Anda di halaman 1dari 19

Tugas Pembelajaran PKn DI SD

MODUL 8
HUBUNGAN KONSEP, NILAI, MORAL, DAN NORMA
DENGAN TUNTUTAN PERILAKU WARGA NEGARA

Nama : Tb.Ludy Agustia Muchtar


NIM : 857343759
Smester : I BI
Kelas : B PGSD
PETA KONSEP
MODUL 8
HUBUNGAN KONSEP, NILAI, MORAL, DAN NORMA
DENGAN TUNTUTAN PERILAKU WARGA NEGARA

Terdiri dari

KB.1 KB. 2
KB. 3
KONSEP, NILAI, MORAL, KONSEP, NILAI, MORAL,
DAN NORMA (KNMN) DAN NORMA(KNMN) KONSEP, NILAI, MORAL,
DALAM HUBUNGAN DAN NORMA (KNMN)
DALAM HUBUNGANNYA DALAM PENGEMBANGAN
WARGA NEGARA DENGAN DENGAN KOMITMEN BELA NEGARA
NEGARA SESAMA WARGA NEGARA
KONSEP, NILAI, MORAL, DAN NORMA (KNMN) DALAM HUBUNGAN WARGA
NEGARA DENGAN NEGARA

Pengenalan nilai dengan pengalaman nilai tidak sama pengertiannya.


Kaitan konsep nilai, moral, dan norma dalam hubungan antara warga
Negara dengan Negara sangat erat dan mempunyai pengaruh timbal balik.

Konsep : Pengertian yang menunjukkan pada sesuatu. Dan konsep nilai


adalah pengertian yang menunjuk pada nilai tertentu.
Nilai : Sesuatu yang merujuk kepada tuntunan yang membedakan
perilaku yang membedakan perbuatan yang baik dan buruk
atau sebagai kualitas kebaikan yang melekat pada sesuatu.
Moral : Keharusan perilaku yang dibawakan oleh nilai.
Norma : Sumber dasar hukum yang menguatkan kedudukkan konsep,
nilai, dan moral serta perilaku yang dilakukan.
.

3
KONSEP, NILAI, MORAL, DAN NORMA (KNMN) DALAM
HUBUNGAN WARGA NEGARA DENGAN NEGARA

• pengertian yang menunjukkan pada sesuatu.


1 Dan konsep nilai adalah pengertian yang
menunjuk pada nilai tertentu

• Membimbing para siswa utnuk


mengembangkan sikap-sikap positif dalam
2 mendekati masalah perbedaan budaya, ras,
etnik, dan kelompok agama.

• Mendorong siswa untuk tidak jadi kelompok


3 yang dirugikan dengan cara memberikan
ketrampilan

• Membimbing para siswa mengembangkan


4 kemampuan memahami saling keterhubungan
dan ketergantungan budaya
Mengubah sikap seseorang tidaklah semudah seperti
memindahkan barang dari tempat satu ke tempat yang lain,
tetapi memerlukan proses dan kebiasaan-kebiasaan yang
mendukung kea rah itu pula. Mengenai hal tersebut ada
beberapa pendekatan yang kita kenal :
1. Pendekatan emosional, bertujuan untuk menggugah
perasaan dan emosi siswa dalam pemahami, menghayati,
dan meyakini nilai yang akan ditanamkan.
2. Pendekatan rasional, bertujuan memberikan peranan
kepada akal dalam memahami dan menerima kebenaran
nilai tersebut.
Tujuan pendidikkan nasional terdapat pada pasal 3 UU RI No. 20
tahun 2003 tentang Sistem Pendidikkan Nasional, yaitu“
Pendidikkan Nasional berfungsi mengembangkan dan membentuk
watak serta peradapan bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi pesrta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
Negara yang demokratis serta bertangung jawab”.

Dilihat dari sisi perilaku baik pendidikan dasar maupun menengah


adalah untuk membentuk warga negara yang berbudi pekerti
luhur, beriman, dan bertaqwa terhadap Tuhan YME
Perlu kita pahami bahwa dalam aspek kehidupan berbangsa
dan bernegara tentunya sangatlah luas dan tidak lepas dari
kehidupan yang meliputi berbagai satu kesatuan di bidang Politik,
Ekonomi, Sosial, Budaya, dan Hankam (GBHN 1993).

Oleh sebab itu keikutsertaan rakyat dalam kehidupan


bernegara merupakan hal yang mutlak, dalam Pemerintahan
Demokrasi Pancasila terutama dalam Pembangunan. Partisipasi
yang diberikan pada negara tersebut haruslah partisipasi yang
tumbuh karena kesadarannya sendiri, artinya kesadaran-kesadaran
tentang hak dan kewajiban sebagai warga negara yang dilandasi
oleh penghayatan nilai-nilai luhur yang menjiwai sistem yang
berlaku.
KB. 2. KONSEP, NILAI, MORAL, DAN NORMA (KNMN) DALAM HUBUNGANNYA
DENGAN SESAMA WARGA NEGARA

Secara kodrati manusia dilahirkan ke bumi ini sebagai mahluk social


( Zoon Politicon ).Ia akan senantiasa berhubungan dengan manusia lain dan
lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Oleh karena itu, salah
satu upaya yang dilakukan dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup manusia
adalah membangun suatu wadah tempat mereka berlindung yang dinamakan
Negara. Secara otomatis mereka- pun menjadi anggota dari organisasi
keanggotaan mereka dalam organisasi negara yang kita sebut dengan Warga
Negara.

Menurut Rustandi ( 1988;60 ) “ Warga Negara ialah mereka yang


berdasarkan hukum merupakan anggota dari suatu negara. Yang tidak
termasuk Warga Negara disebut orang asing ( bukan warga negara )”. Untuk
dapat dikatakan sebagai Warga Negara seseorang harus dinyatakan secara
legal ( sah ) menjadi Warga Negara.
Pasal 26 ayat ( 1 ) menyatakan bahwa “ yang menjadi
Warga Negara Indonesia adalah orang – orang bangsa
Indonesia asli dan orang – orang bangsa lain yang disahkan
dengan Undang _ Undang sebagai Warga Negara “ ayat ( 2 )
menyatakan bahwa “ Syarat - syarat yang mengenai
kewarganegaraan Negara ditetapkan dengan Undang –
undang”.
Orang – orang Indonesia asli adalah orang – orang yang
dilahirkan oleh orang tua yang berasal dari seluruh wilayah
Indonesia yang tersebar dari Sabang sampai Merauke.
Warga Negara Indonesia yang beraneka ragam, dalam suku
bangsa, agama dan keyakinan, budaya adat istiadat
Penanaman dan pembiasaan sikap yang berlandaskan nilai-
nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari sangatlah perlu dari
usia dini dalam rangka pembinaan dan Pembentukan Pribadi
Warga Negara.
Hal tersebut dikatakan perlu! Oleh karena lebih strategis atau
lebih baik lagi bila diawali dari Pendidikan Dasar. Nilai-nilai
tersebut seperti tenggang rasa, tanggung jawab, pengendalian
diri, tolong menolong, harga menghargai. Tentu saja penanaman
sikap itu harus diimbangi tingkat kecerdasan yang tinggi pula.
Adapun yang menjadi pertimbangan selain dari
manusia-manusia Indonesia secaraperibadi-peribadi, yang
memiliki nilai-nilai tersebut landasan utamanya adalah
sebagai berikut:
1. Landasan Idiil Pancasila
Pancasila mengajarkan dalam bekerja sama dengan
bangsa lain untuk menciptakan perdamaian dilandasi
pertanggungjawaban kepada Tuhan Yang Maha Esa. Pada
Pembukaan UUD 1945 pada alinea IV menyebutkan ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial . 
2. Landasan Struktural
Bidang luar Negeri UUD 1945 menyebutkan pasal 11 sebagai
berikut: Presiden dengan persetujuan DPR menyatakan perang,
membuat perdamaian dan perjanjian dengan negara lain.

3. Landasan Operasional
Sebagai realisasi dan apa yang tercantum dalam Pancasila,
Pembukaan UUD 1945 di atas untuk politik luar negeri Republik
Indonesia bebas aktif intinya agar bangsa Indoneasia berkawan baik
dengan semua bangsa di dunia dan tidak pilih kasih. Selama ada
masalah- masalah kehidupan masyarakat dunia bangsa Indonesia
tidak boleh berpangku tangan, artinya harus ikut aktif mengatasinya
. Penegasan tercantum di dalam GBHN ( Ketetapan MPR No. 11 /
MPR / 1983 )
KB. 3 KONSEP, NILAI, MORAL, DAN NORMA (KNMN) DALAM pengembangan
komitmen bela negara

Setiap warga negara memilki hak dan kewajiban dalam bela


negara.
Bela negara dapat terwujud dilandasi oleh adanya tekad, sikap
dan tindakan warga negara yang teratur, menyeluruh, terpadu
dan berlanjut didasarkan oleh sasaran PPBN, yaitu :
1. Kecintaan pada tanah air
2. Kesadaran berbangsa dan bernegara indonesia
3. Keyakinan akan kesaktian pancasila sebagai ideologi negara
4. Kerelaan berkorban.
 
WAWASAN NUSANTARA
Wawasan nusantara adalah cara pandang bangsa indonesia tentang
diri dan lingkungannya bedasarkan ide nasionalnya, yaitu pancasila
dan UUD 1945 sebagai aspirasi suatu bangsa yang merdeka,
berdaulat dan bermartabat ditengah-tengah lingkungannya, dan
yang menyimpang dalam tindak kebijaksanaannya, dalam mencapai
tujuan persoalan nasional (GBHN 1978).

Wawasan dalam mencapai tujuan Pembangunan Nasional (TAP


MPR/Nomor II/MPR/1993 tanggal 11 Maret 1993 tentang BGHN
Bab II sub E) adalah wawasan Nusantara yang mencakup: satu
kesatuan politik, satu kesatuan ekonomi, satu kesatuan sosial dan
budaya serta satu kesatuan pertahanan dan keamanan.
CINTA TANAH AIR

Menganal dan mencintai wilayah Nasionalnya, sehingga


selalu waspada serta siap membaca tanah air Indoensia
terhadap segala bentuk: ancaman, tantangan, hambatan
dan gangguan (ATHG) yang dapat membahayakan
kelangsungan hidup bangsa dan negara oleh siapa pun
dan dari manapun.
KESADARAN BERBANGSA DAN BERNEGARA

Selalu membina kerukunan, persatuan, kesatuan di


lingkunan: keluarga, pemukiman, pendidikan dan dan
pekerjaan serta mencintai budaya bangsa dan selalu
mengutamakan kepentingan pribadi, keluarga dan
golongan.
RELA BERKORBAN UNTUK BANGSA dan NEGARA

1. Rela mengorbankan waktu, tenaga, pikiran dan harta


benda untuk kepentingan umum
2. Siap mengorbankan jiwa raga bagi kehidupan Bangsa
dan Negara
YAKIN AKAN KESAKTIAN PANCASILA
1. Yakin akan kebenaran Pancasila: sebgai satu-satunya
falsafah dan ideologi bangsa dan negara

2. Terbuktinya kesaktiannya dalam penyelenggaraan


kehidupan berbangsa dan bernegara guna terciptanya
Tujuan Nasional.
SELESAI

Anda mungkin juga menyukai