Anda di halaman 1dari 16

The Adolescent

Exercising Female
Nurhamida Sari Siregar
Pengantar
• Usia: 10-24 tahun
• Tugas perkembangan remaja akhir: pembentukan identitas
• Remaja Putri: Menarche
Pembentukan identitas
• Lebih banyak permasalahan ditemukan pada Atlet dibandingkan bukan Atlet

Alasan pentingnya pembentukan identitas:


• Perilaku eksplorasi
• Menjadi lebih percaya diri
• Mengembangkan strategi penanggulangan untuk mengatasi tantangan masa depan
Permasalahan bagi atlet remaja putri:
• Peningkatan risiko penyitaan identitas karena pengaruh faktor situasional seperti pengakuan
atas prestasi atletik, tuntutan waktu yang lama untuk berpartisipasi, dan penekanan pada
kesesuaian dan kepatuhan daripada kemandirian dan otonomi dalam lingkungan olahraga
Pembentukan identitas atlet yang kuat dapat berdampak positif dan negatif. Berdampak negatif
ketika latihanan dan kompetisi tidak berjalan dengan baik, atau karier tiba-tiba dihentikan

Dampak negatif terganggunta pembentukan identitas atlet:


• Pendidikan umum
• Rehabilitasi cedera
• Kelelahan meningkat
• Psikologis terganggu
• Penyalahgunaan obat-obatan
Olahraga (Spesialisasi Awal)
Atlet remaja putri dianjurkan mengikuti dan mencoba berbagai cabang olahraga, agar tidak
terhambat karir olahraganya saat memasuki usia dewasa
Dampak spesialisasi awal (olahraga tunggal) bagi atlet remaja putri:
• belum terbukti meningkatkan performa atletik di masa depan, dan mungkin merugikan atlet remaja
putri baik secara fisik maupun emosional;
• percepatan pertumbuhan remaja putri (sekitar usia 12 tahun), sangat rentan bagi atlet remaja
terjadinya mikrotrauma berulang dan, oleh karena itu, terjadi peningkatan risiko cedera;
• berisiko lebih tinggi mengalami kelelahan dan dampak kesehatan jangka panjang yang berlanjut
hingga dewasa
Kelompok (Teman) Sebaya
• Berfungsi sebagai fasilitator utama bagi perkembangan remaja
• Cara perempuan saling menghargai dan berkomitmen terhadap olahraga, memengaruhi
pengalaman dan hasil sehari-hari dalam lingkungan olahraga
• Remaja putri lebih mementingkan sosialisasi dibandingkan laki-laki, dan ini berdampak pada
keputusan mereka untuk berpartisipasi dalam olahraga
• Remaja memiliki kekuatan hubungan satu sama lain dan menganggap teman sebaya penting
sebagai sumber yang memengaruhi periode kehidupan mereka
Pelatih dapat membantu anggota kelompok mengidentifikasi peran dan tanggung jawab masing-
masing dan menerapkan sistem kapten bergilir untuk memungkinkan setiap anggota tim
mengembangkan keterampilan kepemimpinannya dan memastikan keseimbangan kekuasaan yang
lebih setara.
Cedera
• Atlet remaja putri yang sangat mengidentifikasi diri dengan peran atletiknya memiliki peningkatan
risiko mengalami cedera, berlatih saat kesakitan dan mengalami pengalaman stress secara
psikologis setelah mengalami cedera
• Cedera dapat menurunkan identitas atletiknya
• Mengalami respons negatif terhadap cedera seperti depresi, kecemasan, penurunan harga diri,
ketegangan, dan kekhawatiran mengenai cedera berulang saat harus kembali bermain
Faktor menjadikan pengalaman cedera sangat menantang bagi atlet remaja putri
• strategi koping yang belum matang,
• kurangnya sistem pendukung yang fungsional,
• dan identitas atletik yang tinggi/eksklusif
Program pencegahan cedera dapat dilakukan dengan berbasis psikologis
• manajemen stres (misalnya, penetapan tujuan, relaksasi)
• refleksi diri (missal, mindfulness)
Overtraining
• Sangat rentan terjadi
• Overtraining sering kali disertai dengan penggunaan obat penghilang rasa sakit yang
berlebihan, mengabaikan nasihat medis, dan menyembunyikan rasa sakit dari pelatih dan rekan
satu tim
• Dapat terjadi sindrom overtraining, atlet mengalami kelelahan terus-menerus dan kinerja buruk
(infeksi dan depresi), yang terjadi setelah latihan keras dan kompetisi
• Sindrom overtraining menyebabkan tertundanya menarche atau timbulnya female athlete triad ,
dan seringkali diperparah dengan terjadinya amenore atletik.
Stress
Olahraga kompetitif menghadirkan segudang pemicu stres bagi atlet remaja putri meliputi:
• tuntutan latihan yang tinggi;
• cedera dan ketakutan akan cedera;
• konflik interpersonal dengan pelatih, rekan satu tim, ofisial, dan lawan;
• tekanan dari orang tua dan pelatih untuk tampil;
• ekspektasi kinerja pribadi;
• kesalahan kinerja;
• peralatan dan fasilitas pelatihan yang buruk;
• terlalu menekankan pada kemenangan;
• politik organisasi olahraga,
• konflik antara olahraga dan pendidikan
Pencegahannya dengan strategi pengendalian stress dan emosi
Gangguan Makan
• Remaja putri mempunyai kekhawatiran yang lebih besar terhadap berat badan dibandingkan
dengan perempuan dewasa
• Sering terjadi pada atlet remaja putri yang berkaitan dengan citra tubuh
Perilaku yang ditunjukkan
• muntah-muntah yang dilakukan sendiri,
• pembatasan makanan secara patologis,
• penggunaan obat pencahar/diuretik untuk penurunan berat badan, dan
• penggunaan steroid anabolik untuk mendapatkan massa otot
Tugas 3
1. Gambarkan dan jelaskan anatomi sistem reproduksi Wanita!
2. Gambarkan dan jelaskan system reproduksi Pria!
3. Gambarkan proses siklus menstruasi!
4. Jelaskan siklus menstruasi pada Wanita!

Anda mungkin juga menyukai