ABSTRAK
ABSTRACT
per hari. Setelah ditimbang diambil dewa yang disesuaikan dengan berat
rata-rata berat 1 sendok adalah 16,97 badan (bb) masing-masing tikus
gram. Berdasarkan informasi jantan. Perhitungannya adalah
tersebut maka dosis tertinggi yang sebagai berikut :
lazim digunakan oleh masyarakat Berat buah mahkota dewa murni
untuk pengobatan adalah 3 sendok 70 bbtikus
makan ( 16,97 x 3 ) = 50,91 g 0,018 x x x 25,455g
50 200
serbuk mahkota dewa instan yang = 0,0032 g x bb tikus
terdiri 1 bagian mahkota dewa dan 1
bagian gula, atau sama dengan Jumlah volume ekstrak daging buah
25,455 g mahkota dewa murni. mahkota dewa yang diberikan
Orang Eropa dengan bb 70 kg, Berdasarkan berat badan (bb) :
mempunyai nilai konversi 0,018 0,0032 x bb tikus
terhadap tikus dengan BB 200 g. x 100%
32%
(Laurence and Bachrach, 1964).
= 0,01 ml x bb tikus.
Orang Indonesia umumnya
mempunyai BB sekitar 50 kg. Maka
Pembuatan Ekstrak Mahkota
dosis pertengahan ekstrak daging
Dewa
buah mahkota dewa yang dapat
Buah mahkota dewa (Phaleria
diberikan pada tikus dengan berat
macrocarpa(Scheff) Boerl) yang
200 g dapat ditentukan dengan
digunakan dalam penelitian adalah
perhitungan sebagai berikut :
buah yang sudah matang dengan
70 Kg tanda-tanda berwarna merah marum,
0,018 x x 200 g x 25,
50 Kg setelah dipanen buah dicuci dengan
455 g = 0,64 g air bersih yang mengalir. Kulit dan
Daya tampung lambung tikus 4 daging buah di potong – potong
ml, oleh karena itu volume ekstrak kecil-kecil berukuran 1 cm x 1 cm
yang diberikan ke tikus putih rata- dengan menggunakan pisau tajam.
rata adalah 2 ml supaya lambung Kulit daging buah yang sudah
tikus tidak penuh. Jadi konsentrasi dipotong dikeringkan. Pengeringan
ekstrak mahkota dewa untuk tikus secara bertahap, kulit daging buah
putih 200 g adalah sebagai berikut : dianginkan selama 3-4 hari,
Konsentrasi : kemudian dijemur di bawah sinar
0,64 g matahari. Buah yang telah kering
x 100% 32% dibuat ekstrak dengan pelarut etanol
2ml
96% dilakukan di Laboratorium
Sebagai pembanding
Farmakologi Farmasi Universitas
digunakan kosentrasi lebih rendah (
Ahmad Dahlan Yogyakarta
0,5 x dosis) yaitu 16 % dan
(Harborne, 1987).
konsentrasi yang lebih tinggi ( 2 x
dosis ) yaitu 64 %.
Perlakuan terhadap hewan uji
Karena tidak semua tikus putih
Pemberian perlakuan ekstrak
memiliki berat yang sama, maka
etanol daging buah mahkota dewa
untuk hasil yang lebih akurat dalam
maupun perlakuan kontrol negatif,
pelaksanaan penelitian digunakan
positif dilakukan di Laboratorium
volume ekstrak daging buah mahkota
pengembangan Hewan Percobaan
Hery Setiyawan
Tabel 1. Rerata berat badan (g) tikus putih (Rattus norvegicus L) jantan pada
minggu ke-0 dan minggu ke-2.
Variabel Kontrol Perlakuan
Minggu K1 K2 K3 K4
suplai nutrien pada tikus mencukupi. Boerl) per oral akan diabsorbsi
Penurunan berat badan yang terjadi cukup lama dan berulang- ulang di
kemungkinan tikus akan mengalami dalam hati, tidak akan meningkatkan
gangguan kesehatan, akibatnya toksisitas.
hewan uji mudah sakit karena suplai
makanan kurang mencukupi. Kerusakan struktur mikroanatomi
Kelompok perlakuan struktur ginjal
K2,K3,K4 selama 2 minggu Hasil Pengamatan terhadap
memperlihatkan perubahan yang struktur mikroanatomi ginjal tikus
cukup stabil artinya terjadi putih (Rattus norvegicus L) jantan
perubahan kenaikan, hal ini berarti disajikan dalam tabel sebagai berikut
pemberian ekstrak buah mahkota :
dewa (Phaleria macrocarpa (Sheff)
K1 K2 K3 K4
Tingkat kerusakan
Degenerasi
Ballooning 0 0 0 0
hidrofik
lemak
Nekrosis
Piknosis 0 0 0 0
Karyoreksis
Karyolisis
Keterangan :
0 = Normal
1 = Sedikit degenerasi
2 = Banyak degenerasi
3 = Degenerasi dan nekrosis sel
K1 = Kelompok kontrol (-) aquades
K2 = Kelompok ekstrak etanol daging buah mahkota dewa kosentrasi 16 %
K3 = Kelompok ekstrak etanol daging buah mahkota dewa kosentrasi 32 %
K4 = Kelompok ekstrak etanol daging buah mahkota dewa kosentrasi 64 %.
DAFTAR PUSTAKA