Anda di halaman 1dari 7

Formulasi Tablet Ekstrak Buah Cabe Jawa (Piper retrofractum Vahl.

) dengan Metode
Kempa Langsung

Yudi Padmadisastra, Dradjad Priambodo, F.Rismantoro, Ernawati Sinaga


Jurusan Farmasi FMIPA UNPAD, Jatinangor-Sumedang

ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian mengenai formulasi dan teknologi pembuatan sediaan
tablet dari ekstrak buah cabe jawa (Piper retrofractum Vahl.) dengan metode kempa
langsung. Penelitian ini ditujukan untuk memperoleh tablet yang memenuhi persyaratan
sebagai suatu sediaan farmasi. Formula yang digunakan yaitu ekstrak kering cabe jawa,
VIVAPUR® PH102, Laktosa, Talk, AEROSIL 200, dan Mg-Stearat. Dibuat lima formula
dengan konsentrasi Vivapur berbeda, yaitu 20, 30, 40, 50, dan 60 %. Hasil pengujian tablet
jadi menunjukkan semua formula memenuhi persyaratan tablet yang baik dan semakin
bertambahnya konsentrasi VIVAPUR® PH102, maka friabilitasnya semakin kecil dan waktu
hancurnya semakin cepat. Uji statistik menggunakan One Way Anova dan dilanjutkan dengan
Newman-Keulls menunjukkan bahwa kelima maca m konsentrasi VIVAPUR® PH102
memberikan pengaruh terhadap waktu hancur tablet yang berbeda secara signifikan.
Konsentrasi VIVAPUR® PH102 60%, waktu hancurnya tecrepat yaitu 14,463
sedangkan friabilitasnya terbaik yaitu 0,16%. Hasildetik,pengujian senyawa penanda dengan
Kromatografi Lapis Tipis (KLT) menggunakan pengembang n-heksana-etil asetat (3:2)
dengan penampak bercak Dragendorf, menunjukkan terbentuknya dua spot yang sejajar antara
ekstrak dengan kelima formula tablet yang menunjukkan bahwa zat aktif alkaloid yang
terdapat dalam ekstrak juga terdapat dalam tablet.

Kata Kunci: Tablet, Cabe jawa, Kempa langsung

ABSTRACT
The research about tablet formulation and manufacturing technology from Cabe Jawa (Piper
retrofractum Vahl.) dry extract by direct compression method has been carried out. The aim
of this research was to obtain a well-criteria tablet as pharmaceutical dosages form. The
formula consists of Cabe Jawa dry extract, VIVAPUR® PH 102, Laktosa, Talk, AEROSIL 200,
and Mg-stearat. Five formulas were made based on variation of VIVAPUR® PH102
concentration. (20 %,30 %,40 %,50 %,60 %).The results of tablet evaluation showed all
formulas have a well-criteria tablet, and with the increasing of VIVAPUR® PH102, the
friability was decreased and the disintegration rates was increased. Statistical analysis using
One Way ANAVA and continued by Newman-Keulls showed five kinds of VIVAPUR® PH102
concentration gave a significant different effect on tablet disintegration rates.
VIVAPUR® PH102 60% gave the fastest disintegration rates (14,463 seconds) and the best
friability (0,39 %). Thin Layer Chromatograpy (TLC) showed the same pattern (two spots)
between extract and tablet, which means alkaloid contained in extract also occured in tablet.

Keywords: Tablet, Cabe jawa, Direct compression

PENDAHULUAN sebagai obat tradisional dalam ramuan-


ramuan jamu di Indonesia, misalnya di
Cabe jawa (Piper retrofractum Jawa, Bali dan Melayu, buah cabe jawa
Vahl.) merupakan tanaman obat yang digunakan untuk penyembuh kejang perut,
berpotensi sebagai bahan baku obat. Cabe masuk angin, demam, obat sakit kuning,
jawa secara empiris telah
dignuakan

42
rematik (obat luar) dan sesudah melahirkan HASIL DAN PEMBAHASAN
(obat luar) (Heyne,1987; Soedibyo,1998). 1. Determinasi Cabe Jawa
Cabe jawa sebagai obat yang dapat Hasil determinasi
menurunkan demam mengandung senyawa dilakukan
tanaman
di Laboratorium
yang Taksonomi
kimia piperin yang mempunyai Tumbuhan Jurusan Biologi
antipiretik
adya dan analgetik. Efek tersebut Padjadjaran
Universitas menunjukkan
disebabkan karena daya hambat piperin tumbuhan bahwa yang
terhadap prostaglandin. Sedangkan rasa jenis Piper retrofractum
digunakan Vahl.
merupakan
nyeri ditimbulkan karena
reseptor
senstisasinyeri terhadap stimulasi mekanik 2. Formulasi Tablet Ekstrak Cabe Jawa
dan kimiawi yang disebabkan Zat aktif berupa
prostaglandin. Peningkatan suhu badan
oelh ekstrak kering cabe
(demam) disebabkan karena pelepasan zat masingjawaformula sebesar pada
yang digunakan 21,4%masing-
pirogen endogen atau sitokin 107mg. Zat tambahan yang
tau
interleukin-1
esperti (IL-1) yang memacu digunakan yaitu VIVAPUR PH102,
pelepasan prostaglandin yang berlebihan di stearat,
laktosa, Mg- AEROSIL 200, dan
daerah preoptik hipotalamus (Wilmana, VIVAPUR PH102 selain sebagai pengisi
ta.lk
2002). Penelitian terhadap juga bersifat sebagai
farmakologi cabe jawa yaitu efek analgetik
ekfe penghancur, pengikta
dan antipiretik pada hewan percobaan telah pengisi, kombinasi Mg-stearat, danAEROSIL
laktosa
dilakukan (Sa’roni dkk, 1992). 200 dan talk sebagai pelincir. Selain itu
berfungsi
AEROSIL 200
sebagai juga berfungsi
METODE PENELITIAN sebagai adsorben, hal ini sangat baik
digunakan untuk pembuatan tablet
Penelitian dilakukan melalui at dengan zat aktif berupa ekstrak, yang
hapankerja sebagai berikut : memiliki kadar air tinggi.
1. Penyiapan bahan abk u Tablet dibagi menjadi lima formula
dan determinasi yang dibedakan dari konsentrias
2. Formulasi tablet ekstrak cabe jawa VIVAPUR 
PH102nya, konsentrasi
3. Evaluasi serbuk massa padat laktosa disesuaikan, sedangkan konsentrasi
4. Pembuatan sediaan tablet Mg-stearat, AEROSIL 200 dan talk tetap
massa
dari padat ekstrak cabe jawa pada tiap formula. Secara
5. Evaluasi sediaan tablet jadi perbandingan ekstrak kering d an zat
lenkgap,
pembantunya pada masing-masing formula
sebagai berikut:

Tabel 1. Susunan Kelima Formula Tablet Ekstrak Cabe Jawa


Komponen Formula Formula Formula Formula Formula
A (%) B (%) C (%) D (%) E (%)
Ekstrak kering cabe 21,4 21,4 21,4 21,4 21,4
jawa
VIVAPUR PH102 20 30 40 50 60
Laktosa 52,1 42,1 32,1 22,1 12,1
AEROSIL 200 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5
Mg Stearat 1 1 1 1 1
Talk 5 5 5 5 5

43
2. Evaluasi Massa Cetak Tablet tablet atau tidak. Hasil pengujian yang
Sebelum dicetak, serbuk mencakup kerapatan nyata,
cetak kelima formula massa terlebih dahulu mampat, kerapatan benar, kadar air,
kerpaatan
dievaluasi. Uji ini termasuk dalam tahap kompresibilitas dan daya alir yaitu sebagai
preformulasi, ditujukan untuk melihat berikut:
apakah serbuk massa cetak dapat dijadikan

Tabel 2. Hasil Evaluasi Serbuk Massa Cetak Kelima Formula


Jenis Pengujian Hasil
Form A Form B Form C Form D Form E
Kerapatan Benar (g/ml) 0,722 0,661 0,642 0,631 0,463
Kerapatan Nyata (g/ml) 0,531 0,512 0,493 0,439 0,412
Kerapatan Mampat (g/ml) 0,724 0,714 0,655 0,606 0,571
Kompresibilitas (%) 26,599 28,19 24,69 27,47 27,84
Kecepatan Alir (g/s) 10 10,384 9,317 11,376 10,627
Sudut Istirahat (<) 14,620º 16,699º 13,679º 23,658º 21,801º
Kadar Air (%) 2 3,5 2,5 4 4

2.1 Evaluasi Kerapatan Nyata, sangat baik jika dilihat dari tabel hubungan
Kerapatan Mampat, dan antara sudut istirahat dengan tipe aliran.
Kompresibilitas Aliran yang baik tersebut
Dari hasil uji kerapatan nyata dan disebabkan karena kombinasi dari pelincir
kerapatan mampat, didapat kompresibilitas yang digunakan yaitu talk, magnesium
formula A, C, D, dan E yaitu 26,599 %; stearat dan AEROSIL 200. Ketiga zat
24,69 %; 27,84 %; 27,47 % yang tersebut dapat
menunjukkan sifat aliran kurang karena partikel mengatasi lengektnya
lain satu
sehing
terdapat dalam rentang 23-28, jika dilihat mengurangi gesekan samaantar ga
dari tabel 2. Sedangkan kompresibilitas misalnya magnesium stearat yang bekerjaparktiel,
formula B (28,19 %) menunjukkan sifat dengan membentuk lapisan tipis pada
aliran sangat kurang. Kompresibilitas yang partikel bahan padat sehingga
kurang dari massa cetak menyebabkan penyelimutan secara total
distribusi
dikarneakan massa dan ukuran partikel yang atau sebagian.
tidak seragam sehingga
mampatnya
kerapant besar. 2.3 Evaluasi Kadar Air
Hasil pengujian kadar air semua
2.2 Evaluasi Kecepatan Alir dan Sudut formula berada dalam kisaran dua sampai
Istirahat empat persen. Kandungan air
Pengujian kecepatan alir dan sudut batasan
(adlam yang dapat diterima) juga dapat
istirahat ditujukan untuk melhi at berperan sebagai pengikat tablet sehingga
sifat aliran serbuk. Hasil kecepatan alir menyebabkan rendahnya friabilitas tablet.
formula B; D, dan E yaitu 10,384 Misalnya, granul yang sangat kering dan
g/detik; 10,627 g/detik; 11,376 g/detik hanya mengandung sedikit
menunjukkan sifat aliran sangat baik. kelembapan, sering menghasilkan lebih
persentase
Sedangkan,
dan C formula A
(10 g/detik; 9,317 g/ banyak tablet renyah daripada granul yang
menunjukkan sifat aliran yang baik.
dtiek) kadar kelembapannya 2 sampai 4 %.
Sifat aliran yang baik juga
ditunjukkan oleh hasil pengujai n 3. Pembuatan Tablet Ekstrak
sudut istirahat, dimana formula A, B, C, Cabe Jawa
D, dan E semuanya menunjukkan hasil Pencetakan tablet dilakukan dengan
(14,620º; 16,699º; 13,679º; 23,658º; menggunakan mesin Korsch dengan
21,801º
termasuk) yang
ke dalam rentang tipe aliran metode cetak langsung. Setiap formula

44
dibuat untuk 200 tablet, 4. Evaluasi Sediaan Tablet Jadi
keterbatasan ekstrak kering yang dimiliki.
karaen Evaluasi Sediaan
Tablet yang dihasilkan dalam pencetakkan Tablet Jadi ditujukan
satu formula sebanyak 130 tablet. untuk melihat
apakah tablet sudah memenuhi persyaratan
sebagai tablet yang baik atau tidak. Hasil
pengujian tablet jadi secara lengkap sebagai
berikut:
Tabel 3. Hasil Evaluasi Sediaan Tablet Jadi Kelima Formula
Jenis Pengujian Hasil
Form A Form B Form C Form D Form E
Berat (mg) 517,53  506,74  513,005  508,8  513,035 
1,9123 3,25 3,9994 2,9241 1,9585
Kekerasan (N) 90,875  89,374  91,875  92,575  87,05 
6,1854 3,3064 6,9317 4,4434 3,5351
Tebal (mm) 4,422  4,525  4,6815  4,808  5,1045 
0,0252 0,01432 0,0268 0,0167 0,01234
Diameter (mm) 12,1235  12,1215  12,0915  12,084  12,093 
0,0299 0,01531 0,01531 0,01273 0,01341
Friabilitas (%) 0,3724% 0,3324% 0,2313% 0,2286% 0,1637%
Waktu hancur(s) 25,498 ± 22,379 ± 19,931 ± 16,452 ± 14,463 ±
1,255 0,340 0,433 0,522 1,255

4.1 Penampilan Tablet dan Sedangkan berat tablet juga sudah


Keseragaman Sediaan memenuhi persyaratan USP XXIV yang
Tablet yang berbentuk ditunjukkan dengan tidak ada dua tablet
tablet dihasilkan
cembung pada sisinya, yang beratnya di luar batasan persentase,
berwarna
kedua kuning berbintik-bintik putih. serta tidak satu pun tablet yang beratnya
Berbau aromatis dan memiliki rasa sedikit lebih dari dua kali batasan persentase yang
pedas. Permukaannya halus dan diijinkan.
konsistensinya padat. 4.2 Kekerasan Tablet dan
Diameter dan tebal tablet yang Friabilitas.
dihasilkan seperti yang terlihat pada tabel 3 Tablet harus mempunyai kekerasan
memenuhi persyaratan USP XXIV yang tertentu
bertahan serta tahan kerenyahan
terhadap berbagai agar dapat
guncangan
menyebutkan bahwa diameter tablet tidak mekanik pada saat pembuatan, pengepakan
boleh lebih dari tiga kali dan tidak kurang dan pengapalan. Pengujian
dari satu sepertiga tebal tablet. tablet disini menggunakan alat penguji
kekreasan
Erweka.

100 90.875 91.875 92.575


89.375 87.05
90
80
70
60
50
40
KekerasanN
(

30
)

20
10
0
20 30 40 50 60
Konsentrasi V I VA P U R PH102(%)

Gambar 1. Diagram Konsentrasi VIVAPUR PH 102 vs Kekerasan

45
Kekerasan tablet setiap formula berkisar  persentase friabilitas dengan semakin
90N. Dalam pengujian terlihat variasi meningkatnya konsentrasi
kekerasan antar tablet yang dui ji atau VIVAPUR PH102, namun semuanya
ketidakseragaman kekerasan. Kekerasan dalam persyaratan persentase
masih termasuk
atau kekuatan tablet, seperti juga maksimum yang terdapat dalam US P
rfiabilitas
ketebalannya merupakan fungsi dari isi die XXV, yaitu sebesar 0,8%.
dan gaya kompresi.
Hasil pengujian
ekstrak friabilitas tablet
cabe jawa menunjukkan penurunan

0.4
0.3724
0.35 0.3324
0.3
0.25
0.2 0.2313 0.2286
0.15 0.1637
0.1
%

ri
F

b
ilit
a

a
s

0.05
0
20 30 40 50 60
Kons. VIVAPUR PH102

Gambar 2. Grafik hubungan konsentrasi VIVAPUR vs%friabilitas

4.3 Waktu Hancur Tablet sampai lima. Hubungan antara konsentrasi


Penentuan waktu hancur vivapur dengan waktu hancur dapat dilihat
menghasilkan waktu hancur yang semakin pada gambar 3.
cepat berturut-turut dari formula satu

30
25 25.498
22.379
20 19.931
15 16.452
14.463
10
5
0
ak
W

H
u

ti
a

k
r
t

20 30 40 50 60
Kons. VIVAPUR PH102

Gambar 3. Grafik Hubungan Konsentrasi VIVAPUR® PH102 vs


Waktu Hancur

Dari gambar dapat dilihat bahwa hubungan 4.4 Pemeriksaan Senyawa


antara peningkatan konsentrasi vivapur dengan KLT
Penanda
dan penurunan lama waktu hancur hampir Pemeriksaan senyawa penanda
linier. Dari hasil uji st at iikstjuga dengan Kromatografi Lapis Tipis(KLT) ini
menunjukkan bahwa vivapur memberikan dilakukan untuk melihat apakah senyawa
pengaruh yang berbeda secara signifikan aktif yang terdapat di dalam ekstrak masih
terhadap waktu hancur tablet. terdapat juga di dalam tablet. Evaluasi
dilakukan dengan membandingkan hasil

46
KLT ekstrak dengan kelima jingga dengan Rf 0,53 dan 0,45 jika
dengan
formula menggunakan pengembang n- disemprot dengan pereaksi Dragendorf
heksana : etilasetat = 3 : 2. Pemilihan (pereaksi umum alkaloid) yang sejajar
pengembang didasarkan pada antara ekstrak dengan kelima ofrmula
senyawa aktif yaitu semipolar.
saift tablet. Dengan ini, terlihat bahwa alkaloid
Hasil KLT menunjukkan piperin yang terdapat dalam ekstrak masih
terbentuknya dua spot berwarna merah terdapat dalam tablet.

Gambar 4. Hasil KLT Ekstrak dan Lima Formula Tablet Cabe Jawa.

KESIMPULAN DAN SARAN Hasil KLT menunjukkan


Kesimpulan terbentuknya dua spot berwarna merah
Dari hasil penelitian dan jingga yang sejajar antara ekstrak dengan
pembahasan yang telah diuraikan dapat kelima formula tablet dengan pengembang
disimpulkan bahwa ekstrak jawa n-heksana dan etilaetat (3:2)
dapat dibuat menjadi
cabe sediaan bentuk tablet penyemprot pereaksi Dragendorf yang
dna
yang baik dengan metode kempa langsung. berarti bahwa alkaloid piperin yang
Uji statistik waktu hancur tablet terdapat dalam ekstrak sebagai senyawa
menunjukkan bahwa semua aktif, juga masih terdapat dalam tablet.
memberikan perbedaan yang berarti (α =
perlakuan
0,05) dan dapat disimpulkan bahwa kelima Saran
macam konsentrasi VIVAPUR Berdasarkan penelitian yang telah
memberikan pengaruh yang berbeda secara
PH102 dilakukan, penulis bermaksud mengajukan
signifikan terhadap waktu hancur tablet. saran antara lain:
Hasil pengujian serbuk massa cetak 1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut
memberikan hasil yang baik, kecuali pada mengenai pembuatan tablet salut cabe
pengujian kompresibilitas karena distribusi jawa sehingga rasa pedas yang
ukuran partikel yang tidak seragam. Hasil ditimbulkan dapat tertutupi.
yang baik juga ditunjukkan dari evaluasi 2. Pembuatan sediaan lain dari ekstrak
sediaan jadi dimana semua hasil pengujian cabe jawa, mengingat banyaknya
yang mencakup keseragaman khasiat yang dimiliki.
ukuran, kekerasan, friabilitas dan waktu
bobot, 3. Pembuatan sediaan tablet
hancur masih termasuk dalam persyaratan senyawa
denagn aktif yang berasal dari bahan
tablet yang ditetapkan. tanaman lain.

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Mulyohadi. 1996. Potensi Cabe Jawa (Piper Retrofractum Vahl) yang Berasal dari
Madura Sebagai Sumber Tanaman Obat. Majalah Kedokteran Unibraw Vol XII No 3.
Malang: Unibraw. hlm 9-13.

47
Anief, M. 1997. Ilmu Meracik Obat. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. hlm 210-
216.

Anonim. 1995. Farmakope Indonesia. Edisi IV. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik
Indonesia.hlm 4,488,515,771.

Ansel, Howard C. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Penerjemah: Farida Ibrahim.
Edisi kelima. Jakarta: Universitas Indonesia Press. Hlm 244-272

Aulton, M. E. 1998. The Science of Dosage Form Design. New York: Churchill
Livingstone.hlm 600-615;647-667

Horwood, E. 1993. Pharmaceutical Technology. Tabletting Technology Volume


2
(Compression). hlm 45-61

Lachman, L. 1994. Teori dan Praktek Farmasi Industri. Terjemahan: Siti Suyatmi. Jakarta:
UI Press. Hlm 643-705.

Sa’roni dkk. 1992. Beberapa penelitian Efek Farmakologi Cabe Jawa pada Hewan
Percobaan. Warta Tumbuhan IndonesiaVol 1 No 3. Jakarta: Kelompok Kerja
Nasional Tumbuhan Obat Indonesia. hlm 1-3.

Soedibyo, B. R. A Moeryati. 1998. Alam Sumber Kesehatan Manfaat dan Kegunaan. Jakarta:
Balai Pustaka. hlm 104-105.

Sudjana. 1995. Desain dan Analisis Eksperimen. Edisi 4. Bandung: PT. Tarsito. Hlm 15,36-
38

Tanu, Ian dkk. 2002. Farmakologi dan Terapi. Edisi 4. Jakarta: Bagian Farmakolgi Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia. hlm 209.

Voight, R. 1994. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi. Penerjemah: Soendani Norono. Edisi V.
Yogyakarta: UGM Press. Hlm165-214.

Wade, A and Pawel, J. W. 1994. Handbook of Pharmaceutical Excipients. Second Edition.


Washington: American Pharmaceutical Association. Page 84, 252, 280, 424, 519.

48

Anda mungkin juga menyukai