Gangguan Demensia Pada Lansia Dinkes
Gangguan Demensia Pada Lansia Dinkes
Behavioural and
Psychological
Symptoms of
Dementia
C-hendaya kognitif
• Amnesia-Defisit Memori
– Gangguan memori: manifestasi awal sbg kesulitan
mempelajari informasi baru
– Pada fase yang lebih lanjut, memori jangka
panjang juga dapat terganggu
• Afasia
– Gangguan/hilangnya kemampuan untuk menulis
atau berbicara
– Awal kesulitan untuk mencari kata, afasia
nominal
– Lanjut afasia reseptif, kesulitan untuk mengerti
…sambungan C-ggn kognitif
• Apraksia
– Hilang/berkurangnya kemampuan untuk melakukan
gerakan motorik terkoordinasi meskipun tidak ada
kerusakan saraf
– Penyebab utama hilangnya kemandirian pasien
• Agnosia
– Kegagalan mengenali stimulus sensori secara akurat
walaupun tidak ada defisit sensori
– Agnosia Visual penyalahgunaan objek yang digunakan
sehari-hari
– Prosopagnosia ketidakmampuan untuk mengenali
wajah, termasuk keluarga dan teman dekat
…sambungan C-ggn kognitif
Fungsi Eksekutif
– Kemampuan untuk merencanakan dan melakukan
pekerjaan yang kompleks
– Defisit fungsi eksekutif terlihat pada kelainan yang
mempengaruhi lobus frontal
5 Lakukan pengurangan 7 dari 100 sebanyak 5 kali. (93, 86, Atensi dan
79, 72, 65)
ATAU eja terbalik ”DUNIA" dari akhir ke awal (A-I-N-U-D). kalkulasi
BPSD-Kelompok Gejala
‘Agitation’
‘Aggression’ Walking aimlessly
Pacing
Trailing
Restlessness
Aggressive resistance
Repetitive actions
Physical aggression
Dressing/undressing
Verbal aggression
Sleep disturbance
‘Apathy’
Sad
Tearful Hallucinations
Hopeless Delusions Withdrawn
Low self-esteem Misidentifications Lack of interest
‘Depression’ Anxiety
Amotivation
Guilt
‘Psychosis’
Adapted from McShane R. Int Psychogeriatr 2000; 12(Suppl 1): 147–54
Finkel SI et al. Am J Geriatr Psychiatry 1998; 6: 97–100
17
Alessi C et al. J Am Geriatr Soc 1999; 47: 784–91
Kemunculan BPSD
• Sebagian besar BPSD memiliki ‘makna/alasan di balik
perilaku’ Untuk itu, kita harus memahami penyakit
dan orang yang hidup dengan demensia.
• Dalam mengkaji faktor yang berperan pada timbulnya
BPSD, dapat digunakan akronim PIECES, yaitu:
– Physical
– Intellectual
– Emotion
– Capabilities
– Environment
– Social
P-Physical faktor fisik
– Obat: penggunaan antikolinergik,
benzodiazepin, alkohol, obat bebas
– Penyakit: penyakit fisik yang diderita pasien;
hipoksia, nyeri, infeksi, gangguan
pendengaran/penglihatan
– Delirium: tipe hipoaktif atau hiperaktif. Bila
tidak terdeteksi dapat menyebabkan 30%
mortalitas
– Kebutuhan dasar: hidrasi, berkemih, defekasi,
tidur
• I-Intellectual hendaya kognitif (amnesia,
agnosia, afasia, agnosia, apraksia, hendaya
fungsi eksekutif)
• E-Emotion kemunculan atau reaktivasi
gangguan psikiatrik: ansietas, iritabilitas,
gangguan penyesuaian, depresi, trauma masa
lalu, hingga waham dan halusinasi
• C-Capabilities kemampuan yang sudah
menurun dan yang masih tersisa
• E-Environment struktur lingkungan (desain,
pencahayaan, suhu, tingkat kebisingan),
suasana, familiaritas.
• S-Social riwayat hidup, strategi koping,
interaksi dengan pelaku rawat, relasi dengan
keluarga, jejaring sosial
PENATALAKSANAAN DEMENSIA
• Modifikasi lingkungan:
– Mengurangi kebisingan, atur pencahayaan, ventilasi
& suhu yang nyaman,
– Tempat tinggal familiar, perabot tidak banyak
berubah tempat, hindari pola kompleks
– Perhatikan faktor keamanan—hindari undakan, kaca,
genangan air, barang berserakan
– Kamar mandi mudah dijangkau, lantai tidak licin
BPSD– Prinsip Terapi :
• Manajemen perilaku atau manipulasi situasi
merupakan strategi awal untuk BPSD ringan sampai
sedang
• Intervensi farmakologis dapat digunakan bila gejala
berat, mengganggu, membahayakan dan tidak
merespons strategi non-farmakologis
• Lakukan informed consent untuk tiap tindakan/obat
yang diberikan
• Fiksasi merupakan pilihan terakhir
Teknik manajemen perilaku sesuai perilaku target