Pada tahun 1757, berdasarkan Perjanjian Salatiga, Kerajaan Mataram dipecah lagi
menjadi tiga daerah yaitu Kesultanan Yogyakarta, Kasuhunan Surakarta, dan
Mangkunegaran. Daerah Mangkunegaran diperintah oleh Mas Said yang bergelar
Pangeran Adipati Arya Mangkunegaran. Pada tahun 1813, Kesultanan Yogyakarta dibagi
menjadi dua kerajaan, yaitu Kesultanan Yogyakarta dan Kerajaan Pakualaman, kerajaan
Pakualaman diperintah oleh Paku Alam yang semula adalah adpiti Kesultanan
Yogyakarta. Dengan demikian, Kerajaan Mataram akhirnya terbagi menjadi empat
kerajaan kecil, yaitu Kesultanan Yogyakarta, Kesuhunan Surakarta, Kerjaan
Mangkunegaran, dan Kerajaan Pakualaman.
Pada zaman Kerajaan Mataram ini, tumbuh pula kebudayaan Kejawen, yang
merupakan akulturasi kebudayaan Jawa asli, Hindu, Budha, dan Islam. Upacara Grebeg,
misalanya, adalah upacara pemujaan roh nenek moyang berupa kenduru gunungan yang
merupakan tradisi sejak zaman Kerajaan Majapahit. Perayaan ini biasanya jatuh pada
hari-hari besar Islam.