Xbudidaya Ikan Koi
Xbudidaya Ikan Koi
PENYUSUN
NURSALAM, S.PI
1. BIOLOGI IKAN KOKI
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Subfilum : Craniata
Classis : Ostheichtyes
Ordo : Teleoste
Sub : Cyprinoidea
ordo : Cyprinidae
Familia : Carassius
Genus : Auratus Linnaeus
Species
Menurut Bacthtiar (2005) Ikan Mas koki memiliki bentuk tubuh pendek dan
bulat, mata lebar dan besar, bersirip, dan disisi tubuhnya terdapat gurat sisi yang
mempunyai lembaran insang. Insang yang berfungsi sebagi alat pernafasan. Dari insang
ikan koki dapat memperoleh oksigen dengan cara menghisap melalui mulutnya
kemudian menyaringnya dengan lembaran insang. Oksigen yang masuk dalam tubuh
ikan akan bersama dengan air dan dibawa oleh aliran darah. Maka dari itu, apabila
kualitas air dalam pemeliharan ikan mas koki tercemar maka akan mempengaruhi
kandungan karbondioksida dan kotoran lainnya akan dibebaskan oleh bagian belakang
lembaran insang tersebut.
Ikan mas koki sangat mudah menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Ikan mas
koki hidup pada perairan tropis dengan kisaran suhu 20-250C dengan pH dan
keseadahan normal. Kondisi lingkungan yang ideal menjadi faktor utama dalam
memaksimalkan pertumbuhan dan warna ikan mas koki (Agus, 2001). Untuk itu dalam
pemeliharaan ikan mas koki harus mempertahankan suhu, agar berada dalam kisaran
suhu yang optimal. Di karenakan pemeliharaan diluar suhu optimal dapat merusak
sistem kekebalan tubuh ikan mas koki dan akan menimbulkan penurunan nafsu makan
dan gangguan pada pertumbuhan ikan mas koki. Ikan mas koki dapat hidup dalam
perairan yang memiliki kandungan oksigen 5 mg/L, pH 7-7,8, tingkatan ammonia terlarut
0,05 mg/L dan tingkat nitrite larut maksimal 0,05 mg/L (Waston et al., 2004). Ikan mas
koki dianggap sebagai ikan yang tangguh karena ikan mas koki dapat bertahan hidup di
air berkualitas buruk. Walaupun demikian kualitas air penting diperhatikan agar
pertumbuhan, reproduksi dan kesehatan ikan berjalan optimal ikan mas koki dapat
hidup umur 30 tahun dengan panjangan 23 inches (58 cm) dan berat mencapai 2,7 kg
(Watson et al., 2004).
2
terjadi secara alami. Pemijahan buatan adalah pemijahan yang dilakukan dengan
memberikan rangsangan hormon pada induk, kemudian dilakukan ovulasi melalui
bantuan manusia yaitu dengan stripping atau pengurutan perut induk.
Induksi kelenjar hipofisa atau hormon ovaprim ke dalam tubuh ikan yang sudah
matang gonad merupakan salah satu upaya untuk mempercepat proses pemijahan,
sehingga dapat merangsang perkembangan telur dan ketersediaan benih dalam kualitas
serta kuantitas yang cukup dapat dicapai. Rendahnya nilai fekunditas pada ikan koki
yang dipijahkan secara alami jika dibandingkan dengan yang diinduksi ovaprim. Hal
tersebut dikarenakan pada proses pemijahan secara alami kondisi induk dan faktor
lingkungan, seperti suhu dan stres akibat predator, dapat menyebabkan variasi tingkat
kematangan telur serta mengakibatkan rendahnya nilai fekunditas. Induksi kelenjar
hipofisa atau hormon ovaprim ke dalam tubuh ikan yang sudah matang gonad
merupakan salah satu upaya untuk mempercepat proses pemijahan, yang dapat
merangsang perkembangan telur dan pemijahan untuk menciptakan ketersediaan benih
dalam kualitas dan kuantitas yang cukup. Waktu inkubasi Ikan Koki berkisar 8-12 jam
dan waktu pemijahan secara umum terjadi pada malam hari. Telur yang dihasilkan satu
pasang induk koki dapat mencapai 3000 - 5000 butir telur, bahkan untuk koki tosa dan
black moor dapat mencapai hingga 8000 butir. Proses pemijahan dan penetasan telur
akan lebih baik dan sempurna pada suhu yang hangat sekitar 27 - 30 0 C.
3
2. PEMELIHARAAN DAN SELEKSI INDUK IKAN KOKI
4
terlebih dahulu menyikat dinding kolam, hal ini dilakukan untuk menghilangkan lumut
yang biasanya menempel pada dinding kolam. Selanjutnya kolam dikeringkan selama 1-
3 hari untuk memutus daur hidup patogen. Setelah kering, kolam diisi air dengan
ketinggian 20 - 30 cm supaya air kolam mendapatkan sinar matahari yang cukup
sehingga suhu air tetap hangat. Sebaiknya air yang digunakan adalah air sumur yang
sudah diendapkan selama 24 jam supaya pH dan suhunya normal, sebagai pencegahan
jamur pada air, kolam juga diberi methylene blue. Jika sumber air yang digunakan air
PDAM maka kadar kaporitnya harus dinetralkan terlebih dahulu dengan mengendapkan
dan mengaerasi selama 3 hari, atau bisa ditambahkan 1 sendok makan sodium sulfat per
200 liter air. Jika kondisi cahaya matahari cukup bagus bisa dilakukan penjemuran air
tersebut selama 2 - 3 hari. Kolam pemeliharaan induk adalah kolam yang digunakan
sebagai tempat pemeliharaan calon induk hingga matang gonad dan siap untuk memijah.
Untuk melakukan pemijahan Ikan Koki, sebaiknya dipilih induk ikan mas koki
yang baik dan sehat. Untuk melakukan seleksi induk dilakukan pada sore atau pagi hari
yang suhunya stabil supaya tidak stres, untuk mengetahui induk matang gonad maka
dilakukan striping (pengurutan) secara hati - hati perut induk diurut dari bawah sirip
dada atau dibawah tutup insang kearah lubang genital.
1. Terdapat bintik - bintik pada bagian sirip Bagian sirip dada ketika diraba akan
dada, umumnya teksturnya kasar dan terasa halus
menonjol ketika diraba
2. Ketika perut indukan diurut pelan - Ketika bagian perut diurut akan
pelan akan keluar cairan berwarna putih terasa lembek dan mengeluarkan
dari lubang genital cairan berwarna kuning
3. Lubang genital induk jantan akan lebih Lubang genital induk betina
menonjol berwarna kemerah-merahan
4. Usia ideal indukan jantan 7 bulan Usia ideal indukan minimal 8 bulan
6. Fisiknya utuh, lengkap, tidak cacat Fisiknya utuh, lengkap, tidak cacat
5
3. PERSIAPAN WADAH DAN MEDIA BUDIDAYA IKAN KOKI
Kegiatan pendederan dan pembesaran benih Ikan Koki dapat dilakukan pada
wadah yang lebih besar agar pertumbuhan Ikan Koki lebih maksimal. Secara prinsip
media dengan kualitas air yang lebih stabil akan mengoptimalkan pertumbuhan benih
Ikan Koki, artinya bahwa semakin besar media pendederan maka akan semakin optimal
pertumbuhan benih Ikan Koki. Persiapan wadah dan media pembesaran Ikan Koki antara
lain sebagai berikut :
1. Menyiapkan wadah berupa akuarium atau bak terpal dan bak beton sesuai
kebutuhan
2. Melakukan pembersihan/pencucian dan sterilisasi baik dengan dilakukan
pengeringan, pencucian dengan klorin dan menyemprotkan obat anti lumut berupa
cuprisulfat
3. Wadah pemeliharaan diisi dengan air yang telah ditandon/diendapkan dengan
kedalaman 20 – 30 cm
4. Jika pemeliharaan dilakukan pada kolam outdoor, maka air media dapat
ditambahkan garam krosok hingga 1 ppt
7
4. PEMIJAHAN IKAN KOKI
Pemijahan alami diawali dengan memilih induk betina dan jantan yang sudah siap
kawin . Pemijahan alami dilakukan dengan memasangkan induk jantan dan betina
dalam kolam dengan perbandingan jantan betina adalah 2 (jantan) : 1 (betina).
Penebaran induk ikan mas koi dilakukan pada siang hari atau sore hari agar induk tidak
stres, namun sebelumnya induk koi diberok terlebih dahulu selama 1 (satu) hari.
Pemijahan berlangsung pada malam hari menjelang pagi hari setelah itu induk
dipindahkan, dan telur yang berada di kakaban akan menetas selama 2 -3 hari.
Proses pemijahan semi buatan diawali dengan memilih induk yang matang gonad
dengan perbandingan antara jantan dan betina sebanyak 2 (jantan) : 1 (betina). Sebelum
ditempatkan induk diberokan selama 1 hari pada induk diawali dengan membius induk
Ikan Koki. Pembiusan dengan obat bius khusus ikan atau bisa juga dengan merendam
induk Ikan Koki pada air yang dicampur dengan es batu ini bertujuan untuk
memingsankan induk , selama proses penyuntikan hormon ovaprim sehingga
mengurangi stres pada ikan dan menghindari terjadinya kematian selama proses
penyuntikan hormon. . Penyuntikan dilakukan secara intramuscular atau dekat otot
punggung ikan dengan dosis induk betina 0,3 - 0,5 ml/kg dan induk jantan 0,1 - 0,3
ml/kg. Kemudian dilepaskan kembali ke kolam pemijahan yang telah ditempatkan
substrat penempelan telur untuk dipelihara sampai memijah. Waktu inkubasi antara
8 - 12 jam dan waktu pemijahan secara umum terjadi pada malam hari.
Pemijahan secara buatan diawali dengan memilih induk jantan dan betina yang sudah
matang gonad. Pembiusan dengan obat bius khusus ikan atau bisa juga dengan
merendam induk Ikan Koki pada air yang dicampur dengan es batu ini bertujuan untuk
memingsankan induk , selama proses penyuntikan hormon ovaprim sehingga
mengurangi stres pada ikan dan menghindari terjadinya kematian selama proses
penyuntikan hormon. . Penyuntikan dilakukan secara intramuscular atau dekat otot
punggung ikan dengan dosis induk betina 0,3 - 0,5 ml/kg dan induk jantan 0,1 - 0,3
ml/kg. Kemudian induk ditempatkan pada air bersih secara terpisah antara induk jantan
dan betina masa inkubasi sekitar 10 - 12 jam. Kemudian induk jantan dan betina
8
dipingsankan terlebih dahulu untuk distriping mengambil telur dan sperma kemudian
diencerkan dengan NaCL 0,9 % sebanyak 50 ml (selama proses striping sel telur dan
sperma pastikan keduanya tidak terkena air). Telur yang sudah tercampur dengan
merata kemudian letakkan telur pada kakaban yang yang sudah disiapkan. BIarkan 36 -
40 jam sampai menetas dan pada wadah penetasan dapat dipasang aerator atau heater.
Supaya dapat menetas dengan baik, telur Ikan Koki harus selalu terendam dalam
air dan suhu air dijaga agar selalu konstan. Bila suhu terlalu dingin penetasan dapat
berjalan lebih lama, namun bila terlalu tinggi maka telur dapat mati serta membusuk.
Selesai melakukan pemijahan, telur yang telah di buahi akan
menempel pada kakaban yang disiapkan, induk jantan dan betina dipindahkan pada
kolam induk, kemudian telur menetas menjadi larva sekitar ± 24
jam.
9
Setelah 2-3 hari umumnya telur sudah menetas menjadi burayak koki , kakaban bisa
diangkat dibersihkan kemudian dikeringkan atao dijemur dibawah sinar matahari supaya
bisa digunakan kembali.
Larva Koki yang baru menetas tetap membawa kuning telur sebagai persediaan
makanan utama yang pertama sampai dengan burayak koki berumur 6 hari. Setelah itu
burayak bisa diberikan pakan berupa artemia sampai berumur 12 hari kemudian
dilanjutkan dengan kutu air (daphnia, moina) yang sudah disaring terlebih dahulu
sampai dengan burayak berumur 20 hari untuk dosis pakan kutu air ± 2 sendok makan
kutu air untuk 1000 ekor burayak. Pemberian pakan kutu air yang berlebihan akan
menyebabkan pasokan oksigen didalam air berkurang. Jika kutu air tidak bisa disediakan
kuning telur bisa diberikan sebagai penggantinya dengan dosis sebutir kuning telur
untuk 1000 ekor burayak. Kuning telur yang sudah direbus dan dihaluskan kemudian
dicampur dengan 4 L air. Tetapi pemberian pakan ini sudah mulai jarang di berikan
karena dapat menyebabkan air kolam cepat kotor jika sisa pakan tidak segera di
bersihkan. Air kolam yang kotor dapat menyebabkan kematian pada larva.
Larva yang telah berumur 20 hari langsung ditebar pada kolam pendederan yang
telah disiapkan. Pendederan dalam kolam bertujuan untuk membesarkan benih yang
masih berukuran kecil. Pemindahan larva ke kolam pendederan dilakukan pada pagi hari
atau sore hari untuk menghindari suhu yang terlalu tinggi yang dapat mematikan benih
ikan. Sebelum benih ditebar, pastikan ketinggian air sudah mencapai 30 cm atau lebih
agar fluktuasi suhu kisarannya tidak terlalu lebar. Benih terlebih dahulu di aklimatisasi
sejenak setelah itu perlahan lahan dilepaskan dan dibiarkan berenang sendiri keluar. Hal
ini bertujuan agar benih koki tidak stres saat dimasukkan ke dalam wadah baru. Untuk
pemberian pakan alami berupa cacing tubifek sampai benih ikan koki berumur 40 hari
dan cacing ini disaring terlebih dahulu, pemberian cacing sutera ini bertujuan untuk
menggemukan dan memacu pertumbuhan ikan koki. Jikan sudah lebih dari 40 hari bisa
diberikan pakan buatan yang mengandung protein minimal 40 %, untuk ikan mas koki
yang masih dibawah 1 tahun dosis yang diberikan 2 - 5 % dari berat tubuhnya, dan
diatas 1 tahun bisa diberikan dosis 1- 3 % dari berat tubuhnya dengan frekuensi
pemberian pakan 2 - 3 kali dalam sehari.
10
4.5. Pendederan Ikan Koki
Selama pendederan air diganti tiap 2 minggu sekali dengan mengurangi air
hingga 60% dari volume total dan menambahkan air yang baru. Pengecekan parameter
kualitas air dilakukan secara berkala terutama parameter pH harus dijaga agar tetap
optimal untuk pertumbuhan koki.
11
5. PEMELIHARAAN IKAN KOKI
besar, atau drum air bertutup. Treatment yang diberikan pada air tandon hanya
pemberian daun ketapang untuk menjaga ph dan menekan organisme merugikan.
12
ketersediaan pakan pada media pemeliharaan selalu tersedia. Ikan Koki biasanya ada
pada fase larva sampai umur 3 – 6 hari dari menetas, dan akan mulai membutuhkan
pakan alami pada umur 6 hari. Untuk mendukung usaha pembenihan dan pembesaran
Ikan Koki, maka pengetahuan tentang pengadaan pakan alami dijabarkan sebagai
berikut :
1. Infusoria
Larva Ikan Koki sangat kecil sehingga pada masa awal makan kira-kira usia 4 – 8
hari memerlukan pakan alami dengan ukuran yang sangat kecil pula sesuai
dengan
bukaan mulut ikan. Infusoria adalah pakan awal yang paling cocok karena selain
ukurannya yang sesuai dengan bukaan mulut larva koi juga kandungan
nutrisi yang
sesuai dengan kebutuhan larva Ikan Koki. Untuk mengadakan pakan alami
infusoria
- Siapkan wadah berupa akuarium atau basket sebagai media kultur infusoria
- Wadah kultur
maka kemudian diisiberikut
langkah-langkah dengandapat
air media pemeliharaan
dilakukan : Ikan Koki dan dapat
ditambahkan dengan air baru yang sudah ditandon. Sebagai catatan, air media
pemeliharaan yang digunakan saat kultur harus air dari ikan yang sehat
- Sebagai substrat dan nutrisi infusoria, maka dapat digunakan sayuran seperti bayam,
dan kol yang direbus terlebih dahulu untuk sterilisasi dan mempercepat munculnya
infusoria
- Selain dengan menggunakan sayuran, dapat pula digunakan pellet halus dengan
apu.
- Perubahan air akan terjadi yaitu menjadi keruh. Pada okndisi ini maka infusoria
belum muncul. Infusoria akan muncul setelah kondisi air media kultur menjadi jernih.
- Indikator munculnya infusoria adalah munculnya koloni berwarna putih pada
permukaan media kultur. Juka diamati pada air media kultur dan di sinar dengan
menggunakan lampu senter akan terlihat infusoria.
- Jika telah muncul infusoria maka untuk memberikannya pada postlarva Ikan Koki
dapat diberikan bersamaan dengan air media kultur secukupnya sesuai kebutuhan.
- Pemberian pakan lanjutan berupa Artemia dan Daphnia dapat dilakukan setelah
ukuran Ikan Koki memungkinkan untuk mengkonsumsi Artemia dan Daphnia sp.
13
2. Artemia
Artemia masuk kedalam kelas udang renik, pada salinitas tinggi akan
membentuk siste yang dapat disimpan dalam kondisi dorman. Siste artemia
dapat
ditetaskan pada kondisi air yang sesuai. Media hidup adari artemia sendiri
adalah air
asin dengan salinitas antara 28 – 35 ppt. Kandungan nutrisi dari larva artemia ini
sangat
cocok untuk larva ikan. Selain mengandung protein yang tinggi mencapai 50%
juga kaya
akan mineral yang dibutuhkan larva untuk pembentukan tulang dan sisik serta
perkembangan jaringan tubuh lainnya.
Benih ikankoi akan dapat mengkonsumsi larva artemia secara lancar memasuki
usia 6 – 8 hari. untuk itu pakan alami artemia ini dapat disiapkan sebagai pakan
lanjutan.
- Siapkan wadah kultur berupa botol atau galon air mineral atau wadah berbentuk
Pemberian pakan artemia ini tidak perlu terlalu lama, cukup 3 – 4 hari saja
kerucut
karena lainnya. Wadah kultur tersebut kemudian di cat hitam pada sekeliling wadah
benih
kecuali
Ikanpada bagian
Koki sudahdasar.
dapat mengkonsumsi Daphnia sp atau Moina sp. Adapun cara
kultur
- Wadah kultur diposisikan bagian kerucut ada dibawah dan bagian atas atau dasar
artemiadibuka/dipotong.
botol/galon adalah sebagai berikut :
Pada bagian dasar kerucut ditutup sengan kuat agar
tidak bocor saat diisi air. Untuk mempermudah panen artemia, dapat pula dipasang
selang panen pada bagian dasar sehingga saat panen hanya membuka kran panen
saja. Namun dengan pemasangan saluran tersebut maka siste artemia terkadang
banyak yang masuk kedalam selang sehingga tidak menetas. Jika demikian maka
saluran dapat ditiadakan dan menggunakan teknik sifon untuk memanen larva
artemia
- Wadah diisi dengan air laut dengan salinitas 30 – 38 ppt, jika tidak tersedia air laut
maka dapat diganti dengan garam. Penambahan garam dilakukan agar salinitas yang
dihasilkan sama dengan salinitas air laut yaitu 30 – 38 gr/liter air
- Pasang aerasi pada bagian dasar kerucut wadah kultur agar nantinya siste artemia
berjalan maka langkah selanjutnya adalah memasukkan siste artemia kedalam media
kultur
- Dalam 24 jam maka siste artemia akan menetas dan siap untuk dipanen.
14
- Panen artemia dapat dilakukan dengan cara mengendapkan artemia yang telah
menetas agar berada dibawah dimana pada bagian dasar wadah kultur tidak
diberikan warna/cat sehingga akan lebih terang. Karena sifatnya yang fototaksis
positif maka larva artemia akan mengumpur didasar.
- Untuk mengendapkan, angkat aerasi dan tutup pada bagian atas wadah kultur
sehingga gelap. Pengendapan ini dapat berlangsung 5 – 10 menit. Kulit/cangkang
siste yang telah menetas akan berada di permukaan media kultur. Artinya terpisah
antara yang menetas dan cangkang.
- Pengambilan larva artemia dapat dilakukan dengan membuka kran panen yang telah
pemberian pakan.
16
6. PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT
Seperti ikan air tawar pada umumnya, dalam budidaya ikan mas koki juga
berpotensi terkena hama dan penyakit. Hama yang berpotensi menyerang ikan mas koki
biasanya berupa kutu air, anak capung, dan sundep. Selain itu, waspadai juga hewan
pemangsa seperti ular, burung, dan kucing.
Penyakit yang bisa menyerang ikan mas koki biasanya berasal dari parasit, bakteri, dan
jamur.
Parasit
Ikan mas koki bisa terserang parasit, yaitu organisme yang tumbuh dengan menghisap
sari makanan makhluk yang ditumpangi. Penyakit yang cukup sering menjangkiti ikan
mas koki karena parasit ini adalah bintik putih atau white spot. White spot biasanya
menyerang benih ikan yang berusia 1-6 minggu.
Adapun gejala yang ditimbulkan akibat serangan parasit adalah munculnya bintik-bintik
pada sirip, badan, dan isang. Selain itu, pergerakan ikan pun jadi aneh atau tidak normal.
Untuk mengatasinya, bisa memberikan zat roxin / Methylene Blue dengan takaran yang
sesuai.
Penyakit karena parasit ini menjadi salah satu musuh saat mengembangbiakkan ikan
mas koki. Oleh karena itu, perawatan intensif diperlukan apabila ikan mas koki mulai
terserang berbagai penyakit akibat jamur.
Penyakit pada ikan mas koki juga bisa disebabkan bakteri. Organisme mikroskopik ini
biasanya menyerang ikan koki pada bagian dada, perut, dan pangkal sirip. Tak jarang hal
ini disertai dengan pendarahan dan infeksi. Gejala yang ditimbulkan akibat serangan
bakteri ini adalah produksi lendir yang berkurang.
Hal ini membuat tubuh ikan jadi terasa kasar ketika dipegang atau diraba. Biasanya
bakteri penyebabnya adalah aeromonas sp dan pseudomonas sp. Untuk mengobatinya
dengan memberikan chloromycetin, oxytetracycline, dan kalium permanganate (pk).
Sedangkan ikan mas koki yang terserang jamur biasanya terdapat luka pada sirip,
punggung, dan tutup insangnya. Upaya pencegahan bisa dilakukan dengan menjaga
kualitas air di dalam kolam.
Jika dibiarkan begitu saja, bakteri dan jamur tersebut bisa menginfeksi ikan mas koki
secara berlanjut. Tak jarang penyakit tersebut menular pada ikan lainnya yang dalam
kondisi sehat.
17
Pencegahan penyakit dalam pembenihan ikan mas koki dapat dilakukan dengan cara
sebagai berikut :
Menjaga kualitas air kolam dengan cara menggantinya secara teratur
Menjaga kualitas kolam dengan cara membersihkan kolam dengan membuang
kotoran - kotoran yang masuk didalamnya seperti dedaunan, sarang jamur, dan
bakteri.
Memberikan pakan secara tepat kualitas dan kuantitas. Tepat kualitas artinya
pakan yang diberikan harus mengandung gizi yang cukup yang dibutuhkan ikan koki,
jika koki kekurangan gizi imunitas akan turun kestabilan system tubuhnya akan
terganggu. Tepat kuantitas artinya pakan yang diberikan harus dalam jumlah pas
tidak lebih dan tidak kurang.
Pakan yang diberikan harus steril dari jamur dan bibit penyakit lain terutama untuk
pakan alami sebelum diberikan pakan harus dicuci dan disterilkan terlebih dahulu
agar bibit penyakit yang menempel dipakan tidak menular kepada koki.
Perlatan yang digunakan semuanya harus steril.
Membatasi populasi ikan koki sesuai dengan kapasitas kolam yang tersedia, jika
populasi terlalu padat kandungan oksigen terlalu cepat menurun dan koki akan
saling senggol sehingga dapat mengakibatkan luka.
Menciptkan kondisi lingkungan yang sesuai dengan koki, kondisi lingkungan yang
tidak sesuai dan berfluktuasi secara tajam akan menyebabkan koki stres dan
stamina koki menurun.
18
Syarat Dimensi
Minimal
Kolam yang baik harus memiliki dimensi
yang cukup untuk ikan melakukan
gerakan atau manuver dengan bebas.
P = panjang kolam
L = lebar kolam
T = kedalaman kolam
p= panjang ikan rata-rata yang
dipelihara,
Formula Perhitungan :
N = (PxL)/ (pxC)
N = Jumlah ikan Ideal, ukuran P dan L
dalam
satuan cm
C= Konstanta kepadatan Ikan
Dermawan, I. dan Lesmana, D, S. 2004. Budidaya Ikan Hias Air Tawar Populer.
Jakarta: Penebar Swadaya.
https://www.infoikan.com/2017/01/budidaya-ikan-mas-koki-goldfish-untuk.html
https://www.infoikan.com/2017/08/pemijahan-ikan-mas-koki.html
https://www.majalahikan.com/2016/11/cara-budidaya-ikan-koki-inilah.html
Lesmana, D. S. 2015. Ensiklopedia Ikan Hias Air Tawar. Penebar Swadaya Jakarta.
Mudjiutami, E. 2000. Ikan Hias Air Tawar: Corydoras. Jakarta: Penebar Swadaya.
Saryani Darti Lesmana dan Iwan Darmawan, 2001, Budidaya ikan Hias Air Tawar Populer,
Jakarta : Penebar Swadaya.
19