Anda di halaman 1dari 17

Nama kelompok

(Famale athlete triad)


Yo b e l B a m b a n g S i m a r m a t a
D i k n a s P a r o n a Ta m p u b o l o n
M Riski Zulkarnain
Fortun Dicky Nainggolan
D i c k y Ta r i g a n
FEMALE ATHLETE TRIAD PADA ATLET WANITA
(DIAGNOSIS, PENCEGAHAN DAN PENATALAKSANAAN)

Pendahuluan
Female athlete triad merupakan sindrom yang dapat
menimbulkan dampak yang membahayakan dan bahkan
dapat mengancam kehidupan penderitanya. Pada kasus
FAT, pencegahan dan penanganan dini merupakan hal yang
sangat penting untuk meningkatkan kesuksesan terapi FAT.
Rumusan Masalah
A. Gangguan Perilaku Makan
Anorexia nervosa
• Menolak untuk menjaga berat badan tubuh pada kriteria berat tubuh normal
berdasarkan berat menurut tinggi atau umur (contoh:cenderung memelihara
berat
badan kurang dari 85% berat idealnya).
• Ketakutan terhadap kegemukan walaupun seseorang tersebut tergolong
underweight.
Bulimia nervosa
• Terjadi episode makan yang berlebihan
• Terjadinya episode untuk mencegah kenaikan berat badan seperti usaha
Ide Pokok
Female athlete triad lebih sering terjadi pada cabang olahraga yang
cenderung menekankan berat badan yang relatif rendah dan profil
fisik ramping seperti pada senam, ballet, lari jarak jauh serta
renang. Beberapa faktor dapat meningkatkan resiko terjadinya
persepsi negatif citra diri dan kecenderungan untuk mengontrol
berat badan secara berlebihan.
Data
Pada mulanya, gejala female biasanya bersifat ringan. Penemuan kelelahan
kronis, anemia, ketidak seimbangan elektrolit dan depresi pada pemeriksaan fisik
merupakan petunjuk awal kemungkinan gejala female athlete triad. Amenorea
yang
terjadi akibat latihan fisik dengan intensitas tinggi bukan merupakan diagnosis
klinis dan
tidak bisa dibuktikan pada pemeriksaan laboratorium. Pemeriksaan fisik dan
wawancara mendalam perlu dilakukan pada atlet wanita yang mengalami
amenorea perlu dilakukan untuk menentukan kemungkinan penyebab dari
amenorea yang lain
Kesimpulan
Female athlete triad merupakan sindrom yang dapat
menimbulkan dampak yang membahayakan dan bahkan
dapat mengancam kehidupan penderitanya. Pada kasus
FAT, pencegahan dan penanganan dini merupakan hal
yang sangat penting untuk meningkatkan kesuksesan
terapi FAT.
Gambaran Risiko Terjadinya Gangguan Female Athlete Triad
Syndrome pada Mahasiswi Olahraga

Pendahuluan
Female Athlete Triad Syndrome (FATS) adalah kondisi yang sering terjadi
pada atlet wanita yang aktif berpartisipasi dalam olahraga intensif dan
kompetitif. Kondisi ini terdiri dari gangguan makan, disfungsi menstruasi,
dan penurunan kepadatan tulang. FATS dapat memiliki dampak serius
terhadap kesehatan dan performa atlet wanita, termasuk penurunan massa
otot, penurunan kekuatan, dan risiko tinggi terjadinya fraktur tulang.
Rumusan Masalah

1. Apa prevalensi Female Athlete Triad Syndrome (FATS) pada mahasiswi di


Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang?

2. Apa faktor risiko yang berkontribusi terhadap terjadinya FATS pada


mahasiswi di Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang?
Ide Pokok
1. Prevalensi Female Athlete Triad Syndrome (FATS): Penelitian ini
menunjukkan bahwa terdapat prevalensi yang signifikan dari FATS pada
mahasiswi di Fakultas Ilmu Keolahragaan. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi
ini cukup terjadi secara umum pada populasi atlet wanita yang aktif
berpartisipasi dalam olahraga intensif dan kompetitif.
2. Faktor Risiko FATS: Penelitian ini mengidentifikasi beberapa faktor risiko
yang berkontribusi terhadap terjadinya FATS pada mahasiswi. Ditemukan
bahwa ketersediaan energi yang rendah dan gangguan menstruasi merupakan
faktor risiko yang signifikan. Hal ini menunjukkan pentingnya pemantauan dan
pemeliharaan asupan energi serta fungsi menstruasi pada atlet wanita guna
mencegah terjadinya FATS.
Data
penelitian menunjukkan risiko gangguan ketersediaan
energi dari riwayat rendahnya frekuensi makan 50%
pengaturan berat badan 41,7%
gaya hidup spesifik 40%
kebiasaan berpuasa 60%
gangguan makan 65%
Risiko gangguan menstruasi 25%, oligomenorrhea 50%,dan amenorrhea
sekunder 53,3%
Risiko gangguan tulang 30%
Gambaran hasil penelitian ini menunjukkan
risiko mahasiswi olahraga menderita sindroma FAT cukup besar.
Kesimpulan
penelitian ini menunjukkan adanya prevalensi yang
signifikan dari faktor risiko FATS, seperti ketersediaan
energi yang rendah dan tingkat aktivitas fisik yang tinggi,
di kalangan mahasiswi Fakultas Ilmu Olah Raga
Universitas Negeri Semarang. Temuan ini
menggarisbawahi pentingnya mengatasi faktor-faktor
risiko ini dan meningkatkan kesadaran tentang FATS untuk
IDENTITAS FIMALE ATHLETE TRIAD
(FAT)PADA ATLET ANGKAT
BESI,BERAT, DAN BINARAGA
SELURUH INDONESIA (PABBSI)DIY
Pendahuluan
FAT merupakan suatu sindrom yang sering terjadi pada
atlet wanita dengan aktivitas fisik intensitas tinggi
Rumusan masalah

• Gangguan pola makan pada atlet yang melakukan latihan olahraga tingkat tinggi akan
menyebabkan gangguan menstruasi.

• Tulang yang lemah mudah mengalami stress fracture, khususnya oleh aktivitas fisik
yang tinggi pada atlet wanita
Ide pokok
Dua penyebab utama FAT yang mendasari keseluruhan gejala
tersebut adalah 1) intensitas latihan fisik yang terlalu tinggi yang
tidak mampu dikompensasi fisiologis tubuh dan 2) tekanan mental
yang berat akibat kompetisi olahraga yang mencetuskan gangguan
perilaku makan
Data
Di sisi lain secara subjektif untuk identifikasi FAT yang
dialami oleh atlet angkat besi dan atlet angkat berat putri
adalah kecendrungan FAT dan faktor risiko FAT.
Kesimpulan
Dari hasil tersebut perlu adanya penanggulangan supaya atlet
angkat besi putri danatlet angkat berat putri dapat mengurangi
risiko FAT. Menurut Golden (202: 37), bahwa untuk pecegahan
FAT dapat dilakukan melalui jalur pendidikan. Apabila atlet
diberikan pengetahuan yang baik tentang FAT, sangat
memungkinkan terjadinya resiko FAT dapat terkurangi.
THANKS

Anda mungkin juga menyukai