Anda di halaman 1dari 63

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,

Riset, dan Teknologi

IMPLEMENTASI KURIKULUM
MERDEKA
Narasumber: 1. Dra. Dewi
Menyusun Kurikulum Perwitasari,Satuan
Operasional M.Pd Pendidikan
2. Nurazizah, S.Pd, M.Pd
Apa itu Kurikulum Operasional?
● Seluruh rencana proses belajar yang diselenggarakan di satuan
pendidikan.
● Pedoman seluruh penyelenggaraan pembelajaran.

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi


Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Mengapa Kurikulum Operasional Berbeda


antar Satuan Pendidikan?
Agar bermakna, kurikulum operasional satuan pendidikan
dikembangkan sesuai dengan konteks dan kebutuhan peserta
didik dan satuan pendidikan.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Prinsip Pengembangan Kurikulum Operasional

● Berpusat pada Peserta Didik


● Kontekstual
● Esensial
● Akuntabel
● Melibatkan Berbagai Pemangku Kepentingan
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Profil Pelajar Pancasila merupakan


Acuan dalam Penyusunan Visi, Misi, dan
Tujuan di Satuan Pendidikan
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Profil Pelajar Pancasila


● Pelajar Indonesia merupakan Pelajar sepanjang hayat yang
kompeten, berkarakter, dan berperilaku sesuai nilai-nilai Pancasila.
● Tidak hanya fokus pada kemampuan kognitif, tetapi juga sikap dan
perilaku sesuai jati diri sebagai bangsa Indonesia sekaligus warga
dunia.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Posisi Profil Pelajar Pancasila dalam Kurikulum Operasional Sekolah

● Tujuan jangka panjang segala proses pembelajaran yang


berlangsung di sekolah.
● Kompetensi dan karakter yang perlu dikembangkan oleh
setiap warga sekolah.
● Benang merah yang menyatukan segala praktik yang
dijalankan di sekolah.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Posisi Profil Pelajar Pancasila dalam Kurikulum Operasional Sekolah

● Tujuan jangka panjang segala proses pembelajaran yang


berlangsung di sekolah.
● Kompetensi dan karakter yang perlu dikembangkan oleh
setiap warga sekolah.
● Benang merah yang menyatukan segala praktik yang
dijalankan di sekolah.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Komponen Kurikulum Operasional Sekolah

● Karakteristik Satuan Pendidikan


- Menggambarkan keunikan satuan pendidikan dalam hal peserta didik, sosial, budaya, guru, dan
tenaga kependidikan.
- Untuk Sekolah Menengah Kejuruan, tidak saja menggambarkan keunikan satuan pendidikan
tapi juga program keahliannya.
● Visi, Misi, dan Tujuan Satuan Pendidikan
- Visi: Menggambarkan bagaimana peserta didik menjadi subjek dalam tujuan jangka panjang
satuan pendidikan dan nilai-nilai yang dituju; menggambarkan nilai-nilai yang mendasari
penyelenggaraan pembelajaran agar peserta didik dalpat mencapai Profil Pelajar Pancasila.
- Misi: Menjawab bagaimana satuan pendidikan mencapai visi; memegang nilai-nilai penting
dalam menjalankan misi.
- Tujuan: Pada akhirnya berdampak pada peserta didik; menggambarkan tahapan-tahapan penting
dan selaras dengan misi; berisi strategi satuan pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikannya;
menargetkan kompetensi/karakteristik sekolah yang menjadi kekhasan lulusan satuan pendidikan
selaras dengan Profil Pelajar Pancasila.

(Untuk Sekolah Menengah Kejuruan, visi dan misi disusun untuk lingkup satuan pendidikan, sementara
tujuan disusun untuk lingkup program keahlian berdasarkan analisis kebutuhan dunia kerja)
Struktur Kurikulum SMP/MTs
Struktur Kurikulum SMP/MTs Struktur kurikulum dibagi menjadi 2 (dua) kegiatan pembelajaran utama, yaitu:
a.Pembelajaran reguler atau rutin yang merupakan kegiatan intrakurikuler; dan
b.Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila.

Jam Pelajaran (JP) Jam Pelajaran (JP) diatur per tahun. Satuan pendidikan dapat mengatur alokasi waktu
pembelajaran secara fleksibel untuk mencapai JP yang ditetapkan.

Pendekatan Pembelajaran Satuan pendidikan dapat menggunakan pendekatan pengorganisasian pembelajaran berbasis
mata pelajaran, tematik, atau terintegrasi.

Informasi Terkait Mata Pelajaran a. Mata pelajaran Informatika merupakan mata pelajaran wajib.
b. Satuan pendidikan atau murid dapat memilih setidaknya 1 dari 5 mata pelajaran Seni dan
Prakarya: Seni Musik, Seni Rupa, Seni Teater, Seni Tari, atau Prakarya.
Alokasi waktu mata pelajaran SMP/MTs kelas 7–8
Asumsi 1 tahun = 36 minggu dan 1 JP = 40 menit
Alokasi Alokasi Projek Penguatan
Intrakurikuler Per Profil Pelajar Pancasila
Mata Pelajaran Tahun (Minggu) Per Tahun Total JP Per Tahun Keterangan:

Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti* 72 (2) 36 108 * Diikuti sesuai agama
Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti* 72 (2) 36 108 murid masing-masing.
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti* 72 (2) 36 108
** Satuan pendidikan menyediakan minimum 1
Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti* 72 (2) 36 108
jenis seni atau prakarya (Seni Musik, Seni
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti* 72 (2) 36 108 Rupa, Seni Teater, Seni Tari, dan/atau
Pendidikan Agama Konghucu dan Budi Pekerti* 72 (2) 36 108 Prakarya). Murid memilih salah satu.
Pendidikan Pancasila 72 (2) 36 108

Bahasa Indonesia 180 (5) 36 216


*** Paling banyak 2 JP per minggu atau 72 JP
per tahun.
Matematika 144 (4) 36 180

Ilmu Pengetahuan Alam 144 (4) 36 180

Ilmu Pengetahuan Sosial 108 (3) 36 144 *** Total JP tidak termasuk mata pelajaran
Bahasa Inggris 108 (3) 36 144 * Muatan Lokal dan/atau mata pelajaran
Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan 72 (2) 36 108
tambahan yang diselenggarakan oleh
satuan pendidikan.
Informatika 72 (2) 36 108

Seni dan Prakarya **:


1.Seni Musik
2.Seni Rupa
72 (2) 36 108
3.Seni Teater
4.Seni Tari
5.Prakarya (Budidaya, Kerajinan, Rekayasa, atau Pengolahan)

Muatan Lokal 72 (2) *** - 72***

Total****: 1044 (29) 360 1.404


Alokasi waktu mata pelajaran SMP/MTs kelas 9
Asumsi 1 tahun = 32 minggu dan 1 JP = 40 menit
Alokasi Alokasi Projek Penguatan
Intrakurikuler Per Profil Pelajar Pancasila
Mata Pelajaran Tahun (Minggu) Per Tahun Total JP Per Tahun Keterangan:

Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti* 64 (2) 32 96 * Diikuti sesuai agama
Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti* 64 (2) 32 96 murid masing-masing.
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti* 64 (2) 32 96
** Satuan pendidikan menyediakan minimum 1
Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti* 64 (2) 32 96
jenis seni atau prakarya (Seni Musik, Seni
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti* 64 (2) 32 96 Rupa, Seni Teater, Seni Tari, dan/atau
Pendidikan Agama Konghucu dan Budi Pekerti* 64 (2) 32 96 Prakarya). Murid memilih salah satu.
Pendidikan Pancasila 64 (2) 32 96

Bahasa Indonesia 160 (5) 32 192


*** Paling banyak 2 JP per minggu atau 64 JP
per tahun.
Matematika 128 (4) 32 160

Ilmu Pengetahuan Alam 128 (4) 32 160

Ilmu Pengetahuan Sosial 96 (3) 32 128 *** Total JP tidak termasuk mata pelajaran
Bahasa Inggris 96 (3) 32 128 * Muatan Lokal dan/atau mata pelajaran
Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan 64 (2) 32 96
tambahan yang diselenggarakan oleh
satuan pendidikan.
Informatika 64 (2) 32 96

Seni dan Prakarya**:


1.Seni Musik
2.Seni Rupa
64 (2) 32 96
3.Seni Teater
4.Seni Tari
5.Prakarya (Budidaya, Kerajinan, Rekayasa, atau Pengolahan)

Muatan Lokal 64 (2) *** - 64***

Total****: 928 (29) 320 1.248


Penjelasan struktur Kurikulum SMP/MTs/sederajat secara umum

a. Muatan pelajaran kepercayaan untuk penghayatan kepercayaan terhadap Tuhan YME dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai layanan pendidikan kepercayaan terhadap Tuhan YME.

b. Satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif di SMP/MTs/sederajat menyediakan layanan program kebutuhan khusus
sesuai kondisi peserta didik.

c. Beban belajar bagi penyelenggara pendidikan dengan Sistem Kredit Semester (SKS) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai SKS.

d. Proses mengidentifikasi dan menumbuhkembangkan minat, bakat, dan kemampuan murid dilakukan oleh guru yang
dikoordinasikan oleh guru BK. Jika ketersediaan guru BK belum mencukupi, maka koordinasi dilakukan oleh guru lain.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Menganalisis CP, Menyusun TP dan ATP

Narasumber: Nurazizah, S.Pd, M.Pd


Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset,
dan Teknologi

Sejak tahun ajaran 2021/2022 Kemdikbudristek mulai


mengimplementasikan Kurikulum Merdeka secara terbatas.

Mari kita pahami beberapa prinsip dan pendekatan yang digunakan


dalam kurikulum ini.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Merdeka dan Kurikulum


Operasional Satuan Pendidikan

● Tetap - ditetapkan oleh Pemerintah Pusat


● Fleksibel dan dinamis - menjadi otonomi di satuan pendidikan
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset,
dan Teknologi

Dengan memahami posisi dan


keterkaitan antara Capaian
Pembelajaran (CP) ; Tujuan
Pembelajaran (TP) ; dan Alur
Tujuan Pembelajaran (ATP),
harapannya setiap satuan
pendidikan dapat menentukan dan
merumuskan TP dan ATP secara
mandiri sesuai karakteristik
dan tahapan masing-masing.

Sebelumnya, mari kita mengingat


(lagi) konsep Backward Design.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset,
dan Teknologi

Forward Design vs Backward


Lebih fokus pada DesignBackward Design
Forward Design
pengajaran (aktivitas)
daripada pembelajaran
itu sendiri
(output/outcome) Tujuan Pendekatan yang
Aktivitas lebih disengaja dan
Pembelajara
Belajar terencana untuk
n
Bisa menjadi mencapai hasil yang
miskonsepsi diinginkan lebih
belajar
bahwa efektif
Asesme Asesme
adalah
n n
aktivitas
Padahal
pembelajaran
adalah Tujuan
Aktivitas
pertimbangan yang Pembelajara Belajar
cermat terhadap n
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset,
dan Teknologi

Analogi Perjalanan (Memahami Backward Design)


Mari memahami pendekatan Backward Design melalui analogi berikut:

Saya ingin melakukan sebuah


ekspedisi perjalanan. Dari
ekspedisi tersebut, targetnya
adalah membuat buku
kumpulan foto kuliner dari
seluruh Indonesia. Saya
punya waktu selama 6 bulan
untuk menyelesaikan dan
menerbitkan buku tersebut.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset,
dan Teknologi

Analogi Perjalanan (Memahami Backward Design)


Dari tujuan tersebut, ternyata masih ada yang perlu
Hasil akhir yang diinginkan: diidentifikasi lebih jauh. Hal ini bisa dilakukan
membuat buku kumpulan foto lewat bantuan pertanyaan:

kuliner dari seluruh 1.Buku → akan berapa halaman? Ada resep, atau
caption saja? Jenis buku foto seperti apa?
Indonesia 2.Kuliner → mencakup apa saja? Makanan berat,
jajanan, atau termasuk minuman?
3.Dari seluruh Indonesia → berapa
kota/tempat yang bisa dianggap mewakili seluruh
Indonesia ?

Capaian Pembelajaran

Tahap 1 Backward Design :


Identifikasi Hasil yang Diinginkan
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset,
dan Teknologi

3 Tahapan Backward
Design

Merencanakan
Identifikasi Menentukan
tahapan
hasil yang bukti dan
kegiatan
asesmen
pembelajaran
diinginkan
2 3
1
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset,
dan Teknologi

Tahap 1: Identifikasi Hasil yang Diinginkan


Pertanyaan untuk mengidentifikasi hasil yang diinginkan:

1.Apa yang perlu didengar, dibaca, dilihat, dijelajahi, atau


Apa yang perlu
ditemukan? ditemukan/dijelajahi?
2.Sejauh apa hal ini akan disampaikan/diceritakan?
3.Apa hal spesifik yang akan dapat membantu
Sejauh mana
mengidentifikasi tujuan? penceritaannya?
pertanyaan ini membantu kita
untuk :

Hal spesifik untuk


•Membuat tujuan yang konkret dan spesifik mengidentifikasi tujuan
•Menentukan konten terbaik
•Mengidentifikasi hasil yang diinginkan
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset,
dan Teknologi

Tujuan Belajar
Peserta akan memahami tentang :
•karakteristik dan komponen dalam CP, TP, dan ATP
•ATP, yang bukan hanya kumpulan TP, tapi juga tonggak
capaian pembelajaran siswa dalam mencapai CP

Peserta akan memiliki pengalaman:


•merangkai kalimat TP berdasarkan CP
•merangkai TP dan ATP berdasarkan CP dan karakteristik
sekolah
•mengevaluasi ATP berdasarkan CP dan karakteristik sekolah
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset,
dan Teknologi

Analogi Perjalanan (Memahami Backward Design)


Saya sudah memutuskan Yang kemudian saya lakukan adalah :
hal-hal berikut :
1.Menentukan daftar kota-kota tujuan
dan jenis kuliner yang akan
1. Buku → berisi max 70 didokumentasikan
halaman, tanpa resep, 2.Membuat lini masa dan alur
hanya cerita definisi perjalanan supaya kegiatan ini efektif
singkat. secara biaya dan waktu
2. Kuliner → mencakup
makanan berat, jajanan,
dan minuman.
3. Dari seluruh Indonesia → ALUR TUJUAN PEMBELAJARAN
sampel diambil dari 20
kota di pulau-pulau besar.
TUJUAN PEMBELAJARAN
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset,
dan Teknologi

Memahami Kurikulum
Menggunakan Backward Design

Dalam Kurikulum Merdeka tujuan akhirnya


adalah Profil Pelajar Pancasila.
Tujuan akhir ini kemudian diturunkan
menjadi kalimat CP (yang dibagi ke dalam
beberapa fase), lalu didetailkan menjadi
TP dan ATP sebelum masuk ke proses
perancangan.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset,
dan Teknologi

Tahap 1 Backward Design dalam CP, TP, dan ATP


Keinginan pelaku membuat buku dalam analogi perjalanan tadi ibaratnya adalah
rumusan CP. Ternyata, ada banyak hal yang perlu dipahami dan diidentifikasi di dalam
sebuah kalimat CP. Setelah tujuan (membuat buku) diidentifikasi lebih detail, pelaku
perjalanan dapat membuat daftar kota tujuan dan kuliner yang akan didokumentasikan
(merumuskan TP), serta lini masa dan rencana perjalanannya (merangkai ATP).

Demikian pula dengan Bapak/Ibu Guru. Pemahaman dan identifikasi yang tepat atas
sebuah CP akan sangat membantu proses perumusan kalimat TP dan merangkai TP
menjadi ATP.
Bagaimana cara memahami sebuah CP?
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset,
dan Teknologi

Karakteristik Sekolah dalam KOS


Satuan Pendidikan dapat mengembangkan Kurikulum Operasional secara
mandiri berdasarkan kerangka dan struktur kurikulum sesuai
karakteristik dan kebutuhan masing-masing.

Apa visi/misi sekolah Anda? Bagaimana karakteristik sekolah Anda?


Adakah kebutuhan spesifik siswa/i di sekolah Anda?
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset,
dan Teknologi

Mari memperhatikan dengan seksama karakteristik sekolah


masing-masing melalui beberapa pertanyaan berikut:

1. Apa visi, misi, dan tujuan pendidikan di sekolah saya?


2. Bagaimana bentang alam yang dominan di daerah sekolah saya?
Bagaimana potensi tersebut dapat memengaruhi dan dimanfaatkan dalam
proses pembelajaran?
3. Bagaimana karakteristik masyarakat di sekitar sekolah saya?
4. Apa kekhasan/tradisi yang cukup kuat di sekolah/daerah sekolah saya?
5. Bagaimana peta profil guru, murid, dan orangtua di sekolah saya?

dst..
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset,
dan Teknologi

Merumuskan Tujuan
Pembelajaran
Maksud pendidikan itu adalah
menuntun segala kekuatan kodrat
yang ada pada anak-anak,
agar mereka dapat mencapai
keselamatan dan kebahagiaan
yang setinggi-tingginya baik sebagai
manusia, maupun anggota
masyarakat
(Ki Hadjar Dewantara, 1936, Dasar-Dasar Pendidikan, hal.1,
KODRAT: TAHAP TUMBUH-KEMBANG (WIRAGA-WIRAMA) KHD
0-8 TAHUN 9-16 TAHUN 17-24 TAHUN

WIRAGA
raga, indera, imajinasi,
bermain=belajar, eksplorasi
pengalaman (rasa-pikir)

WIRAMA
tanggung jawab, pembiasaan, irama
keseharian, jadwal rutin, selaras
dengan sesama dan semesta

Taman indria,
SD, SMP, SMA+
TK/PAUD, SD
SMP SMA
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset,
dan Teknologi

Pendidik dan satuan pendidikan dapat menggunakan


berbagai strategi dan pendekatan untuk menyusun
tujuan pembelajaran (TP) dan alur tujuan pembelajaran
(ATP).

Yang harus diperhatikan, TP dan ATP harus memenuhi


kriteria-kriteria ini.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset,
dan Teknologi

Tujuan Pembelajaran (TP), terdiri dari:

1. Kompetensi → kemampuan yang mencakup sikap,


pengetahuan, dan keterampilan yang dapat
didemonstrasikan peserta didik
2. Konten → ilmu pengetahuan inti / konsep utama
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset,
dan Teknologi

Kriteria Alur Tujuan Pembelajaran (ATP):


1. Menggambarkan urutan pengembangan kompetensi
yang harus dikuasai
2. ATP dalam 1 fase menggambarkan cakupan dan tahapan

pembelajaran yang linear


3. ATP keseluruhan fase menggambarkan cakupan dan
tahapan pembelajaran antarfase
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset,
dan Teknologi

Merumuskan TP dan ATP dari kalimat CP


1. Rumusan TP mengacu pada kompetensi dan konten pada CP
2. Rumusan kalimat TP dapat mengambil referensi dari berbagai
sumber → catatan penting: KepSek/Guru mampu memahami
kalimat tersebut.
3. Identifikasi dimensi Profil Pelajar Pancasila yang dapat terkait
dengan kompetensi yang ingin dicapai.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Tips Merumuskan Tujuan yang Berpusat pada Peserta Didik

● Fokus untuk memahami dan membantu peserta didik mengenal


diri dan cara belajar mereka.
● Memungkinkan peserta didik melihat kemajuan mereka,
merefleksikan cara dan kekuatan belajar mereka, dan menetapkan
tujuan individu.
● Berefleksi dan meninjau kembali berdasarkan Profil Pelajar
Pancasila. Peserta didik akan berubah dan bertumbuh sepanjang
tahun; memberikan ruang bagi peserta didik untuk
merekam refleksi diri secara teratur.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset,
dan Teknologi

Mapel: Bahasa Indonesia


Fase D - elemen Membaca dan Memirsa

Peserta didik memahami informasi berupa gagasan,pikiran, pandangan, arahan atau pesan
dari teks deskripsi, narasi, puisi, eksplanasi dan eksposisi dari teks visual dan audiovisual
untuk menemukan makna yang tersurat dan tersirat. Peserta didik menginterpretasikan
informasi untuk mengungkapkan simpati, kepedulian, empati atau pendapat pro dan kontra
dari teks visual dan audiovisual. Peserta didik menggunakan sumber informasi lain untuk
menilai akurasi dan kualitas data serta membandingkan informasi pada teks. Peserta didik
mampu mengeksplorasi dan mengevaluasi berbagai topik aktual yang dibaca dan dipirsa.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset,
dan Teknologi

Sila Bapak/Ibu menuliskan hal-hal berikut di kertas/word laptop masing-masing:

1. Daftar konten/topik materi yang terkandung dalam kalimat CP tadi.


2. Daftar kompetensi/keterampilan/kemampuan yang perlu dicapai siswa pada akhir fase,
merujuk kalimat CP tadi.
3. Kata/frasa yang perlu Guru perhatikan secara khusus (bila ada, di luar konten dan
kompetensi)
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset,
dan Teknologi

KONTEN/kata kunci KOMPETENSI


1.jenis teks: narasi, deskripsi, puisi, 1. memahami informasi
eksplanasi, eksposisi, dan 2. menemukan makna tersurat dan tersirat
argumentasi 3. mengintepretasikan informasi
2.penyajian teks: visual, audiovisual 4. mengungkapkan hasil intepretasi informasi
3.ekspresi simpati, kepedulian, 5. menggunakan sumber informasi lain untuk
empati menilai akurasi dan kualitas data
4.pendapat pro dan kontra 6. mengevaluasi dan mengeksplorasi topik
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset,
dan Teknologi

Bidang Studi: Bahasa Indonesia

Fase D - elemen Membaca dan Memirsa

Peserta didik memahami informasi berupa gagasan,pikiran, pandangan, arahan atau


pesan dari teks deskripsi, narasi, puisi, eksplanasi dan eksposisi dari teks visual dan
audiovisual untuk menemukan makna yang tersurat dan tersirat. Peserta didik
menginterpretasikan informasi untuk mengungkapkan simpati, kepedulian, empati atau
pendapat pro dan kontra dari teks visual dan audiovisual. Peserta didik menggunakan
sumber informasi lain untuk menilai akurasi dan kualitas data serta membandingkan
informasi pada teks. Peserta didik mampu mengeksplorasi dan mengevaluasi berbagai
topik aktual yang dibaca dan dipirsa.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset,
dan Teknologi

Tujuan Pembelajaran:
KONTEN: Teks naratif
1.Peserta didik mampu menjelaskan Sumber bacaan: ….
arti kata-kata yang jarang muncul
dengan bantuan visual dan konteks
kalimat yang mendukung pada teks
naratif KOMPETENSI
2.Peserta didik mampu
mengungkapkan makna tersurat dan 1.mengamati
tersirat dari teks naratif yang dibaca 2.menyusun pertanyaan
dengan menunjukkan bukti-bukti 3. melakukan penyelidikan
yang mendukung 4.membuat prediksi
3.Peserta didik mampu 5.mengorganisasi informasi
menginterpretasikan bagian dari
6.mendiskusikan hasil amatan
teks naratif berbentuk audiovisual
yang menunjukkan simpati, 7.mengomunikasikan secara lisan dan tertulis
kepedulian, atau empati
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset,
dan Teknologi

Alur pembelajaran dari rumusan kalimat TP :

1. Peserta didik mengidentifikasi 20 kosa kata baru dari teks naratif


yang dibaca.
2. Peserta didik mendiskusikan definisi dari kosa kata baru dan
mencari definisinya menggunakan KBBI.
3. Peserta didik membuat visualisasi dari teks naratif yang dibaca.
Visualisasi dapat berupa gambar, media presentasi, dsb.
4. Peserta didik merumuskan kerangka untuk melanjutkan dan
mengembangkan teks naratif, dengan bantuan beberapa topik
pilihan.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset,
dan Teknologi

Catatan untuk CP Bidang Studi Bahasa Indonesia:


Tidak ada batasan konten, meski sebagian jenis teks dituliskan di dalam
kalimat CP. Dalam merumuskan TP dan ATP, Guru dapat
menggunakan berbagai jenis teks untuk mencapai kompetensi yang
diharapkan. Yang perlu diperhatikan: tingkat kemampuan dan kesiapan
peserta didik.

Misalnya: menggunakan teks prosedur untuk mencapai kompetensi


‘memahami informasi’. Meski teks prosedur tidak disebutkan spesifik
dalam kalimat CP.
Pengertian CP

“Capaian Pembelajaran (CP) merupakan kompetensi pembelajaran yang harus dicapai peserta didik
pada setiap fase, dimulai dari Fase Fondasi pada PAUD. Untuk Pendidikan dasar dan menengah, CP
disusun untuk setiap mata pelajaran.”
(Keputusan Menteri Republik Indonesia Nomor 56/M/2022 tentang Pedoman Penerapan Kurikulum dalam rangka Pemulihan
Pembelajaran)

Pemerintah hanya menetapkan tujuan akhir per fase (CP) dan waktu tempuhnya (fase). Satuan pendidikan memiliki
keleluasaan untuk menentukan strategi dan cara atau jalur untuk mencapainya. Agar bisa menentukan strategi yang sesuai,
kita perlu mengetahui titik awal keberangkatan para peserta didik.
CP dan strategi mencapai CP menggunakan
Kerangka Kerja Understanding by Design

Understanding by Design merupakan sebuah kerangka kerja dengan fokus pada proses
perencanaan dan struktur yang memandu pengembangan kurikulum, asesmen, dan
instruksi pembelajaran. Proses perencanaan ini fokus pada dua hal:

1.Pengajaran dan asesmen untuk membangun pemahaman dan kemampuan learning


transfer (kemampuan mengimplementasikan hasil belajar dalam sebuah performa
otentik)
2.Merancang kurikulum “Terbalik” (backward), dengan mulai dari tujuan akhirnya
terlebih dulu
CP disusun menggunakan
metode Backward Design

Metode perancangan kurikulum pendidikan ini dimulai dengan menentukan tujuan akhir
yang diinginkan terlebih dahulu sebelum menentukan kegiatan pembelajaran dan
asesmen yang digunakan.
Backward Design melibatkan 3 tahap perencanaan:

Menentukan Merencanakan
Identifikasi hasil
bukti-bukti yang pengalaman belajar
yang diinginkan
dapat diterima dan instruksi
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset,
dan Teknologi

Mari berbagi cerita tentang proses dan hasil diskusi kelompok Bapak/Ibu.

Setiap kelompok memiliki waktu 3 menit untuk bercerita tentang:


1.Dari semua proses (identifikasi CP, merumuskan TP), mana yang lebih
menantang / lebih lama pengerjaannya?
2.Hal menarik/insight yang ingin diceritakan dari proses diskusi.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset,
dan Teknologi

Mengenali Karakteristik CP
Bersama kelompok mapelnya, Bapak/Ibu akan mendiskusikan dan
mencoba menemukan karakteristik CP dari masing-masing mapel dan
dianalisis. Sila melakukan langkah-langkah berikut:
1.Unduh dokumen CP yang telah dibagikan.
2.Setiap kelompok mapel akan membaca dan menganalisis kalimat CP dari
masing-masing kelompok mapel.
3.Identifikasi sebanyak mungkin kekhususan atau karakteristik dari CP
masing-masing mapel kelompok Bapak/Ibu cermati
4.Presentasikan hasil diskusi kelompok.
5.Unggah LK pada link google drive yang telah diberikan narasumber.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset,
dan Teknologi

Simpulan Karakteristik CP berdasar mapel


Setiap mapel punya karakteristik masing-masing.
•Ada yang mencantumkan konten/topik bahasan secara eksplisit (misalnya: IPAS).
•Ada yang menyajikannya lewat kata/frasa kata kunci, dan satuan pendidikan dapat
menentukan konten secara mandiri (misalnya: Bahasa Indonesia).
•Ada bidang studi yang memadukan keterampilan berpikir dan penguasaan alat atau teknik
tertentu sebagai kompetensi CP (misalnya: Informatika).
•Ada bidang studi yang kompetensinya berciri pemahaman teori - pemaknaan reflektif -
penerapan (misalnya: PPKn).
•Ada pula bidang studi yang pencapaian kompetensinya harus berurutan (misalnya:
Matematika).
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset,
dan Teknologi

Memahami karakteristik CP dapat membantu Guru dalam:

• memilih dan menemukan sumber belajar


• mengembangkan topik bahasan
• menentukan jenis asesmen

Tujuannya: membawa konten/topik bahasan sedekat mungkin


dengan konteks keseharian peserta didik.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset,
dan Teknologi

Untuk semakin memantapkan pemahaman akan identifikasi CP, menurunkannya menjadi rumusan
TP dan merangkainya ke dalam ATP, Bapak/Ibu akan mengerjakan penugasan berikut secara
berkelompok bersama rekan-rekan dari satu mapel.
TUGAS 1: Merumuskan Kalimat TP. Sila melakukan langkah-langkah berikut:
1.Pastikan kelompok Bapak/Ibu telah mengunduh dokumen CP. Setiap kelompok mapel untuk
diidentifikasi dan dirumuskan menjadi TP hingga ATP.
2.Unduh dokumen LK Ruang Kolaborasi.
3.Diskusikandan identifikasi seluruh konten dan kompetensi dari kalimat CP mapel yang dipilih,
tuangkan sedetail mungkin di LK .
4.Rumuskan 1-2 kalimat TP yang sesuai dengan karakteristik / kontekstualitas / situasi sekolah
Bapak/Ibu. Ingat untuk memasukkan unsur hasil analisa CP pada rumusan kalimat TP.
Durasi pengerjaan: 20 menit
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset,
dan Teknologi

Identitas Kelompok Nama Mapel:


IPA
Mapel/fase/kelas yang dianalisis :
1. LISMAYADI,S.Pd, M.Pd
2. MARLIN, S.Pd
3. DITA HUTASOIT, S.Pd

Kalimat CP Materi Inti (konten) Kompetensi (keterampilan)


1. 1.
2. 2.
3. 3.
dst dst

Rumusan Kalimat TP dari hasil analisa CP :


Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset,
dan Teknologi

Agar berpihak pada anak dan menuntun


mereka pada kekuatan kodratnya,
Tujuan Pembelajaran harus memperhatikan
tahap perkembangan anak.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset,
dan Teknologi

Mari Berbagi Hasil Diskusi

Sila setiap kelompok mempresentasikan hasil telaahnya atas


masing-masing mapelselama 3 menit. Bapak/Ibu Guru silakan
untuk merespon atau melontar pertanyaan.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset,
dan Teknologi

TUGAS 2 : Merangkai / Menganalisis ATP.


Langkah-langkahnya:
1. Masuk ke folder TP/ATP masing-masing mapel.
2. Cari folder berisi TP/ATP mapel Bapak/Ibu pilih untuk dianalisis (pada
tugas 1).
3. Sila cermati kalimat-kalimat ATP di fase yang Bapak/Ibu analisis dan
pindahkan ke LK. Saat menuangkan kalimat ATP ke LK,Bapak/Ibu boleh
merevisi, merangkai ulang, dan menyesuaikan kalimat dengan
mempertimbangkan unsur: ruang lingkup materi, alokasi waktu, serta
karakteristik spesifik sekolah.
4. Unduh dokumen LK 2 yang telah dibagikan(secara individu)
Durasi: 25 menit.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset,
dan Teknologi

Mari berefleksi sejenak tentang apa yang telah kita pelajari bersama. Sila
lanjutkan kalimat berikut dan tuangkan refleksi Bapak/Ibu.

1. Sekarang saya paham, bahwa untuk merumuskan TP dan ATP itu perlu

2. Modul merumuskan TP dan ATP ini menurut saya …
3. Namun saya masih bingung tentang …
4. Untuk mengatasi kebingungan itu, saya akan …
5. 3 kata kunci yang saya pahami dari modul ini adalah …
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset,
dan Teknologi

Sila diskusikan hal ini dalam kelompok:

Dalam proses penyusunan/penyesuaian TP dan ATP di tingkat


satuan pendidikan, identifikasi peran-peran spesifik apa yang dapat
dilakukan oleh:
1.Kepala Sekolah
2.Wakasek Kurikulum
3.Guru

Durasi diskusi: 10 menit


Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset,
dan Teknologi

Mari Berbagi
Silahkan setiap kelompok mapel membagikan hasil diskusi
dalam kelompoknya.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset,
dan Teknologi

Sila mengunduh LK Aksi Nyata di LMS. Pada Lembar Kerja, sila


Bapak/Ibu menuangkan:

1. Rumusan langkah kerja (yang akan dilakukan) terkait


penyusunan/penyesuaian TP dan ATP, sesuai fungsi dan
peran Bapak/Ibu di sekolah saat ini.

2. Rumusan langkah kerja (yang akan dilakukan) terkait


sosialisasi modul ini ke rekan sejawat di sekolah masing-
masing.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset,
dan Teknologi

Refleksi Akhir Sesi


Sila Bapak/Ibu menuliskan:

1.Tiga kata kunci terkait penyusunan TP dan ATP


2.Apa manfaat yang saya dapat bila menguasai modul ini? (terkait fungsi
saya saat ini)
3.Hal baik yang saya dapat dari pembelajaran hari ini
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset,
dan Teknologi

Terima Kasih
Selamat berproses memajukan pendidikan Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai