Anda di halaman 1dari 6

Nama : HABIB AL-HAKIM LUTHFIANTO PAPIN

Nim :041569556

Contoh Kasus:

Sebuah perusahaan pembiayaan yang berdomisili di Yogyakarta yaitu PT. Jaya


Persada menjalin kerjasama dengan CV. Telematika Buana yaitu sebuah
perusahan yang bergerak di bidang penyediaan dan pemasangan instalasi internet
dengan kecepatan di atas 100 Mbps. Dalam perjanjian tersebut, CV. Telematika
Buana menyetujui untuk membangun dan memasang instalasi internet dengan
tambahan tower pemancar sinyal (Wifi) setinggi 20 Meter untuk kelancaran
aktivitas Perusahaan Jaya Persada. Tercantum dalam klausula perjanjian tersebut,
bahwa masa pembangunan dan perawatan tower adalah selama 6 (enam) bulan
dengan ketentuan lainnya, bahwa penggunaan tower tersebut tidak dibolehkan
untuk digunakan pihak lain tanpa pemberitahuan kepada CV. Telematika Buana.

Jauh sebelum perjanjian antara PT. Jaya Persada dan CV. Telematika Buana
terjadi, di lokasi yang sama, PT. Jaya Persada telah memiliki kantor agen yang
jaraknya kurang lebih 70 Meter dari lokasi tower yang dibangun CV. Telematika
Buana.

Tepat dua bulan setelah internet dan tower beroperasi, PT. Jaya Persada
selanjutnya memasang perangkat internet dengan menggunakan tower yang
dibangun CV. Telematika Buana sebagai transmitter untuk merelay jaringan
internet ke kantor agen PT. Jaya Persada tanpa memberitahukannya kepada CV.
Telematika Buana.

Merasa terjadi pelanggaran atas perjanjian yang dibuat, CV. Telematika Buana
berencana mengajukan gugatan hukum atas pelanggaran yang terjadi. Namun,
rencana tersebut di dengar oleh PT. Jaya Persada yang langsung mengirimkan tim
hukum perusahaan untuk berkoordinasi dengan CV. Telematika Buana.

Pertanyaan:

1. Pada kasus a quo, terjadi indikasi pelanggaran terhadap perjanjian yang


dibuat kedua belah pihak, sehingga terbuka peluang untuk diajukan ke
pengadilan. Menurut pemahaman saudara, langkah insiatif yang dilakukan
PT. Jaya Persada tersebut dapat digolongkan ke dalam jenis Alternatif
Penyelesaian Sengketa yang mana dan apakah hal yang dilakukan tersebut
mencerminkan itikad baik dari PT. Jaya Persada. Jelaskan.
Jawab : Langkah insiatif yang dilakukan PT. Jaya Persada tersebut dapat
digolongkan ke dalam jenis Alternatif Penyelesaian Sengketa Negosiasi
dimana negoisasi merupakan sarana bagi pihak-pihak yang bersengketa untuk
mendiksusikan penyelesaiannya tanpa keterlibatan pihak ketiga., negosiasi
diartikan sebagai penyelesaian sengketa secara damai melalui perundingan
antara pihak-pihak yang bersengketa. Proses negoisasi tersebut mencoba
menyelesaikan perbedaan-perbedaan, menyelesaikan persoalan-persoalan,
dan mencapai suatu kesepakatan; atau sebuah proses ketika pihak yang saling
bertentangan mencapai suatu kesepakatan yang pada umumnya melalui
kompromi dan konsesi; atau proses perundingan dua belah pihak atau lebih
yang masing-masing memiliki sesuatu yang dibutuhkan oleh pihak lainnya
untuk mencapai kesepakatan yang saling menguntungkan.

Melalui negosiasi para pihak yang bersengketa dapat melakukan suatu proses
penjajakan kembali akan hak dan kewajiban para pihak yang bersengketa
dengan suatu situasi yang sama-sama menguntungkan, dengan melepaskan
atau memberikan kelonggaran atas hak-hak tertentu berdasarkan pada asas
timbal balik. Sehingga hal yang dilakukan tersebut mencerminkan itikad baik
dari PT. Jaya Persada. Dimana Itikad baik berguna dalam mempertahankan
hak-hak perdatanya, karena itikad baik dapat memberikan penyelesaian atas
pertikaian tidak melalui teknis yuridis. Artinya, itikad baik menjadi sarana
atau jembatan antara hak perdata di satu pihak sebagai dogmatis yuridis, di
lain pihak hak perdata sebagai sarana keadilan untuk penyelesaian sengketa
dalam

2. Jika saudara ditunjuk oleh perusahaan PT. Jaya Persada untuk mewakili
kepentingannya menghadap CV. Telematika Buana, apa saja hal penting yang
harus saudara miliki dalam menghadapi situasi tersebut dan seberapa
pentingkah hal-hal itu untuk menyelesaikan kasus di atas. Jelaskan.

Jawab : Jika saya ditunjuk untuk mewakili dalam menghadapi situasi


tersebut hal penting yang harus saya miliki dan seberapa pentingkah hal-hal
itu untuk menyelesaikan kasus di atas. Salah satunya melalui komunikasi
terarah yang dilakukan dengan cara berdiskusi, memahami kapan harus
melakukan
negosiasi dan kapan harus berhenti berbicara untuk mendengarkan pendapat
yang disampaikan pihak lainnya. Selain itu harus melihat dan membaca
situasi dan keadaan; baik kondisi psikologis lawan bicara maupun
kemungkinan yang ingin dinegosiasikan. Dalam negosiasi, yang terpenting
bukan hanya yang menyampaikan pendapat tapi juga mendengar dan
memahami apa yang ingin disampaikan lawan bicara. Sehingga, bisa
mengatur strategi lainnya dalam bernegosiasi.

- Membuat target pencapaian negosiasi


Dengan adanya target negosiasi, kita bisa lebih fokus dalam melakukan
negosiasi. Kita juga tidak akan mudah dipengaruhi atau dialihkan oleh
kesepakatan yang bukan target negosiasi.
- Melakukan riset yang komprehensif
Sebelum melakukan negosiasi, ada baiknya kita melakukan riset untuk
menambah informasi dan pengetahuan terkait negosiasi. Ini bisa menjadi
salah satu landasan pendapat yang bisa kita gunakan dalam sebuah diskusi
negosiasi.
- Fokus tujuan utama negosiasi
Cobalah untuk membuat batasan dalam bahasan topik yang ingin dibahas.
Jangan sampai hal yang dibahas dalam diskusi menjadi tidak menentu dan
berkembang hingga keluar dari tujuan yang ingin dibahas.
- Bersikap adil dengan pendapat orang lain
Dalam diskusi jangan sampai kita bersikap egois dan hanya
mengunggulkan pendapat pribadi. Cobalah terbuka dan mendengarkan
pendapat lawan bicara. Hal ini akan membuat lawan bicara menjadi lebih
nyaman dan bisa membuat proses negosiasi menjadi lebih lancar.
- Menyiapkan alternatif win-win solutions
Proses negosiasi memiliki batas waktu. Di mana, jika tidak ada
kesepakatan hingga batas waktu yang telah disepakati, maka kesepakatan
dianggap batal ataupun menambah waktu diskusi lagi. Jika hal ini terjadi,
kita bisa menawarkan kesepakatan lain yang menguntungkan kedua belah
pihak.
3. Pada kasus di atas, menurut pemahaman saudara apakah yang dilakukan
PT. Jaya Persada telah sesuai, dan apa saja aspek tentang bagaimana suatu
tujuan dapat mempengaruhi proses negosiasi. Jelaskan.

Jawab : Menurut saya yang dilakukan oleh PT. Jaya Persada yang langsung
mengirimkan tim hukum perusahaan untuk berkoordinasi dengan CV.
Telematika Buana telah sesuai dan jika negoisasi tersebut dilakukan dengan
salah satu itikad baik yang telah dilakukan. Aspek tentang bagaimana suatu
tujuan dapat mempengaruhi proses negosiasi tersebut sebagai berikut :

- Kemampuan untuk memisahkan perasaan pribadi dengan masalah yang


sedang dihadapi. Negosiator harus mampu bersikap professional dengan
tetap fokus pada masalah yang sedang dibicarakan.
- Kemampuan untuk berfokus pada kepentingan bukan posisi.
- Kemampuan untuk mengumpulkan beberapa pilihan sebelum membuat
keputusan akhir. Mampu mengumpulkan sebanyak mungkin pilihan agar
tidak terjebak pada masalah atau solusi, hal ini akan meningkatkan kualitas
kesepakatan akhir dan memperbesar kemungkinan untuk memuaskan
kebutuhan semua pihak yang terlibat.
- Kemampuan untuk memastikan bahwa hasil didasarkan pada kriteria
obyektif. Orang karismatik atau vokal terdengar sangat meyakinkan
selama negosiasi akan memberikan pengaruh yang tidak seimbang dalam
mengambil keputusan, terlebih ketika seseorang memiliki keraguan.

Adapun tujuan yang dapat mempengaruhi proses negoisasi :

- Kehadiran masing-masing pihak untuk mencapai tujuan. Kehadiran ini


merupakan bentuk kerjasama untuk mempertemukan perbedaan-perbedaan
yang terjadi.
- Kepercayaan diri pribadi untuk memecahkan masalah. Pihak yang percaya
bahwa mereka dapat bekerjasama, biasanya mampu melakukan
pemecahan masalah dengan kepercayaan dirinya.
- Kepercayaan terhadap perspektif sendiri dan pihak lain. Pemahaman
terhadap masing-masing sudut pandang akan menumbuhkan kepercayaan
tersebut, karena saat bernegosiasi masing-masing pihak diharap mampu
menerima sikap dan informasi secara akurat dan valid.
- Motivasi dan komitmen untuk bekerjasama. Untuk mewujudkan hal
tersebut dalam rangka mencapai tujuan negosiasi, masing-masing pihak
harus memiliki interest terhadap masalah yang dihadapi secara obyektif
dan menunjukkan respon terhadap tuntutan dan kebutuhan masing-masing.
- Komunikasi yang akurat dan jelas. Merupakan komunikasi yang tidak
menimbulkan ambiguitas.
- Pemahaman akan dinamika negosiasi. Proses negosiasi bersifat dinamis
dan fleksibel sehingga masing-masing pihak diharapkan mampu
menyesuaikan taktik dan strategi yang digunakan.

Penting untuk mengetahui tujuan dari mengapa negosiasi dilakukan. Berikut


tujuannya:

- Untuk mencapai suatu kesepakatan yang dianggap menguntungkan semua


pihak.

- Untuk menyelesaikan suatu masalah dan menemukan solusi dari masalah


yang tengah dihadapi pihak-pihak yang bernegosiasi.

-Untuk mencapai suatu kondisi yang saling menguntungkan bagi pihak-pihak


yang bernegosiasi dimana semuanya mendapatkan manfaat (win-win solution).

4. Untuk menjadi seorang Negosiator tidaklah sembarang orang, setidaknya


diperlukan lima hal agar dapat menjadi Negosiator yang handal. Sebut dan
jelaskan ketiganya menurut pemahaman saudara

Jawab : Untuk menjadi negosiator yang handal dan berhasil, berikut ini sejumlah
karakter (bakat) yang harus melekat pada negosiator:

1) Kelihaian (Shrewdness)
Negosiator yang ulung harus memiliki kelihaian. Kelihaian yang dimaksud
adalah, negosiator harus mampu membawa pihak lawan untuk melihat
hanya pada strategi terbaik yang dimiliki si negosiator. Di sini ia perlu
memadukan antara unsur-unsur etika, kejujuran, dan kelicikan.
2) Kesabaran (Patience)
Kesabaran merupakan atribut yang sangat penting dan tidak tergantikan,
mengingat negosiasi merupakan proses yang melelahkan. Dalam negosiasi
Anda perlu menyadari bahwa setiap tawaran akan diikuti dengan jawaban
yang merupakan penawaran pihak lawan; dan ini harus dijawab dengan
tawaran baru. Proses menunggu jawaban, serta mempersiapkan tawaran.
tawaran sendiri sering membutuhkan waktu cukup lama; belum lagi
adanya penundaan-penundaan jawaban.
3) Penyesuaian (Adaptability)
Dalam kaitan ini, negosiator harus pandai beradaptasi (menyesuaikan diri).
Jika sebagai negosiator, Anda tidak fleksibel dan hanya memiliki sedikit
taktik (pendekatan) dalam bernegosiasi maka hampir dapat dipastikan
negosiasi akan berakhir dengan kebuntuan (kegagalan). Negosiasi tidak
selalu berjalan sesuai dengan rencana, sehingga kemampuan
mengantisipasi persoalan merupakan kunci sukses bernegosiasi. Di sini,
Anda harus mampu memberi respon dengan cepat dan secara meyakinkan
terhadap perkembangan yang tidak terduga.
4) Ketahanan (Endurance)
Daya tahan adalah modal yang utama bagi negosiator. Meskipun negosiasi
pada umumnya merupakan kegiatan yang berhubungan dengan
kemampuan mental, kondisi fisik pun seringkali juga dibutuhkan.
5) Kebersahabatan (Gregariousness)
Negosiasi pada dasarnya adalah suatu proses untuk bersosialisasi. Hal
yang perlu Anda ingat adalah meskipun konsesi-konsesi (kelonggaran)
Anda minta dari lawan Anda, itu semua diberikan oleh seorang sahabat;
lawan tidak pernah memberi konsesi apapun!

Anda mungkin juga menyukai