila ibu yang sedang
hamil mengalami infeksi primer (infeksi yang
pertama kali sepanjang hidupnya) atau
seseorang yang mengalami gangguan sistem
kekebalan tubuh.
PATOFISIOLOGI INFEKSI TOXOPLASMOSIS

 Parasit toksoplasma cenderung untuk masuk


ke dalam sel organ ( intrasel ) dan terdapat
dalam tiga bentuk yaitu bentuk :
1. Trofozoit yang beredar dalam darah,
2. Ookista yang dikeluarkan dalam tinja
kucing, dan
3. Kista yang menetap dalam jaringan tubuh
seperti paru, jantung, otot, dan otak
Bentuk kista berupa sebuah kantung yang di
dalamnya berisi beribu-ribu trofozoit T
gondii.
 Di tanah yang tercemar, ookista (toxoplasma)
dapat dibawa oleh lalat, kecoa, semut atau
cacing tanah ke berbagai tempat di kebun.
 Ookista dapat menempel di sayuran, buah-
buahan atau termakan oleh hewan ternak
seperti ayam, kambing, anjing, sapi, dan
menembus epitel usus, berkembang biak
dengan membelah diri serta menetap dalam
bentuk kista pada organ hewan tersebut.
 Bentuk parasit T gondii seperti batang
melengkung dengan ukuran lebih kecil dari
sel darah merah (3-6 mm) bergerak dengan
gerakan aktinomisin di bawah membran
plasma, dapat menembus sel secara aktif
masuk ke berbagai jaringan seperti otot,
otak, mata, dan usus
 Kucing yang menderita toksoplasmosis akan
mengeluarkan beribu-ribu ookista yang tetap
infektif selama berbulan-bulan di tanah yang
tidak terkena sinar matahari.
 Ookista yang tertelan akan membentuk
trofozoit dan ikut aliran darah serta
memasuki sel berinti organ tubuh atau
membentuk kista.
 Manusia dapat terinfeksi bila tertelan ookista
atau makan daging ternak seperti ayam,
kambing atau sapi yang mengandung kista
dan tidak dimasak matang.
GEJALA KLINIS
 MENYERANG SEMUA ORGAN KEC SEL DARAH
MERAH
 KISTA DAPAT DITEMUKAN DIBERBAGAI ORGAN
DAN JARINGAN, DAPAT SEUMUR HIDUP
 KERUSAKAN JARINGAN TERGANTUNG PADA :
UMUR, VIRULENSI STRAIN TOXOPLASMA,
JUMLAH PARASIT DAN ORGAN YANG
DISERANG
 SUSUNAN SARAF PUSAT DAN RETINA
BIASANYA PERMANEN BISA MENYEBABKAN
HIDROSEFALUS PADA BAYI
 INFEKSI AKUT PADA RETINA DAPAT SEBABKAN
SIKATRIK, ATROPI RETINA, KOROID DISERTAI
PIGMENTASI
TOKSOPLASMA AKUISITA
 ASIMTOMATIK
 LIMFADENOPATI
 RASA LELAH
 DEMAM
 SAKIT KEPALA
 RETINOKOROIDITIS
ENSEFALITIS TOKSOPLASMIK
 SERING DIJUMPAI PADA PENDERITA AIDS
 SAKIT KEPALA, DEMAM, LETARGI, PERUBAHAN
MENTAL, KELAINAN NEUROLOGIK DAN
KEJANG
DIAGNOSIS
 DITEMUKAN TAKIZOIT
 ISOLASI PARASIT
 TEST SEROLOGI
 TEST IFA DAN ELISA
 PCR
PEMERIKSAAN LABORATORIUM :

 pemeriksaan parasit secara langsung : rumit,


tidak praktis, butuh waktu lama, mahal.
 pemeriksaan antibodi spesifik Toxoplasma :
IgG, IgM dan IgG affinity
 IgM adalah antibodi yang pertama kali
meningkat di darah bila terjadi infeksi
Toxoplasma.
 IgG adalah antibodi yang muncul setelah IgM
dan biasanya akan menetap seumur hidup
pada orang yang terinfeksi atau pernah
terinfeksi.
 IgG affinity adalah kekuatan ikatan antara
antibodi IgG dengan organisme penyebab
infeksi.
 Manfaat IgG affinity adalah pada keadaan
IgG dan IgM positif diperlukan pemeriksaan
IgG avidity untuk memperkirakan kapan
infeksi terjadi, apakah sebelum atau pada
saat hamil. Infeksi yang terjadi sebelum
kehamilan tidak perlu dirisaukan, hanya
infeksi primer yang terjadi pada saat ibu
hamil yang berbahaya, khususnya pada
Trimester I.
TES TOKSOPLASMA YANG
PERLU DILAKUKAN IDEALNYA :
1.Sebelum hamil tes IgG
2.Saat hamil, sedini mungkin (bila belum
pernah atau hasil sebelumnya negatif) IgG
dan IgM Toxoplasma .
3.Bila hasil negatif, diperlukan pemantauan
setiap 3 bulan pada sisa kehamilan
INTERPRETASI DATANYA
ADALAH
 bila IgG (-) dan IgM (+)
 Kasus ini jarang terjadi, kemungkinan
merupakan awal infeksi. Harus diperiksa
kembali 3 minggu kemudian dilihat apakah
IgG berubah jadi (+). Bila tidak berubah,
maka IgM tidak spesifik, yang bersangkutan
tidak terinfeksi Toxoplasma.
 bila IgG (-) dan IgM (-)
 Belum pernah terinfeksi dan beresiko untuk
terinfeksi. Bila sedang hamil, perlu dipantau
setiap 3 bulan pada sisa kehamilan (dokter
mengetahui kondisi dan kebutuhan
pemeriksaan anda). Lakukan tindakan
pencegahan agar tidak terjadi infeksi.
 bila IgG (+) dan IgM (+)
 Kemungkinan mengalami infeksi primer baru
atau mungkin juga infeksi lampau tapi IgM
nya masih terdeteksi (persisten = lambat
hilang).
Oleh sebab itu perlu dilakukan tes IgG
affinity langsung pada serum yang sama
untuk memperkirakan kapan infeksinya
terjadi, apakah sebelum atau sesudah hamil.
 bila IgG (+) dan IgM (-)
 Pernah terinfeksi sebelumnya, bila
pemeriksaan dilakukan pada awal kehamilan,
berarti infeksinya terjadi sudah lama
(sebelum hamil) dan sekarang telah memiliki
kekebalan, untuk selanjutnya tidak perlu
diperiksa lagi.
DAMPAK TOKSOPLASMOSIS
DALAM KEHAMILAN
 Toksoplasmosis sering disebut sebagai salah satu
penyebab terjadinya kegagalan kehamilan,
dengan berbagai jenis manifestasi klinis seperti :
1. Abortus,
2. Lahir prematur,
3. IUGR,
4. Lahir mati dan
5. Lahir dengan cacat bawaan seperti kebutaan
(retinokoroiditis), hidrosefalus,
meningoencephalitis (radang otak), tuli,
pengapuran otak,retardasi mental, kejang-
kejang, dan gangguan neurologis lainnya.
 Biasanya tanda-tanda radang otak
(encephalitis) dan serebral palsi berkembang
dalam beberapa hari sampai sebulan setelah
bayi lahir (Kasper and Boothroyd, 1993;
Remington, 1995; Denney, 1999
 Prevalensi toksoplasmosis secara serologik
pada berbagai populasi di dunia termasuk di
Indonesia mencapai lebih dari 50% (Partono
dan Cross, 1975; Samil, 1988; Decavalas,
1990; Allain, 1998; Jenum, 1998; Sardjono,
2001a), namun apakah toksoplasmosis
memang menyebabkan kegagalan kehamilan
dan bagaimana mekanisme terjadinya hal
tersebut, sampai sekarang masih belum
dapat dijelaskan dengan baik.
 Risiko seorang ibu hamil yang terinfeksi akut
dengan toksoplasma menurunkan infeksi
pada bayi bila tidak segera mendapat
pengobatan sangat variatif,.
 Pada kehamilan trimester pertama risiko
penurunan 25 %, trimester kedua 54 % dan 65
% pada trimester ketiga.
PENCEGAHAN INFEKSI TOXOPLASMIA DALAM
KEHAMILAN

1.Pemeriksaan darah.
2.Hindari makan makanan yang dimasak
mentah atau setengah matang.
3.Bersihkan dan cucilah buah-buahan atau
sayuran sebelum dimakan
4.Bersihkan tangan, alat-alat dapur.
5.Jangan minum susu unpasteurized dari
hewan.
6.Bila akan membersihkan sampah atau tempat
sampah, jangan lupa menggunakan sarung
tangan, dan cucilah tangan.
7.Pakailah sarung tangan bila ingin
mengerjakan pekerjaan kebun atau
perkarangan, untuk menghindari kontak
langsung dari kotoran hewan yang terinfeksi.
PENGOBATAN INFEKSI TOXOPLASMIA DALAM
KEHAMILAN

 Pengobatan pada ibu yang terinfeksi akut


toksoplasma yaitu antibiotika :
 spiramycin 50-100mg/hari selama 3-4 mgg
 pyrimetamin 50mg, 6jam kemudian 50mg, 24
jam kemudian 25mg selama 2-4 mgg
digabung dg
 sulfadiazine 3x2gr,
 pemberian antibiotika bertujuan menurunkan
risiko menurunnya infeksi pada jabang bayi.
 Sebaiknya pada wanita yang terinfeksi
diperiksa juga Protein C Reaktif (PCR) dari
cairan amnion , untuk menilai adakah infeksi
pada bayinya.
 Bila Test PCR positif pengobatan cukup
dengan pirymthamin dan sulfadiazine,
sedangkan bila tes PCR negatif spyramicin
dilanjutkan untuk mencegah risiko infeksi
lanjutan bagi bayinya.
 Eso anemia megaloblastik sehingga perlu
diberi folic acid 2-4mgr/hari.
 Pada kasus retinochoroiditis diberi tambahan
kortikasteroid.
 Pada ocular toxoplasmosis diberi klindamisin
+ sulfadiasin.
 Pada penderita AIDS/HIV terapi diberikan
seumur hidup
PROGNOSIS
 Infeksi akut pada bayi yang baru lahir bisa
fatal.
 Pada anak dan orang dewasa tergantung
tempat dan jaringan yang diserang.

Anda mungkin juga menyukai