Kelompok 6
1. Istilah “etika” dari bahasa Yunani, “Ethos” yang 3. Merujuk pada Kamus Besar Bahasa Indonesia
kebiasaan, adat, watak, perasaan, sikap, dan cara etika dijelaskan dengan membedakan tiga arti.
berpikir.
a. Ilmu tentang apa yang baik dan buruk tentang
2. Menurut Webster Dictionary, etika adalah suatu hak dan kewajiban moral (akhlak).
disiplin ilmu yang menjelaskan sesuatu yang baik b. Kumpulan asas atau nilai yang berkenaan
dan yang buruk, mana tugas atau kewajiban moral, dengan akhlak.
atau bisa juga mengenai kumpulan prinsip atau c. Nilai mengenai benar dan salah yang dianut
nilai moral. suatu golongan atau masyarakat.
ALIRAN ETIKA DAN
KARAKTERISTIKNYA
Aliran Orientasi Watak Nilai Keterangan
Etika Keutamaan atau kebajikan Disiplin, kejujuran, belas Moralitas yang didasarkan
Keutamaan kasih,murah hati, dan pada agama kebanyakan
seterusnya menganut etika keutamaan.
Etika politik adalah cabang dari filsafat politik yang membicarakan perilaku atau
perbuatan-perbuatan politik untuk dinilai dari segi baik dan buruknya. Etika politik
mempertanyakan tanggung jawab dan kewajiban manusia sebagai manusia dan bukan hanya
sebagai warga negara terhadap negara, hukum yang berlaku, dan lain sebagainya.
Prinsip-prinsip etika politik yang menjadi titik acuan orientasi moral bagi suatu negara
adalah adanya cita-cita the Rule of Law, partisipasi demokratis masyarakat, jaminan HAM
menurut kekhasan paham kemanusiaan dan struktur kebudayaan masyarakat masing-masing dan
keadaan sosial.
1. Kebijaksanaan
2. Kesederhanaan
3. Keteguhan
4. Keadilan.
Pancasila sebagai suatu sistem filsafat pada hakikatnya merupakan suatu nilai
sehingga merupakan sumber dari segala penjabaran norma. Terkandung didalamnya
suatu pemikiran–pemikiran yang bersifat kritis, mendasar, rasional dan
komprehensif (menyeluruh) dan sistem pemikiran ini merupakan suatu nilai.
Pancasila sebagai sistem etika diperlukan dalam kehidupan politik untuk
mengatur sistem penyelenggaraan negara. Penyelenggaraan kehidupan bernegara
tidak ada sistem etika yang menjadi guidance atau tuntunan bagi para penyelenggara
negara, niscaya negara akan hancur.
03
Dasar Pemikiran Pancasila Sebagai
Sistem Etika
Mahasiswa sebagai peserta didik termasuk anggota masyarakat ilmiah-akademik yang
memerlukan sistem etika yang orisinal dan komprehensif agar dapat mewarnai setiap
keputusan yang diambilnya dalam profesi ilmiah. Sebab keputusan ilmiah yang diambil
tanpa pertimbangan moralitas, dapat menjadi bumerang bagi dunia ilmiah itu sendiri
sehingga menjadikan dunia ilmiah itu hampa nilai (value –free).
Menggali Sumber Historis, Sosiologis, Politis tentang Pancasila sebagai Sistem Etika
1. Sumber historis Pada zaman Orde Lama, Pancasila sebagai sistem etika masih berbentuk sebagai
Philosofische Grondslag atau Weltanschauung. Artinya, nilai-nilai Pancasila belum ditegaskan ke dalam
sistem etika, tetapi nilai-nilai moral telah terdapat pandangan hidup masyarakat. Masyarakat dalam masa
orde lama telah mengenal nilai-nilai kemandirian bangsa yang oleh Presiden Soekarno disebut dengan
istilah berdikari (berdiri di atas kaki sendiri).
Pada era reformasi, Pancasila sebagai sistem etika tenggelam dalam hiruk-pikuk perebutan kekuasaan
yang menjurus kepada pelanggaraan etika politik.
3. Sumber Sosiologis
Sumber sosiologis Pancasila sebagai sistem etika dapat ditemukan dalam
kehidupan masyarakat berbagai etnik di Indonesia.
4. Sumber politis
Sumber politis Pancasila sebagai sistem etika terdapat dalam norma-norma dasar
(Grundnorm) sebagai sumber penyusunan berbagai peraturan perundanganundangan di
Indonesia. Hans Kelsen mengatakan bahwa teori hukum itu suatu norma yang
berbentuk piramida. Norma yang lebih rendah memperoleh kekuatannya dari suatu
norma yang lebih tinggi.