Anda di halaman 1dari 63

Company

LOGO

Disajikan pada :
PEELATIHAN KADER DAN TOMA
PROGRAM P2DTK
LATAR BELAKANG
• Sehat adalah hak asasi manusia dan
merupakan investasi pembangunan.
• Sehat merupakan investasi untuk
meningkatkan produktivitas kerja.
• RT merupakan pintu masuk untuk
menanamkan nilai-nilai PHBS, tetapi
belum dilaksanakan secara optimal.
• Beberapa anggota rumah tangga
mempunyai masa rawan terkena
gangguan berbagai penyakit.
• Sebagian besar penyakit infeksi dapat
dicegah dengan PHBS
Secara Mikro
Pembangunan kesehatan lebih
menekankan upaya promotif dan
preventif tanpa mengesampingkan
upaya kuratif dan rehabilitatif.
Secara Makro
Paradigma sehat berarti semua sektor
memberikan kontribusi positif bagi
pengembangan perilaku dan lingkungan
sehat.
 PEMB. BERWAWASAN KESEHATAN
VISI INDONESIA SEHAT 2010

• BANGSA INDONESIA TELAH HIDUP


DALAM LINGKUNGAN YANG SEHAT,
BERPERILAKU HIDUP BERSIH DAN
SEHAT SERTA DAPAT MENJANGKAU
PELAYANAN KESEHATAN YANG
BERMUTU SECARA ADIL, SEHINGGA
MEMILIKI DERAJAD KESEHATAN
YANG OPTIMAL
APA ITU PHBS ?
1. Perilaku Sehat

Adalah pengetahuan, sikap dan tindakan


proaktif untuk :
– memelihara dan mencegah resiko terjadinya
penyakit  contoh : PSN melalui gerakan 3 M
– melindungi diri dari ancaman penyakit
 Contoh : Imunisasi, makan dg Gizi seimbang
– berperan aktif dalam Gerakan Kesehatan
Masyarakat.  contoh : jadi kader posyandu, dll
HAKEKAT PERILAKU

PENGE
SIKAP TINDAKAN
TAHUAN

TAHU/
MAU/TDK MAMPU/
TIDAK
MAU TDK MAMPU
TAHU

SARANA

Jan 2009 7
DERAJAT KESEHATAN
DAN
MASALAH KESEHATAN

KETURUNAN/ LINGKUNGAN
HEREDITAS

DERAJAT KES /
MASALAH KES

PERILAKU
PELAYANAN
HIDUP
KESEHATAN
2. PHBS

SEKUMPULAN PERILAKU YG
DIPRAKTIKKAN ATAS DASAR
KESADARAN SBG HASIL
PEMBELAJARAN, YG MENJADIKAN
SESEORANG ATAU KELUARGA DPT
MENOLONG DIRI SENDIRI DI BIDANG KES
& BERPERAN AKTIF DLM MEWUJUDKAN
KESEHATAN MASYARAKATNYA
3. PHBS DI RT

adalah upaya untuk memberdayakan anggota


rumah tangga agar tahu, mau dan mampu
mempraktikkan perilaku hidup bersih dan
sehat serta berperan aktif dalam gerakan
kesehatan di masyarakat
Company
PHBS
LOGO
PHBS
PHBS BIDANG KIA
PHBS BIDANG
BIDANG GIZI KESEHATAN LINGKUNGAN
DAN KB
MISAL: MISAL:
- MAKAN DENGAN GIZI MISAL:
SEIMBANG - MEMERIKSAKAN -MMENGHUNI RUMAH
-MINUM TABLET BESI KEHAMILAN SEHAT
SELAMA HAMIL - PERSALINAN -PUNYA PERSEDIAAN
- MEMBERI BAYI ASI DITOLONG NAKES AIR BERSIH
EKSKLUSIF - MENIMBANG - PUNYA AKSES
- MENGONSUMSI BALITA SETIAP BULAN JAMBAN
GARAM BERYODIUM -MENGIMUNISASI - CUCI TANGAN SETELAH BAB
-MEMBERI BAYI DAN BALITA LENGKAP BAYI - MEMBERANTAS JENTIK
KAPSUL VITAMIN A - PUNYA TEMPAT SAMPAH

PHBS BIDANG PHBS


PEMELIHARAAN BIDANG GAYA PHBS BIDANG OBAT
KESEHATAN HIDUP SEHAT DAN FARMASI
MISAL:
MISAL: MISAL: - MEMILIKI TANAMAN
- PUNYA JAMINAN - TIDAK MEROKOK OBAT KELUARGA
PEMELIHARAAN KESEHATAN DI DALAM RUMAH - TIDAK MENGGUNAKAN
- AKTIF MENGURUS -MELAKUKAN NAPZA
UKBM/SEBAGAI KADER AKTIVITAS FISIK/ - MINUM ORALIT JIKA DIARE
- MEMANFAATKAN OLAHRAGA - JAUHKAN ANAK DARI BAHAN
PUSKESMAS/SARANA KES -MAKAN SAYUR BERBAHAYA
DAN BUAH -
TUJUAN PEMBINAAN
PHBS DI RUMAH TANGGA
Tujuan Umum
Meningkatnya Rumah Tangga Sehat di
kabupaten/kota di seluruh Indonesia.
Tujuan Khusus
• Meningkatkan kebijakan yang mendukung
pelaksanaan PHBS di Rumah Tangga
• Meningkatkan dukungan peran aktif TP-PKK
dalam pembinaan PHBS di Rumah Tangga
• Memberdayakan keluarga untuk tahu, mau dan
mampu melaksanakan PHBS dan berperan aktif
dalam gerakan kesehatan
SASARAN

• SETIAP ANGGOTA RT
• KELUARGA
• MASYARAKAT SEKITAR RT.
MENGAPA
PHBS DI RT PENTING ?
Pembinaan PHBS Di RT penting ?
• PHBS Di Rumah Tangga mampu memelihara dan
meningkatkan kesehatan anggota keluarga,
mencegah risiko terjadinya penyakit dan
melindungi diri dari ancaman penyakit.
• PHBS Di Rumah Tangga merupakan proses
pemberdayaan keluarga untuk terwujudnya Rumah
Tangga Sehat.
• PHBS di Rumah Tangga telah menjadi Kesatuan
Gerak PKK-KB-Kesehatan mulai tahun 2006, untuk
mempercepat pencapaian visi dan misi PKK.
• PHBS Di Rumah Tangga merupakan langkah
strategis untuk mempercepat tercapainya Rumah
Tangga Sehat, Desa Sehat, Kecamatan Sehat,
Kabupaten/Kota Sehat, Provinsi Sehat dan
Indonesia Sehat.
KAPAN DAN DIMANA
melakukan PHBS?

Kapan saja dan dimana saja


terutama di RT
• Indikator Rumah Tangga Sehat

 Indikator PHBS

1. Persalinan
2. ASI Eksklusif
3. Menimbang Bayi & Balita
4. Menggunakan air bersih
5. Cuci Tangan dg Air bersih & Sabun
6. Menggunakan jamban
7. Memberantas Jentik dirumah
 3 indikator GHS
1. Makan buah & sayur setiap hari
2. Melakukan Aktifitas fisik Setiap hari
3. Tidak merokok di dalam rumah/Tidak
merokok
1. Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan:

Adalah tindakan pertolongan pertama


pada persalinan balita termuda, yang
dilakukan bidan/nakes lainnya pada
proses lahirnya janin dari kandungan
ke dunia luar, dimulai dari tanda-tanda
lahirnya bayi, pemotongan tali pusar
dan keluarnya plasenta.
• Nakes lainnya: dokter umum, dokter
spesialis kandungan.
Apa peran kader dalam membina Rumah Tangga
agar melakukan persalinan
oleh tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan ?
• Melakukan pendataan jumlah seluruh ibu hamil di wilayah
kerjanya dengan memberi tanda seperti menempelkan stiker.
• Menganjurkan ibu hamil untuk memeriksakan kehamilannya di
bidan/dokter.
• Memanfaatkan setiap kesempatan di desa/kelurahan untuk
memberikan penyukuhan tentang pentingnya persalinan
ditolong oleh tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan, misalnya
melalui penyuluhan kelompok di posyandu, arisan, pengajian,
dan kunjungan rumah.
• Bersama tokoh masyarakat setempat berupaya untuk
menggerakkan masyarakat dalam kegiatan-kegiatan yang
mendukung keselamatan ibu dan bayi seperti dana sosial
bersalin, tabungan ibu beralin, ambulans desa, calon donor
darah, warga dan suami Siap Antar Jaga, dan sebagainya.
Apa peran kader dalam membina Rumah
Tangga, agar melakukan persalinan
oleh tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan ?

• Menganjurkan ibu dan bayinya untuk memeriksakan


kesehatan ke bidan/dokter selama masa nifas (40 hari
setelah melahirkan) sedikitnya tiga kali pada minggu
pertama, ketiga, dan keenam setelah melahirkan.
• Menganjurkan ibu ikut keluarga berencana setelah
melahirkan.
• Menganjurkan ibu memberikan Air Susu Ibu (ASI) saja
sampai bayi berumur 6 bulan (ASI Eksklusif).
2. Memberi Asi Eksklusif
Bayi usia 0-6 bulan yang hanya
diberikan ASI saja tanpa
memberikan makanan tambahan
atau minuman lain.
Apa peran kader untuk mendukung
keberhasilan
pemberian ASI Eksklusif ?
• Mendata jumlah seluruh ibu hamil, ibu
menyusui, dan bayi baru lahir yang ada di
wilayah kerjanya.
• Memberikan penyuluhan kepada ibu hamil dan
ibu menyusui di Posyandu tentang pentingnya
memberikan ASI Eksklusif.
• Melakukan kunjungan rumah kepada ibu nifas
yang tidak datang ke Posyandu dan
menganjurkan agar rutin memeriksakan
kesehatan bayinya seta mempersiapkan diri
untuk memberikan ASI Eksklusif.
3. Menimbang Bayi dan Balita
Bayi dan Balita ditimbang
secara rutin ke Posyandu dan
atau sarana kesehatan
lainnya, untuk memantau
pertumbuhannya setiap bulan
Apa peran kader agar masyarakat
mau menimbang bayi dan balita
setiap bulan di Posyandu ?
• Mendata jumlah seluruh bayi dan balita yang ada di wilayah kerjanya.
• Memantau jumlah kunjungan ibu yang datang untuk menimbang
balitanya di Posyandu.
• Memanfaatkan setiap kesempatan di desa/kelurahan untuk
memberikan penyuluhan tentang pentingnya penimbangan bayi dan
balita, misalnya melaui penyuluhan kelompok di posyandu, arisan,
pengajian, kunjungan rumah dan penyuluhan massa (pengeras
suara dimesjid, pengumuman di desa kelurahan, poster, spanduk
selebaran dll).
• Melakukan kunjungan rumah kepada ibu yang tidak datang ke
Posyandu membawa balitanya dan menganjurkan agar rutin
menimbang bayi dan balitanya di Posyandu.
• Mengadakan kegiatan-kegiatan yang menarik perhatian dan
mendorong masyarakat seperti: lomba bayi dan balita sehat, lomba
memasak makanan balita sehat, kegiatan makan bersama untuk
balita dan sebagainya.
4. Menggunakan air bersih
Anggota Rumah tangga menggunakan air bersih
untuk kebutuhan sehari-hari
Apa peran kader dalam menggerakkan
masyarakat untuk menggunakan air bersih ?
• Melakukan pendataan rumah tangga yang sudah dan
belum memiliki ketersediaan air bersih di rumahya.
• Melakukan pendataan rumah tangga yang sulit
mendapatkan air bersih.
• Melaporkan kepada pemerintah desa/kelurahan
tentang jumlah rumah tangga yang sulit mendapatkan
air bersih
• Bersama pemerintah desa/kelurahan dan tokoh
masyarakat setempat berupaya untuk memberi
kemudahan kepada masyarakat untuk mendapatkan
air bersih di lingkungan tempat tinggalnya.
Apa peran kader dalam menggerakkan
masyarakat untuk menggunakan air bersih ?
• Mengadakan arisan warga untuk membangun sumur
gali atau sumur pompa secara bergilir.
• Membentuk Kelompok Pemakai Air (POKMAIR) untuk
memelihara sumber air bersih yang dipakai secara
bersama, bagi daerah yang sulit air.
• Menggalang dunia usaha setempat untuk memberi
bantuan dalam penyediaan air bersih.
• Manfaatkan setiap kesempatan di desa/kelurahan
untuk memberikan penyuluhan kelompok tentang
pentingnya menggunakan air bersih, misalnya melalui
penyuluhan kelompok di posyandu, pertemuan Dasa
Wisma, arisan, pengajian, pertemuan desa/kelurahan,
kunjungan rumah dan lain-lain.
5. Mencuci Tangan dengan air
bersih & sabun
Semua anggota Rumah tangga
selalu mencuci tangan dengan
sabun dan dengan air yang
mengalir setiap tangan kita kotor
terutama sebelum makan dan
sesudah buang air besar
Apa peran kader
dalam membina perilaku cuci tangan
?
• Memanfaatkan setiap kesempatan
didesa/kelurahan untuk memberikan penyuluhan
tentang pentingnya perilaku cuci tangan,
misalnya melalui penyuluhan kelompok Dasa
Wisma, arisan, pengajian, pertemuan kelompok
Dasa Wisma, dan kunjungan rumah.
• Mengadakan kegiatan gerakan cuci tangan
bersama untuk menarik perhatian masyarakat,
misalnya pada peringatan hari-hari besar
kesehatan atau ulang tahuyn kemerdekaan.
6. Menggunakan jamban
Seluruh Anggota
Rumah tangga
BAB
menggunakan
jamban sehat.
Apa peran kader dalam membina masyarakat
untuk memiliki dan menggunakan jamban sehat ?
• Melakukan pendataan rumah tangga yang sudah dan belum
memiliki serta menggunakan jamban sehat dirumahnya.
• Melaporkan kepada pemerintah desa/kelurahan tentang jumlah
rumah tangga yang belum memiliki jamban sehat.
• Bersama pemerintah desa/kelurahan dan tokoh masyarakat
setempat berupaya untuk menggerakkan masyarakat memiliki
jamban.
• Mengadakan arisan warga untuk membangun jamban sehat
secara bergilir.
• Menggalang dunia usaha setempat untuk memberi bantuan
dalam penyediaan jamban sehat.
Apa peran kader dalam membina masyarakat
untuk memiliki dan menggunakan jamban sehat ?
• Manfaatkan setiap kesempatan di desa/kelurahan
untuk memberikan penyuluhan tentang pentingnya
memiliki dan menggunakan jamban sehat, misalnya
melalui penyuluhan kelompok di Posyandu,
pertemuan kelompok Dasa Wisma, arisan, pengajian,
pertemuan, desa/kelurahan, kunjungan rumah dan
lain-lain.
• Meminta bantuan petugas Puskesmas setempat untuk
memberikan bimbingan teknis tentang cara-cara
membuat jamban sehat yang sesuai dengan situasi
dan kondisi daerah setempat.
7. Memberantas Jentik dirumah / Rumah
Bebas Jentik
Anggota Rumah tangga membersihkan tempat penampungan air yang
ada di dalam rumah seperti bak mandi, WC, vas bunga, tatakan kulkas
dll dan diluar rumah seperti talang air, alas pot bunga, ketiak daun,
lubang phon, pagar bambu dll yang dilakulkan secara teratur setiap
minggu
Rumah yang dilakukan pemeriksaan jent8ik secara periodik tidak
dijumpai adanya jentik nyamuk
Apa peran kader dalam membina rumah
tangga
agar menciptakan Rumah Bebas Jentik ?
• Memanfaatkan setiap kesempatan di desa / kelurahan
untuk memberikan penyuluhan tentang pentingnya PSN
dan PJB, misalnya melalui penyuluhan kelompok di
Posyandu, pertemuan kelompok Dasa Wisma, arisan,
pengajian, pertemuan desa / kelurahan, kunjungan rumah
dan melalui media cetak ( poster, selebaran, spanduk ).
• Bersama pemerintah desa / kelurahan dan tokoh
masyarakat setempat menggerakkan masyarakat untuk
melakukan PSN dan PJB.
• Melakukan pemeriksaan jentik berkala secara teratur
setiap minggu dan mencatat angka jentik yang di temukan
pada Kartu Jentik Rumah.
Apa peran kader dalam membina rumah tangga
agar menciptakan Rumah Bebas Jentik ?

• Mengumpulkan data angka bebas jentik dari setiap


rumah tangga yang ada di wilayah kerja dan
melaporkan secara rutin kepada Puskesmas terdekat
untuk mendapat tindak lanjut penanganan bila terjadi
masalah / kasus.
• Menginformasikan angka jentik yang di temukan
kepada setiap rumah tangga yamg di kunjungi
sekaligus memberikan penyuluhan agar tetap
melaksanakan pemberantasan sarang nyamuk secara
rutin dan menegur secara baik apabila masuh
terdapat jentiknya.
BEBERAPA
KEBIASAAN & GAYA
HIDUP YANG SEMAKIN
MEMPENGARUHI
DERAJAT KESEHATAN
& KUALITAS HIDUP
KELUARGA ANDA
8. Makan buah dan sayur setiap hari
• Anggota rumah tangga umur 10 tahun ke atas yang
mengkonsumsi minimal 3 porsi buah dan 2 porsi
sayur atau sebaliknya setiap hari dalam seminggu
terakhir.

• Rumah tangga cukup makan sayur dan buah


setiap hari: Penduduk 10 tahun ke atas yang
mengkonsumsi minimal 3 porsi buah dan 2 porsi
sayur atau sebaliknya setiap hari dalam seminggu
terakhir
ANAK-ANAK ANDA :
SEMAKIN SERING MENGKONSUMSI
“JUNK FOOD” YANG TINGGI LEMAK,
KALORI, GARAM, RENDAH SERAT
Bagaimana peran keluarga untuk menanamkan
kebiasaan makan sayur dan buah ?
• Manfaatkan pekarangan dengan menanam
sayur dan buah.
• Menyediakan sayur dan buah setiap hari di
rumah dengan harga terjangkau.
• Perkenalkan sejak dini kepada anak kebiasaan
makan sayur dan buah pagi, siang, dan malam.
• Manfaatkan setiap kesempatan di rumah untuk
mengingatkan tentang pentingnya makan sayur
dan buah.
9. Melakukan aktivitas fisik :
Penduduk 10 th ke atas dalam
seminggu terakhir melakukan aktivita
fisik sedang atau berat minimal 30
menit setiap hari
Rumah tangga melakukan aktivitas
fisik secara aktif: Apabila salah satu
ART 10 tahun ke atas melakukan
aktivitas fisik sedang atau berat palin
sedikit 30 menit setiap hari
ANAK-ANAK ANDA DIRUMAH :
DUDUK BERJAM-JAM KURANG AKTIF
BERGERAK KARENA MENONTON TV PAKAI
REMOTE CONTROL, MAIN VIDEO GAMES &
KOMPUTER
ANAK-ANAK ANDA :
SEMAKIN MALAS BERGERAK & LESU,
BERISIKO TERHADAP KEGEMUKAN &
BERBAGAI PENYAKIT DEGENERATIF DI USIA
MUDA
Apa peran keluarga dan kader untuk mendorong
anggota keluarga melakukan aktivitas fisik setiap
hari ?
• Manfaatkan setiap kesempatan di rumah untuk
mengingatkan tentang pentingnya melakukan aktivitas
fisik.
• Bersama anggota keluarga sering melakukan aktivitas
fisik secara bersama, misalnya jalan pagi bersama,
membersihkan rumah secara bersama-sama, dll.
• Ada pembagian tugas untuk membersihkan rumah atau
melaksanakan pekerjaan di rumah.
• Kader mendorong lingkungan tempat tinggal untuk
menyediakan fasilitas olahraga dan tempat bermain
untuk anak.
• Kader memberikan penyuluhan tentang pentingnya
melakukan aktifitas fisik.
10. Tidak Merokok
– Anggota rumah tangga
umur 10 tahun ke atas
yang tidak merokok
selama 1 bulan terakhir.
– Anggota rumah tangga
umur 10 tahun ke atas
yang tidak merokok dalam
rumah selama 1 bulan
terakhir.
– Rumah tangga tidak
merokok: Apabila tidak
ada ART umur 10 th ke
atas yang merokok di
dalam rumah
ANAK-ANAK ANDA (KHUSUSNYA REMAJA) :
MENIRU KEBIASAAN MEROKOK
ANDA & CENDERUNG MENJADI PEROKOK
PEMULA YANG LEBIH BERISIKO TERHADAP
BERBAGAI PENYAKIT
Apa peran keluarga dan kader untuk menciptakan
Rumah Tanpa Asap Rokok ?

• Memberikan penyuluhan tentang pentingnya perilaku tidak


merokok kepada seluruh anggota keluarga.
• Menggalang kesepakatan keluarga untuk menciptakan Rumah
Tanpa Asap Rokok.
• Menegur anggota rumah tangga yang merokok di dalam
rumah.
• Tidak memberi dukungan kepada orang yang merokok dalam
bentuk apapun, antara lain dengan tidak memberikan uang
untuk membeli rokok, tidak memberikan kesempatan siapa pun
untuk merokok di dalam rumah, tidak menyediakan asbak.
• Tidak menyuruh anaknya membelikan rokok untuknya.
• Orang tua bisa menjadikan panutan dalam perilaku tidak
merokok.
• Melarang anak tidak merokok bukan karena alasan ekonomi,
tetapi justru karena alasan kesehatan.
LANGKAH2 PEMBINAAN PHBS
DI DESA/KELURAHAN

1. Sosialisasi PHBS Di Rumah Tangga


Kepada kelompok PKK dari mulai Dasawisma, RT,
RW, dusun, lingkungan dan kader-kader yang ada di
desa/kelurahan.
2. Pengumpulan data PHBS Di Rumah Tangga.
– Ketahui jumlah rumah tangga yang ada di
desa/kelurahan.
– Siapkan Formulir PHBS Di Rumah Tangga sesuai
jumlah rumah tangga yang ada.
– Siapkan tenaga pengumpul data, disarankan
menggunakan ketua kelompok dasawisma
– Beri penjelasan singkat bagi para ketua
kelompok dasawisma tentang cara
pengumpulan data di rumah tangga.
– Ketua kelompok dasawisma mengumpulkan
data
10 indikator PHBS di masing-masing rumah
tangga yang ada di desa/kelurahan dengan
menggunakan Formulir PHBS Di Rumah
Tangga.
– Ketua Kelompok Dasawisma melakukan
pengamatan di sekitar lingkungan rumah pada
saat pengumpulan data untuk mendukung
kebenaran jawaban masing-masing rumah
tangga.
– Ketua Kelompok Dasawisma menggali
informasi lebih dalam tentang kebiasaan,
kepercayaan,sikap, norma, budaya,
hambatan dan potensi yang ada untuk
melaksanakan PHBS Di Rumah Tangga
melalui Diskusi Kelompok Terarah pada
anggota dasawisma.
– Ketua Kelompok Dasawisma menyerahkan
hasil pengumpulan data PHBS kepada
KADER
3. Pengolahan Data dan Pemetaan PHBS

• Hasil pengumpulan data tingkat dasawisma


dan RT selanjutnya diolah secara manual
oleh TIM Tingkat Desa/Kelurahan .
• Setiap rumah tangga akan diklasifikasikan
sebagai Rumah Tangga Sehat atau Rumah
Tangga Tidak Sehat
• Klasifikasi Rumah Tangga Sehat, apabila
rumah tangga tersebut memenuhi 10 indikator
PHBS. Namun, bila dalam rumah tangga
tersebut tidak ada ibu yang pernah melahirkan
dan tidak ada balita, maka pengertian Rumah
Tangga Sehat adalah yang memenuhi 7
indikator PHBS.
4. Perencanaan
Perencanaan akan menghasilkan penentuan prioritas,
tujuan, kegiatan intervensi dan jadwal kegiatan.

a. Menentukan prioritas masalah


Berdasarkan masalah yang ada, disusun rencana
intervensi. Caranya dengan memberikan jawaban
terhadap pertanyaan berikut ini :
•Dari masalah yang ada, mana yang dapat
diselesaikan dengan mudah
•Mengapa terjadi demikian
•Bagaimana cara mengatasinya
•Apa bentuk kegiatannya
•Berapa dana yang dibutuhkan
•Bagaimana jadwal kegiatan pelaksanaannya
•Siapa yang akan mengerjakannya
•Berapa lama waktu mengerjakannya
b. Menentukan tujuan
Berdasarkan hasil pengumpulan data PHBS ,
maka dapat ditentukan masalah perilaku
kesehatan. Selanjutnya berdasarkan masalah
dan ketersediaan sumber daya, maka
ditentukan tujuan yang akan dicapai untuk
mengatasi masalah seperti contoh berikut :
– Meningkatnya persentase pemberian ASI
Eksklusif pada bayi dari 60 % menjadi 70 %
di desa Kemuning dalam 1 tahun.
– Meningkatnya jumlah rumah tangga yang
memiliki akses dan menggunakan jamban
dari 40 % menjadi 50 % di desa Kemuning
dalam 1 tahun
c. Menentukan kegiatan

Tentukan kegiatan yang bisa dilakukan dikaitkan pada


ketersediaan sumber daya, misalnya :
NO MASALAH PHBS KEGIATAN

1. Persalinan pada tenaga kesehatan • Penyuluhan


• Pendampingan dukun bayi dan bidan.
•Menggalakkan tabungan ibu bersalin dan
dana sosial ibu bersalin
2. Ketersediaan jamban •Penyuluhan manfaat jamban.
•Pelatihan cara membuat jamban.
•Arisan jamban.
•Pengorganisasian masyarakat untuk membuat
jamban umum
3. Ketersediaan air bersih •Penyuluhan pentingnya air bersih, syarat-
syarat air bersih.
•Membentuk kelompok pemakai air (Pokmair).
•Pengorganisasian masyarakat untuk
menyediakan sumber air bersih.
d. Menyusun jadwal kegiatan

• Buat jadwal kegiatan selama jangka waktu


tertentu misalnya, 3 bulan, 6 bulan atau 1
tahun sesuai dengan sumber daya yang
ada.
• Jadwal kegiatan sebaiknya dibahas pada
pertemuan dengan warga, tokoh
masyarakat, kepala desa agar menjadi
kesepakatan bersama dan dapat
dilaksanakan secara bersama-sama.
5. Penggerakkan dan Pelaksanaan

• Menggerakkan anggota keluarga seperti bapak, ibu yang


mempunyai tanggung jawab sosial untuk lingkungannya
dengan cara menjadi kader Posyandu, aktif pada
kelompok-kelompok yang peduli kesehatan. Tujuannya
adalah agar kelompok sasaran meningkat
pengetahuannya, meningkat kesadaran dan
kemampuannya sehingga dapat berperilaku hidup bersih
dan sehat. Caranya dengan penyuluhan perorangan,
penyuluhan kelompok, dan membuat gerakan PHBS.
• Peningkatan pengetahuan keluarga melalui berbagai
kegiatan pembinaan
• Mengupayakan dukungan tokoh/kepala desa/ kelompok
potensial dalam bentuk komitmen , sumber dana, dan
tenaga.
6. Pemantauan dan Penilaian

Pemantauan dan penilaian dilaksanakan


untuk mengetahui seberapa jauh kegiatan
yang dilakukan telah berjalan dan
memberikan hasil seperti yang diharapkan
terhadap perilaku hidup bersih dan sehat
di rumah tangga.
Berapa target Rumah Tangga Sehat yang
ingin dicapai pada tahun 2010 ?

65%
58% 2010
51% 2009
44%
2008
37% 2007
30%
2006
2005
BAGAIMANA MEMANTAU PENCAPAIAN
RUMAH TANGGA SEHAT ?

• 10 Indikator PHBS diharapkan dipantau setiap


tahun oleh KADER
dengan menggunakan formulir atau pencatatan
PHBS Di Rumah Tangga sebagai dasar untuk :
– melihat perkembangan pencapaian
Rumah Tangga Sehat di desa
– mengikuti Lomba PHBS Di Rumah Tangga
yang dilakukan secara berjenjang setiap
tahun Kabupaten/Kota, Provinsi dan
Pusat.
• 10 Indikator PHBS akan dipantau oleh
Puskesmas melalui pencatatan dan
pelaporan yang datanya diambil dari
hasil pencatatan KADER Tingkat Desa

• 10 Indikator PHBS juga akan dipantau


oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/kota
setiap tahun melalui survai cepat
dan setiap 3 tahun sekali melalui Survai
Sosial Ekonomi Nasional (Susenas)
PHBS YES ……..

JIKA ANDA KETAHUI ITU BAIK/BENAR,


LAKUKANLAH ANDA PASTI BISA

Anda mungkin juga menyukai