Partisipasi Politik Perawat
Partisipasi Politik Perawat
Politik
Perawat
I Ma de Sunda ya na
Cetusan awal untuk Penyusunan Rencana RUU Praktik PPNI mengambil inisiatif melakukan
memiliki Undang - Strategik Pengembangan K eperawatan diusulkan lobby meluaskan jalinan hubungan &
undang K eperawatan sistem keperawatan atas inisiatif jejaringDPR
fraksi dg RI, press conf &
diinisiasi oleh PSIK disusun dengan dukungan pemerintah dg no urut tulisan di media berbagai
FK UI DepK es & W HO (Renstra 160 untuk gerakanmassa, melakukan
simpatik di DPR RI & DepKes, dll
Nasional pertama yg diselesaikan DPR RI bertujuan agar RUU
pernah disusun) periode 2004 - 2009 K eperawatan
dialihkan menjadi usul inisiatif DPR
RI
.
2009 – KETERBATASAN WAKTU FEBRUARI 2013
Karena keterbatasan waktu di Setelah berbagai upaya & pressure Sidang
periode 2004 - 2009 maka Paripurna DPR RI memutuskan RUU
diagendakan dibahas dan Keperawatan menjadi prioritas dg inisiatif
disahkan di 2010 DPR RI
Undang Undang No 38 tahun 2014 tentang Keperawatan
Tidak di pungkiri lagi bahwa seorang perawat juga rakyat Indonesia yang juga memiliki hak
pilih dan tentunya telah melakukan haknya untuk memilih wakil-wakilnya sebagai anggota
legislatif namun seakan tidak ada satupun suara yang menyuarakan hati nurani profesi
keperawatan. Akankah hal ini di biarkan begitusaja? Tentunya tidak, karena profesi kita pun
mebutuhkan penyampaian aspirasi yang patut untuk di dengar dan di selesaikannya
permasalahan yang ada, yang tentunya akan membawa kesejahteraan rakyat seluruh profesi
keperawatan.
Pentingnya perawat berada di area politik itu adalah sebagai berikut :
• Politik menciptakan iklim yang kondusif bagi keperawatan terutama mendapatkan legitimasi
masyarakat dalam upaya mendukung usaha-usaha memberikan asuhan keperawatan.
• Politik memberikan kemudahan terhadap pencapaian tujuan keperawatan dalam melakukan
interferensi kepada masyarakat melalui serangkaian aktifitas yang dilakukan oleh profesi
keperawatan berupa kebijakan srategis dalam memberikan asuhan keperawatan.
Ruang Lingkup Ilmu Politik dalam Keperawatan
Lingkup keberadaan perawat di dalam area politik tidak hanya terbatas pada kepentingan perawat
itu sendiri seperti menciptakan iklim yang kondusif bagi keperawatan terutama mendapatkan legitimasi
masyarakat di dalam upaya mendukung usaha-usaha memberikan asuhan keperawatan, tetapi juga
bagaimana suatu regulasi/undang-undang di keperawatan bisa tercipta.
Ada banyak hal yang harus dilakukan seorang perawat dalam berperan secara aktif dan pasif
dalam dunia politik. Mulai dari kemampuan yang harus dimiliki bidang poitik hingga talenta yang harus
dimilki mengenai sense of politik. Seseorang berkewajiban untuk melakukan hak dari kewajibannya
sebagai insan politik guna melakukan hak dari kewajibannya sebagai insan politik guna melakukan
perilaku politik yang telah disusun secara baik oleh undang-undang dasar dan perundangan hukum yang
berlaku. Dari hal tersebut perawat merupakan insan dari perpolitikan juga berhak dan berkewajiban ikut
serta dalam mengambil kekuasaan demi terwujudnya regulasi profesi keperawatan yang nyata. Dari hal
tersebut, perawat juga bisa memperjuangkan banyak hal terkait dengan nasib perawat itu sendiri.
Keterlibatan perawat dalam aktivitas politik lokal dan nasional akan menjadi
penting
Oestberg (2012) menjelaskan dengan ringkas:
“Jika perawat tidak berdiri untuk masalah yang penting bagi kita, mereka
yang memiliki kepentingan yang bersaing dalam perawatan kesehatan
mungkin satu-satunya yang suara-suaranya didengar.”
Di titik inilah perawat bisa menjadi profesi yang sering dirugikan oleh
kebijakan kesehatan yang dibuat
Marquis dan Huston (2015) mendefinisikan politik
sebagai "seni menggunakan kekuatan yang sah
dengan bijaksana".
Profesi keperawatan memiliki kekuatan yang
signifikan untuk memengaruhi kebijakan kesehatan
dalam skala global dan nasional.
KELEMAHAN
KEKUATAN
Minimnya kesadaran
K
Jumlah anggota
Keperawatan di setiap
Daerah / Wilayah
K perawat dalam bidang
politik
ANCAMAN
PELUAN G
Dukungan organisasi
profesi melalui Bid P A Pemahaman politik masih
rendah
Pemberdayaan Politik Belum menjadi satu
kesatuan visi dan misi
dalam bid politik
MOTIVASI
KATA KUNCI