ETIKA
HAKIKAT FILSAFAT
FILSAFAT :
Menurut Para Ahli :
Menurut Plato : pengaturan yang berminat mencapai pengetahuan kebenaran yang asli.
Menurut Aristoteles : Ilmu (pengetahuan) yang memiliki kebenaran yang terkadang didalamnya mengandung
ilmu-ilmu metafisika, ekonomi, logika, retorika,politik,dan estetika
Objek FILSAFAT
1. Objek materil : segala sesuatu yang ada yang meliputi ada dalam pikiran dan ada dalam kenyataan
2. Objek Formil : segala sesuatu tentang bagaimana cara menjalankan objek materil tersebut
Etika merupakan salah satu cabang ilmu filsafat, yaitu filsafat moral. Yaitu cabang ilmu yang membahas mengenai
moral.
Moral adalah ajaran mengenai baik dan buruk yang diterima umum mengenai perbuatan, sikap kewajiban termasuk
akhlak, budi pekerti dan kesusilaan
HAKIKAT AGAMA
Agama dalam bahasa belanda religie, dan dalam bahasa inggris disebut religion.
Agama secara umum mempunyai arti “hubungan manusia dan suatu keuasaan luar
yang lain dan lebih daripada apa yang dialami oleh Manusia, yang paling penting adalah
bagian yang dianggap suci”
Dilihat dari Sumber ada 2 kategori agama :
Agama Samawi (Hasil Pemikiran Manusia)
Agama Wad’I ( Hasil pemikiran Manusia) agama budaya atau agama bumi
HAKIKAT NILAI
Nilai adalah : sesuatu hal yang dihubungkan dengan akal rasional, logis dan
bergantung pada pengalaman manusia pemberi nilai itu sendiri.
Hakikatnya dan makna nilai berupa : norma, etika, perturan , undang-undang, adat
kebiasaan, aturan agama dan rujukan lainnya yang memiliki harga dan dirasakan
berharga bagi seseorang.
HUBUNGAN AGAMA, ETIKA dan NILAI
Semua agama melalui kitab sucinya msing-masing mengajarkan tentang tiga hal pokok, yaitu:
1. Hakikat Tuhan ( God Allah, Gusti Allah, Budha, Brahma, kekuatan tak
terbatas,dan lain-lain ).
2. Etika, tata susila dan
3. Ritual, tata cara beribadat.
Jelas sekali bahwa antara agama dan etika tidak dapat dipisahkan. Tidak ada agama yang tidak
mengajarkan etika/moralitas. Kualitas keimanan (spritualitas) seseorang ditentukan bukan
saja oleh kualitas peribadatan (kualitas hubungan manusia dengan tuhan), tetapi juga oleh
kulaitas moral/etika (kualitas hubungan manusia dangan manusia lain dalam masyarakat dan
dengan alam). Dapat dikatakan bahwa nilai ibadah menjadi sia-sia tanpa dilandasi oleh nilai-
nilai moral.
ETIKA
Istilah Etika berasal dari bahasa Yunani kuno. Bentuk tunggal kata
‘etika’ yaitu ethos sedangkan bentuk jamaknya yaitu ta etha. Ethos
mempunyai banyak arti yaitu : tempat tinggal yang biasa, padang
rumput, kandang, kebiasaan/adat, akhlak,watak, perasaan, sikap,
cara berpikir. Sedangkan arti ta etha yaitu adat kebiasaan.
Etika adalah suatu ilmu yang membahas perbuatan baik dan buruk,
benar dan salah manusia sejauh yang dapat dipahami oleh pikiran
manusia
Etika merupakan cabang dari filsafat, yaitu filsafat moral. Ini berarti
etika merupakan ilmu pengetahuan yang membahas tentang moral
Etika merupakan ilmu pengetahuan sedangkan yang menjadi objekn
ilmu pengetahuannya adalah moral
PERBEDAAN ETIKA DAN MORAL
Berdasarkan penjelasan sebelumnya dapat ditarik satu kesimpulan bahwa, perbedaan moral
dan etika adalah, jika moral adalah pengertian mana itu perbuatan baik dan buruk, sementara
etika adalah tingkah laku bagaimana menjalankan perbuatan baik dan buruk tersebut.
Sehingga walaupun terdapat perbedaan antara etika dan moral, tetapi keduanya tidak dapat
terpisahkan karena pada dasarnya moral itu ditentukan oleh etika itu sendiri, sementara etika
dapat terlaksana apabila dia berjalan berdasarkan moral tersebut. Bisa dikataka mereka
memiliki pengertian yang sama.
SIFAT ETIKA :
1. ETIKA ABSOLUT : Sebagai paham etika yang menekankan bahwa prinsip moral itu
universal, berlaku untuk siapa saja dan dimana saja.
Tokoh yang berpengaruh menganut paham ini adalah Immanuel kant dan James Rachel,
mereka mengatakan bahwa ada pokok teoritis yang umum dimana ada aturan-aturan moral
tertentu yang dianut secara bersama oleh semua masyarakat karena aturan-aturan itu penting
untuk kelangsungan masyarakat
2. ETIKA RELATIF : prinsip atau nilai moral yang ada dalam masyarakat yang
berbeda dan untuk situasi yang berbeda pula.
Tokoh yang berpengaruh menganut paham ini adalah Josep Fletcher dalam Teori
Situasionalnya
B. TEORI ETIKA (MENURUT BERTENS)
1. Etika Teleologi
A. Egoisme Etis
Setiap orang pada dasarnya bertujuan untuk mengejar pribadi dan memajukan dirinya
sendiri
B. Utilitarianisme
Berasal dari bahasa latin “utilis” -> Bermanfaat
Menurut teori ini, suatu tindakan atau perbuatan dikatakan baik jika membawa manfaat,
tidak hanya 1 atau 2 orang saja melainkan bermanfaat untuk masyarakat
2. Deantologi
Berasal dari kata Yunani “deon” -> kewajiban Mengapa perbuatan ini baik dan perbuatan
itu harus ditolak sebagai buruk’, deontologi menjawab : ‘karena perbuatan pertama
menjadi kewajiban kita dan karena perbuatan kedua dilarang
3. Teori Keutamaan ( Virtue)
Tidak ditanyakan apakah suatu perbuatan tertentu adil, atau jujur,
atau murah hati dan sebagainya. Keutamaan bisa didefinisikan
sebagai berikut : disposisi watak yang telah diperoleh seseorang dan
memungkinkan dia untuk bertingkah laku baik secara moral.
PERBANDINGAN KE 3 TEORI
Disiplin, kejujuran,belas Moralitas yang didasarkan
Etika Keutamaan Keutamaan atau kebajikan kasih, murah hati, dan pada agama kebanyakan
seterusnya menganut etika keutamaan.
ETIKA ETIKET
Kita hidup dalam Modernisasi Adanya berbagai Etika juga diperlukan oleh
masyarakat yang membawa ideologi yang kaum agama yang di satu
semakin perubahan besar menawarkan diri pihak diperlukan untuk
pluralistik, juga dalam struktur sebagai penuntun menemukan dasar
dalam bidang kebutuhan dan hidup, yang kemantapan dalam iman
moral, sehingga nilai masyarakat masing-masing kepercayaan mereka, di lain
kita bingung yang akibatnya dengan ajarannya pihak mau berpartisipasi
harus mengukuti menantang sendiri tanpa takut-takut dan
moralitas yang pandanganpanda mengajarkan dengan tidak menutup diri
mana. ngan moral bagaimana dalam semua dimensi
tradisional. mmanusia harus kehidupan masyarakat
hidup. yang sedang berubah itu.
TUJUAN MEMPELAJARI ETIKA
1. NETIZEN (MASYARAKAT)
2. KPU
3. PEMERINTAH (EKSEKUTIF)
4. TIM HUKUM (AHLI DAN PAKAR HUKUM)
5. OPOSISI