Anda di halaman 1dari 47

SEKSI PROMOSI DAN PEMBERDAYAAN

MASYARAKAT
DINAS KESEHATAN KABUPATEN CIANJUR
Indikator KINERJA UTAMA (IKU) Promosi
Kesehatan
dan Pemberdayaan Masyarakat
DEFINISI OPERASIONAL
• Rumah Tangga : wahana / tempat tinggal
bapak, ibu, anak2 serta anggota keluarga lain
dalam melaksanakan kehidupan se-hari2.
• Kepala Keluarga : nama seseorang sbg
penanggung-jawab suatu keluarga
• Keluarga : unit terkecil dalam masy terdiri
bapak, ibu, anak2 serta anggota keluarga lain
Definisi Operasional PHBS

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) :


sekumpulan perilaku yg dipraktekkan
atas dasar kesadaran sbg hasil
pembelajaran yg menjadikan seseorang /
keluarga dapat menolong diri sendiri dlm
bid kesehatan dan berperan aktif dlm
mewujudkan derajat kesehatan
masyarakat
PHBS Tatanan Rumah Tangga

Klasifikasi Rumah Tangga


Rumah Tangga
Perilaku Sehat
Gaya
Sehat Rumah Tangga
Hidup
1. Linakes Tidak Sehat

2. ASI
1. Tdk
Ekslusif merokok
3. Penim- dalam
bangan rumah
4. Air Aktifitas
Strata Desa PHBS
2.

Bersih Fisik /
Olah
5. Cuci
Desa PHBS IV Raga
tangan >75% RT Sehat 3. Makan
6. Jamban
sayur dan
Sehat Desa PHBS III
Text
Text buah
51-75 % RT Sehat
7. Bebas
Desa PHBS II
Jentik 25-50 % RT Sehat
Desa PHBS I
Promkes Jabar <25 % RT Sehat
Indikator PHBS/Syarat Rumah Tangga sehat
1. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan :
persalinan bayi yg dilakukan oleh dokter /
bidan termasuk pendampingan bidan oleh
paraji.
2. Memberi bayi ASI Ekslusif : bayi usia > 6 – 12
bulan pada saat pendataan hanya diberi ASI
saja sejak lahir sampai usia 6 bulan, tidak
diberikan makanan dan minuman lain kecuali
pemberian air putih untuk minum obat saat
bayi sakit  yang memiliki Riwayat ASI
Ekslusif
Catatan Indikator ASI ekslusif
• Bila bayi berusia < 6 bulan (1 sampai dengan 5
bulan) yang masih mendapatkan ASI saja
harus dicatat untuk keperluan pembinaan
selanjutnya.
• Keluarga yang mempunyai bayi < 6 bulan
menjadi sasaran pembinaan agar bayi lulus
mencapai ASI-Ekslusif.
Indikator PHBS
3. Menimbang bayi dan balita setiap bulan : menimbang bayi
dan balita mulai umur 0 sampai 59 bulan setiap bulan dan
dicatat dalam Kartu Menuju Sehat (KMS) berturut-turut
dalam 3 bulan terakhir.
4. Menggunakan air bersih : Rumah Tangga atau keluarga yang
menggunakan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari
(mandi, mencuci dan memasak) yang memenuhi syarat fisik
(tidak berwarna, tidak keruh, tidak berasa dan tidak berbau)
yang berasal dari air sumur terlindung, air pompa, mata air
terlindung, penampungan air hujan, dan air ledeng. Sumber
air bersih antara lain : air pompa, sumur, mata air
terlindung berjarak minimal 10 meter dari tempat
penampungan kotoran atau limbah.
Indikator PHBS
5. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun :
anggota Rumah Tangga selalu mencuci tangan
setiap kali tangan kotor, sebelum makan,
sebelum merawat anak, dan sesudah buang air
besar dengan memakai sabun serta air bersih
yang mengalir.
6. Menggunakan jamban sehat : Rumah Tangga
atau keluarga yang menggunakan
jamban/WC/cubluk/kakus leher angsa dengan
tangki septik atau lubang penampungan
kotoran sebagai pembuangan akhir.
Indikator PHBS
7. Memberantas jentik di rumah :
anggota Rumah Tangga melaksanakan pemberantasan
sarang nyamuk di rumah 1 kali dalam seminggu
agar tidak terdapat jentik nyamuk pada tempat-
tempat penampungan air, bak mandi, gentong air,
vas bunga, pot bunga/alas pot bunga, wadah
pembuangan air dispenser, wadah pembuangan air
kulkas dan barang-barang bekas/tempat-tempat
yang bisa menampung air.
Indikator Gaya Hidup sehat
8. Makan sayur dan buah setiap hari : anggota
rumah tangga yang mengkonsumsi sayur dan
buah setiap hari.
9. Melakukan aktivitas fisik setiap hari :
anggota keluarga melakukan aktivitas fisik
minimal 30 menit terus menerus setiap hari
(jalan, lari, senam) dan kegiatan dalam
Sekolah seperti mencuci pakaian / mobil,
mengepel lantai, berkebun.
Indikator Gaya Hidup sehat
10. Tidak merokok di
dalam rumah :
setiap anggota rumah tangga
tidak merokok di dalam
rumah. Tidak merokok di
dalam rumah dimaksudkan
agar tidak menjadikan
anggota keluarga lainnya
sebagai perokok pasif yang
berbahaya bagi kesehatan.
Desa dan Kelurahan Siaga Aktif
“DESA/KELURAHAN
SIAGA”
• DESA/ KEL SIAGA ADALAH DESA/KEL YG PENDUDUKNYA
MEMILIKI KESIAPAN SUMBER DAYA DAN KEMAMPUAN
UNTUK MENGATASI MASALAH2 KESEHATAN, BENCANA,
DAN KEGAWAT DARURATAN KESEHATAN SECARA
MANDIRI.

• Kepmenkes 564 / 2006


Pengertian Desa dan Keluarga Siaga
Aktif
• Desa Siaga Aktif adalah desa yang mempunyai Pos
Kesehatan Desa (Poskesdes)* atau UKBM lainnya yang
buka setiap hari dan berfungsi sebagai : pemberi
pelayanan kesehatan dasar, penanggulangan bencana
dan kegawatdaruratan, surveilance berbasis masyarakat
yang meliputi pemantauan pertumbuhan (gizi), penyakit,
lingkungan dan perilaku sehingga masyarakatnya
menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) .

• POSKESDES BUKAN
ARTIAN FISIK
KEPMENKES NO. 1529/MENKES/SK/X/2010
• Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten
Cianjur
• Nomor Kep : 441/2341.1/KESMAS/VIII/2017

• PETUNJUK TEKNIS
• PENGEMBANGAN DESA SIAGA AKTIF
• KABUPATEN CIANJUR TAHUN 2017
SASARAN
PENGEMBANGAN DESA
DAN KELURAHAN
SIAGA AKTIF
SASARAN

• SASARAN PRIMER

• Sasaran yang ingin diubah perilakunya yaitu individu dan keluarga

• SASARAN SEKUNDER
• Sasaran yang mampu mempengaruhi sasaran primer untuk berubah
perilakunya; kader, tokoh pemuda, tokoh masyarakat, tokoh agama,
tokoh adat, guru, tim pembina PKK, Organisasi Kemasyarakatan, LSM, dan
Media Massa.

• SASARAN TERSIER
• Sasaran yang mampu memberi dukungan kebijakan dan sumberdaya
untuk pelaksanaan pemberdayaan masyarakat. Yaitu: penentu
kebijakan; Camat, Kepala Desa/Lurah, RW, RT, Lintas Sektor
Pembangunan terkait Donatur, Pengusaha, Swasta/Dunia Usaha, dll.
SL
ID
E2
0

Th
eP
ow
er
of
P ow
erP
oin
t
POSYANDU
(POS PELAYANAN TERPADU)

KEGIATAN KESEHATAN DASAR YANG


DISELENGGARAKAN DARI, OLEH DAN UNTUK
MASYARAKAT yang dibantu oleh petugas kesehatan.

LEMBAGA KEMASYARAKATAN yang mewadahi


PEMBERDAYAAN MASYARAKAT dalam
PELAYANAN SOSIAL DASAR yang pelaksanaannya
dapat DISINERGIKAN dengan layanan lainnya sesuai
POTENSI daerah (Permendagri No 18/2018)
KEGIATAN UTAMA
POSYANDU

1. KIA DILAKSANAKAN MELALUI


5 MEJA/LANGKAH
PADA HARI BUKA
4. Gizi
2. KB POSYANDU
1.PENDAFTARAN
2.PENIMBANGAN 5. Penangg
3.PENCATATAN
3. IMUNI 4.PENYULUHAN ulangan
SASI 5.PELAYANAN KESEHATAN
Diare
KEGIATAN
PENGEMBANGAN POSYANDU
(Permendagri 19 Tahun 2011)

1. Pembinaan gizi dan kesehatan ibu dan


anak;
2. Pengendalian penyakit dan penyehatan
lingkungan;
3. Perilaku hidup bersih dan sehat;
4. Kesehatan lanjut usia;
5. BKB;
6. Pos PAUD;
7. Percepatan penganekaragaman Hampir
seluruh
konsumsi pangan; dan
kegiatan
8. Pemberdayaan fakir miskin, komunitas merupakan
adat terpencil dan penyandang masalah upaya
kesejahteraan sosial; Pencegahan
Stunting,
9. Kesehatan reproduksi remaja; dan AKI-AKB, ,
10. Peningkatan ekonomi keluarga. Imunisasi,,
PTM dan
Eliminasi
Tbc
INDIKATOR
POSYANDU AKTIF
Persentase Kabupaten/Kota dengan (Definisi Operasional)
minimal 80% Posyandu Aktif,
dengan kriteria:
1) Melakukan kegiatan rutin Posyandu
minimal 8x/ tahun
2) Memiliki minimal 5 orang kader
3) Cakupan kegiatan KIA, Gizi, imunisasi, KB
dengan minimal 50%
4) Memiliki alat pemantauan pertumbuhan
5) Mengembangkan kegiatan tambahan
kesehatan minimal 1 kegiatan (remaja,
usia kerja, lansia, TOGA, Penanggulangan
penyakit)
DEFINISI OPERASIONAL
INDIKATOR PERSENTASE KABUPATEN/KOTA DENGAN
MINIMAL 80% POSYANDU AKTIF
• Kabupaten/Kota Yang Memiliki Posyandu Aktif Minimal 80% dengan
Kriteria:
1. Melakukan Kegiatan Rutin Posyandu Minimal 8 Kali/Tahun adalah
adalah Posyandu melakukan kegiatan hari buka /memberikan
layanan Posyandu minimal 8 kali/tahun dalam bulan berbeda
baik hari buka Posyandu maupun kunjungan rumah/kegiatan
mandiri/janji temu ke fasyankes

2. Memiliki Minimal 5 Orang Kader Adalah memiliki kader Posyandu


memiliki kader sekurang-kurangnya 5 orang yang disahkan
dengan surat keputusan Kepala Desa/Lurah
3. 3 Dari 4 Layanan Di Posyandu Memenuhi Cakupan
Minimal 50% Sasaran Sebanyak 8 Bulan Dalam Satu
Tahun, Yaitu:

a. Gizi : cakupan D/S (Cakupan balita yang berusia 0-59 bulan yang
ditimbang di posyandu/kunjungan rumah/mandiri/ fasyankes)
b. KIA : Cakupan Ibu hamil yang datang ke Posyandu/fasyankes
mendapatkan layanan KIA (penimbangan BB/ukur TB/Ukur
LILA/KIE/mengikuti kelas ibu hamil)
c. KB : Cakupan pasangan usia subur mendapatkan layanan KIE/layanan
KB di Posyandu/Puskesmas/fasyankes/secara mandiri
d. Imunisasi : Cakupan balita 0 – 24 bulan mendapatkan layanan
imunisasi dasar dan lanjutan di Posyandu/puskesmas/fasyankes, dll
4. Memiliki alat pemantauan pertumbuhan dan perkembangan
adalah Posyandu memiliki alat pemantauan pertumbuhan bayi,
balita dan ibu hamil (berupa alat ukur berat badan bayi, alat ukur
berat badan dewasa, timbangan dacin dan perlengkapannya, alat
ukur panjang bayi, alat ukur tinggi badan) dan alat pemantauan
perkembangan balita (Buku KIA, Kit deteksi dini perkembangan)
untuk menstimulasi dan memantau perkembangan balita secara
menyeluruh termasuk kecurigaan adanya gangguan
perkembangan agar mencapai tumbuh kembang optimal anak,
baik aspek motorik kasar, motorik halus, bicara bahasa dan
sosialisasi kemandirian optimal (sesuai panduan di dalam buku
KIA)
Alat Pemantauan Pertumbuhan:
 alat ukur berat badan bayi (baby scale)
 alat ukur berat badan dewasa (timbangan dewasa)
 timbangan dacin dan perlengkapannya
 alat ukur panjang bayi (length board)
 alat ukur tinggi badan (microtoise)
5. Mengembangkan Kegiatan Tambahan Kesehatan
Adalah Posyandu Mengembangkan Kegiatan
Tambahan Kesehatan Minimal 1 Kegiatan (Misalnya
Pos PAUD, Kesehatan Reproduksi Remaja/Posyandu
Remaja, Kesehatan Usia Kerja/Pos UKK, Kesehatan
Lanjut Usia/Posyandu Lansia, TOGA, BKB, Posbindu
PTM, Pengendalian Penyakit Dan Penyehatan
Lingkungan, Posmaldes, Pokmair, Dsbnya)
INDIKATOR
POSYANDU AKTIF
(Definisi Operasional)
Kabupaten/kota yang melaksanakan pembinaan Posyandu Aktif,
dengan kriteria:
1)Memiliki Pokjanal yang disahkan melalui keputusan Bupati/walikota
2)Melakukan pertemuan Pokjanal Posyandu minimal 2 kali setahun
3)Melakukan peningkatan kapasitas bagi petugas Puskesmas dan kader
4)Memiliki sistem pelaporan kegiatan Posyandu
5)Posyandu aktif minimal 50%

OUTPUT
Kabupaten/Kota dengan cakupan layanan posyandu minimal
50% dari sasaran
DO INDIKATOR KABUPATEN/KOTA YANG
MELAKSANAKAN
PEMBINAAN POSYANDU AKTIF
1. Memiliki Pokjanal Posyandu yang disahkan melalui
keputusan Bupati/walikota adalah : memiliki
Pokjanal Posyandu yang keanggotaannya terdiri dari
lintas sektor terkait tingkat Kabupaten/Kota yang
disahkan melalui keputusan Bupati/Walikota

2. Melakukan pertemuan Pokjanal Posyandu minimal 2


kali setahun adalah : Pokjanal Posyandu mengadakan
pertemuan rutin setiap tahun minimal 2 kali untuk
membahas perencanaan dan evaluasi pelaporan
kegiatan.
3. Melakukan peningkatan kapasitas bagi petugas
Puskesmas dan kader adalah melakukan peningkatan
kapasitas (sosialisasi/lokakarya/refreshing/ orientasi/
pelatihan) bagi petugas puskesmas dan kader
Posyandu baik sebagai penyelenggara ataupun
sebagai peserta minimal 1 kali setahun

4. Memiliki sistim pelaporan kegiatan Posyandu adalah


memiliki dan menggunakan sistem pelaporan kegiatan
posyandu secara offline atau online.
STRATA POSYANDU
(berdasarkan Buku Pedoman Umum
Pengelolaan Posyandu, 2011)
Indikator Pratama Madya Purnama Mandiri

1 Frekwensi penimbangan <8 >8 >8 >8

2 Rerata Kader tugas <5 ≥5 ≥5 ≥5


3 RerataCakupan D/S < 50% < 50% ≥ 50% ≥ 50%

4 Rerata Cakupan KIA < 50% < 50% ≥ 50% ≥ 50%

5 Rerata Cakupan KB < 50% < 50% ≥ 50% ≥ 50%

6 Rerata Cakupan imunisasi < 50% < 50% ≥ 50% ≥ 50%

7 Program tambahan - - + +

8 Cakupan dana sehat < 50% < 50% < 50% ≥ 50%
STRATA POSYANDU
No Indikator Pratama Madya Purnama Mandiri

1 Frekwensi penimbangan <8 ≥8 ≥8 ≥8

2 Jumlah Kader Posyandu <5 ≥5 ≥5 ≥5

3 3 dari 4 layanan di Posyandu memenuhi cakupan minimal 50% sasaran , yaitu:

• Cakupan D/S ≥ 50% ≤6 7 ≥8 ≥8

• Cakupan KIA ≥ 50% ≤ 6 7 ≥8 ≥8

• Cakupan KB ≥ 50% ≤ 6 7 ≥8 ≥8
• Cakupan imunisasi ≥
≤ 6 7 ≥8 ≥8
50%
4 Kegiatan tambahan - - 1 >1

Alat Pertumbuhan dan


5 Memiliki Memiliki Memiliki Memiliki
Perkembangan
KONSEP
POSYANDU AKTIF
STRATA
POSYANDU

POSYANDU AKTIF

RPJMN
2020-2024
GERAKAN MASYARAKAT (GERMAS)
(Definisi Operasional)

Kabupaten/kota yang menerapkan kebijakan Germas dengan


kriteria :
1. Memiliki kebijakan gerakan masyarakat hidup sehat dan atau
kebijakan berwawasan kesehatan :
• Klaster Peningkatan Aktivitas Fisik
• Klaster Peningkatan Edukasi dan Perilaku Hidup Sehat
• Klaster Penyediaan Pangan Sehat dan Percepatan Perbaikan Gizi
• Klaster Peningkatan deteksi dini dan Pencegahan Penyakit
• Klaster Peningkatan Kualitas Lingkungan

2. Melaksanakan Penggerakan Masyarakat dlm mendukung Germas,


minimal 3 kali setahun dengan melibatkan lintas sektor, pendidikan
(sekolah), Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) dan
atau Mitra Potensial
Indikator KINERJA KEGIATAN (IKK) Promosi Kesehatan
dan Pemberdayaan Masyarakat
NO Indikator Kegiatan Definisi Operasional
1 Jumlah kebijakan publik yang berwawasan Jumlah kebijakan Publik tentang kesehatan
kesehatan yang ada di tingkat Desa/Kecamatan
2 Persentase Kabupaten memiliki kebijakan Persentase desa di wilayah kerja Puskesmas
PHBS yang membuat kebijakan yang mendukung
PHBS minimal 1 kebijakan baru per tahun
3 % desa yang memanfaatkan dana desa Persentase desa di wilayah kerja Puskesmas
minimal 10 persen untuk Upaya Kesehatan yang memanfaatkan dana desa-nya minimal
Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) 10% untuk UKBM
4 Jumlah dunia usaha yang memanfaatkan CSR- Jumlah dunia usaha yang memiliki MoU
nya untuk program kesehatan dengan Puskesmas yang memanfaatkan CSR-
nya untuk mendukung upaya promotif
preventif di bidang kesehatan
5 Jumlah organisasi kemasyarakatan yang Jumlah organisasi kemasyarakatan yang telah
memanfaatkan sumber dayanya untuk MoU dengan Puskesmas yang memanfaatkan
mendukung kesehatan sumberdayanya untuk mendukung program
kesehatan
6 Jumlah Tema pesan dalam komunikasi, Puskesmas menyebarluaskan informasi
informasi dan edukasi kepada masyarakat minimal 10 tema yang berbeda dalam 1 tahun
untuk kampanye Germas dalam bentuk media
apapun.
Indikator Variabel
Pengembangan
(E-Variabel)
UKBM (Upaya Kesehatan
Bersumberdaya Masyarakat
1. Posyandu
• Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu), berdasarkan PERMENDAGRI No. 18 Tahun 2018 posyandu dalam
perjalanannya sudah tidak lagi menjadi UKBM, namun menjadi Lembaga Kemasyarakatan Desa (LKD)

2. Tanaman Obat Keluarga (TOGA)

• TOGA adalah sebidang tanah di halaman/lading yang


dimanfaatkan untuk menanam tanaman yang berkhasiat
sebagai obat
3. Saka Bakti Husada (SBH)

• SBH adalah wadah untuk mengembangkan pengetahuan,


keterampilan dan kesempatan dalam membaktikan dirinya
kepada masyarakat dalam pembangunan masyarakat.
UKBM (Upaya Kesehatan
Bersumberdaya Masyarakat
4. Pos Kesehatan Pesantren (Poskestren)
• Poskestren adalah UKBM di lingkungan pondok pesantren dengan prinsip dari, oleh dan warga pondok pesantren, yang mengutamakan
pelayanan promotif (peningkatan) dan preventif (pencegahan) tanpa mengabaikan aspek kuratif (pengobatan) dan rehabilitative (pemulihan
kesehatan) dengan binaan Puskesmas setempat.

5. Dana Sehat
• Dana Sehat merupakan upaya pengumpulan dana masyarakat
dalam bentuk uang maupun natura seperti jimpitan beras,
hasil bumi, dll yang digunakan untuk upaya pemeliharaan dan
peningkatan kesehatan masyarakat setempat.

6. Pos Upaya Kesehatan Kerja (UKK)

• Pos UKK adalah suatu wadah dari serangkaian upaya


pemeliharaan kesehatan pekerja yang terencana, teratur dan
berkesinambungan yang diselenggarakan oleh masyarakat
pekerja atau kelompok pekerja yang memiliki jenis kegiatan
usaha yang sama dan bertujuan untuk produktivitas kerja.
UKBM (Upaya Kesehatan
Bersumberdaya Masyarakat
7. Upaya Kesehatan Gigi Masyarakat Desa (UKGMD)

• Dilaksanakan terintegrasi dengan upaya kesehatan lannya, dengan kerja sama lintas program
dan lintas sector.

8. Pos Pembinaan Terpadu (POSBINDU) Usia Lanjut

• POSBINDU Usia Lanjut adalah wadah peran serta


masyarakat melalui pembentukan kelompok-kelompok
usia lanjut.
9. Karang Taruna Husada

• Karang Taruna Husada adalah wadah kegiatan remaja


dan pemuda di tingkat RW yang besar peranannya pada
pembinaan remaja dan pemuda dalam menyalurkan
aspirasi dan kreasinya.
POSKESDES
Pengertian
• Adalah Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM)
yang dibentuk di desa dalam rangka
mendekatkan/menyediakan pelayanan kesehatan dasar bagi
masyarakat desa
Fungsi poskesdes :
•Sebagai fasilitas pelayanan kesehatan guna lebih
mendekatkan pelayanan kesehatan dasar kepada masyarakat
•Sebagai wahana kewaspadaan dini terhadap berbagi risiko
dan masalah kesehatan
•Sebagai wahana pemberdayaan masyarakat dalam bidang
kesehatan
Pengorganisasian
Tenaga Poskesdes :
•Kader kesehatan : 2 orang telah mendapat pelatihan/orientasi
•Tenaga kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan minimal 1
orang bidan
Kepengurusan Poskesdes
•Kepengurusan dipilih melalui musyawarah dan mufakat
masyarakat desa atau forum desa siaga aktif setempat serta
ditetapkan oleh kepala desa
•Struktur pengurus terdiri dari pembina, ketua, sekretaris
bendahara dan anggota
Kegiatan Poskesdes
• Pelayanan kesehatan untuk ibu hamil,bersalin dan nifas
• Pelayanan kesehatan untuk ibu menyusui
• Pelayanan kesehatan untuk anak
• Penemuan dan penanganan penderita penyakit

Waktu penyelenggaraan
• Sesuai dengan fungsi poskesdes sebagai fasilitas pelayanan
kesehatan guna lebih mendekatkan pelayanan kesehatan
dasar kepada masyarakat maka pelayanan dilaksanakan setiap
hari
Pencatatan dan pelaporan
• Pencatatan dilakukan oleh kader dan tenaga kesehatan segera
setelah kegiatan dilaksanakan dengan menggunakan buku
catatan :
• Sasaran poskesdes yang mencatat jumlah seluruh warga dan
masyarakat sekitarnya
• Rekapitulasi kegiatan pelayanan kesehatan
• Kegiatan usaha,apabila ada
• Kegiatan pertemuan yang diselenggarakan poskesdes
• Tenaga kesehatan poskesdes harus melaporkan
kegiatannya dengan mengacu format pelaporan
puskesmas disesuaikan dengan kegiatan poskesdes

Anda mungkin juga menyukai