Anda di halaman 1dari 18

Partisipasi

Politik
Perawat
I Ma de Sunda ya na

Anggota Departemen Pemberdayaan Politik DPP PPNI


Kata Pengantar

Keperawatan adalah profesi kesehatan terbesar. Bersama dengan kebidanan, profesi


keperawatan menguasai hampir 50% dari tenaga kerja kesehatan di seluruh dunia. Dari 43,5
juta tenaga kesehatan di dunia, diperkirakan bahwa 20,7 juta adalah perawat dan bidan
(WHO, 2017).
Di Indonesia perawat telah menjadi profesi terbesar yang ada di dalam pelayanan kesehatan.
Kementerian Kesehatan (2017) mencatat ada sekitar 296.876 orang perawat (49%) yang
bekerja dalam pelayanan kesehatan. Data ini jauh lebih rendah dari apa yang disampaikan
oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) bahwa saat ini perawat yang terdaftar
berjumlah hampir mencapai 1 juta orang (Berita Satu, 2018).
Besarnya jumlah tenaga keperawatan memungkinkan perawat memiliki potensi untuk
menentukan kebijakan politik dalam skala global juga nasional
Definisi
Politik adalah

Suatu usaha untuk mencapai atau mewujudkan cita - cita atau


ideologi.

Kekuasaan dapat diartikan sebagai Authority, Control, dan


hubungan / Relationship.
Langkah Organisasi PPNI dalam Sosial Politik

Sebagai organisasi profesi, PPNI perlu melakukan hal – hal berikut


1. Melobi pemerintah dan badan pembuat kebijakan untuk 5. Mengedukasi anggota tentang isu politik yang
memastikan keperawatan masuk di dalamnya berkembang
2. Memposisikan PPNI sebagai sumber pakar yang 6. Memastikan bahwa wakil PPNI dan focal points
penting untuk mengatasi berbagai tantangan Kesehatan keperawatan adalah orang orang yang terpilih yang
menguasai substansi dan mampu untuk
3. Waspada terhadap berbagai isu kesehatan dan publik berkomunikasi secara diplomatis
yang berkembang
7. Menyiapkan generasi muda perawat untuk peran
4. Memutuskan strategi yang paling tepat untuk kepemimpinan mempengaruhi keputusan kebijakan
keterlibatan perawat dalam berbagai proses pembuatan dan politik
kebijakan, peraturan dan perundang undangan
8. Menjalin hubungan dengan orang orang yang
berpengaruh, khususnya politisi
Perspektif Politik dalam Keperawatan

Self governance dan self regulated menjadi amat penting


untuk terus diperjuangkan.
Tanpa kemandirian profesi, maka akan sulit untuk
memberikan yang terbaik bagi masyarakat Indonesia dan
masyarakat dunia.
Globalisasi sangat berhubungan dengan kompetensi dan
pengakuan yang dikuatkan secara hukum atas kompetensi
yang dimiliki oleh perawat di tingkat nasional dan global
Sejarah, Prinsip Dasar dan Aktifitas Perawat di Dunia Politik
Menurut sejarah keterlibatan perawat dalam politik terbatas. Walaupun
secara individu seperti Florence Nightingale, LilianWald, Margaret Sanger, dan
Lavinia Dock telah mempengaruhi dalam pembuatan keputusan seperti sanitasi,
nutrisi, keluarga berencana dan keluarga yang kurang dihargai dalam kelompok
(HALL-LONG 1995). Akan tetapi pergerakan wanita telah memberikan
inspirasi pada perawat mengenai masalah perawatan kesehatan. Selain itu
dengan banyaknya lulusan berpendidikan tinggi masuk sebagai anggota profesi,
mereka membawa keperawatan ke dalam aktivitas dan kegiatan di kampus
universitas.
Pada 1974, ANA membentuk the nurses coalition in politics (N-CAP), yang
menjadi komite aksi politik (Political Action Committee (PAC)) pertama bagi
perawat. Organisasi ini, yang dikenal sebagai ANA-PAC, merupakan komite
aksi politik utama yang mencari dukungan bagi kandidat yang ingin ke dalam
kantor federal (Mason 1990).
Perawat & Politik

Dalam sejarah perkembangan keperawatan di dunia, perawat/ners selalu dilibatkan dalam


politik.
1. Florence Nightingale menggunakan kedekatannya dengan tokoh pejabat pemerintahan
yang sangat berkuasa untuk mendapatkan suplai dan SDM yang diperlukan untuk
merawat tentara yang luka saat perang Crimia.
2. Hannah Ropes berjuang untuk perawat/ners bagi tentara korban Civil War, karena ia
memahami siapa yang berpengaruh di Washington dan siapa yang mendukung upayanya
demi tentara tsb (Lienhard, 2002 in Ellis & Hartley, 2008).
3. Isabel Hampton memanfaatkan World’s Fair and Columbian Exposition untuk
mengumpulkan perawat pemimpin membentuk organisasi keperawatan yang pertama.
Belajar dari Proses UU Keperawatan

Tahun 1 9 8 9 Tahun 1 9 9 8 Tahun 2 0 0 5 Tahun 2 0 0 7

Cetusan awal untuk Penyusunan Rencana RUU Praktik PPNI mengambil inisiatif melakukan
memiliki Undang - Strategik Pengembangan K eperawatan diusulkan lobby meluaskan jalinan hubungan &
undang K eperawatan sistem keperawatan atas inisiatif jejaringDPR
fraksi dg RI, press conf &
diinisiasi oleh PSIK disusun dengan dukungan pemerintah dg no urut tulisan di media berbagai
FK UI DepK es & W HO (Renstra 160 untuk gerakanmassa, melakukan
simpatik di DPR RI & DepKes, dll
Nasional pertama yg diselesaikan DPR RI bertujuan agar RUU
pernah disusun) periode 2004 - 2009 K eperawatan
dialihkan menjadi usul inisiatif DPR
RI

ROADMAP UNDANG UNDANG KEPERAWATAN


ROADMAP UU KEPERAWATAN

Tahun 2009 2009 – BADAN LEGISLASI


Isu politik yang lebih panas kerap Strategi ini berhasil dengan
menjadi pengalihan sehingga menempatkan RUU Keperawatan
perawat mengangkat isu Mogok pada no urut 26 di Badan Legislasi
Nasional untuk dibahas 2009

.
2009 – KETERBATASAN WAKTU FEBRUARI 2013
Karena keterbatasan waktu di Setelah berbagai upaya & pressure Sidang
periode 2004 - 2009 maka Paripurna DPR RI memutuskan RUU
diagendakan dibahas dan Keperawatan menjadi prioritas dg inisiatif
disahkan di 2010 DPR RI
Undang Undang No 38 tahun 2014 tentang Keperawatan

Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 38


Tahun 2014 Tentang Keperawatan disahkan oleh
Presiden Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono pada
tanggal 17 Oktober 2014 dan UU Keperawatan mulai
diberlakukan setelah diundangkan oleh Menkumham
Amir Syamsudin di Jakarta dalam Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 307 dan
Penjelasan Atas UU 38 tahun 2014 tentang
Keperawatan dalam Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5612 pada tanggal 17
Oktober 2019.
Belajar dari pengalaman dan pendampingan oleh ICN, CNA, DPR
RI dan berbagai pemangku kepentingan baik secara individu
maupun organisasi, maka perawat Indonesia perlu memahami dan
memiliki keterampilan mempengaruhi proses politik, serta peran
organisasi profesi PPNI dan focal points keperawatan.
Pentingnya Perawat Berada di Area Poitik

Tidak di pungkiri lagi bahwa seorang perawat juga rakyat Indonesia yang juga memiliki hak
pilih dan tentunya telah melakukan haknya untuk memilih wakil-wakilnya sebagai anggota
legislatif namun seakan tidak ada satupun suara yang menyuarakan hati nurani profesi
keperawatan. Akankah hal ini di biarkan begitusaja? Tentunya tidak, karena profesi kita pun
mebutuhkan penyampaian aspirasi yang patut untuk di dengar dan di selesaikannya
permasalahan yang ada, yang tentunya akan membawa kesejahteraan rakyat seluruh profesi
keperawatan.
Pentingnya perawat berada di area politik itu adalah sebagai berikut :
• Politik menciptakan iklim yang kondusif bagi keperawatan terutama mendapatkan legitimasi
masyarakat dalam upaya mendukung usaha-usaha memberikan asuhan keperawatan.
• Politik memberikan kemudahan terhadap pencapaian tujuan keperawatan dalam melakukan
interferensi kepada masyarakat melalui serangkaian aktifitas yang dilakukan oleh profesi
keperawatan berupa kebijakan srategis dalam memberikan asuhan keperawatan.
Ruang Lingkup Ilmu Politik dalam Keperawatan

Lingkup keberadaan perawat di dalam area politik tidak hanya terbatas pada kepentingan perawat
itu sendiri seperti menciptakan iklim yang kondusif bagi keperawatan terutama mendapatkan legitimasi
masyarakat di dalam upaya mendukung usaha-usaha memberikan asuhan keperawatan, tetapi juga
bagaimana suatu regulasi/undang-undang di keperawatan bisa tercipta.
Ada banyak hal yang harus dilakukan seorang perawat dalam berperan secara aktif dan pasif
dalam dunia politik. Mulai dari kemampuan yang harus dimiliki bidang poitik hingga talenta yang harus
dimilki mengenai sense of politik. Seseorang berkewajiban untuk melakukan hak dari kewajibannya
sebagai insan politik guna melakukan hak dari kewajibannya sebagai insan politik guna melakukan
perilaku politik yang telah disusun secara baik oleh undang-undang dasar dan perundangan hukum yang
berlaku. Dari hal tersebut perawat merupakan insan dari perpolitikan juga berhak dan berkewajiban ikut
serta dalam mengambil kekuasaan demi terwujudnya regulasi profesi keperawatan yang nyata. Dari hal
tersebut, perawat juga bisa memperjuangkan banyak hal terkait dengan nasib perawat itu sendiri.
Keterlibatan perawat dalam aktivitas politik lokal dan nasional akan menjadi
penting
Oestberg (2012) menjelaskan dengan ringkas:
“Jika perawat tidak berdiri untuk masalah yang penting bagi kita, mereka
yang memiliki kepentingan yang bersaing dalam perawatan kesehatan
mungkin satu-satunya yang suara-suaranya didengar.”
Di titik inilah perawat bisa menjadi profesi yang sering dirugikan oleh
kebijakan kesehatan yang dibuat
Marquis dan Huston (2015) mendefinisikan politik
sebagai "seni menggunakan kekuatan yang sah
dengan bijaksana".
Profesi keperawatan memiliki kekuatan yang
signifikan untuk memengaruhi kebijakan kesehatan
dalam skala global dan nasional.
KELEMAHAN
KEKUATAN
Minimnya kesadaran

K
Jumlah anggota
Keperawatan di setiap
Daerah / Wilayah
K perawat dalam bidang
politik

ANCAMAN
PELUAN G

Dukungan organisasi
profesi melalui Bid P A Pemahaman politik masih
rendah
Pemberdayaan Politik Belum menjadi satu
kesatuan visi dan misi
dalam bid politik
MOTIVASI

“HIDUP YANG TAK PERNAH DIPERTARUHKAN


TAK KAN PERNAH DIMENANGKAN”

KATA KUNCI

“SUARA PERAWAT UNTUK PERAWAT’’


TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai