Anda di halaman 1dari 10

NAMA : NURUL ANGGITA

NIM : A1011211280
KELAS : F REGULER
MATA KULIAH : UAS HUKUM KEKAYAAN INTELEKTUAL
‘‘RAHASIA DAGANG’’
1. DEFINISI RAHASIA DAGANG
Pasal 1 angka 1 undang-undang nomor 30 tahun 2000 tentang rahasia dagang menyatakan bahwa yang dimaksud dengan rahasia dagang
adalah informasi yang tidak diketahui oleh umum dibidang teknologi dan/atau bisnis, mempunyai nilai ekonomi karena berguna dalam
kegiatan usaha, dan dijaga kerahasiaannya oleh pemilik rahasia dagang. informasi akan dianggap sebagai rahasia dagang apabila
dianggap berguna dan penting bagi pemegang hak rahasia dagang untuk menjalankan roda kegiatan bisnis dan usahanya dan dijaga
kerahasiaannya oleh pemegang hak rahasia dagang yang bersangkutan.

Untuk dianggap sebagai rahasia dagang maka sebuah informasi harus memenuhi beberapa unsur diantaranya bersifat rahasia atau
dirahasiakan, bernilai ekonomi atau dapat menghasilkan keuntungan ekonomis, hanya diketahui oleh orang tertentu saja atau tidak
diketahui oleh masyarakat secara umum, Sangat berguna dan berfungsi untuk menjalankan roda aktivitas bisnis dan perdagangan serta
sangat dijaga kerahasiaannya oleh pemegang hak rahasia dagang tersebut. Adanya Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2000 tentang
Rahasia Dagang memberi dampak munculnya hak rahasia dagang yang dapat dimiliki oleh seluruh pihak.
2. DASAR HUKUM

Di Indonesia rahasia dagang diatur pertama kali melalui Undang-Undang No. 30 Tahun 2000 Tentang
Rahasia Dagang. Pada awalnya perlindungan hukum menyangkut segala bentuk praktek-praktek
persaingan tidak sehat telah diatur oleh rambu-rambu dan norma-norma pada Pasal 1365 KUHPerdata
dan Pasal 382 bis KUHP. Namun kemudian menjadi masalah setelah tentang hal itu dikemas sebagai
produk kekayaan intelektual. Ini berarti konsep unfair competition sebagai hukum yang bersifat umum
lebih dipersempit atau difokuskan kepada hukum yang melindungi adanya praktek curang bermotif
komersial. Kebutuhan itu diformulasikan dalam Undang-Undang No. 30 Tahun 2000 Tentang Rahasia
Dagang. Secara umum dapat dikatakan bahwaundang-undang rahasia dagang ini juga melengkapi
Undang-Undang No. 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak
Sehat.
3. RUANG LINGKUP
1.Lingkup perlindungan Rahasia Dagang meliputi metode produksi, metode pengolahan, metode penjualan,
atau informasi lain di bidang teknologi dan/ atau bisnis yang memiliki nilai ekonomi dan tidak diketahui oleh
masyarakat umum
2.Rahasia Dagang mendapat perlindungan apabila informasi tersebut bersifat rahasia, mempunyai nilai
ekonomi, dan dijaga kerahasiannya melalui upaya sebagaimana mestinya.
3.Informasi dianggap bersifat rahasia apabila informasi tersebut hanya diketahui oleh pihak tertentu dan tidak
diketahui secara umum oleh masyarakat.
4.Informasi dianggap tersebut nilai ekonomi apabila sifat kerahasiaan informasi tersebut dapat digunakan
untuk menjalankan kegiatan atau usaha yang bersifat komersial atau dapat meningkatkan keuntungan secara
ekonomi.
5.Informasi dianggap dijaga kerahasiannya apabila pemilik atau para pihak yang menguasainya telah
melakukan langkah-langkah yang layak dan patut.

Misalnya Coca-cola menggunakan rahasia dagang yaitu informasi teknik senyawa untuk melindungi
formulanya, bukan paten. Hal ini untuk menghindari adanya batas waktu. Jika formula dilindungi hak
paten maka akan berakhir paling lama 20 tahun. Pada saat ini usia Coca Cola sudah lebih dari 100
tahun, hak ini karena formulanya dilindungi dengan rahasia dagang. Metode produksi misalnya teknologi
pemrosesan anggur, formula ramuan rokok. Di bidang lain, misalnya informasi non teknik. Data mengenai
pelanggan, data analisis, administasi keuangan,dll
4. SANKSI DARI PELANGGARAN
Pasal 17 UU No. 30 th 2000, ’’Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak menggunakan
RahasiaDagang pihak lain atau melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam pasal 13
atau Pasal 14 dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun dan/atau denda
paling banyak Rp.300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah).’’
Sebagai contoh, menurut pasal 4 UURD pemilik hak Rahasia Dagang memiliki hak
untuk menggunakan sendiri Rahasia Dagang yang dimilikinya, memberikan lisensi atau
melarang pihak lain untuk menggunakan Rahasia Dagang atau mengungkapkan Rahasia
Dagang itu kepada pihak ketiga untuk kepentingan yang bersifat komersial . Terhadap
pasal tersebut, gugatan yang kita ajukan dapat berupa gugatan ganti rugi dan / atau
penghentian semua perbuatan. Dan berbeda dengan gugatan HaKI lainnya, gugatan
mengenai perkara Rahasia Dagang diajukan ke Pengadilan Negeri. Berkaitan dengan hal
di atas, harus ditentukan pula kapan sebenarnya suatu perbuatan dikatakan telah
melanggar Rahasia Dagang milik orang atau pihak lain. Seseorang dianggap melanggar
Rahasia Dagang pihak lain apabila ia memperoleh atau menguasai Rahasia Dagang
tersebut dengan cara yang bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
5. BENTUK CONTOH KASUS PELANGGARAN
Pasal 13 dan pasal 14 UU No. 30 th 2000 yaitu Pelanggaran Rahasia
Dagang juga terjadi apabila;
1. seseorang dengan sengaja mengungkapkan Rahasia Dagang,
2. mengingkari kesepakatan atau mengingkari kewajiban tertulis atau tidak
tertulis untuk menjaga Rahasia dan pasal 14,
3. Seseorang dianggap melanggar Rahasia Dagang pihak lain apabila ia
memperoleh atau menguasai Rahasia Dagang tersebut dengan cara yang
bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
6. Contoh kasus yang ada di lapangan
1. a. PT Basuki Pratama Engineering dan PT Hitachi Construction Machinery Indonesia.
Setelah menempuh penyelesaian perkara secara pidana pada 2005,perkara niaga pada 2006-2008 dan tata usaha
negara, Basuki Pratama kembali menggugat Hitachi ke Pengadilan Negeri Bekasi pertengahan 2008 lalu. Kali ini
Basuki Pratama tidak mempermasalahkan desain industri yang mencuat sejak 2005, melainkan gugatan ganti rugi
atas pelanggaran rahasia dagang terkait metode produksi mesin boiler (ketel uap). Namun gugatan itu kandas.
Dalam putusan sela, Selasa (14/4) kemarin, majelis hakim menolak mengadili perkara tersebut. Alasannya,
Pengadilan Negeri Bekasi tidak berwenang mengadili sebab perkaranya masuk ranah Pengadilan Niaga. Merujuk
pada posita (dasar gugatan) penggugat, majelis hakim menyatakan gugatan penggugat adalah tentang desain
industri. Pasalnya, isi gugatan menguraikan tentang tahapan pembuatan mesin boiler. Yakni, informasi yang rinci,
detail dan spesifik mengenai bagian atau produk alam bentuk dua dimensi, ukuran produk jumlah bagian produk
dan jenis bahan, kreasi tentang bentuk konfigurasi yang dapat dipakai untuk menghasilkan suatu produk, barang
komoditas industri sebagaimana dituangkan dalam cetak biru atau blue print. Dalam gugatannya Basuki Pratama
menuntut ganti rugi sebesar Rp127,7 miliar kepada Hitachi. Perusahaan penanaman modal asing itu dituding telah
mengungkap dan menggunakan rahasia dagang metode produksi dan penjualan mesin boiler tanpa izin dari Basuki
Pratama selaku pemegang hak rahasia dagang. Padahal kedua metode itu bersifat rahasia. Sejak 1981, Basuki
Pratama merupakan perusahaan yang bergerak di bidang produksi mesin-mesin industri, dengan produksi awal
mesin pengering kayu.
LANJUTAN
2. PT. General Food Industries (ceres)

Sebuah pabrik cokelat menyeret dua bekas karyawannya ke meja hijau. Dituduh melanggar perjanjian kerja sekaligus
membocorkan rahasia dagang kepada pesaing. Ini bisa menjadi pelajaran untuk mereka yang baru diterima sebagai
pekerja. Bacalah detail perjanjian yang disodorkan perusahaan. Jika tidak, bukan mustahil urusan seperti ini berujung ke
meja hijau. Setidaknya demikianlah nasib yang menimpa Rachmat Hendarto, 35 tahun, dan Andreas Tan Giok San, 34
tahun. Sejak Senin pekan lalu, dua karyawan PT Bumi Tangerang Mesindotama, Tangerang, itu diadili di Pengadilan
Negeri Bandung. ”Mereka melanggar Undang-Undang Rahasia Dagang,” kata jaksa Ahmad Nurhidayat. PT General-lah
perusahaan tempat mereka bekerja dulu yang memperkarakan keduanya ke pengadilan. General, perusahaan pengolah biji
cokelat yang berlokasi di daerah Dayeuh Kolot, Bandung, menuduh dua karyawannya itu melanggar perjanjian yang
pernah disepakati. General adalah anak cabang perusahaan Petra Food Limited, yang berpusat di Singapura. Andreas
bekerja di General sejak November 1995, sedangkan Rachmat sejak April 1997. Di perusahaan cokelat itu, Andreas
menjabat roaster engineer, petugas yang memastikan semua proses produksi sudah dilakukan sesuai dengan standar.
Adapun Rachmat menjabat process engineer, yang tugasnya antara lain mengawasi jalannya produksi. Setelah sekitar
delapan tahun bekerja di perusahaan itu, Rachmat memutuskan berhenti. ”Karier dan gaji saya sulit naik,” kata pria
kelahiran Bandung ini. Menurut Rachmat, keluhannya itu sudah dia sampaikan ke manajemen, tapi tak ditanggapi. ”Di sini
banyak pekerja yang sudah memasuki masa pensiun tapi tetap dipekerjakan,” ujarnya. Pada Juni 2005, Rachmat berhenti
dari General. Tiga bulan kemudian, langkah yang sama diikuti Andreas. ”Di perusahaan ini, saya mirip ban serep, kerap
dipindahkan ke sana-kemari tanpa penjelasan,” ujarnya. Seperti Rachmat, sekitar tiga bulan setelah keluar dari GT. General
Food Industries (ceeneral, Andreas pindah ke PT Bumi Tangerang. Bisnis perusahaan yang berlokasi di Cibodas,
Tangerang, Banten, ini mirip perusahaan mereka sebelumnya: bergerak di industri pengolahan biji cokelat
LANJUTAN
3. Berawal dari HI PIN yang datang di Pabrik Kopi CV. Bintang Harapan milik John Satria Salim di Jl. Trans
Sulawesi Km. 5 Tondo Kota Palu mau mencari karyawan Pabrik Kopi Bintang Harapan namun tidak ada yang bisa
ditemui atau dipanggil keluar pabrik. Berselang berapa hari kemudian HI PIN mendatangi mess karyawan Pabrik
Kopi Bintang Harapan di Jl. Lombok Palu menemui Noldy Lagindawa karyawan bagian produksi dan pemasaran
pabrik kopi bintang harapan dan membujuknya untuk berhenti bekerja pada pabrik kopi bintang harapan dan 403
tondo kota palu. Terdakwa juga meminta pada Noldy Lagindawa untuk merekrut teman kerjanya di Pabrik Kopi
Bintang Harapan. Noldy Lagindawa kemudian berhenti bekerja pada pabrik Kopi Harapan lalu membujuk teman
kerjanya pada Pabrik Kopi Bintang Harapan yaitu Parian yang bekerja pada bagian Produksi, Arsand pada bagian
produksi, Markum Yambese pada bagian Penggorengan dan Packing dan Jumadi pada bagian Produksi dan pemasaran
untuk berhenti bekerja di CV Bintang Harapan dan pindah kerja di perusahaan HI PIN CV. Tiga Putra Berlian karena
gajinya 2 kali lipat di Cv. Bintang Harapan. Setelah Noldy Lagindawa dan teman-teman berhenti di Cv.Bintang
Harapan dan pindah pada Cv.Tiga Berlian milik HI PIN yang juga pabrik Kopi yang baru didirikan, HI PIN
memerintahkan agar membuat tempat Penggorengan dan Penggilingan kopi yang sesuai dengan dengan pengalaman
mereka di Cv.Bintang Harapan. Serta memerintahkan mereka mengambil kopi mentah, dokumentasi dan mesin-mesin
penggorengan dan produksi, sedangkan Parian mengambil saringan Kopi bubuk pada penggilingan dan Markum
mengambil plastik packing pada pabrik kopi Cv. Bintang Harapan dengan maksud agar kopi bubuk hasil produksi
Cv.Tiga berlian sama dengan hasil bubuk Cv. Bintang Harapan. Noldy Lagindawa menggunakan distribusi/pemasaran
dengan mendatangi langganan dan distributor kopi bubuk Bintang Harapan dan menawarkan Kopi bubuk Tiga berlian
milik Terdakwa. Perbuatan Cv. Tiga Berlian tersebut tanpa seizin sepengetahuan dengan John Satria Salim selaku
pemilik Cv. Bintang Harapan dan mengakibatkan kerugian berupa terhambatnya/macetnya produksi kopi bubuk
Bintang Harapan karena 5 orang Karyawannya telah direkrut oleh Cv. Tiga Berlian dan semua langganan Bintang
Harapan beralih ke Cv. Tiga Berlian
7. KESIMPULAN
Rahasia Dagang adalah informasi yang tidak diketahui oleh umum di bidang teknologi dan/
atau bisnis, mempunyai nilai ekonomi karena berguna dalam kegiatan usaha, dan
dijaga kerahasiaannya oleh pemilik Rahasia Dagang. Dalam ranah HAKI pada dasarnya
perlindungannya berintikan pengakuan terhadap hak atas kekayaan dan hak untuk
menikmati kekayaan itu dalam waktu tertentu. Artinya selama waktu tertentu pemilik
atau pemegang hak atas HaKI dapat mengijinkan atau melarang untuk mengetahui
atau menyebarluaskan informasi (Rahasia Dagang).
Apabila seseorang merasa pihak lain telah melanggar hak Rahasia Dagang yang
dimilikinya, maka ia sebagai pemegang hak Rahasia Dagang atau pihak lain sebagai
penerima lisensi dapat menggugat siapapun yang dengan sengaja dan tanpa hak Rahasia
Dagang maka kita dapat mengajukan gugatan ke Pengadilan Negeri. Gugatan yang
kita ajukan dapat berupa gugatan ganti rugi dan / atau penghentian semua perbuatan.
Disamping itu juga dapat ditempuh upaya lain yakni melalui penyelesaian sengketa
melalui Arbitrase atau Alternatif Penyelesaian Sengketa

Anda mungkin juga menyukai