Kekuata militer Mataram sangat besar. Sultan Agung yang sangat anti kolonisme
itu menyerang VOC di Batavia sebanyak dua kali (1628-1629). Menurut Moejanto
seperti yang dikutip oleh Purwadi (2007), Sultan Agung memakai konsep politik
keagung binataran yang berarti bahwa kerajaan Mataram harus berupa
ketunggalan, utuh, bulat,tidak tersaingi,dan tidak terbagi-bagi
KERUNTUHAN KERAJAAN MATARAM
ISLAM
Keruntuhan Mataram Islam berawal saat kekalahan Sultan Agung merebut Batavia
dan menguasai seluruh daerah Jawa dari Belanda. Setelah kekalahan itu, kehidupan
ekonomi rakyat tidak terurus
0 karena sebagian rakyat dikerahkan untuk berperang.
2
Sepeninggal Sultan Agung, raja-raja berikutnya juga tidak mampu membawah
Mataram kembali ke masa jayannya. Daerah-daerah yang selama ini berada di
bawah kekuasaan Mataram, satu persatu berusaha memisahkan diri.
Hingga akhirnya Mataram pun terjerumus dalam 3 perang Suksesi.
Yanga berakhir dengan Perjanjian Salatiga dan perjanjian Giyanti.
Dimana perjanjian Giyanti dan Salatiga membuat apa yang telah
dilakukan oleh raja pertama relatif menjadi tidak berarti lagi. Dan
mengakibatkan runtuhnya kerajaan Mataram, sehingga punahnya
impian para raja pertama, akan pembentukan kesatuan jawa
TERPECAHNYA MATARAM
. Pengganti Amangkurat 11 berturut turut adalah Amangkurat 111 (1703-
1708), Pukabuwana 1 (1704-1719), Amangkurat (1719-1726), Pakubuwana
11 (1704-1749).
. VOC tidak suka Amangkurat 111 karena menentang VOC sehingga VOC
mengangkat Pakubuwana 1 (Puger) sebagai raja. Akibatnya Mataram
memiliki dua raja dan ini menyebabkan perpecahan internal.
. Amangkurat 111 memberontak dan menjadi “king in exile” hingga
tertangkap di Batavia lalu dibuang ke Ceylon.
. Pembagian wilayah tertuang dalam perjanjian Giyanti
. Tahun 1757&1813 terpecah lagi, yaitu Mangkunegara Pakualaman
. Kekacauan politik pada masa Pakubuwana III setelah pembagian
wilayah Mataram menjadi dua yaitu Kesultanan Ngayogyakarta
(pangeran Mangkubumi bergelar Sri Sultan Hamengku Buwono 1)
dan kesultanan Surakarta (Sri Susuhunan paku buwana III)
tanggal 13 Februari 1755
Peninggalan kerajaan Mataram Islam
Masjid Agung Surakarta. ini terletak disebelah barat Istana Surakarta
sebelah Barat Alun-Alun. Dibangun oleh Paku Buwono (PB) III di tahun 1763
berdesain Jawa dan Belanda Kuno. Sebagai dari Bangunan tersebut terbuat
dari kayu hingga dindingpun terbuat dari kayu
Masjid Kotagede. yang Kitab sastra Gending ini
digunakan sebagai pusat dikenal sebagai buku sastra
pendakwahan Agama Islam oleh peninggalan Kerajaan Mataram
Kerajaan Mataram Islam sendiri Kuno ditulis oleh Sultan agung.
dibangun pada tahun 1640 dan Berisi juga mengenai bagaimana
hingga saat ini masi terletak di Belanda menyerang Batavia
Kota Gede.
Penetapan kembang lampir.
merupakan tempat yang digunakan Ki
Ageng untuk bermeditasi dan
merencanakan bagaimana memajukan
Kerajaan Mataram Islam.
Kerajaan Mataram berdiri pada tahun 1582. Pusat Kerajaan ini terletak di sebelah
tenggara kota Yogyakarta, Sistem pembagian wilayah pada awal abad ke-18
mengalami perubahan dengan adanya pengaruh kekuasaan VOC. Setelah raja
Sultan Agung wafat, kemunduran-kemunduran mulai terjadi. Berangsur-angsur
wilayah kekuasaan Kerajaan semakin menyempit akibat aneksasi yang dilakukan
VOC, sebagai imbalan intervensinya dalam pertengtangan-pertentangan intern
Kerajaan Mataram setelah perang Trunojoyo berakhir pada tahun 1678 Mataram
harus melepaskan Karawang, sebagai daerah Priangan, dan Semarang
Di bawah Kepemimimpinan Sultan Agung , Mataram tidak hanya
menjadi pusat kekuasaan, tapi juga menjadi pusat penyebaran islam.
Masyarakat Mataram Islam terbagi menjadi orang besar(wong gede)
yang terdiri golongan yang memerintah. Dan orang kecil(wong cilek)
yang terdiri dari rakyat biasa, yang jumlahnya sangat banyak