Anda di halaman 1dari 17

KELOMPOK 2

TEMA : Alternatif penyelesaian sengketa diluar pengadilan (Negosiasi)


1. Della Anggraini A10112110342.
2. Nurul anggita A1011211280
3. Karina Yosephin Virginia A1011201104
4. Gigih Imam Prastowo A1011211222
5. Septian Lois Figo A1011191312
1. Apa itu negosiasi
Istilah negosiasi sudah tidak asing bagi tatanan hukum bisnis. Secara umum negosiasi dapat
diartikan sebagai suatu upaya penyelesaian sengketa para pihak tanpa melalui proses
peradilan dcngan tujuan mencapai kesepakatan bersama atas dasar kerja sama yang lebih
harmonis dan kreatif. Di sini para pihak berhadapan langsung secara seksama dalam
mendiskusikan permasalahan yang mereka hadapi dengan cara kooperatif dan saling
terbuka. Secara umum negosiasi dapat diartikan sebagai suatu upaya penyelesaian sengketa
para pihak tanpa melalui proses peradilan dengan tujuan untuk mencapai kesepakatan
bersama atas dasar kerja sama yang lebih harmonis dan kreatif.
Menurut Suyud Margono, negosiasi adalah komunikasi dua arah yang dirancang untuk
mencapai kesepakatan pada saat kedua belah pihak memiliki berbagai kepentingan yang
sama maupun berbeda. Gary Goodpaster seperti yang dikutip oleh Rahmadi Usman,
negosiasi adalah proses upaya untuk mencapai kesepakatan dengan pihak lain, suatu proses
interaksi dan komunikasi yang dinamis dan beraneka ragam.
2. Karakteristik Negosiasi
a. Senantiasa melibatkan orang, baik sebagai individual, perwakilan organisasi atau
perusahaan, sendiri atau dalam kelompok.
b. Memiliki ancaman terjadinya atau di dalamnya mengandung konflik yang terjadi mulai
dari awal sampai terjadi kesepakatan dalam akhir negosiasi.
c. Menggunakan cara-cara pertukaran sesuatu, baik berupa tawar menawar (bargain)
maupun tukar menukar (barter).
d. Hampir selalu berbentuk tatap muka, yang menggunakan bahasa lisan, gerak tubuh
maupun ekspresi wajah.
e. Negosiasi biasanya menyangkut hal-hal di masa depan atau sesuatu yang belum terjadi
dan kita inginkan terjadi.
f. Ujung dari negosiasi adalah adanya kesepakatan yang diambil oleh kedua belah pihak,
meskipun kesepakatan itu misalnya kedua belah pihak sepakat untuk tidak sepakat.
3. Prinsip-prinsip Negosiasi
Prinsip-Prinsip Negoisasi Adapun prinsip-prinsip negosiasi dalam penyelesaian sengketa
alternatif adalah sebagai berikut:
a. Trust (kepercayaan/amanah), verifikasi
b. Memisahkan pribadi dan masalah
c. Fokuskan pada substansi, common interest / compatible interest, bukan posisi
d. Kreatif mencari option.
e. Keterbukaan, kejujuran dan keadilan berdasar kriteria objektif
f. Jauhi dari sikap manipulatif
4. Unsur penting Negosiasi
Unsur yang menyebabkan para pihak memilih lembaga Penyelesaian Sengketa Alternatif (Alternative
Dispute Resolution) dengan menggunakan tehnik negosiasi, untuk menyelesaian sengketa bisnis yang
yang timbul, yaitu:
a. Murah, transaksi yang dilakukan oleh para pihak tujuannya tidak lain adalah untuk memperoleh
uang (investasi), dalam hal ini murahnya biaya yang dikeluarkan, menjadi bahan pertimbangan
yang utama.
b. Cepat, dibandingkan dengan penyelesaian melalui jalur pengadilan (litigasi) tentunya Penyelesaian
Sengketa Alternatif (ADR) relative lebih cepat dan tidak bertele-tele. Lamanya proses penyelesaian
sengketa melalui pengadilan terjadi mulai saat menunggu kepastian kapan sengketa akan
diperiksa/disidangkan hingga eksekusi putusan, yang seringkali memerlukan waktu yang sangat
lama.
c. Dalam dunia bisnis, hubungan baik (good relationships) di antara para pihak merupakan hal yang
paling utama sekaligus pondasi (dasar) bagi berkembangnya suatu hubungan kerjasama. Begitu
pula halnya dalam penyelesaian sengketa, sedapat mungkin diselesaikan melalui cara-cara yang
dapat menjaga hubungan di antara para pihak agar tetap harmonis.
d. Kerahasiaan (confidentiality) bagi siapapun, terlebih bagi pihakpihak yang bergerak
dalam aktivitas bisnis, merupakan hal yang sangat vital. Oleh karena itu, dalam mekanisme
penyelesaian sengketa melalui Penyelesaian Sengketa Alternatif (ADR) masalah
kerahasiaan lebih dapat dijaga dibandingkan dengan penyelesaian melalui cara
konvensional (pengadilan). Kerahasiaan sangat penting untuk tetap dijaga.
e. Penyelesaian sengketa melalui lembaga Penyelesaian Sengketa Alternatif (ADR)
dilakukan oleh para ahli (expert) di bidangnya, sehingga hal ini akan berdampak pada
kualitas putusan. Keahlian para pihak yang akan menyelesaikan sengketa sangat
mempengaruhi kepercayaan masyarakat terhadap penggunaan lembaga ini.
f. Tidak berpihak (Impartiality), untuk memperoleh suatu proses penyelesaian sengketa
yang menjunjung tinggi prinsip fairness, maka dalam setiap bentuk penyelesaian sengketa
baik melalui lembaga pengadilan (litigasi) maupun lembaga di luar pengadilan (nonlitigasi),
diperlukan adanya jaminan bahwa pihak ketiga yang akan memutus atau menengahi
sengketa
5. Jenis Negosiasi
Munir Fuady mengemukakan dua macam negosiasi,yaitu :
1. Negosiasi kepentingan
Negosiasi Kepcntingan (interes negotiation) merupakan negosiasi yang sebelum bernegosiasi
sama sekali para pihak tidak ada hak apa pun dari satu pihak kepada pihak lain. Akan letapi,
mereka bernegosiasi karena masing-masing pihak ada kepentingan untuk melakukan negosiasi
tersebut. Misalnya negosiasi terhadap harga, waktu pembayaran, dan lain-lain.
2. Negosiasi hak
negosiasi hak (right negotiation), sebelum para pihak bernegosiasi, antara para pihak sudah
terlebih dahulu punya hubungan hukum tertentu, sehingga antara para pihak tersebut timbul
hak-hak tertentu yang dijamin pemenuhannya oleh hukum. Kemudian para pihak bernegosiasi
agar hak-hak tersebut dapat dipenuhi oleh pihak lawan. Jadi bedanya dengan negosiasi
kepentingan, di mana negosiasi tersebut dimaksudkan untuk menciptakan hubungan hukum
tertentu, tetapi dalam negosiasi hak, hubungan hukum tersebut justru sudah ada sebelum
negosiasi dilakukan.
6. Teknik Negosiasi
a. Teknik Negosiasi Kompetitif
1. Diterapkan untuk negosiasi yang bersifat a lot;
2. Mengajukan permintaan yang tinggi di awal negosiasi
3. Menjaga tuntunan tetap tinggi sepanjang proses
4. Konsesi yang diberikan sangat langka atau terbatas
5. Perunding lawan dianggap musuh
6. Menggunakan cara-cara yang berlebihan untuk menekan
pihak lawan 7. Negosiator tidak memiliki data-data yang baik dan
akurat
b. Teknik Negosiasi Kooperatif
1. Mengganggap negosiator lawan sebagai mitra bukan musuh
2. Para pihak saling menjajaki kepentingan, nilai-nilai bersama dan mau
bekerjasama 3. Tujuan negosiator adalah penyelesaian sengketa yang adil
berdasar analis yang objektif dan atas fakta hukum yang jelas
c. Teknik Negosiasi Lunak (solf)
1. Menempatkan pentingnya hubungan baik antar pihak 2.
Tujuannya untuk mencapai kesepakatan 3.
Memberi konsesi untukj menjaga hubungan baik 4.
Mempercayai perunding
5. Mudah mengubah posisi 6.
Mengalah untuk mencapai kesepakatan 7.
Berisiko manakalah menghadapi perunding keras
d. Teknik Negosiasi Keras (hard)
1. Negositaor lawan dianggap sebagai musuh 2.
Tujuannya adalah kemenangan 3.
Menuntut konsensi sebagai prasyarat dari hubungan baik 4. Keras
terhadap orang maupun masalah
5. Tidak percaya terhadap perunding lawan
6. Menuntut perolehan sepihak sebagai harga kesepakatan (win lose)
7. Memperkuat posisi dan menerapkan tekanan.
e. Teknik Negosiasi Interes Based
1. Sebagai jalan tengah antara soft and hard
2. Mempunyai empat komponen dasar yaitu people, interest option/solution and objective criteria.
7. Poin penting Negosiasi
Mufid A. Busyairi mengemukakan beberapa sumber kekuatan dalam melakukan negosiasi,
yaitu :
1) Otoritas
2) Informasi dan keahlian.
3) Kontrol terhadap perhargaan.
4) Kekuatan memaksa dengan kekerasan.
5) Aliansi dan jaringan.
6) Akses terhadap dan kontrol kepada agenda.
7) Mengendalikan tujuan dan simbol.
8) Kekuatan personal.
8. Lingkup Sengketa Yang Diselesaikan Dengan
Negoisasi
Negoisasi biasanya digunakan dalam kasus yang tidak terlalu pelik, dimana para pihak
beriktikad baik untuk secara bersama memecahkan persoalannya. Negoisasi dilakukan jika
komunikasi antara pihak masih terjalin dengan baik, masih ada rasa saling percaya, dan ada
keinginan baik untuk mencapai kesepakatan. Lebih dari 80% sengketa di bidang bisnis
tercapai penyelesaiannya melalui cara ini.
Penyelesaiannya tidak win-lose, tetapi win-win. Karena itu pula, penyelesaian melalui cara
ini memang dipandang yang memuaskan para pihak. Cara penyelesaian ini sangat cocok
untuk masyarakat bisnis indonesia. Mayoritas pengusaha indonesia adalah pengusaha kecil
dan menengah. Pada umumnya mereka tidak terlalu memedulikan kontrak, kurang begitu
peduli terhadap bunyi klausala-klausala kontrak. Dalam benak mereka, cukuplah bagaimana
melaksanakan transaksi tersebut. Mind set seperti ini terbawa pula ketika ternyata kemudian
sengketa mengenai kontrak lahir.
9. Tahapan Negosiasi
Tahapan Negoisasi menurut William Ury dkk, dibagi menjadi empat tahap yaitu :
Tahapan Persiapan :
a. Persiapan sebagai kunci keberhasialan; b.
Mengenal lawan, pelajari sebanyak mungkin pihak lawan dan lakukan penelitian;
c. Usahakan berfikir dengan cara berfikir lawan dan seolah-olah kepentingan lawan sama
dengan kepentingan anda;
d. Sebaiknya persiapkan pertanyaan-pertanyaan sebelum pertemuan dan ajukan
dalam bahasa yang jelas dan jangan sekali-kali memojokkan atau menyerang pihak lawan;
e.
Memahami kepentingan kita dan kepentingan lawan;
f. Identifikasi masalahnya, apakah masalah tersebut menjadi masalah bersama?
g. Menyiapkan agenda, ruangan dan konsumsi;
h. Menyiapkan tim dan strategi;
i. Menentukan BTNA (Best Alternative to A Negitieted Agreement) alternative lain
atau harga dasar (Bottom Line)
Tahap Orientasi dan Mengatur Posisi :
a. Bertukar Informasi;
b. Saling menjelaskan permasalahan dan kebutuhan;
c. Mengajuakan tawaran awal.
Tahap Pemberian Konsensi/ Tawar Menawar
a. Para pihak saling menyampaikan tawaranya, menjelaskan alasanya dan membujuk pihak lain
untuk menerimanya; b. Dapat
menawarkan konsensi, tapi pastikan kita memperoleh sesuatu sebagai imbalanya;
c. Mencoba memahai
pemikiran pihak lawan; d. Mengidentifikasi
kebutuhan bersama; e. Mengembangkan
dan mendiskusiakan opsi-opsi penyelesaian.
Tahapan Penutup
a. Mengevaluasi opsi-opsi berdasarkan kriteria obyektif
b. Kesepakatan hanya menguntungkan bila tidak ada lagi opsi lain yang lebih baik, bila tidak
berhasil mencapai kesepakatan, membatalkan komitmen atau menyatakan tidak ada komitmen
10. Keuntungan dan kelemahan negosiasi
Keuntungan Negoisasi :
a. Mengetahui pandanga pihak lawan; b.
Kesempatan mengutarakan isi hati untuk didengar piha lawan; c.
Memungkinkan sengketa secara bersama-sama; d.
Mengupayakan solusi terbaik yang dapat diterima oleh keduabelah pihak; e.
Tidak terikat kepada kebenaran fakta atau masalah hukum; f.
Dapat diadakan dan diakhiri sewaktu-waktu.
Kelemahan Negoisasi :
a. Tidak dapat berjalan tanpa adanya kesepakatan dari keduabelah pihak; b. Tidak
efektif jika dilakukan oleh pihak yang tidak berwenang mengambil kesepakatan;
c. Sulit berjalan apabila posisi para
pihak tidak seimbang; d. Memungkinkan diadakan untuk
menunda penyelesaian untuk mengetahui informasi yang dirahasiakan lawan;
e. Dapat membuka kekuatan dan kelemahan
salahsatu pihak; f. Dapat membuat kesepakatan yang
kurang menguntungkan.
11. Syarat menjadi Negosiator
a. Berkepribadian mantap dan penuh percaya diri.
b. Tidak sombong.
c. Bersikap simpatik, ramah dan sopan.
d. Disiplin dan memiliki prinsip.
e. Komunikatif .
f. Wawasan dan pengetahuan yang luas.
g. Cepat membaca situasi dan jeli menangkap peluang
h. Ulet, sabar dan tidak mudah putus asa.
i. Akomodatif dan kompromis.
j. Berpikir positif dan optimis
k. Dapat mengendalikan emosi.
l. Berpikir jauh ke depan.
m. Memiliki selera humor.
12. Petunjuk dalam negosiasi
4 petunjuk yang harus dilakukan dalam suatu proses negosiasi, yaitu:
1. Jangan mengusulkan sesuatu, yang jika hal itu diusulkan kepada kita, kita sendiri tidak
akan menerimanya.
2. Dalam negosiasi tidak satupun pihak ingin dipaksa.
3. Dalam negosiasi kita memerlukan kesabaran
4. Kita tidak pernah tahu apa yang pihak lawan akan lakukan, atau bagaimana kita
menjawabnya. Tetap santai, lentur, optimistik dan percaya diri suatu waktu akan ada
titik temu.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai