Anda di halaman 1dari 29

HUBUNGAN STRUKTUR, IKATAN

KIMIA DAN
AKTIVITAS BIOLOGIS OBAT

TIM KIMIA MEDISINAL FFS


INTEGRASI
AIK
CAPAIAN
PEMBELAJARAN
• Sub CPMK 3: Mampu menjelaskan hubungan struktur, sifat fisika kimia obat dengan
proses farmakokinetika [C2, A4] (CPMK2, 3)
• CPMK 2: Mahasiswa mampu menjelaskan konsep obat, tubuh manusia, dan
mekanisme kerja obat (CPL-1,2,3, 4)
• CPMK 3: Mahasiswa mampu menjelaskan hubungan antara struktur senyawa bahan
aktif dengan aktivitasnya (CPL-1,2,3)
• CPL 1 : Menjunjung tinggi universalitas nilai ajaran Islam yang berpusat pada
ketauhidan.
(S6)
• CPL 2 : Menunjukkan sikap bertanggungjawab atas pekerjaan di bidang keahliannya
secara mandiri (S12)
• CPL 3 : Menguasai pengetahuan dalam mencari dan/atau menelusur kembali hasil riset
bidang kefarmasian, informasi mutakhir terkait obat, pengobatan dalam upaya
promotif dan preventif kesehatan dan sediaan farmasi lainnya (P4)
• CPL 4 : Mampu melakukan perancangan struktur kandidat obat (KK10)
Mater
i
 Macam-macam ikatan
kimia:
 Ikatan kovalen
 Ikatan ion
 Ikatan ion-dipol
 Ikatan hydrogen
 Ikatan van der waal’s
 Ikatan hidrofob

 Transfer muatan
Pendahulua
n
 Sebagaimana diketahui, respon biologis
merupakan akibat interaksi molekul obat dengan
gugus fungsional molekul resptor. Ikatan ini dapat
berlangsung karena kekuatan ikatan kimia
tertentu.
 Pada umumnya ikatan obat-reseptor bersifat
reversibel sehingga obat akan segera
meninggalkan reseptor jika kadar obat dalam
cairan luar sel menurun
 Pada interaksi obat reseptor, senyawa dapat
menggabungkan beberapa ikatan yang lemah
 secara total menghasilkan ikatan yang kuat
No. Tipe ikatan Kekuatan ikatan (kkal/mol) contoh
1 Kovalen 40-140 H3C-CH2-CH3
2 Ion-ion 10
saling
memperkuat

3 Ion 5

4 Hidrogen 1-7

5 Ion-dipol 1-7

6 Dipol-dipol 1-7

7 Transfer 1-7
muatan
8 Van der Waal’s 0,5-1

Hidrofob 1 Dibahas tersendiri


IKATAN KOVALEN
 Terbentuk bila ada dua atom saling
menggunakan sepasang elektron secara
bersama-sama
 Ikatan kimia paling kuat denan rata-rata
kekuatan ikatan 100 kkal/mol
 Pada suhu normal ikatan bersifat ireversibel
dan hanya dapat pecah bila ada pengaruh
katalisator enzim tertentu
 Ikatan obat-reseptor melalui ikatan
kovalen menghasilkan kompleks yang
cukup stabil
 Berikut adalah contoh obat yang mekanisme
a. Turunan nitrogen
mustar
 Merupakan senyawa pengalkilasi yang
umumnya digunakan sebagai antikanker
 Contoh: mekloretamin, klrambusil, siklofosfamid
dan tiotepa
 Mekanisme kerja:
senyawa melepaskan ion Cl- membentuk kation antara
yang tidak stabil diikuti pemecahan cincin membentuk
ion karbonium yang reaktif. Ion ini bereaksi melalui Rx
alkilasi dengan gugus-gugus elektron donor (gugus
karboksilat, fosfat dan sulfhidril pada asam amino,
asam nukleat dan protein)
Keterangan:
R dan R’ : gugus karboksilat asam amino
protein atau gugus fosfat dan adenil asam
nukleat
b. Turunan AB β-
laktam
Turunan penisilin dan sefalosporin mengandung
cincin β-laktam dan merupakan pengasilasi kuat
dan memiliki spsifisitas yang tinggi terhadap gugus
aminoserin enzim transpeptidase (enzim yang
mengkatalisis tahap akhir sintesis dinding sel
bakteri) dinding sel bakteri mejadi lemah,
mudah lisis kematian bakteri

cincin β-laktam protein reseptor


IKATAN
ION
 Merupakan ikatan yang dihasilkan dari gaya tarik
menarik elektrostatik antara ion-ion yang
muatannya berlawanan
 Makromolekul dalam sisitem biologis yang
berfungsi sebagai target adalah protein dan
asam nukleat (memiliki kationgugus amino dan
anion karboksilat)

Anion sel bakteri Kation obat Garam stabil


Contoh: AB golongan
akridin
 Pada pH 7,3 suhu 37 akridin terdapat dalam
bentuk terionisasi sebanyak 60%  aktif sebagai
AB
 Penambahan subtituen amin pada C3, C6dan C9

meningkatkan aktivitas

Struktur umum akridin 4-aminoakridin Ion 9-aminoakridin

Ion-ion 3 aminoakridin
INTERAKSI ION-DIPOL & DIPOL-
DIPOL
Perbedan keelektronegatifan atom C dan atom
lain seperti O dan N akan membentuk distribusi
elektron tidak simetrik atau dipol, yang mampu
berikatan dengan ion atau dipol lain
Gugus-gugus yang mempunyai fungsi dipolar
antara lain gugus karbonil, ester, amida, eter dan
nitril.
Contoh: Turunan
Metadon
 Senyawa narkotik analgesik
 Strukturnya mengandung N basa dan karbonil
 Dalam larutan dapat membentuk siklik akibat
daya tarik menarik dipol-dipol
 Dalam bentuk siklik senyawa berinteraksi
dengan reseptor analgesik
 Bila gugus C=O dihilangkan atau diganti 
aktivitas analgesik senyawa akan hilang. Karena
daya tarik menarik dipol-dipol dan kemampuan
membentuk siklik juga akan hilang senyawa tidak
dapat berinteraksi dengan reseptor analgesik
IKATAN
HIDROGEN
 Adalah ikatan antara atom H dengan atom lain
yang bersifat elektronegatif dan mempunyai
sepasang elektron bebas dengan oktet lengkap,
ex: O, N dan F

 Macam ikatan hidrogen:


🞑 Ikatan
hidrogen intramolekul, terjadi dalam
satu molekul (kekuatan > inter)
🞑 Ikatan hidrogen intermolekul, terjadi antar
molekul
Pengaruh ikatan
hidrogen
 Ikatan hidrogen mempengaruhi sifat fisika
kimia senyawa
🞑 titik didih
🞑 titik lebur

🞑 kelarutan dalam air

🞑 kemampuan membentuk kelat

🞑 Keasaman

 pengaruh terhadap aktivitas biologis obat


Contoh (1): Turunan
pirazolon Ikatan intermolekul yang besar
Terjadi perubahan sifat fisika kimia:
kenaikan titik lebur (127 oC),
kelarutan dalam pelarut nonpolar <<
 sukar menembus BBB 
tidak menimbulkan efek
Polimer 1-fenil-3-metil-5-
pirazolon analgesik
Metil pada posisi N2
menyebabkan hilangnya ikatan
hidrogen intermolekuldan
lemahnya tenaga ikat antar
molekul
titik lebur (112 oC), kelarutan
dalam pelarut nonpolar >> 
mudah menembus BBB 
menimbulkan efek analgesik 1-fenil-2,3-dimetil-5-pirazolon
Contoh (2): Turunan asam
hidroksibenzoat
 pKa 3
 Membentuk ikatan hidrogen intramolekul
 Kelarutan dalam air <<
 Koefisien partisi benzen/air 300x > asam-p-
hidroksibenzoat  mudah menembus BBB
 menimbulkan efek analgesik
Asam-o-hidroksibenzoat

Polimer Asam-p-hidroksibenzoat

 pKa 4,5. Membentuk ikatan hidrogen intermolekul


 Kelarutan dalam air >> sukar menembus BBB 
tidak
Contoh (2): Turunan ester asam
hidroksibenzoat  Metil ester o-hidroksibenzoat
 Membentuk ikatan hidrogen
intramolekul
 Gugus hidroksil fenol
terlindungefek antibakterinya
lemah
Metil salisilat

Bentuk dimer dari nipagin

 Metil ester p-hidroksibenzoat (nipagin)


 Membentuk ikatan hidrogen intermolekul
 Gugus hidroksil fenol masih bebas  berfungsi sbg
antibakteri
IKATAN VAN DER
WAAL’S
 Merupakan tarik menarik antar molekul atau atom
yang tidak bermuatan
 Letaknya berdekatan ±4-6Å
 Meskipun secara individu ikatannya lemah, tapi hasil
penjumahan ikatan van der waal’s merupakan
faktor pengikat yang cukup bermakna, t.u untuk
senyawa dengan BM >>
 Terlibat pada:
🞑 interaksi cincin benzen dengan daerah bidang datar
reseptor
🞑 Interaksi rantai hidrokarbon dengan makromolekul protein
atau reseptor
Contoh: Turunan isatin-β-
tiosemikarbazon Subtituen Radiu Aktivitas relatif
s
(Å) Posisi 5 Posisi 6

- 1,2 100 100


F 1,35 35,5 43,1
Cl 1,80 4,2 11,7
Br 1,95 3,1 10,5
Isatin-β-tiosemikarbazon
CH3 2,0 0 0,3
I 2,5 0 3,9
 Merupakan antivirus
 Aktivitas dipengaruhi oleh radius senyawa
 Radius semakin >  aktivitas semakin <
IKATAN
HIDROFOB
 adalah ikatan yang
terjadi karena
penggabungan
daerah non polar
obat dengan daerah
non polar reseptor
melalui ikatan
hidrogen 
membentuk struktur
quasi-crystalline
(iceberg)
TRANSFER
MUATAN
 Menurut Baker, kompleks transfer muatan
dikelompokkan menjadi 2, yaitu senyawa
yang berfungsi sebagai donor elektron dan
asptor elektron
 Sebagai donor elektron adalah:
🞑 Senyawa kaya π elektron seperti alkena, alkuna
dan senyawa aromatik yang tersubtitusi dengan
gugus elektron donor
🞑 Senyawa yang memiliki sepasang elektron sunyi
seperti R-O:-H, R-O:-R, R-S:-R, R-I:, R3N:, dan R-S:-S-
R, yang
juga dapat berfungsi sebagai aseptor proton dalam
ikatan hidrogen
TRANSFER
MUATAN
 Sebagai aseptor elektron adalah:
🞑 Senyawa yang kekurangan π elektron seperti
1,3,5- trinitrobenzen, tetrasianoetilen dan
tetraklorobenzokuinon
 Molekul mengandung hidrogen yang bersifat asam lemah
seperti Br3C-H, R-O-H, Ar-O-H, R-S-H dan imidazol-H,
yang juga dapat berfungsi sebagai donor proton dalam
ikatan hidrogen
Dalam sistem
biologis??
 Makromolekul sistem bologis bekerja sebagai
komponen reseptor mempunyai gugus protein
atau asam amino yang dapat membentuk
kompleks melalui transfer muatan.
🞑 Donor
elektron: aspartat, glutamat, sistin, metionin,
dan tirosin (hanya cincin aromatik)
🞑 Aseptor elektron: sistein, arginin, lisin

🞑 Donor dan aseptor elektron: histidin, asparagin,


glutamin, serin, treonin, hidroksiprolin, triptofan, tirosin
(hanya gugus OH) dan fenilalanin (hanya cincin
aromatik)
Conto
h:
 Beberapa obat halusinogen, psikomimetik,
psikotropik dan turunan indol bersifat sebagai
donor elektron, dapat membentuk kompleks
melalui transfer muatan dengan reseptor yang
bersifat aseptor elektron
 Senyawa dengan derajat spesifisitas tinggi dapat
menggabungkan beberapa ikatan lemah seperti ik.
hidrogen, ion, ion-dipol, dipol-dipol, dan ik. Van
der waal’s secara total akan menghasilkan
ikatan yang cukup kuat dan stabil
 a: ik. Van der
waal’s
atau ikatan hidrofob
 b: ik. dipol-dipol
Ikatan asetilkolin dengan asetilkolin esterase
 c: ik. ion

 a: ik. Van der


waal’s
atau ikatan hidrofob
 b: ik. ion-dipol
 c: ik. Hidrogen
 d: ik. Ion Ikatan prokain dengan reseptor
 e: transfer muatan
LATIHAN
SOAL
1. Jelaskan pengaruh penambahan gugus
halida terhadap aktivitas antivirus
senyawa isatin-β- tiosemikarbazon?
2. Sebutkan jenis senyawa obat yang dipengaruhi
aktivitasnya karena adanya ikatan hydrogen?
3. Sebutkan 3 jenis senyawa obat yang aktivitas
farmakologisnya dipengaruhi ikatan irreversible?
Any
Questions?????

Anda mungkin juga menyukai