Anda di halaman 1dari 34

BUNDLE HAIS

Tita Setiawati

Puri Anyar 3 Cicadas, Subang

087822829356

titasetia2002@gmail.com

tita.setia2002

Pendidikan :
• AKPER DEPKES DR. OTTEN Bandung
• S1 Keperawatan Universitas Padjajaran
• Ners Universitas Padjajaran

Pekerjaan :
• Perawat Pelaksana GICU RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung 2001-2014
• IPCN Purnawaktu Komite PPIRS RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, September 2014 s.d
Sekarang

Organisasi :
• Pengurus HIPPII Wilayah Jawa Barat, 2017 s.d Sekarang
• Pengurus PERDALIN Jawa Barat, 2017 s.d Sekarang
Peserta diharapkan mampu :
1. Memahami program PPI
2. Memahami konsep infeksi
3. Menerapkan bundles PPI
pada ISK, IDO, PLABSI, di
FKTP
4. Menerapkan PPI pada
penngunaan O 2, Nebulizer,
perawatan luka
BAGAIMANA PELAKSANAAN PPI NYA ?
PENDAHULUAN
• Healthcare Associated Infection (HAIs)
• Lingkungan "Antibiotik"
• Faktor Predisposisi (prosedur invasif)
• Status pasien tidak dikompromikan
• Perilaku tenaga kesehatan, kelengkapan
peralatan, Kondisi lingkungan akan
menyebabkan Kolonisasi dan risiko infeksi
• Komite/Tim/Koord/PJ PPI sangat penting
untuk Monev
PENGERTIAN HAIs


Adalah infeksi yang terjadi pada pasien selama proses
perawatan di rumah sakit atau fasilitas pelayanan
kesehatan lainnya, dimana tidak ada infeksi atau
dalam masa inkubasi saat masuk rawat serta dapat
muncul setelah pulang rawat dan juga infeksi yang
dapat terjadi pada PETUGAS di fasilitas pelayanan
kesehatan karena pekerjaanya
.

66
PROGRAM PPI
(PMK No.27 tahun 2017 tentang PPI & PEDOMAN TEKHNIS PPI DI FKTP tahun
2021)

1. KEWASPADAAN ISOLASI
2. PENCEGAHAN PPI DENGAN BUNDLES
HAIs
3. SURVEILANS HAIs
4. PENDIDIKAN &PELATIHAN PPI
5. PENGGUNAAN AB YANG BIJAK

MONITORING DAN EVALUASI :


AUDIT MEMASTIKAN MASALAH
ICRA UPAYA PENYELESAIAN
MASALAH
STRATEGI PENCEGAHAN DAN MANAJEMEN
HAIs

BUNDLES HAIs
VENTILATOR INFEKSI INFEKSI INFEKSI INFEKSI
ASSOCIATED ALIRAN SALURAN DAERAH LAINNYA
INFECTION DARAH KEMIH OPERASI
(IAD) (ISK)

PREVENTION IS BETTER THAN CURE !


Alat, HH, tehnik disinfeksi alat,
FAKTOR RESIKO INFEKSI DI lingkungan
PELAYANAN KESEHATAN

Kontak PNEUMONIA Droplet


Alat , HH, APD
SDM handal
Kontak
Tekhnik aseptic

Alat , HH,
Kontak PLEBITIS/IAD KIPI tekhnik
aseptik

Kontak Droplet Kontak Droplet

Airborne IDO/ABSES IDO Airborne

Peralatan, HH, APD, Peralatan HH, APD


sterilitas alat, lingkungan, Sterilitas
lingkungan Kontak alat
ISK
immunitas pasien

Peralatan, SDM handar,


sterilitas alat, lingkungan
APA ITU BUNDLES ?
“Care bundles, in general, are
groupings of best practices with respect
to a disease process that individually
improve care, but when applied together
result in substantially greater
improvement” (www.ihi.org). 

Praktek berbasis bukti sahih yang


menghasilkan perbaikan kelu-
aran proses pelayanan Kese-
hatan bila dilakukan secara
kolektif dan konsisten
• HAIS memperpanjang hari rawat dan menjadi ancaman bagi
keselamatan pasien
• HAIs = Central line-associated bloodstream infections (CRBSI),
catheter-associated urinary tract infections (UTI), surgial site
infetions (SSI), ventilator associated pneumonia (VAP) : BISA
DICEGAH
• Resiko infeksi dapat dicegah dan dikendalikan dan menjadi
prioritas saat ini
• Kepatuhan petugas terkait standar PPI sangat mempengaruhi
resiko infeksi
MASALAH TERKAIT PELAKSANAAN BUNDLES

FAKTORS :
1. Perilaku individu ( Human factors)
2. Manajemen perubahan
3. Sumber daya (Peralatan dan Petugas)
4. Team Work dan komunikasi
1. Infeksi yang terjadi pada pasien
yang terpasang urine kateter > 2 x
24 jam
2. Pasien memiliki kultur urin dengan
tidak lebih dari dua spesies
organisme yang diidentifikasi (tidak
termasuk flora campuran, kandida,
jamur, jamur dimorfik atau parasit
DEFINISI 3. Tanda & gejala
INFEKSI SALURAN
 Demam (>38 ○ C) pada pasien
KEMIH
dewasa
 Nyeri suprapubik
 Urine berubah warna,
frekuensi urine, dysuria
 Adanya tanda tanda abses
1. Kuman di meatus uretra bagian distal dapat
langsung masuk ke saluran / kandung kemih
ketika kateter dimasukan.
2. Pada indwelling kateter mikroorganisme
bermigrasi sepanjang permukaan luar kateter
di mukosa periuretra atau sepanjang
permukaan dalam kateter, setelah terjadi
kontaminasi pada kantong penampung urine
atau sambungan antara kantong penampung
dengan pipa drainase.
3. Dalam 8 jam setelah insersi terbentuk biofilm
pada permukaan kateter
01

Pelatihan petugas tentang prosedur cara


pemasangan & pemeliharaan kateter yang
benar, penggunaan sesuai indikasi
02

Pentingnya kepatuhan kebersihan


PENTING tangan dan tehnik aseptik yang benar
DIPERHATIKAN 03
Pertahankan/fiksasi kateter dan sterilitas
sistem drainage tertutup dengan benar
MENCEGAH TERJADI INFEKSI PADA
PEMASANGAN URINE KATETER Pemasangan kateter urine oleh petugas
04 yang terlatih
ISK Faktor Risiko Dari Pasien
o Immunocompromised
o Penyakit Penyerta
o Usia Extrim

Kriteria ISK o Jenis Kelamin

• Paling sering adalah asymptomatic.


• ISK simptomatik
• Nyeri suprapubik atau juga nyeri daerah Faktor Risiko Diluar Pasien
pinggang o Hand hygiene tidak adekuat
• Rasa tidak nyaman seluruh tubuh o APD tdk tepat dan benar
• Demam o Sumber daya kurang
• Terpasang kateter 2 hari kalender atau o Metode kateterisasi
riwayat terpasang kateter urine menetap o Kualitas pemeliharaan kateter
tapi sudah dilepas < 3 hari o Kurangnya perawatan kateter
• Specimen urine kultur positif/bakteriuria o Teknik sterilitas kurang
o Pemakaian jangka lama
• Lekosituria
INSERSI KATETER
1. lakukan kebersihan tangan sebelum dan sesudah pemasangan atau manipulasi kateter
2. Pemasangan dilakukan oleh orang yang terlatih yang mengetahui teknik pemasangan
dan perawatan aseptik kateter
3. Menggunakan teknik aseptik dan peralatan steril
4. Pastikan kateter terpasang dengan benar untuk mencegah pergerakan yang
meminimalkan trauma
5. Letakan kantong urine kateter lebih rendah bladder dan pastikan urine kateter tidak
kingking (tidak diletakan di lantai)
BUNDLE ISK 6. Gunakan sistem tertutup(Close system) dan tulis tanggal pemasangan urine kateter

Pemeliharaan kateter :
 Pertahankan sterilitas dan sistem tertutup pada urine kateter, Jangan buka sambungan
kateter kecuali jika akan diirigasi
 Pertahankan aliran urine lancer Ganti urine kateter dan urine bag sesuai indikasi :
kotor, rusak
 Monitor tanda dan gejala ISK dan tidak menggunakan Antimikroba untuk propylaksis
 Pertahankan kantong dan tubing kateter lebih rendah dari bladder dengan posisi lurus
BUNDLES
INFEKSI DAERAH OPERASI

(IDO)
03
BUNDLES INFEKSI DAERAH OPERASI
Adalah penerapan praktik yang baik berbasisi bukti sahih dalam
pentalaksanaan operasi bedah minor atau superficial Incisioan surgical site
Infection (pre, Intra dan pasca operasi) yang merupakan operasi minor yang
sering di lakukan di FKTP yang sesuai prinsi PPI
INFEKSI DAERAH OPERASI (IDO)
 Bedah Minor adalah suatu tindakan operasi ringan dengan menggunakan anestesi yang bersifat
local dan dapat dilakukan dengan menggunakan peralatan sederhana
PENERAPAN PENCEGAHAN INFEKSI PADA
TINDAKAN OPERASI

PRE -OP INTRA-OP PASKA-OP


1. Mandi dengan sabun 1. Gunakan APD sesuai indikasi dan 1. Lakukan tehnik aspetik
antiseptic resiko pajanan
2. Antiseptik permukaan kulit (alcohol 2. Tidak menggunakan
2. Pastikan ruangan tertata atau inodine 2 % atau clorheksidin 2-4 antimikroba topical
baik, bersih, sirkulasi udara % untuk perawatan luka
baik 3. Pertahankan rauang Tindakan sirkulasi
3. Pencukuran rambut jika 12 kali/jam suhu 19-24C kelembaban 3. Melepas dressing < 48
menggangu jalannya operasi 40-60% jam
gunakan clipper 4. Hindari penggunaan antimikroba
sebagai irrigasi luka 4. Pilih dressing sesuai
4. Kebersihan tangan bedah 5. Jangan memberikan bubuj vankomisin kebutuhan konisi luka
5. APD sesuai indikasi kedaerah sayatan pembedahan
6. Peralatan dipergunakan sesuai kriteria
6. Batasi jumlah org dalam kritikal, semi kritikal dan non kritikal
ruangan
PERIPHER LINE ASSOCIATED
INFECTION DAN PLEBITIS

(PLABSI)
03
PEMASANGAN IV LINE
PERIFER (INFUS)
TUJUAN
1. Mempertahankan atau mengganti cairan tubuh
yang menganung air, elektrolit,vitamin, protein
lemak, dan kalori yang tidak dapat dipertahankan
secara adekuatmelalui oral.
2. Memperbaiki keseimbangan asam basa dan
komponen volume darah
3. Memberikan jalan masuk untuk pemberian obat-
obatan kedalam tubu
4. Memberikan nutrisi pada saat system pencernaan
di istirahatkan
Pathogenesis

Potensial sources for contamination of intravascular devices


BUNDLES PLABSI (Peripheral Line Associated
Blood Stream Infection)

INSERSI
Perawatan
1. Kebersihan tangan
1. Lakukan kebersihan tangan
2. Gunakan sarung tangan bersih
2. Gunakan APD sesuai indikasi
3. Gunakan troli Tindakan 3. Lakukan disinfeksi (membuka atau menutup)
4. Pelilihan lokasi insersi sambungan infus (hub) dengan alcohol 70 %
5. Disiinfeksi area insersi dengan 4. Gunakan Kasa atau balutan steril
alcohol 70 % 5. Jika terjadi cloth (bekuan) pastikan dan segera
ganti
6. Penutupan area insersi (Kasa
6. Perawatan dan penggantian administrasi set
steril atau transparent dressing)  Ganti atau pindahkan 3 – 5 hari
7. Pastikan perangkat infus tertutup  Transfusi set ganti 24 jam
 Parentral nutris 24 jam
dan tergantung 7. Kaji kebutuhan jika tidak diperlukan segera
8. Berikan label yang jelas lepaskan
PENCEGAHAN LANJUT KEJADIAN
PLEBITIS
PENCEGAHAN INFEKSI PADA
PENGGUNAAN O2 NASAL,
NEBULIZER DAN PERAWATAN LUKA

04
PPI pada penggunaan peralatan peralatan
kesehatan : o2 Nasal

I. PPI pada therapy oksigen nasal


1. Lakukan kebersihan tangan
2. Slang O2 single use dan reuse dengan pasien
yang sama
3. Pastikan cairan dan tabung humidifier diganti
setiap pergantian pasien
4. Pastikan tidak ada slang oksigen masih
tergantung setelah tidak digunakan pasien lagi
5. Slang oksigen yang tidak terpakai di buang ke
limbah infeksius
PPI pada penggunaan peralatan peralatan
kesehatan : Nebulizer

Single use
II. PPI pada penggunaan nebulizer
1. Pastikan peralatan nebulizer dalam kondisi siap
pakai dan bersih dan dilakukan test kelayakan
penggunaan
2. Lakukan kebersihan tangan
3. Penggunaan peralatan : pastikan peralatan single
atau reuse Re Use
4. Penggunakan cairan dan obat campuran sekali disinfeksi
pakai, buang setelah selesai dipergunakan dan
jika berbagi untuk pasien yang berbeda maka
lakukan tehnik aseptik dengan waktu yang sama
5. Semua limbah yang dihasilkan setelah
pemakaian dianggap sebagai limbah infekius
PPI pada penggunaan peralatan peralatan kesehatan : perawatan luka

III. Perawatan luka


1. Lakukan Teknik aseptik dan gunakan
peralatan steril ketika melakukan
perawatan luka
2. Lakukan kebersihan tangan
3. Buka penutup luka bersih setelah 48 Jam
4. Berikan profilaksis anti tetanus jika
diperlukan
5. Buang limbah sesuai indikasi
• Penggunaan Alat kesehatan meliputi alat intra vaskuler, alat
ventilator, alat urine kateter akan berisiko terjadinya infeksi
• Infeksi dapat dicegah dengan memahami dan melaksanakan
penggunaan alat kesehatan menggunakan “ Bundles “
• Infeksi terkait penggunaan alat meliputi Infeksi saluran kemih
(ISK), Penggunaan ventilator (VAP), tindakan operasi (IDO),
penggunaan alat intra vena (IAD) , pemberian oksigen nasal,
pemberian nebilizer dan perawatan luka
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai