Anda di halaman 1dari 23

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

DENGAN ANAK STUNTING

KELOMPOK 2 :
 M. IQBAL YANAZ
 AZAN
LILI RAHMAWATI
SUKMA AYU
IRMA LISNA
ANANDA ZIA NATASYA
PUTRI ANGGITA TIARA
DONA ROSITA
RISKA SARI
A. KONSEP DASAR KELUARGA
o Pengertian Keluarga
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat
yang terdiri atas kepala keluargadan beberapa orang
yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah
suatu atapdalam keadaan saling ketergantungan.
Keluarga adalah sekumpulan orang yang
dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adopsi,
kelahiran yang bertujuan menciptakan dan
mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan
perkembangan fisik, mental, emosional dan sosial diri
tiap anggota keluarga.
o Tipe Keluarga
 Tipe Keluarga Tradisional
1. Keluarga Inti (Nuclear Family), adalah keluarga yang
terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak
2. Keluarga Besar (Exstended Family), adalah keluarga inti
ditambah dengan sanak saudara, Misalnya
nenek,keponakan,saudara sepupu,paman,bibi,dan
sebagainya.
3. Keluarga “Dyad”, yaitu suatu rumah tangga yang terdiri
dari suami dan istri tanpa anak.
4. “Single Parent” yaitu suatu rumah yang terdiri satu orang
tua(ayah/ibu) dengan anak (kandung/angkat). Kondisi ini
dapat disebabkan oleh perceraian atau kematian
5. Single Adult yaitu suatu rumah tangga yang hanya
terdiri seorang dewasa ( misalnya seseorang yang telah
dewasa kemudian tinggal dikost untuk bekerja/kuliah).
- Tipe Keluarga Non Tradisional

 The - Gay And


Unmarriedteenege LesbianFamily
Mother. - Foster Family
 The Stepparent - Homeless Family
Family - Gang
 CommuneFamily
 The Non
Heterosexual
ConhibitingFamily
o STRUKTUR KELUARGA
1. Patrilineal, yaitu keluarga sedarah yang terdiri dari sanak
saudara sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan
itu disusun melalui jalur garis ayah.
2. Matrilineal, yaitu keluarga sedarah yang terdiri dari sanak
saudara sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan
itu disusun melalui jalur garis ibu
3. Matrilokal, yaitu sepasang suami istri yang tinggal bersama
keluarga sedarah istri.
4. Patrilokal, yaitu sepasang suami istri yang tinggal bersama
keluarga sedarah suami
5. Keluarga kawinan, yaitu hubungan suami istri sebagai dasar
bagi pembina keluarga, dan beberapa sanak saudara yang
menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan dengan
suami/ istri
Konsep Dasar stunting

 Stunting adalah masalah kurang gizi kronis


yang disebabkan oleh asupan gizi yang kurang
dalam waktu cukup lama akibat pemberian
makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan
gizi. Stunting dapat terjadi mulai janin masih
dalam kandungan dan baru nampak saat anak
berusia dua tahun.
Klasifikasi

 Penilaian status gizi balita yang paling sering


dilakukan adalah dengan cara penilaian
antropometri. Secara umum antropometri
berhubungan dengan berbagai macam
pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh
dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi.
Antropometri digunakan untuk melihat
ketidakseimbangan asupan protein dan energi
Pemeriksaan antropometri stunting
 Antropometri berasal dari kata “anthropos” (tubuh)
dan “metros” (ukuran) sehingga antropometri secara
umum artinya ukuran tubuh manusia. Ditinjau dari
sudut pandang gizi, maka antropometri gizi adalah
berhubungan dengan berbagai macam pengukuran
dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai
tingkat umur dan gizi. Dimensi tubuh yang diukur,
antara lain: umur, berat badan, tinggi badan, lingkar
lengan atas, lingkar kepala, lingkar dada, lingkar
pinggul dan tebal lemak di bawah kulit
Faktor penyebab stunting

 Faktor-faktor penyebab stunting erat hubungannya


dengan kondisi- kondisi yang mendasari kejadian
tersebut, kondisi-kondisi yang mempengaruhi
faktor penyebab stunting terdiri atas :
1. Kondisi politik ekonomi wilayah setempat
2. Status pendidikan
3. Budaya masyarakat
4. Agriculture dan sistem pangan
5. kondisi air, sanitasi, dan lingkungan
Faktor keluarga dan rumah tangga

 Faktor maternal, dapat dikarenakan nutrisi


yang buruk selama prekonsepsi, kehamilan, dan
laktasi. Selain itu juga dipengaruhi perawakan
ibu yang pendek, infeksi, kehamilan muda,
kesehatan jiwa, IUGR dan persalinan prematur,
jarak persalinan yang dekat, dan hipertensi.
Patofisiologi
1. Stunting
2. Genetik terdiri dari riwayat
kehamilan dan penyakit
3. Masalah kebutuhan ( nutrisi )
KASUS
PENGKAJIAN
Identitas
a.Pasien
Nama Pasien : An. Y
Umur : 10 bulan
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pendidikan : Belum sekolah
Pekerjaan : Tidak bekerja
 Fungsi keluarga
Tn. AA menyatakan bekerja sebagai pegawai swasta (cleaning service) di
sebuah hotel di Kota Yogyakarta. Semua kebutuhan dicukupi oleh Tn.
AA. Hubungan semua anggota keluarga terjalin baik, saling pengertian,
mensuport, dan melindungi keluarga.
 Tugas Perkembangan Keluarga
Keluarga Tn. AA termasuk keluarga extended. Tn. AA bertugas mencari
nafkah dan Ny. D bertugas mendidik anak. Namun pada praktiknya,
pengasuhan bayi dan permasalahan bayi ditangani oleh ibunya. Ny. D
menyatakan tidak paham dengan apa yang harus dilakukan terhadap
bayinya. Ny. D ketika terdapat masalah tentang anaknya, Ny. D langsung
menyerahkan kepada orang tuanya.
 Struktur keluarga
Tn. AA tinggal bersama istri dan anak kandungnya. PengambilN
keputusan oleh Tn. AA dengan dimusyawarahkan kepada istri dan
mertuanya terlebih dahulu.
Analisa Data
Data Masalah
Ketidakseimbangan nutrisi An. Y pada
DS: Ibu menyatakan berat badan keluarga Tn. AA kurang dari kebutuhan
tubuh
bayinya sulit naik.

Ibu menyatakan memberikan ASI

mulai lahir sampai usia 2,5 bulan.

ASI berhenti karena ASI yang

keluar hanya sedikit-sedikit. Ibu


menyatakan setelah itu mengganti

ASI dengan susu formula sampai

sekarang.

DO: Usia Bayi: 10 bulanBerat Badan: 6,7 kg


Lingkar Lengan Atas: 12 cm Status Gizi An.
Y pada KMS Balita pada garis kuning Bayi
DS: Ketidakmampuan keluarga mengenal
Ibu menyatakan berat badan bayinya sulit masalah
naik. Ibu mengatakan tidak mengetahui
makna dari garis kuning pada KMS balita.
 
DO:
Ketika ditanya perawat, ibu tidak dapat
menjawab tentang masalah gizi kurang dan
interpretasi garis kuning pada KMS

DS:
Ketidakmampuan keluarga merawat
Ibu menyatakan memberikan ASI mulai lahir sampai usia anak
2,5 bulan. ASI berhenti karena ASI yang keluar hanya

sedikit- sedikit. Ibu menyatakan setelah itu mengganti ASI

dengan susu formula sampai sekarang. Ny. D selalu

menyerahkan permasalahan bayinya kepada Ny. J.


DO:

Usia Bayi: 10 bulan Berat

Berat Badan: 6,7 kg

Lingkar Lengan Atas: 12 cm


Diagnosa
1. Ketidakseimbangan nurtrisi : kurang dari
kebutuhan tubuh berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga merawat
anggota keluarga dengan kekurangan
nutrisi.
2. Ketidakmampuan keluarga megenal
masalah
3. Ketidakmampuan keluarga merawat anak
Perencanaan
1. Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah gizi kurang,
direncanakan untuk dilakukan pendidikan kesehatan tentang
gizi kurang meliputi pengertian, gejala, penyebab, dan
penatalaksanaannya menggunakan media leaflet. Selain itu
juga direncanakan diberikan pendidikan kesehatan tentang
model makanan untuk bayi/balita dengan menggunakan food
model atau contoh nyata makanan.
2. Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang
sakit, direncanakan mengajarkan tentang kebutuhan-
kebutuhan yang perlu dipenuhi kepada An. Y, meliputi
mengajarkan cara penyiapan menu pada bayi usia 10 bulan
dan pemberitahuan kepada keluarga tentang menu-menu
yang dapat disiapkan pada usia yang lebih dewasa.
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
 Implementasi keperawatan merupakan wujud dari
perencanaan yang telah disusun. Implementasi yang
dilakukan kepada keluarga Ny. Y menurut penyebab
masalahnya yaitu:
1. Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah:
Memberikan pengetahuan keluarga tentang
karakteristik Gizi Kurang meliputi:
◦ Definisi,
◦ Penyebab,
◦ Akibat
◦ Penatalaksanaan.
2. Ketidakmampuan keluarga merawat anggota
keluarga yang sakit:
Memberikan pengetahuan kepada keluarga diet
Bayi dan Balita sesuai umurnya.
Mengajarkan kepada Ny. D dan Ny. J cara
menyiapkan diet anak usia 10 bulan.
Mengajarkan kepada keluarga tentang PHBS
(cuci tangan 6 langkah dengan sabun) pada
Keluarga
Evaluasi Keperawatan

 Evaluasi keperawatan merupakan kegiatan


yang membandingkan antara hasil,
implementasi dengan kriteria dan standar yang
telah ditetapkan untuk melihat keberhasilan
bila hasil dan evaluasi tidak berhasil
sebagianperlu disusun rencana keperawatan
yang baru. Pada masalah gizi kurang pada
balita.
 Evaluasi Proses
1) Ketepatan waktu pelaksanaan
2) Peran serta aktif dari anggota keluarga
3) Kesesuaian peran dan fungsi dari kegiatan
4) Faktor pendukung dan penghambat kegiatan
 Evaluasi Hasil
1) Keluarga paham tentang gizi kurang yang dialami balita
2) Keluarga mampu mengambil keputusan
3) Keluarga mempu membuat makanan menarik untuk
balita
4) Keluarga mampu menciptakan lingkungan yang
kondusif dengan cara mendekorasi ruang makan.
TERIMAKASIH 

Anda mungkin juga menyukai