Karakteristik Wilayah Pesisir
Karakteristik Wilayah Pesisir
Karakteristik Wilayah Pesisir
PESISIR
Oleh
H i d a y a t, kL
Pengantar
Kesehatan lingkungan adalah upaya untuk melindungi
kesehatan manusia melalui pengelolaan, pengawasan dan
pencegahan faktor-faktor lingkungan yang dapat
mengganggu kesehatan manusia (Sumengen Sutomo,
1991)
Lingkungan:
Lingkungan hidup (habitat)
Lingkungan sosial
Kesehatan lingkungan mencakup :
Penyehatan air dan udara
Pengamanan limbah (padat, cair, gas) , radiasi dan
kebisingan)
Pengendalian vektor penyakit dan penyehatan atau lainnya
Lingkungan :
Timbulnya masalah kesehatan
Derajat kesehatan
Dengan perilaku masayarakat berpengaruh pada
gangguan kesehatan masyarakat dan kesehatan
lingkungan
Lingkungan adalah determinan utama kesehatan
Lingkungan mikro (perindukan nyamuk)
Lingkungan makro (global worming)
Navigasi
Pertamban
gan lepas
pantai Penambangan
bawah laut
Batasan Wilayah Pesisir & Pulau Kecil
Pesisir adalah daerah pertemuan darat dan laut, dengan
batas darat dapat meliputi bagian daratan, baik kering
maupun terendam air yang masih mendapat pengaruh
sifat-sifat laut, seperti angin laut, pasang surut, dan intrusi
air laut. Ke arah laut, perairan pesisir mencakup bagian
batas terluar dari daerah paparan benua yang masih
dipengaruhi oleh proses-proses alami yang terjadi di darat,
seperti sedimentasi dan aliran air tawar;
Wilayah:
Segmen daratan
Segmen laut
Untuk kepentingan pengelolaan, batas ke arah darat suatu
wilayah pesisir ditetapkan dalam dua macam, yaitu
wilayah perencanaan (planning zone) dan
batas untuk wilayah pengaturan (regulation zone) atau
pengelolaan keseharian (day-to-day management).
Batas wilayah perencanaan sebaiknya meliputi seluruh
daerah daratan dimana terdapat kegiatan manusia
(pembangunan) yang dapat menimbulkan dampak secara
nyata terhadap lingkungan dan sumberdaya di wilayah
pesisir dan lautan, sehingga batas wilayah perencanaan
lebih luas dari wilayah pengaturan.
day-to-day management, pemerintah atau pihak pengelola
memiliki kewenangan penuh untuk mengeluarkan atau
menolak izin kegiatan pembangunan.
Pulau-pulau Kecil
1. Secara ekologis
· Habitat/ekosistem pulau-pulau kecil cenderung
memiliki spesies endemik yang tinggi dibanding
proporsi ukuran pulaunya.
Batas 4 mil
2-3
kab
upa
te n
Keunggulan Dan Kerentanan
Hydro-osenografi dinamis
Kecerahan (run off, musim)
Imersi (pasut)
Salinitas (musim)
Angin (musim)
Produktif:
Hanya 8% luas bumi memberi kontribusi 25 % produksi
biologis global (dibandingkan daratan 27 % dgn prodkusi
41%)
Coastal domain (200 m di atas dan di bawah paras laut),
18 % permukaan bumi tercakup: ¼ produktivitas primer
global, dan 89% tangkapan ikan dunia
Mega-biodiversityplasma nutfah
Flora dan fauna terestrial (ekosistem mangrove, vegetasi
pantai, burung,….)
Flora dan fauna perairan payau (plankton, ikan, moluska,
…)
Flora dan fauna laut (ekosistem terumbu karang)
Panoramik
Coastal domain: 60% populasi dunia, 2/3 kota dunia
Waterfront city
Signifikan kontribusi wisata bahari terhadap GNP:
Australia, New Caledonia, Perancis Polinesia…Indonesia
(?)
Faktor Alam:
Kenaikan paras laut ( 1 cm/th) akibat pemanasan global
pergeseran garis pantai
El-nino dan La-Nina irregular suhu permukaan laut
Tsunami bencana
Chili (1960), gempa tektonik 8,25-8,5 SR mengakibatkan 120 jiwa
meninggal, 870 jiwa hilang, 870 luka.
Flores (1992), tinggi gelombang 3-30 m
Sanriku (1993) akibat gempa tektonik 8,5 SR; mengakibatkan 3.008 jiwa
meninggal, 1.152 luka
NAD (2004), tsunami, mengakibatkan 166.000 jiwa meninggal, + luka2
Kenaikan air laut (akibat pemansan global)
menyebabkan :
– Abrasi pantai
– Intrusi air asin ke dalam estuaria dan akuifer
– Meningkatnya resiko banjir
– Hilangnya struktur pantai alami maupun buatan
– Terganggunya ekologi pantai
Faktor Manusia:
Kerusakan ekosistem ‘kunci’ (mangrove, lamun dan
terumbu karang) menurunnya fermorma fungsi-
fungsinya
Konversiareal mangrove menjadi kawasan permukiman,
pertambakan,…dsb
Reklamasi pantai untuk kawasan industri dan permukiman
Pemboman dan pembiusan ikan-ikan karang
Penggunaan alat tangkap non-selektif (trawl atau sejenisnya)
Faktor Manusia (lanjutan):
Eksploitasi berlebihan menurunya
kemampuan recovery
Sumberdaya perikanan (Utara Jawa, Selat Malaka,…)
Intensifikasi pertambakan (Pantura,…)
Faktor Manusia (lanjutan):
Pencemaran perubahan parameter lingkungan
(sedimentasi, eutrifikasi, anoxia,…), kesehatan manusia (rantai
makanan), suksesi spesies/komunitas (spesies baru)
Industri (hidrocarbon, logam berat,…)
Rumah tangga (bahan organik)
Pertambangan (logam berat, hidrocarbon)
Pelayaran (hidrocarbon)
Pertanian (pestisida)
Budidaya perikanan intensif (bahan organik)
Masyarakat Pesisir
Defenisi: kelompok orang yang tinggal di daerah pesisir dan
sumber kehidupan perekonomiannya bergantung secara
langsung pada pemanfaatan sumberdaya laut dan pesisir
GOOD
HUMAN
COASTAL SPACE DEVELOPMENT
UTILIZATION (SOCIAL)
SYSTEM ACTIVITIES SERVICES
SYSTEM
LIFE
SUPPORT
POLLUTION
WASTE KETERGANTUNGAN
OVERFISHING OVER EXP OF NATURAL ANTARA COASTAL
RESOURCES SYSTEM DENGAN
EXTINCTION PHYSICAL DEGRADATION HUMAN SYSTEM
OF HABITAT
EROSION
SEDIMENTATION LAND SCAPE
MODIFICATION
BEBERAPA KEJADIAN TSUNAMI DI INDONESIA DARI TAHUN 1961-2004
RUN-UP MAKSIMUM JUMLAH KORBAN DAERAH BENCANA
No. TAHUN PUSAT GEMPA
(m) (meninggal/luka)
1. 1961 8,2 LS; 122BT Tidak ada data 2/6 NTT, Flores Tengah
2. 1964 5,8 LU; 95,6 BT Tidak ada data 110/479 Sumatra
3. 1965 2,4 LS; 126 BT Tidak ada Data 71 meninggal Maluku, Seram, Sanana
4. 1967 3,7 LS; 119,3 BT Tidak ada Data 58/100 Tinambung Sulsel
5. 1968 0,7 LU; 119,7 BT 8 - 10 392 meninggal Tambo Sulteng
6. 1969 3,1 LS; 118,8 BT 10 64/97 Majene Sulsel
7. 1977 11,1 LS; 118,5 BT Tidak ada data 316 meninggal NTB, Pulau Sumbawa
8. 1977 8 LS; 125,3 BT Tidak ada data 2/25 NTT, Flores, P. Atauro
10. 1982 8,4 LS; 123 BT Tidak ada data 13/400 NTT,Larantuka
11. 1987 8,4 LS; 124,3 BT Tidak ada data 83/108 NTT, Flores Timur, P. Pantar
12. 1989 8,1 LS; 125,1 BT Tidak ada data 7 meninggal NTT, P. Alor
13 1992 8,5 LS; 121,9 BT 11,2 – 26,2 1952/2126 NTT,Flores, P. Babi
14. 1994 10,7 LS; 113,1 BT 19,1 38/400 Banyuwangi Jatim
15. 1996 1,1 LS; 118,8 BT Tidak ada data 3/63 Palu Sulteng
16. 1996 0,5 LS; 136 BT 13,7 107 meninggal P. Biak, Irian Jaya
17. 1998 2,02 LS; 124,87 BT 2,75 34 meninggal Tabuna Maliabu Maluku
Shoreline Missing
Pelabuhan Uleu Ulheu
28 Desember 2004
(SESUDAH TSUNAMI)