Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN

PRAKTIKUM FARMAKOLOGI SISTEM ORGAN


Pengujian Hemostatik

(disusun untuk memenuhi salah satu tugas praktikum farmakologi sistem organ)

Disusun oleh :
Kelompok 1 Farmasi 2C
1. Muhammad Iqbal Syafaat (31120126)
2. Nada Saidah (31120127)
3. Ira Safitri Rahayu (31120128)
4. Dineu Septy UR (31120130)
5. Nisa Armila (31120135)
6. Ade Triana Abidin (31120165)

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


UNIVERSITAS BHAKTI TUNAS HUSADA
TASIKMALAYA
2022
PERCOBAAN XIV

A. TUJUAN
a. Mengetahui kerja obat hemostatis dalam mengehntikan pendarahan
b. Dapat membandingkan waktu pendarahan antar kelompok uji perlakuan serta
mekanisme kerja obat-obat yang digunakan

B. PRINSIP PERCOBAAN
Melakukan induksi luka pada hewan uji dengan ditindak lanjuti proses
pengehentian pendarahan secara spontan dari pembuluh darah yang mengalami
kerusakan.

C. DASAR TEORI
Darah adalah matrik cairan dan merupakan jaringan pengikat terspesialisasi
yang dibentuk dari sel-sel bebas. Darah terdiri dari komponen cair yang disebut
plasma dan berbagai unsur yang dibawa dalam plasma yaitu sel-sel darah. Sel-sel
darah terdiri dari eritrosit atau sel darah merah, yaitu sel yang mengangkut oksigen,
leukosit atau sel darah putih yaitu sel yang berperan dalam kekebalan dan pertahanan
tubuh dan trombosit yaitu sel yang berperan dalam homeostasis.
Hemostasis merupakan proses penghentian perdarahan secara spontan dari
pembuluh darah yang mengalami kerusakan atau akibat putusnya atau robeknya
pembuluh darah, sedangkan thrombosis terjadi apabila endothelium yang melapisi
pembuluh darah rusak atau hilang. Proses hemostasis ini mencakup pembekuan darah
(koagulasi) dan melibatkan pembuluh darah, agregasi trombosit serta protein plasma
baik yang menyebabkan pembekuan maupun yang melarutkan bekuan.
Bleeding time adalah waktu lamanya perdarahan atau waktu yang diperlukan
untuk berhentinya darah mengalir. Pemeriksaan ini mengukur hemostasis dan
koagulasi. Masa perdarahan tergantung dari ketepatgunaan cairan jaringan dalam
memacu koagulasi, fungsi pembuluh darah kapiler dan trombosit. Pemeriksaan ini
terutama mengenai trombosit, yaitu jumlah dan kemampuan untuk adhesi pada
jaringan subendotel dan membentuk agregasi (Juliantisilaen, 2014).
Bleeding Time (waktu perdarahan) merupakan pemeriksaan rutin yang
dilakukan untuk mengetahui jalur koagulasi intrinsik dan ekstrinsik. Pemeriksaan ini
telah dilakukan beberapa dekade dengan menggunakan metode Duke. Ivy et al dan
Mielke et al melakukan modifikasi metode pemeriksaan waktu perdarahan dan
banyak digunakan pertengahan tahun 1980-an, sehingga muncul pertanyaan mengenai
validitas pemeriksaan (Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro dan PERDATIN,
2011).
Ada beberapa metode dalam bleeding time, yaitu :
1. Metode Ivy
Metode Ivy adalah format tradisional untuk tes ini. Dalam metode ivy
tekanan darah manset diletakkan di lengan atas dan meningkat sampai 40
mmHg. Sebuah pisau bedah atau sesuatu yang digunakan untuk melakukan
tusukan di lengan bagian bawah. Pisau otomatis pegas paling umum
digunakan untuk membuat potongan berukuran standar. Waktu dari ketika
menusuk luka dibuat sampai perdarahan semua telah berhenti diukur dan
disebut waktu perdarahan ( bleeding time), setiap 30 detik kertas saring
digunakan untuk membersihkan darah.
2. Metode Duke
Metode duke dibuat dikuping telinga atau ujung jari yang ditusuk
untuk menyebabkan perdarahan, seperti dalam metode Ivy tes ini waktunya
dari awal perdarahan sampai perdarahan benar-benar berhenti. Kerugian dari
metode duke adalah bahwa tekanan pada kapiler darah didaerah menusuk
tidak konstan dan hasil yang dicapai kurang daapat diandalkan. Keuntungan
dari metode ini adalah bekas luka tidak tetap, sedangkan metode lain dapat
mennimbulkan bekas luka.
Pemeriksaan ditujukan pada kadar trombosit, dilakukan dengan indikasi ada
riwayat mudahnya terjadi perdarahan. Niali normal :
Metode Duke : 1 – 3 menit
Metode Ivy : 3 – 7 menit
Decterina melakukan analisis regresi linier untuk mengetahui sensitifitas,
spesifisitas, nilai prediktif positif dan negatif dari Bleeding Time (waktu perdarahan).
Nilai dari hasil pemeriksaan Bleeding Time (waktu perdarahan) dipengaruhi oleh
jumlah trombosit, dinding pembuluh darah, hematokrit, kualitas kulit, dan juga teknik
yang digunakan (Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro dan PERDATIN,
2011).
Pemeriksaan Bleeding Time (waktu perdarahan) merupakan pemeriksaan
skrining (penyaring) untuk menilai gangguan fungsi trombosit dan mendeteksi adanya
kelainan von willebrand. Pemeriksaan ini secara langsung dipengaruhi oleh jumlah
trombosit terutama dibawah 50.000/mm3 , kemampuan trombosit membentuk plug,
vaskularisasi dan kemampuan konstriksi pembuluh darah. Mekanisme koagulasi tidak
mempengaruhi waktu perdarahan secara signifikan kecuali terjadi penurunan yang
cukup parah (Nugraha, Gilang, 2015).
Pemeriksaan Bleeding Time (waktu perdarahan) tidak boleh dilakukan apabila
penderita sedang mengkonsumsi antikoagulan atau anti nyeri aspirin, karena dapat
menyebabkan waktu perdarahan memanjang. Pengobatan harus ditunda selama 3-7
hari atau jika memungkinkan pasien diberitahu agar tidak mengkonsumsi aspirin atau
obat penghilang rasa nyeri tanpa resep selama 5 hari sebelum pemeriksaan (Riswanto,
2013) Pemeriksaan Bleeding Time (waktu perdarahan) terdapat dua metode yaitu Ivy
dan Duke.
Metode duke dinilai kurang teliti dan kurang akurat, sehingga dilakukan
perbaikan berdasarkan metode Ivy.Agar pemeriksaan terstandarisasi maka dilakukan
penyamaan tekanan pembuluh darah dengan menggunakan sfigmomanometer pada
tekanan 40 mmHg. Tusukan dilakukan pada lengan bagian bawah menggunakan
lanset (Nugraha, Gilang, 2015).
Metode Duke kurang memberatkan pada mekanisme hemostasis karena tidak
diadakan pembendungan. Namun metode Duke sebaiknya hanya dipakai pada bayi
dan anak kecil saja, karena pembendungan menggunakan figmomanometer pada
lengan atas tidak mungkin atau susah dilakukan (R.Gandasoebrata, 2010).
Pemeriksaan Bleeding Time (waktu perdarahan) lebih baik dengan
menggunakan metode Ivy, karena dilakukan pada 8 permukaan volar lengan bawah
yang mudah diakses, memiliki pasokan darah superfisial yang relatif seragam, kurang
peka terhadap nyeri, dan mudah terpengaruh oleh peningkatan ringan tekanan
hidrastatik (Riswanto, 2013).
D. ALAT DAN BAHAN
1. Alat

Stopwatch Gunting Toples

2. 1.Bahan
Bahan yang digunakan

Alkohol 70% Kertas saring Epinefrin

Aquadest
3. Hewan yang digunakan
E. PROSEDUR

F. PERHITUNGAN DOSIS
1. Kontrol Negatif (Aquadest 10ml)
2. Kontrol Positif (Epinefrin 1mg)
 Konversi dosis dewasa ke dosis mencit 20gram
1 mg x 0,0026=0,0026 mg/20 g bb mencit ¿ 0,0026 mg/0,2 ml
 Volume epinefrin injeksi yang harus diambil
0,0026 mg
x 1 ml=0,0026 ml / 0,2ml
1 mg
 Membuat larutan stok sebanyak 10ml
10 ml
x 0,0026 ml=0,13 ml/10 ml
0,2 ml
¿ 130 µl /0,2 ml
3. Dosis I (Epinefrin 0,25mg)
 Konversi dosis dewasa ke dosis mencit 20g
0,25 mg x 0,0026=0,00065 mg/20 g bb mencit
 Volume epinefrin injeksi yang harus diambil
0,00065 mg
x 1 ml=0,00065 mg /0,2ml
1 mg
 Membuat larutan stok sebanyak 10ml
10 ml
x 0,00065 mg=0,0325 ml /10 ml
0,2 ml
¿ 32,5 µl /10 ml
4. Dosis II (Epinefrin 0,5mg)
 Konversi dosis dewasa ke dosis mencit 20g
0,5 mg x 0,0026=0,0013 mg/20 g bb mencit
 Volume epinefrin injeksi yang harus diambil
0,0013 mg
x 1 ml=0,0013 mg/0,2ml
1 mg
 Membuat larutan stok sebanyak 10ml
10 ml 0,065ml
x 0,0013 mg=
0,2 ml 10 ml
¿ 65 µl /10 ml
5. Dosis III (Epinefrin 2mg)
 Konversi dosis dewasa ke dosis mencit 20g
2 mg x 0,0026=0,0052mg /20 g bb mencit
 Volume epinefrin injeksi yang harus diambil
0,0052mg
x 1 ml=0,0052mg/0,2 ml
1mg
 Membuat larutan stok sebanyak 10ml
10 ml
x 0,0052mg=0,26 ml /10 ml
0,2 ml
¿ 260 µl /10 ml

G. DATA HASIL PENGAMATAN

Kelompok Mencit Ke- Bleeding time


Perhitungan (Menit)

Kontrol Positif 1 04:16


(Epinefrin 1 mg) 2 06:00
3 06:30
4 10:06
Kontrol Negatif 1 03:04
(Aquadest) 2 05:12
3 06:02
4 08:49
Dosis I 1 01:38
(Epinefrin 0,25 mg) 2 02:03
3 05:08
4 06:57
Dosis II 1 02:01
(Epinefrin 0,5 mg) 2 02:22
3 03:08
4 04:05
Dosis III 1 01:39
(Epinefrin 2 mg) 2 02:30
3 03:00
4 04:03

Rata-rata bleeding time kelompok uji

Perlakuan Rata-rata
Dosis I 236,5
Dosis II 174
Dosis III 168
Kontrol (+) 403
Kontrol (-) 346,8

H. PEMBAHASAN
Perdarahan merupakan sebuah perubahan yang patogis yaitu rusaknya bagian
dari epidermis kulit yang mengakibatkan keluarnya darah dari kapiler pembuluh
darah. Bleeding time adalah waktu lamanya perdarahan atau waktu yang diperlukan
untuk berhentinya darah mengallir yang bertujuan untuk mengukur rata-rata lama
waktu henti perdarahan pada mencit yang dibagi menjadi lima kelompok uji.
Penelitian ini menggunakan parameter metode ivy dengan nilai referensi 3-7 menit.
Trombosit berperan sangat besar dalam proses hemostatik. Dibutuhkan sekitar 60
detik bagi untaian fibrin untuk mulai menyelingi antara luka, sehingga setelah
beberapa menit (sesuai dengan standar) sumbatan trombosit sepenuhnya terbentuk,
sedangkan tingkat keparahan perdarahan tergantung pada jumlah faktor pembekuan
dalam darah. Semakin sedikit jumlah faktor pembekuan darah, maka semakin sulit
perdarahan untuk berhenti atau sebaliknya terlalu banyak gumpalan darah sehingga
dapat mengganggu sirkulasi darah, maka kondisi ini disebut darah kental. Salah satu
pemeriksaan masa perdarahan adalah dengan proses bleeding time (Sidrotullah,
2021).
Hasil pengukuran didapatkan yaitu kelompok kontrol dosis III memiliki
kemampuan menghentikan pendarahan lebih cepat dibandingkan dengan kelompok
perlakuan lainnya yaitu dengan waktu rata-ratanya sebesar 168/detik, dengan dosis
epinefrin yang diberikan yaitu 1 mg.
Pemberian epinefrin berfungsi sebagai zat hemostatik. Berdasarkan kelompok
obat hemostatik, epinefrin adalah kelompok obat hemostatik lokal dari kelompok
vasokonstriktor dan dapat digunakan untuk menghentikan perdarahan kapiler pada
permukaan dengan dosis 1:1000 (1mg/1ml). Epinefrin ini bekerja pada reseptor
adrenergik α1 untuk menyebabkan efek vasokonstriktor pembuluh darah kapiler kulit
dengan mengurangi ukuran kapiler darah sehingga suplai darah terbatas dan akibatnya
akan mengurangi perdarahan dan rembesan cairan (Sidrotullah, 2021).

I. KESIMPULAN
Pada praktikum kali ini dapat disimpulkan bahwa obat epinerfin dapat
menghambat pendarahan pada ekor mencit dengan memperkecil pembuluh darah.
Dosis uji yang paling efektif ada pada dosis 3 dengan rata – rata waktu 168/detik dan
dosis uji yang kurang efektif ada pada kontrol positif dengan rata – rata waktu
403/detik.
DAFTAR PUSTAKA

Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro dan Perhimpunan Dokter Spesialis


Anestesiologi dan Terapi Intensif (PERDATIN). (2011).

Jurnal Anestesiologi Indonesia. Jawa Tengah : Anestesiologi dan Terapi Intensif Fakultas
Kedokteran Universitas Diponegoro dan Perhimpunan Dokter Spesialis Anestesiologi dan
Terapi Intensif (PERDATIN).

Nugraha Gilang. (2015). PanduanPemeriksaan Laboratorium Hematologi Dasar. Jakarta


Timur :CV. Trans Info Media.

R.Gandasoebrata. (2010). Penuntun Laboratorium Klinik. Jakarta : Dian Rakyat.

Riswanto. (2013). Pemeriksaan Laboratorium Hematologi. Yogyakarta : Alfamedia & Kanal


Medika.

Dr. Rukman Kiswari, Hematologi & Transfusi,(Jakarta: Erlangga, 2014),


LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai