Anda di halaman 1dari 51

Kebijakan

Manajemen Puskesmas dan PIS-PK

dr. Mayang Sari, MARS


Direktur Tata Kelola Kesehatan Masyarakat

disampaikan pada:
Workshop Manajemen Puskesmas
diselenggarakan oleh ADINKES dan KAKP
Jakarta, 30 September 2022
Outline

1. Pendahuluan

2. Kebijakan Manajemen Puskesmas

3. Integrasi PIS-PK dalam Manajemen Puskesmas

4. Penutup
Sebagian besar kasus kematian yang terjadi di Indonesia merupakan kasus yang
dapat dicegah ataupun dicegah sebagian
​Penyebab kematian utama per kelompok usia Dapat dicegah Sebagian dapat dicegah Kecelakaan dan lainnya

​Peringkat ​Bayi ​Anak-anak ​Remaja ​Usia Produktif ​Lansia

1 Neonatal disorder Neonatal disorder Kecelakaan transportasi Kanker Stroke

2 Congenital birth defects Congenital birth defects Kanker Penyakit jantung Penyakit jantung

Sexually transmitted
3 infections exc. HIV
Diarrheal Tuberkulosis Stroke Kanker

Lower respiratory Lower respiratory Cedera yang tidak Lower respiratory


4 infections infections disengaja infections
Diabetes Melitus

Cedera yang tidak Penyakit paru obstruktif


5 Diarrheal
disengaja
Tifus dan paratifoid Diabetes Melitus
kronis

Cedera yang tidak Sirosis dan penyakit hati kronis Sirosis dan penyakit hati kronis
6 disengaja
Demam berdarah
lainnya
Tuberkulosis
lainnya

Sexually transmitted Self-harm and inter-


7 Tetanus
infections exc. HIV personal violence
Kecelakaan transportasi Tuberkulosis

​% dari total
96,8% 76,4% 63,9% 72,6% 73,5%
kematian

​Sumber: Institut Evaluasi Metrik Kesehatan, Kemenkes data tahun 2019 3


Capaian SPM Bidang Kesehatan Tahun 2021 jauh dari target …
MASALAH KESEHATAN INDIKATOR SPM BIDANG KESEHATAN CAPAIAN 2021 (%)
Ibu hamil Kurang Energi Kronik (17,3%), Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil
Anemia Ibu hamil (48,9%), Kematian ibu krn 61.8
Capaian SPM tidak ada
pendarahan (27%) yang mencapai 100%

Komplikasi persalinan 28,3%, Asfiksia dan Pelayanan Kesehatan Ibu Bersalin


Kardiovaskuler 21,3% 62.5

Pelayanan Kesehatan Bayi Baru Lahir


Dibutuhkan peran
Berat Bayi Lahir rendah (6,2%) 64.1
Pelayanan Kesehatan Balita
layanan primer
Stunting pada balita (24,4%), Wasting pada
balita (7,1%) 55.5 yang kuat untuk
Anemia remaja (32%) Pelayanan Kesehatan Usia Pendidikan Dasar 37.3
dapat
Hipertensi WUS (21%), Anemia WUS (24%) Pelayanan Kesehatan Usia Produktif menyediakan
36.9
pelayanan sesuai
Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut 50.2 standar minimal
Hipertensi penduduk >18 tahun (7%), Pelayanan Kesehatan Penderita Hipertensi
28.3
bagi seluruh
Prevalensi jantung (1,5%), Prevalensi
Pelayanan Kesehatan Penderita Diabetes Melitus
masyarakat
Diabetes Melititus (1,5%) 37.6
Rumah tangga dengan ART gangguan jiwa Pelayanan Kesehatan ODGJ Berat
(7%) 2.0

Jumlah kasus TBC sebanyak 824.000 Persentase Orang Terduga Tuberkulosis 24.4
Kasus HIV 2019 (50.282 kasus) Pelayanan Kesehatan Orang Dengan Risiko Terinfeksi Virus
yang Melemahkan Daya Tahan Tubuh Manusia (HIV) 41.1

*Sumber: Pusdatin Kemenkes 2021


4 tantangan utama untuk meningkatkan kualitas layanan
primer

Rendahnya Obat dan Alat Anggaran


SDM Tidak Memadai
Kesehatan Tidak Puskesmas Tidak
Kualitas Pelayanan
Mencukupi Memadai “Jumlah rujukan
50% Puskesmas di 23% Puskesmas belum 25% Puskesmas Pembiayaan dibatasi dan tidak layanan primer ke
Maluku dan Papua
tidak memiliki
diakreditasi memiliki
ketersedian obat
fleksibel untuk menanggung
biaya operasional
rumah sakit di
dokter <80% Indonesia
60% Puskesmas tidak
memiliki petugas
17% Puskesmas tidak
mampu melakukan
75% Puskesmas
menerima obat
Rendahnya realisasi anggaran
Puskesmas
sebanyak 80%,
laboratorium pelayanan lanjutan
untuk pasien
yang sudah
kadaluarsa-
lebih besar
penyakit kronis kendala supply dibandingkan
chain
Singapura 20-30%.”
33% Puskesmas tidak
memiliki apoteker
50% Puskesmas di
Papua tidak
50% Puskesmas tidak
memilik obat
Anggaran Puskesmas
bergantung pada BPJS,
—Pakar Kesehatan
mampu melayani
pasien rujuk balik
psychiatric sehingga sangat fokus
terhadap kuratif, bukan
Indonesia
preventif

Layanan primer perlu segera direvitalisasi


Sumber: MOH team interview, expert interview, BAPPENAS, WHO press search,
RISFASKES 2019 5
Kementerian Kesehatan berkomitmen untuk melakukan transformasi sistem
kesehatan
6 pilar transformasi penopang kesehatan Indonesia

Visi
Sejalan dengan visi Presiden untuk mewujudkan masyarakat yang sehat, produktif, mandiri dan berkeadilan

Meningkatkan kesehatan
Outcome Memperkuat sistem
ibu, anak, keluarga Mempercepat perbaikan gizi Memperbaiki pengendalian Gerakan Masyarakat Hidup
RPJMN kesehatan & pengendalian
berencana dan kesehatan masyarakat penyakit Sehat (GERMAS)
bidang obat dan makanan
reproduksi
kesehatan

1 Transformasi layanan primer 2 Transformasi layanan 3 Transformasi sistem ketahanan


rujukan kesehatan

a b c d a b
Edukasi Pencegahan Pencegahan Meningkatkan Meningkatkan Meningkatkan Memperkuat
6 kategori utama penduduk primer sekunder kapasitas dan akses dan mutu ketahanan sektor ketahanan
7 kampanye utama: Penambahan Skrining 14 penyakit kapabilitas layanan sekunder farmasi & alat tanggap darurat
imunisasi, gizi seimbang, imunisasi rutin penyebab kematian layanan primer & tersier kesehatan Jejaring nasional
olah raga, anti rokok, menjadi 14 antigen tertinggi di tiap sasaran Pembangunan Pembangunan RS di Produksi dalam negeri surveilans berbasis
sanitasi & kebersihan dan perluasan usia, skrining stunting, Puskesmas di 171 Kawasan Timur, 14 vaksin rutin, top 10 lab, tenaga cadangan
lingkungan, skrining cakupan di seluruh & peningkatan ANC kec., penyediaan 40 jejaring pengampuan 6 obat, top 10 alkes by tanggap darurat, table
penyakit, kepatuhan Indonesia. untuk kesehatan ibu & obat esensial, layanan unggulan, volume & by value. top exercise
pengobatan bayi. pemenuhan SDM kemitraan dengan kesiapsiagaan krisis.
kesehatan primer world’s top healthcare
centers.

Transformasi SDM
4 Transformasi sistem 5 6 Transformasi teknologi
pembiayaan kesehatan Kesehatan kesehatan
Regulasi pembiayaan kesehatan Penambahan kuota mahasiswa, Pengembangan dan pemanfaatan teknologi,
dengan 3 tujuan: tersedia, cukup, dan beasiswa dalam & luar negeri, digitalisasi, dan bioteknologi di sektor
berkelanjutan; alokasi yang adil; dan kemudahanSLIDE
penyetaraan kesehatan.
pemanfaatan yang efektif dan efisien.
6 nakes
lulusan luar negeri.
Fokus Transformasi ​+270 juta penduduk Indonesia
Pelayanan Kesehatan Primer mendapatkan Pelayanan Kesehatan
Primer berkualitas
​ iklus hidup sebagai fokus integrasi pelayanan
S
kesehatan sekaligus sebagai fokus penguatan
promosi dan pencegahan
​+300 ribu unit penyedia
​Mendekatkan layanan kesehatan melalui jejaring pelayanan Kesehatan Primer
hingga tingkat desa dan dusun, termasuk untuk dengan fasilitas dan SDM
terstandardisasi
memperkuat promosi dan pencegahan serta
resiliensi terhadap pandemi

​Memperkuat Pemantauan Wilayah Setempat


(PWS) melalui pemantauan dengan dashboard ​100% wilayah dan kondisi kesehatan
situasi kesehatan per desa penduduk termonitor secara berkala

7
Ilustrasi Pola Kerja Sistem Layanan Kesehatan Primer
Terintegrasi
X Contoh pola pemantauan wilayah setempat untuk meningkatkan cakupan pelayanan untuk Klaster Ibu Hamil-Remaja

​Puskesmas
​(Kecamatan) Pemantauan Wilayah
Setempat (PWS)
Klaster Manajemen Dashboard hingga tingkat
desa
Klaster Ibu- Anak- Klaster Usia Klaster Penanggulangan
Remaja Produktif-Lansia Penularan Penyakit

Laboratorium
Puskesmas dan Unit di Desa
7 melakukan evaluasi bulanan
ANC rendah; Bumil KEK tinggi;
1 Cakupan imunisasi rendah ​Tindak
Puskesmas melakukan evaluasi lanjut Unit di Desa dan Dusun melakukan ​Kunjungan terjadwal untuk kader
cakupan berdasar wilayah 6 evaluasi mingguan 5 melakukan pengecekan catatan home
based record (buku KIA) saat kunjungan
Posyandu Prima ​Tindak lanjut rumah dan mengidentifikasi missing
services

​Puskesmas meneruksan data evaluasi


2 capaian ke unit di Desa
Dusun/RT/RW

​Kader menindaklanjuti permasalahan


4 evaluasi capaian dan masalah yang
​Posyandu meneruskan data evaluasi ditemukan dari kegiatan Posyandu dengan
3 Dusun melakukan kunjungan rumah
capaian ke Kader di Dusun
Kegiatan Posyandu: KIA,
Remaja, UPL

8
Penambahan Jumlah Infrastruktur Kesehatan di
Desa/Kelurahan untuk Memperluas Jangkauan

DINKES
DINKES
1 Posyandu Prima (Lembaga
Kab/ Kota (514) Kemasyarakat Desa) di tiap
RSUD KAB
RSUD KAB desa/kelurahan, diintegrasi
RS SWASTA
dari Pustu dan Poskesdes:
KLINIK
SWASTA
Kecamatan (7.230) •Minimal 2 tenaga kesehatan: 1
10.292 Puskesmas bidan dan 1 perawat
PUSKESMAS 191 Kecamatan tanpa
PRAKTIK
Puskesmas
•Memiliki sarpras standar untuk
MANDIRI
menyediakan layanan dan peran
UKS
UKS sebagai LKD kesehatan
POSYANDU
POSYANDU Desa/Kel (~`85000)
PRIMA (~17.000 belum memiliki
PRIMA Pustu/Poskesdes)
1 bidan 1 perawat

Dusun/RW Mendukung peran Kader


POSYANDU ~ 300.000 Posyandu
POSYANDU
Dusun/RT/RW
sebagai aktivis kesehatan
di komunitas (5 kader per
Dusun / RT/RW)

​~273.5 juta penduduk


MASYARAKAT
MASYARAKAT

9
POSYANDU PRIMA

Untuk memenuhi
kebutuhan layanan
kesehatan di masyarakat,
dilakukan integrasi satu
LKD yang mempunyai fungsi
layanan kesehatan terpadu membantu peningkatan Pustu, Poskesdes, Polindes
dengan mendayagunakan layanan kesehatan dan
layanan lainnya sesuai
potensi Posyandu sebagai kebutuhan masyarakat POSYANDU
Lembaga Kemasyarakatan PRIMA
Desa/Kelurahan Posyandu Prima adalah Posyandu sebagai wadah pemberdayaan
masyarakat yang memberikan pelayanan kesehatan dasar dan
pelayanan lainnya sesuai dengan kebutuhan secara terintegrasi di
Desa dan Kelurahan
Posyandu Prima berasal dari:
•Puskesmas Pembantu yang sudah ada menjadi Posyandu Prima
•Pos Kesehatan Desa yang sudah ada menjadi Posyandu Prima
•Pengintegrasian Puskesmas Pembantu dan Poskesdes yang sudah ada menjadi Posyandu Prima; atau
•Bagi Desa/ Kelurahan yang tidak memiliki pustu atau poskesdes membentuk Posyandu Prima sesuai
dengan peraturan dan ketentuan yang berlaku
MEKANISME HUBUNGAN KERJA a. Mekanisme Hubungan Kerja dengan Posyandu RT/RW/Dusun
Posyandu Prima merupakan Koordinator Posyandu yang ada di Dusun/RT/RW
POSYANDU PRIMA dalam perencanaan, pelaksanaan kegiatan dan memberikan ruang konsultasi untuk
Posyandu diwilayahnya
b. Mekanisme Hubungan Kerja dengan Pemerintah
Desa/Kelurahan
Posyandu Prima sebagai mitra pemerintah Desa berkoordinasi dan
POKJANAL
berkonsultasi kepada Kepala Desa dalam melaksanakan program dan kegiatannya
PUSKESMAS KECAMATAN
KECAMATAN c. Mekanisme Hubungan Kerja dengan Pokjanal Kecamatan dan
Pokja Posyandu Desa/Kelurahan
POKJA PEMERINTAH
DESA/KEL
Posyandu Prima mendapat pembinaan teknis dan kelembagaan dari Pokjanal
DESA/KEL
tingkat Kecamatan dan Pokja Posyandu Desa/Kelurahan dalam pelaksanaan
kegiatan dan pengelolaan
d. Mekanisme Hubungan Kerja dengan Puskesmas
Posyandu Lembaga sejenis
Lembaga sejenis Posyandu Prima merupakan jejaring Puskesmas namun upaya kesehatan yang
POSYANDU PRIMA Lembaga sejenis
Prima lainnya L em ba dilakukan sub bidang pelayanan kesehatan merupakan jaringan (bagian)
L e mga
sejenis Puskesmas, sehingga dalam pelaksanaan kegiatannya mendapatkan sumberdaya
bseajengisa
serta pembinaan teknis dari Puskesmas
Posyandu
e. Mekanisme Hubungan Kerja sesama Posyandu Prima
Posyandu
Posyandu
Posyandu
Posyandu
Mekanisme hubungan kerja antar atau sesama Posyandu Prima bersifat
Dusun/RT/RW koordinasi dan kemitraan yang didasarkan pada kepentingan dalam dan luar
wilayah kerja untuk penanganan maupun kelangsungan pembinaan program
f. Mekanisme Hubungan Kerja dengan Organisasi/Kelembagaan
Lain Sejenis
Posyandu Prima mempunyai hubungan koordinasi dan mitra dengan LKD
lainnya seperti RT, RW, PKK, Karang Taruna dan Lembaga Kemasyarakatan
lainnya di tingkat desa
Daftar layanan di Puskemas, Posyandu Prima dan Posyandu
Delivery Unit
Sasaran
Masalah Puskesmas Posyandu Prima Kegiatan Posyandu
Kesehatan (Kecamatan) (Desa / Kelurahan) (Dusun / RT/RW)

Ibu hamil, 1. ANC (6x + USG oleh dokter) 1. ANC (K2,K3, K4, K6) 1. Kelas ibu hamil, edukasi, senam, sharing session dan
bersalin, 2. Kelas ibu hamil 2. Kelas ibu hamil TTD
nifas 3. Pemantauan gizi, asupan,edukasi, PMT 3. Edukasi dan PMT 2. Edukasi gizi seimbang dan PMT pemulihan
4. Persalinan normal dan rujukan 4. Pelayanan nifas
5. Pelayanan nifas
Bayi dan 6. Kunjungan neonatal MTBM, edukasi, konseling 5. Kunjungan neonatal MTBM, edukasi, konseling 3. Kunjungan neonatal MTBM, edukasi, konseling
anak pra- 7. Pemantauan tumbuh kembang (termasuk BBLR) 6. Pemantauan tumbuh kembang (termasuk BBLR) 4. Pemantauan tumbuh kembang (termasuk BBLR)
sekolah 8. Imunisasi 7. Pemantauan gizi buruk 5. Imunisasi
9. Penanganan balita dengan masalah gizi 8. Imunisasi 6. Pemberian vit A & obat cacing
10. Pembangilan dan pengiriman sampel SHK 9. MTBS 7. Edukasi pemberian MT
11. MTBS
Usia sekolah 12. Fasilitasi kegiatan UKS 10. Fasilitasi kegiatan UKS dan posyandu remaja 8. Edukasi
dan remaja 13. Penjaringan (termasuk imunisasi rutin lanjutan( 9. Penjaringan usia sekolah non formal (termasuk
14. PKPR imunisasi rutin lanjutan)
Usia produktif 15. Skrining PTM (hipertensi, DM) 11. Skrining PTM (hipertensi, DM) 10. Skrining PTM (hipertensi, DM)
dan lansia 16. Skrining jantung dan stroke 12. Skrining kanker: Sadanis 11. Skrining PPOK
17. Skrining kanker 13. Skrining PPOK 12. Skrining obesitas
18. Skrining PPOK 14. Skrining obesitas 13. Skrining TBC
19. Skrining obesitas 15. Skrining TBC 14. Skrining masalah jiwa
20. Skrining TBC 16. Skrining masalah jiwa 15. Skrining layak hamil
21. Skrining masalah jiwa 17. Skrining layak hamil 16. Pelayanan KB
22. Skrining kebugaran 18. Pelayanan KB
23. Skrining layak hamil
24. Pelayanan KB
25. Pemeriksaan geriartti
Layanan lain 26. Pengobatan umum 19. Pengobatan umum
27. Pelayanan kesehatan gigi dan mulut 20. Farmasi
28. Laboratorium
29. Farmasi
30. Gawat darurat
31. Rawat inap 12
Visi Transformasi Kesehatan Layanan Primer
(Dukungan Sarpras, Obat, Alkes, dan Tata Kelola Manajemen)
Penguatan dan 100% pimpinan Puskesmas telah

1 Pengembangan
Kompetensi Pimpinan
ditingkatkan kompetensinya melalui
pelatihan Manajemen Puskesmas dan
melaporkan kegiatan manajemen
Puskesmas
Transformasi Pemenuhan Sarana, 100% Puskesmas memiliki SPA sesuai

2
Pareto
diharapkan dapat Prasarana, Alat standar dan 100% Puskesmas tersedia
40 item obat esensial
menjawab Kesehatan

permasalahan yang Penguatan Manajemen 8. 000 Puskesmas menjadi BLUD

dialami oleh 3 & Tata Kelola


Puskesmas
sehingga memiliki fleksibilitas mengelola
keuangan
masyarakat dalam Penguatan Jejaring Peningkatan capaian sasaran dan

4
Kegiatan dengan
mengakses daya ungkit Puskesmas target program di Puskesmas dengan
dukungan jejaring di semua Puskesmas
layanan primer tinggi
Intervensi Promotif- Minimal 80% keluarga di Indonesia adalah

5 Preventif Berkelanjutan
Berbasis Keluarga
keluarga sehat di setiap provinsi

Pengurangan Beban 100% Puskesmas dengan realisasi

6 UKP dana BOK minimal 95%


Capaian SPM Bidang Kesehatan
Kabupaten/Kota di mencapai 100%
13
Penguatan dan 100% pimpinan Puskesmas

1 Pengembangan
Kompetensi
telah ditingkatkan
kompetensinya melalui
pelatihan Manajemen
Manajemen
SDM
Pimpinan Puskesmas dan melaporkan
Puskesmas kegiatan manajemen
Pemenuhan 100% Puskesmas memiliki SPA Manajemen
2 Sarana,
Prasarana, Alat
sesuai standar dan 100%
Puskesmas tersedia 40 item
obat esensial
SPA
Kesehatan
Penguatan 8. 000 Puskesmas menjadi MANAJEMEN
Manajemen
3 Manajemen & Tata
Kelola Puskesmas
BLUD sehingga memiliki
fleksibilitas mengelola
keuangan
Keuangan
PUSKESMAS

Penguatan Peningkatan capaian sasaran Manajemen P1


4 Jejaring
Puskesmas
dan target program di
Puskesmas dengan dukungan
Program/
pelayanan
Intervensi
jejaring di semua Puskesmas
Minimal 80% keluarga di
P2
5 Promotif-Preventif
Berkelanjutan
Indonesia adalah keluarga
sehat di setiap provinsi
Manajemen
Program/
pelayanan
P3
Berbasis Keluarga
Pengurangan 100% Puskesmas dengan

6 Beban UKP realisasi dana BOK minimal


95%
Capaian SPM Bidang
Manajemen
Program/
pelayanan
Kesehatan Kabupaten/Kota di 14
mencapai 100%
Hasil Rifaskes 2019 – baru sebagian Puskesmas
memiliki kinerja Puskesmas kategori Baik

Penilaian Kinerja Puskesmas:


•Baik : 54,7% Puskesmas
•Cukup : 28,8% Puskesmas
•Kurang : 3,7% Puskesmas

12,9% TIDAK melaksanakan


penilaian kinerja Puskesmas

N: 9831 Puskesmas

15
Outline

1. Pendahuluan

2. Kebijakan Manajemen Puskesmas

3. Integrasi PIS-PK dalam Manajemen Puskesmas

4. Penutup
Regulasi terkait Manajemen Puskesmas

Permenkes No.44 Tahun 2016


 Pendahuluan
 Perencanaan
 Penggerakan dan Pelaksanaan
 Pengawasan, Pengendalian dan
Penilaian Kinerja
 Dukungan Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota dalam MP
 Penutup
 Lampiran

17
Serangkaian proses yang
terdiri dari perencanaan, Manajemen Puskesmas
pengorganisasian,
pelaksanaan dan kontrol
untuk mencapai tujuan
secara efektif & efisien

Sistem
Informasi Pemberdayaan
Puskesmas
Masy.
Terintegrasi Peningkatan
melalui pelaksanaan
Sumber
MANAJEMEN
UpayaPUSKESMAS Mutu
Daya pelayanan

Didukung Oleh
Pola Kepemimpinan & Komunikasi
Efektif Seorang Kepala Puskesmas

Sumber: Permenkes Nomor 44 Tahun 2016 tentang Pedoman Manajemen Puskesmas


Berbagai permasalahan kesehatan di wilayah kerja Puskesmas
membutuhkan Manajemen Puskesmas untuk mengatasinya
UKM Esensial UKM Pengembangan
1. Promosi kesehatan Bersifat inovatif
​Puskesmas MAPPING 2. Kesehatan lingkungan Disesuaikan dengan
Balita gizi
kurang
​(Kecamatan) PERMASALAHAN
3. Kesehatan keluarga prioritas masalah
TB KESEHATAN
DI WILKER 4. Gizi kesehatan, kekhususan
COVID- Balita tidak PUSKESMAS wilayah kerja, dan
Kematian 5. Pencegahan dan
19 Klaster dipantau
Manajemen potensi sumber daya
Ibu tumbang pengendalian penyakit yang tersedia
ASI eksklusif ↓ UKP
Ibu tidak
bersalin di 1. Rawat jalan (kunjungan sehat
Faskes maupun sakit)
Klaster
ISPA Usia Diare
Keluarga tdk Klaster Penanggulangan 2. Gawat darurat
Klaster Ibu –
Produktif- memiliki
Anak - Remaja
Karies Penularan Penyakit 3. Persalinan normal
anak Lansia jamban Hipertensi tdk
terkontrol 4. Perawatan di rumah
DBD
5. Rawat inap, sesuai kebutuhan
Kematian
IDL ↓ Neonatal
pelayanan

Dalam melaksanakan UKM dan UKP, Puskesmas


Laboratorium
Keluarga
menyelenggarakan kegiatan:
Balita gizi
Keluarga tdk kurang dengan • Manajemen • Pelayanan • Pelayanan
memiliki akses perokok
air bersih Puskesmas Perkesmas Laboratorium
• Pelayanan • Kunjungan
Kefarmasian Keluarga
19
Siklus Manajemen Puskesmas
Perencanaan Puskesmas (P1)
mengacu kepada Rencana Strategis Dinas kesehatan
Kabupaten/Kota, Data dan informasi hasil kinerja dan gambaran
kesehatan wilayah Puskesmas selama 4 tahun sebelumnya dan
juga mengacu kepada kebijakan kesehatan nasional

Menjamin kelangsungan kegiatan pelayanan kesehatan pada setiap tahun dalam satu periode, walaupun terjadi
pergantian pengelola dan pelaksana
Rencana 5 tahunan dapat ditelaah kembali jika ada perubahan kebijakan mendasar atau kondisi yang memaksa perubahan
alokasi anggaran. Perubahan dapat dilakukan melalui Mid Term Evaluation berdasarkan kebijakan kepala daerah

1. PERENCANAAN 2.PENGGERAKAN PELAKSANAAN 3.PENGAWASAN, PENGENDALIAN DAN PENILAIAN KINERJA


Tahapan Perencanaan dilaksanakan oleh Tim Manajemen Puskesmas dengan
keterlibatan seluruh program

3. Perumusan 4. Penyusunan
1. Persiapan 2. Analisis Situasi
Masalah Perencanaan

1. Pengumpulan data 1. Identifikasi masalah


1. Pembentukan Tim
2. Pemahaman pedoman 2. Analisis data 2. Penetapan urutan
MP dan peraturan 3. Analisis masalah prioritas masalah
terkait dari sisi pandang 3. Mencari akar
3. Pelajari rencana 5 masyarakat penyebab masalah
tahunan dinkes melalui Survei 4. Menetapkan cara
kab/kota, SPM Mawas Diri penyelesaian masalah
kab/kota, target dan
indikator Puskesmas, Bergantung pada kondisi “bio-
NSPK lain yg terkait psiko-sosio-kultural”
menghasilkan pemecahan
masalah local specific

22
1. PERENCANAAN 2.PENGGERAKAN PELAKSANAAN 3.PENGAWASAN, PENGENDALIAN DAN PENILAIAN KINERJA
Penggerakan Pelaksanaan (P2)

01
Rapat Dinas
02
Pengarahan
03
Pelaksanaan Kegiatan
04
Forum Khusus (Lokmin)
Apel Pegawai Sesuai Jadwal

1. PERENCANAAN 2.PENGGERAKAN PELAKSANAAN 3.PENGAWASAN, PENGENDALIAN DAN PENILAIAN KINERJA 23


Penggerakan Pelaksanaan (P2)
LOKAKARYA MINI LOKAKARYA MINI
Bulanan Tribulanan
• Menilai pencapaian & hambatan yang dijumpai • Menggalang dan meningkatkan kerja sama antar sektor terkait dalam
pada bulan atau periode yang lalu pembangunan kesehatam
• Pemantauan pelaksanaan rencana yang akan datang • Menginformasikan & mengidentifikasi capaian hasil kegiatan
• Perencanaan ulang yang lebih baik (bila diperlukan) tribulanan sebelumnya, membahas & memecahkan masalah serta
sesuai dengan tujuan yang dicapai hambatan oleh LS
• Dihadiri seluruh staf internal Puskesmas • RTL dan memasukan umpan balik dari masyarakat dan sasaran
• Setiap bulan sekali program
• Peserta : Kepala Puskesmas, Seluruh pegawai • Dihadiri internal Puskesmas dan LS terkait
Puskesmas, termasuk pegawai yang bertugas di Pustu • Setiap 3 bulan sekali
dan Poskesdes, Jejaring Fasyankes di wilker • Peserta : Camat, Kepala Puskesmas, Pegawai Puskesmas, Perwakilan
Puskesmas. Dinkes Kab/Kota, Tim penggerak PKK kecamatan /distrik,
Perwakilan Puskesmas di wilayah kecamatan/distrik, Staf kecamatan,
LS di kecamatan, a.l pertanian, agama, pendidikan, BKKBN, sosial
(sesuai dengan LS yang ada di kecamatan), Lembaga/organisasi
kemasyarakatan lain bila perlu.

1. PERENCANAAN 2.PENGGERAKAN PELAKSANAAN 3.PENGAWASAN, PENGENDALIAN DAN PENILAIAN KINERJA 24


Pengawasan, pengendalian dan penilaian kinerja Puskesmas (P3)

Pengawasan
Pengendalian
Internal Penilaian kinerja Puskesmas
Dilakukan Puskesmas Menjamin kesesuaian
sendiri, baik oleh Kepala pelaksanaan kegiatan dengan Dilaksanakan oleh Puskesmas.
Puskesmas, tim audit
internal maupun setiap rencana yang telah ditetapkan Hasil penilaian diverifikasi oleh
penanggungjawab dan dan dilakukan secara terus dinas kesehatan
pengelola/pelaksana menerus. Jika terdapat kabupaten/kota.
program
ketidaksesuaian dilakukan
upaya perbaikan.
Eksternal
Dilakukan oleh instansi
dari luar Puskesmas Pencapaian Pelaksanaan
Cakupan Manajemen
Pelayanan Puskesmas
Lokakarya Kesehatan
Mini
Supervisi terjadwal
atau sewaktu-waktu
25
1. PERENCANAAN 2.PENGGERAKAN PELAKSANAAN 3.PENGAWASAN, PENGENDALIAN DAN PENILAIAN KINERJA
A. Pelayanan Kesehatan

RUANG LINGKUP
PKP:

A.Pelayanan
Kesehatan
B.Manajemen
Puskesmas

26
Pengawasan,
PENILAIANPengendalian Dan Penilaian Kinerja
KINERJA PUSKESMAS
(P3)
B. Manajemen Puskesmas

RUANG LINGKUP
PKP:

A.Pelayanan
Kesehatan
B.Manajemen
Puskesmas

28
PENILAIAN KINERJA PUSKESMAS
Penilaian Kinerja Puskesmas

Cakupan Hasil Manajemen


Kategori Baik (≥ 8,5) Cukup (5,5-8,4) Kurang (< 5,5)

Cakupan Baik (≥ 91%) Baik Cukup Kurang


Pelayanan Cukup (81 – 90%) Cukup Cukup Kurang
Kesehatan Kurang (≤ 80%) Kurang Kurang Kurang
30
Contoh format surat hasil
verifikasi Dinas Kesehatan
sebagai feedback terhadap
Penilaian Kinerja Puskesmas

Dinkes memberikan
rekomendasi untuk
peningkatan kinerja
Puskesmas tahun
berikutnya.

31
Outline

1. Pendahuluan

2. Kebijakan Manajemen Puskesmas

3. Integrasi PIS-PK dalam Manajemen Puskesmas

4. Penutup
Arah Kebijakan dan Strategi Bidang Kesehatan
Pendekatan Keluarga dalam RPJMN 2020 – 2024
bertujuan meningkatkan pelayanan kesehatan cakupan semesta
mewujudkan terutama penguatan pelayanan kesehatan dasar (Primary Health
Care) dengan mendorong peningkatan upaya promotif dan
Deklarasi ASTANA preventif didukung oleh inovasi dan pemanfaatan teknologi
optimalisasi penguatan
Penguatan
pelayanan kesehatan dasar
yankes dasar dan
rujukan melalui pendekatan keluarga

Primary health care and health services Penguatan


Mengukur perubahan
that are high quality, safe, Sistem
perilaku masyarakat untuk
Kesehatan
comprehensive, integrated, hidup sehat sehingga
accessible, available and affordable diperoleh SDM unggul
for everyone and everywhere, provided Pendekatan keluarga
with compassion, respect and dignity by
adalah salah satu cara
health professionals who are well-trained,
skilled, motivated and commited Puskesmas untuk
meningkatkan jangkauan
sasaran &
mendekatkan
/meningkatkan akses Total
pelayanan kesehatan di Coverage
wilayah kerjanya dengan
mendatangi keluarga
Indikator RPJMN:
Jumlah kabupaten/kota yang melaksanakan Program Indonesia Sehat dengan
Pendekatan Keluarga (PIS-PK) dengan cakupan 100% intervensi keluarga.

IKS NASIONAL INDONESIA SEHAT


IKS PROVINSI
IKS KABUPATEN/KOTA
TARGET
PENCAPAIAN SPM
IKS KECAMATAN
IKS PUSKESMAS • PENCAPAIAN SPM
IKS DESA/KELURAHAN • KAB/KOTA SEHAT
IKS RW
IKS RT
IKS KELUARGA KECAMATAN SEHAT

DESA SEHAT

KELUARGA SEHAT

Jumlah kabupaten/kota yang melaksanakan Program


Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga dengan
cakupan kunjungan keluarga dan intervensi 100%
DITJEN YANKES – WORKSHOP PIS-PK 2018
keluarga di wilayahnya, pada akhir tahun berjalan
Peningkatan Status Kesehatan melalui PIS-PK
Pendekatan keluarga adalah salah satu cara Puskesmas untuk meningkatkan jangkauan sasaran & mendekatkan
/meningkatkan akses pelayanan kesehatan di wilayah kerjanya dengan mendatangi seluruh keluarga (Total Coverage)

12 INDIKATOR PIS-PK
ASPEK PROMOTIF
KIE pada kunjungan
keluarga (intervensi awal)
dan bentuk intervensi
lanjut
Gizi &
Kesehatan ibu & Advokasi pada lintas
anak
sektor terkait untuk
pemecahan masalah
Pengendalian kesehatan
penyakit menular &
penyakit tidak
menular ASPEK PREVENTIF
•Skrining awal penyakit
dan perilaku berisiko
Perilaku •Pencegahan stunting
& kesehatan
lingkungan
•Penurunan risiko
kematian ibu dan bayi

35
Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS-PK) dilaksanakan untuk
meningkatkan jangkauan sasaran dan mendekatkan akses pelayanan kesehatan serta
mendampingi keluarga dalam melakukan perubahan status kesehatan menjadi sehat
Alur kunjungan hingga intervensi kesehatan masyarakat melalui
Pendekatan Keluarga
INPUT

P
Persiapan Kunjungan awal Input data hasil Analisa untuk
R (koordinasi, kepada keluarga kunjungan ke dalam penentuan masalah
O pengorganisasian, aplikasi Keluarga Sehat kesehatan
logistic)
S
E
Intervensi secara
S berkelanjutan dengan
perkembangan capaian
Penentuan Menjadi sasaran yang terpantau dalam PIS –
Intervensi PK.
program

Puskesmas sebagai pembina wilayah memiliki dan memantau O


database status kesehatan setiap keluarga/anggota rumah U
tangga yang ada di wilayah kerjanya, tercermin dalam Indeks T
Keluarga Sehat (IKS). Selanjutnya Faktor risiko tersebut
P
diintervensi secara komprehensif sehingga bisa diatasi dan akan
mencegah kesakitan, sehingga menambah skor IKS keluarga di U
wilayah tersebut. T
Integrasi PIS-PK dalam Manajemen Puskesmas

P1 P2 P3

IMPLEMENTASI PENGAWASAN,
INPUT DATA PENYUSUNAN
KUNJUNGAN RUK SECARA INTERVENSI PENGENDALIAN &
PADA FORM
PERSIAPAN KELUARGA EVIDANCE BASED PERMASALAHAN PENILAIAN KINERJA
TERCETAK ATAU
PENDEKATAN YANG SUDAH PUSKESMAS,
ELEKTRONIK
KELUARGA DISEPAKATI SEBAGAI PERUBAHAN IKS PADA
(APLIKASI)
DENGAN TETAP PRIORITAS MASALAH LEVEL KELUARGA
MELIHAT DATA- SAMPAI LEVEL
DATA PROGRAM PUSKESMAS

Sosialisasi, Kunjungan Rumah Tabulasi & analisis Triangulasi & Analisis Lokmin bulanan dan atau37
pengorganisasian Promkes tribulanan
dan integrasi Intervensi Awal
program
P1 : Perencanaan P2: Pengerakan Pelaksanaan P3: Pengawasan Pengendalian dan Penilaian
Tahapan Perencanaan Puskesmas (P1) Dalam Manajemen
Mapping kondisi keluarga akan lebih akurat jika Puskesmas memiliki dan menggunakan data riil setiap
Puskesmas
anggota keluarga yang ditemukan di lapangan secara total coverage. PIS-PK memberikan kesempatan bagai
Puskesmas dalam mengetahui kondisi riil kesehatan masyarakat di wilayah kerja yang menjadi tanggung
jawabnya. Data PIS-PK melengkapi data lain dalam proses analisis perencanaan berbasis bukti

Perencanaan ANALISIS
(P1) PERSIAPAN SITUASI
PERUMUSAN MASALAH

Data Lainnya Tools bantu: • Identifikasi masalah


Inarata, SPSS, dll • Penetapan urutan prioritas masalah
• Mencari akar penyebab masalah
RUK Tahun sebelumnya
Dokumen PKP Puskesmas • Menetapkan caea penyelesaian
Data Program masalah
Data Dukcapil/linsek
Data Kepesertaan JKN
Data Kunjungan Gedung
Data Kunjungan Keluarga, Data
pemenuhan Sarpras, dsb
Data anggota keluarga by name by address, usia maupun penyakit pada PIS-PK membantu
program dan Puskesmas untuk melihat sasaran dengan lebih tepat untuk proses perencanaan,
pelaksanaan program maupun sebagai target pemantauan

Perencan
aan (P1)
INARATA dapat
difilter untuk
menunjukkan
individu yang
bermasalah by
name by adress

Nama sasaran dapat diketahui


Lokasi sasaran dapat diketahui
Masalah Kesehatan dan kebutuhan layanan dapat diketahui
Potensi resiko dapat diketahui
 dapat dilakukan intervensi lanjut terhadap individu secara langsung
Contoh Analisis Data PISPK: menghitung sasaran riil
Pemanfaatan data kunjungan PIS-PK untuk konfirmasi jumlah penduduk di wilayah
kerja Puskesmas
Jumlah KK Jumlah Penduduk Jumlah Penduduk PIS
Kelurahan Jumlah KK PIS - PK
Proyeksi Proyeksi PK

Wajo 953 5.648 992 3.664


Lamangga 1.184 7.531 1.132 4.223
Tangana Pada 855 5.816 1.973 3.777

Jumlah 2.992 18.995 4.097 11.664

• Cakupan PISPK apakah sudah 100%?


• Bila sudah 100%, ada perbedaan yang signifikan antara proyeksi dan realita hasil PISPK
dengan selisih >7.000 jiwa
• Data sasaran ini penting untuk mengukur pencapaian SPM Kesehatan, yang targetnya adalah 100% sebaik
nya digunakan sasaran riil
40
Contoh pemanfaatan integrasi data dalam identifikasi masalah

Perencan
aan (P1)
HASIL KUNJUNGAN KELUARGA DATA KOHORT IBU
Data Kunjungan
Tim Pembina Keluarga Koordinator KIA Data UKBM aktif?
Pengobatan?
JUMLAH IBU JUMLAH IBU
KELURAHAN KELURAHAN Data Pendiidkan?
HAMIL HAMIL Data Lintas Program
MAWAR 1 MAWAR 1 dengan sasaran Ibu
MELATI 3 MELATI 3 Data Kepesertaan Hamil ? Gizi?
KENANGA 5 KENANGA 2 JKN?
KAMBOJA 0 KAMBOJA 0
ANGGREK 2 ANGGREK 2
FLAMBOYAN 4 FLAMBOYAN 1
Teridentifikasi
BOUGENVILE 3 BOUGENVILE 1 10 orang ibu hamil di
ASOKA 0 ASOKA 0 desa Kenangan,
MATAHARI 3 MATAHARI 3
DAHLIA 4 DAHLIA 2
Flamboyan, Bougenvile,
dan Dahlia belum
Grand Total 25 Grand Total 15
dilakukan ANC

Upaya peningkatan indikator persalinan, SPM Intervensi lanjut terintegrasi


kab./kota, cakupan imunisasi, penurunan lintas program dan lintas
AKI/AKB, risiko gizi buruk, risiko BBLR, sektor
pencegahan stunting, dan sebagainya bagi Ibu Hamil
Contoh pemanfaatan data dalam identifikasi potensi masalah

Perencan
aan (P1)
Dari 1583 data kelompok umur diperoleh hasil bahwa
perilaku merokok terbanyak berada di kategori
Hasil Crosstab Data Kelompok Umur (Tahun) dan Merokok umur 25-34 tahun (27.1%) dan terendah pada
kategori umur 05-09 tahun (0.1%)

umur 05-09 tahun (0.1%) sudah merokok

Intervensi lanjut yang tepat


dan sistematis ??
Kelompok usia produktif
Kelompok perokok pasif??

Intervensi lanjut yang tepat


dan sistematis ??
Menentukan Urutan Prioritas Masalah & Mencari Akar Penyebab Masalah
Dapat melalui USG untuk melihan prioritas masalah di tiap tingkatan. Tahapan dilanjutkan
dengan mencari akar permasalahan pada masing masing masalah kesehatan yang
ditemukan. Dapat menggunakan alat bantu diagram Ishikawa/diagram tulang ikan maupun
Perenca metode lainnya
naan
(P1)

BESARNYA MASALAH DLL


Setelah menggali akar penyebab masalah ditentukan penyelesaian masalah yang lebih
tepat sesuai tingkatan. Intervensi individu, intervensi keluarga, dan intervensi masyarakat
perlu dilakukan dengan tepat sasaran dan tepat kegiatan. Intervensi perlu memperhatikan
Perenca
naan
integrasi dan kolaborasi program
(P1)

Sesuai standar Format


program Rencana
Usulan
Kegiatan
(RUK)
Kegiatan inovasi
Rencana Usulan Kegiatan mencakup seluruh kegiatan Puskesmas termasuk
intervansi masalah kesehatan dari PIS-PK
Perenca
naan
(P1)

Termasuk intervensi
yang akan dilakukan
dengan pemanfaatan
data PISPK
Setelah rencana usulan kegiatan disetujui..
erakka
Pengg
n& Puskesmas melakukan perencanaan pelaksanaan kegiatan dalam setahun berdasarkan
anaan
Pelaks )
(P2 RUK yang sudah disepakati.
Lokmin Bulanan/ Internal
Rencana Pelaksanaan Kegaitan (RPK)
1. Menyusun kegiatan untuk bulan berjalan
secara lebih terinci
2. Menggalang kerjasama & koordinasi antar
petugas Puskesmas(LP), termasuk yang di
Pustu, desa/kelurahan, UKBM
3. Meningkatkan motivasi petugas Puskesmas
Format (Kesepakatan reward & Punishment)
Rencana
Usulan
Kegaitan Lokmin Tri Bulanan/ Linsek
(RUK)
1. Mentetapkan secara konkrit dukungan LS
untuk bulan berjalan
2. Menggalang kerjasama, komitmen dan
koordinasi LS dalam pelaksanaan
pembangunan di Kecamatan
3. Meningkatkan motivasi & rasa kebersamaan
Pengawasan, Pengendalian dan Penilaian Kinerja Puskesmas (P3)
Monitoring dan evaluasi dilakukan secara berkala sesuai tugas dan fungsi masing
masing level penanggung jawab termasuk dalam pendekatan keluarga

Pengawasan
,
Pengendalia
n & Penilaian
(P3)

Peran pembinaan secara terintegrasi dan


berjenjang dinkes daerah kabupaten/kota, dinkes
daerah provinsi dan /atau Kemenkes
Dalam hal pendekatan keluarga PIS-PK monitoring
dilakukan Sesuai Pedoman Monev Pelaksanaan PIS-
PK

SLIDE 47
Outline

1. Pendahuluan

2. Kebijakan Manajemen Puskesmas

3. Integrasi PIS-PK dalam Manajemen Puskesmas

4. Penutup
Kesimpulan dan Harapan
1. Pendekatan keluarga sebuah cara yang efektif untuk meningkatkan akses pelayanan
kesehatan dan integrasi program untuk mewujudkan keluarga sehat.
2. Data hasil kunjungan keluarga dimanfaatkan secara optimal untuk melakukan pemetaan
faktor risiko dan melakukan intervensi yang tepat secara terintegrasi melalui manajemen
Puskesmas.
3. Puskesmas mengintegrasikan kegiatan pendekatan keluarga ke dalam manajemen
Puskesmas melalui pemanfaatan data hasil pendekatan keluarga untuk perencanaan,
pengawalan intervensi yang terintegrasi dengan kegiatan program melalui lokakarya
mini, serta penilaian dan monitoring capaian IKS melalui penilaian kinerja Puskesmas.
4. Implementasi Manajemen Puskesmas yang optimal dalam rangka pencapaian target
kinerja Puskesmas termasuk pemenuhan standar pelayanan minimal bidang kesehatan
kabupaten/kota, dan mendukung pencapaian target kinerja daerah dan target-target
prioritas Nasional.
5. Dinas Kesehatan memberikan pembinaan teknis penguatan manajemen Puskesmas
termasuk integrasi Pendekatan Keluarga ke dalam manajemen Puskesmas. 49
ISU KE DEPAN

50
• timrutin1.talakesmas@gmail.com
dittatakelolakesmas@gmail.com
• @tatakelolakesmas
• @tatakelolakesmas
• Direktorat Tata Kelola Kesmas
• Direktorat Tata Kelola Kesmas
• @talakesmas

Anda mungkin juga menyukai