Anda di halaman 1dari 27

DEMAM THYPOID

Definisi
 Demam thypoid adalah suatu penyakit
infeksi akut, sistemik yang disebabkan
oleh bakteri Salmonella typhi yang
ditandai dengan gejala demam lebih 7
hari, nyeri perut (diare, obstipasi), lidah
kotor, bradikardi relatif.
Epidemologi
 Merupakan suatu masalah global terutama di
negara berkembang
 Insiden 15 – 30 juta / tahun dg mortalitas
600.000//tahun
 Indonesia : insiden (>) merupakan salah satu
emerging infectious disease di era globalisasi
yang berkaitan dengan kesehatan lingkungan
dan sanitasi yang kurang memadai
Data WHO menunjukkan

>16,000,000 cases >600,000 deaths


CAUSATIVE AGENT

Salmonella enterica serovar Typhi


Gram negative bacillus

Human reservoir

Faecal – Oral
transmission
Etiologi
 Bakteri Salmonella
typhi.

Gram negative bacillus


Patogenesis
Bakteri tifoid ditemukan di dalam tinja dan air
kemih penderita
Lalat
tinja ke makanan

Bakteri masuk ke dalam saluran pencernaan dan


bisa masuk ke dalam peredaran darah

peradangan pada usus halus dan usus besar

Pada kasus yang berat, yang bisa berakibat


fatal, jaringan yang terkena bisa mengalami
perdarahan dan perforasi (perlubangan)
Gambaran Klinis
Biasanya gejala mulai timbul secara bertahap
dalam wakatu 8-14 hari setelah terinfeksi.
Gejalanya bisa berupa demam, sakit kepala,
nyeri sendi, sakit tenggorokan, sembelit,
penurunan nafsu makan dan nyeri perut.
Kadang penderita merasakan nyeri ketika
berkemih dan terjadi batuk serta perdarahan
dari hidung.
………..
….lanjutan
 suhu tubuh secara perlahan akan meningkat dalam waktu
2-3 hari, yaitu mencapai 39,4-40°Celsius selama 10-14
hari. Panas mulai turun secara bertahap pada akhir
minggu ketiga dan kembali normal pada minggu keempat.
Demam seringkali disertai oleh denyut jantung yang
lambat dan kelelahan yang luar biasa.
Pada kasus yang berat bisa terjadi delirium, stupor atau
koma.
Pada sekitar 10% penderita timbul sekelompok bintik-
bintik kecil berwarna merah muda di dada dan perut pada
minggu kedua dan berlangsung selama 2-5 hari.
DIAGNOSIS
 Gejala klinis
 Pemeriksaan laboratorium
– Biakan darah (Gall Culture), urine, feses, sumsum
tulang
– Pemeriksaan widal
– Pemeriksaan serologi (deteksi antibodi terhadap
antigen Vi, LPS, Protein flagelin, protein membran
luar)
– PCR Salmonella
WIDAL NEGATIVE

 bukan infeksi S.TYPHI


 CArier
 kesalahan tekhnik pemeriksaan
 jumlah bakteri rendah
WIDAL POSITIVE

 TYPHOID
 adanya reaksi X dengan bakteri
Non S.thypi
 adanya infeksi lain
 adanya penyakit lain
Komplikasi
 Perdarahan usus.
 Perforasi usus dan menyebabkan nyeri
perut yang hebat karena isi usus
menginfeksi ronga perut (peritonitis).
 Pneumonia, biasanya terjadi akibat infeksi
pneumokokus (meskipun bakteri tifoid juga
bisa menyebabkan pneumonia).
…….
…..lanjutan
 Infeksi kandung kemih dan hati.
 Infeksi darah (bakteremia) kadang
menyebabkan terjadinya infeksi tulang
(osteomielitis), infeksi katup jantung
(endokarditis), infeksi selaput otak
(meningitis), infeksi ginjal (glomerulitis)
atau infeksi saluran kemih-kelamin.
PENATALAKSANAAN
 Istirahat
 Suportif
 Antimikroba
TERAPI SUPORTIF
 Fase akut diharuskan tirah baring ”absolut” dan
diit tifoid
 Di RSU Dr Soetomo diberlakukan pemberian
makanan ”padat dini” dengan rendah selulosa
(pantang sayuran dan buah-buahan).
 Pada penderita tifoid tidak berkomplikasi terbukti
mempercepat penyembuhan (rata-rata dalam
waktu 7-10 hari, sedangkan sebelumnya rata-
rata 14 hari)
TERAPI SUPORTIF
 Pada demam tifoid terjadi hipermetabolik dan
terutama hiperkatabolik, maka dapat
ditambahkan susu proten 3 X 20 gram
ANTIMIKROBA
 Obat anti tifoid yang digunakan sampai saat ini
adalah : chloramphenicol, thiamphenicol, Co-
trimoxazole, Ampicillin, Amoxycyllin,
Cephalosporin generasi III (misal : ceftriaxon),
Quinolone golongan 4-Fluroquinolone (misal :
Ciprofloxacin, Ofloxacin, Pefloxacine,
Levofloxacin) dan Azitromycine
ANTIMIKROBA
 Chloramphenicol 4 X 500 mg/hari oral/i.v. selama
14 hari atau 4 x 500 mg/hari oral selama 7 hari
bebas demam. Sampai saat ini merupakan obat
pilihan utama, karene sensitivitasnya masih
tinggi, cukup aman dan murah harganya.
 Thiamphenicol 4 X 500 mg/ hari secara oral
selama 14 hari.
 Cotrimoxazole (160/800 mg ) secara oral 2 X 2
tablet atau 2 X 1 tablet forte selama 14 hari.
ANTIMIKROBA
 Amplicillin atau amoxycyllin 50-100 mg/kg BB
secara oral/i.v. selama 14 hari atau 7 hari bebas
demam.
 Gol. Cephalosporin generasi III, ceftriaxon 1 X
1000 mg/hari i.v. selama 10 - 14 hari.
ANTIMIKROBA
 Gol. Quinolone
– Ciprofloxacin 2 X 500 mg/hari secara oral atau 2 X
400 mg/hari i.v. selama 5 – 10 hari.
– Ofloxacin 2 X 400 mg/hari secara oral selama 7 –
10 hari.
– Pefloxacine 1 X 400 mg/hari secara oral/i.v. selama
5 - 7 hari.
– Levofloxacine 1 X 500 mg/hari secara oral/i.v.
selama 5 - 7 hari.
 Azithromycin, 8 – 10 mg/KgBB/hari selama 7
hari.
KORTIKOSTEROID
 Diberikan pada keadaan gawat (sepsis atau syok
septik)
 Dexamethosone 3 mg/kg BB i.v. diikuti 1
mg/kgBB setiap 6 jam
PENCEGAHAN
 Pengawasan higiene & sanitasi lingkungan hidup
– WC umum
– Persediaan air bersih
– Tempat buang sampah
 Pengawasan higiene makanan dan minuman
– Memasak makanan
– Merebus air minum
– Cara penyajian makanan
 Higiene perorangan
– Cuci tangan
– BAB / BAK ditempat khusus
VAKSINASI
 Syarat :
– Efektif
– Mudah penggunaan
– Aman dan murah
 Indikasi
– Terutama untuk wisatawan yang hendak pergi ke
daerah endemis
– Pekerja laboratorium
VAKSINASI
Macam
 Acetone inactivated vaccine.
 Oral live “Attenuated” vaccine (TY211a).
 Vi parental vaccine.
wassalam

Anda mungkin juga menyukai