Anda di halaman 1dari 32

UNDANG-UNDANG TENTANG KESEHATAN

(Pengaturan Perumahsakitan dalam UU Kesehatan)


Jakarta, 25 Agustus 2023

Dr. Sundoyo, S.H., M.K.M., M.Hum.


Staf Ahli Menteri Bidang Hukum Kesehatan

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

1
Tahapan Penyusunan UU Kesehatan

14 Februari 2023
15 Desember 2022 Desember 2022 7 Februari 2023 Rapat Paripurna 7 Maret 2023
Penetapan Prolegnas Penyusunan draft oleh Pengambilan keputusan pengambilan keputusan DPR mengirimkan draft
RUU Kesehatan Baleg di tingkat Baleg RUU menjadi inisiatif RUU ke Presiden
DPR

9 Maret-4 April 2023 9 Maret 2023


19 Juni 2023 10 April-18 Juni 2023 5 April 2023
Penyusunan DIM Surpres penunjukan
Raker pengambilan Pembahasan Panja- Penyerahan DIM
Pemerintah dibarengi wakil pemerintah
keputusan Tingkat I Timus-Timsin Pemerintah ke DPR
public hearing untuk membahas RUU

11 Juli 2023 8 Agustus 2023


Raker Pengambilan UU No 17/ 2023
Keputusan Tingkat II Kesehatan
Proses Penyusunan PUBLIC HEARING
UU Kesehatan
(Omnibus Law) di DPR PUBLIC HEARING

UU Kesehatan dengan metode Omnibus


masuk dalam Prolegnas Prioritas tahun
PROLEGNAS 2020-2024 2023.
Partisipasi masyarakat sudah dilakukan
Kutipan dokumen Prolegnas: pada tahap Penyusunan RUU dan
dipublikasikan oleh DPR secara online
(https://www.dpr.go.id/uu/prolegnas)
Perencanaan penyusunan RUU prioritas 2023 Meaningful Participation :
(Pasal 42A UU 13/2022)
v Kementerian/Lembaga terkait bidang
Kesehatan;
v Perkumpulan Konsultan Hukum Medis dan
Kesehatan (PKHMK);
v Organisasi Profesi Tenaga Kesehatan (IDI;
PDGI; IBI; PPNI; IAI: IAKMI;
v Perhimpunan (Persakmi; PAFI) dan Asosiasi
(AIPKI; ARSPI; PERSI);
v Forum Masyarakat/Badan
Hukum/Kelompok Pemerhati Kesehatan/dll.
Dasar Kebijakan Meaningful Participation
Meaningful dalam pembentukan UU:
Participation Pasal 96 ayat (1) dan ayat (3) UU 13/2022 menyatakan :
(1) Masyarakat berhak memberikan masukan secara lisan dan/atau tertulis
dalam Pembentukan Peraturan Perundang-undangan.”
(3) Masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah orang
PENYUSUNAN DIM PEMERINTAH perseorangan atau kelompok orang yang mempunyai kepentingan atas
substansi Rancangan Peraturan Perundang-undangan.

Partisipasi dilakukan secara tertib dan bertanggung jawab dengan memenuhi


tiga prasyarat yaitu :
1. hak untuk didengarkan pendapatnya (right to be heard);
2. hak untuk dipertimbangkan pendapatnya (right to be considered); dan
3. hak untuk mendapatkan penjelasan atau jawaban atas pendapat yang
​ diberikan (right to be explained).

Partisipasi publik tersebut terutama diperuntukan bagi kelompok


masyarakat yang terdampak langsung atau memiliki perhatian terhadap
rancangan undang undang yang sedang dibahas; seperti dari Organisasi
Profesi, Serikat Pekerja, dll.
5
Meaningful
PESERTA MEANINGFUL PARTICIPATION
Participation
Kementerian/Lembaga terkait bidang
1 Kesehatan;
Telah dilakukan

Organisasi Profesi Tenaga Kesehatan


115 kali Meaningful 2 (IDI; PDGI; IBI; PPNI; IAI; IAKMI);
Participation

Perhimpunan (Persakmi; PAFI) dan


Dalam bentuk FGD maupun 3 Asosiasi (AIPKI; ARSPI; PERSI);
seminar.

Dihadiri 1.200 pemangku Forum Masyarakat/ Badan Hukum/


kepentingan dan 72.000 peserta, 4 Kelompok Pemerhati Kesehatan/dll.
serta menerima setidaknya 2.700
masukan secara lisan maupun
melalui portal partisipasisehat.

6
Hasil Meaningful Participation
Ditjen Kesehatan Masyarakat

7
Hasil Meaningful Participation
Topik : Transformasi Yankes Primer untuk mendekatkan
Ditjen Kesehatan Masyarakat akses kepada masyarakat termasuk DTPK

Sesi 1: K/L, Asosiasi/Organisasi/Organisasi Masyarakat/Masyarakat,


Topik yang banyak dibahas
Pakar, Dinkes Prov, Kab/kota dan Media massa Jumlah Masukan : 34
Metode : Hybrid, 27 Maret 2023 di Hotel Gran Melia UKM 8 1 3
Total Peserta: 60 luring, 407 daring via zoom, 611
UKBM 6 0
views youtube
Penyeleng garaan Kesehatan 4 0

Hal yang berjalan bagus Fasyankes 2 3 1


• Pertanyaan dari audience fokus terhadap tema
Perencanaan SDM 1 0
yang diangkat.
• Undangan berasal dari pemerintah, organisasi Tata Kelola SIK 0 1
masyarakat (termasuk DTPK : komunitas Bajau
Pelatihan 0 1
yang hadir luring).
• Bahan paparan mudah dimengerti, karena Ketersediaan, pemerataan, dan
0 1
keterjang kauan
fokus dengan tema.
Alokasi ang garan kesehatan 0 1 0

Catatan
Pro Kontra Netral

• Tidak ada narasumber utama tetapi para Kesimpulan


pakar memberikan masukan yang konstruktif
melalui hasil telaah dan kajian. o Sebagian besar topik mendapatkan respon sentimen positif pada
• Beberapa masukan dari peserta sosialisasi kegiatan sosialisasi Sesi 1.
masih dalam bentuk perubahan atau o Topik terbanyak yaitu Upaya Kesehatan masyarakat (UKM) pada
tema integrasi layanan primer) memiliki mayoritas sentimen positif.
penambahan klausul pasal.
8
Masukan masyarakat

partisipasisehat.kemkes.go.id
Hak Masyarakat
Hak untuk mendapatkan penjelasan atau
jawaban atas pendapat yang diberikan

9
Kesehatan merupakan hak 1
setiap warga negara Pasal 28H UUD 1945
Indonesia “Setiap orang berhak hidup sejahtera
dan Negara bertanggung lahir batin, bertempat tinggal, dan
jawab untuk mendapatkan lingkungan hidup yang
mewujudkannya baik dan sehat serta berhak
memperoleh pelayanan kesehatan”.

2
Pasal 34 ayat 3 UUD 1945
“Negara bertanggung jawab atas
penyediaan fasilitas pelayanan
kesehatan dan fasilitas pelayanan
umum yang layak.”

10
TRANSFORMASI
SISTEM KESEHATAN

MASALAH 1 Menciptakan layanan kesehatan yang berfokus

ARAH KEBIJAKAN
pada upaya untuk mencegah orang sehat
menjadi sakit.

UNDANG-UNDANG NO 17/2023 TENTANG


KESEHATAN
Minimnya akses ke layanan
2 Mempermudah masyarakat
layanan kesehatan yang berkualitas.
mendapatkan

primer yang ada di


Masyarakat. 3 a. Meningkatkan kemandirian dalam

KESEHATAN
memproduksi sediaan farmasi (mis. obat)
Kurangnya kapasitas di
dan alat kesehatan.
pelayanan rujukan di rumah
sakit. b. Mempersiapkan masyarakat untuk
Ketahanan kesehatan di menghadapi krisis kesehatan di masa kini dan
Indonesia yang masih lemah. yang akan datang.

PERMASALAHAN
Pembiayaan kesehatan yang
masih belum efektif.
4 Meningkatkan efisiensi pembiayaan kesehatan.

SDM kesehatan yang kurang 5 Meningkatkan produksi tenaga medis dan tenaga
kesehatan yang berkualitas.
dan tidak merata.
Minimnya integrasi teknologi 6 Mewujudkan digitalisasi sistem kesehatan dan
kesehatan dan regulasi inovasi teknologi kesehatan.
inovasi bioteknologi.
11
Sistematika 20 458
UU Kesehatan 11 Undang-Undang Dicabut BAB Pasal

Metode Omnibus Law 1. UU No 419/1949 tentang Ordonansi Obat Keras BAB I Ketentuan Umum
BAB X Teknologi Kesehatan
PS 64 UU 13/2022 Sistem Informasi
2. UU No 4/1984 tentang Wabah Penyakit BAB XI
Menular BAB II Hak dan Kewajiban Kesehatan
3. UU No 29/2004 tentang Praktik Kedokteran Tanggung Jawab Kejadian Luar Biasa dan
Memuat materi muatan BAB XII
BAB III Pemerintah Pusat dan Wabah
baru; 4. UU No 36/2009 tentang Kesehatan
Pemerintah Daerah BAB XIII Pendanaan Kesehatan
Mengubah materi muatan 5. UU No 44/2009 tentang Rumah Sakit
Penyelenggaraan Kordinasi dan Sinkronisasi
yang memiliki keterkaitan 6. UU No 20/2013 tentang Pendidikan Kedokteran BAB IV
Kesehatan BAB XIV Penguatan Sistem
dan/atau kebutuhan hukum 7. UU No 18/2014 tentang Kesehatan Jiwa Ketahanan Kesehatan
yang diatur dalam berbagai BAB V Upaya Kesehatan
8. UU No 36/2014 tentang Tenaga Kesehatan
UU; dan BAB XV Partisipasi Masyarakat
9. UU No 38/2014 tentang Keperawatan Fasilitas Pelayanan
BAB VI Pembinaan dan
Mencabut UU yang jenis Kesehatan BAB XVI
10. UU No 6/2018 tentang Kekarantinaan Pengawasan
dan hierarkinya sama, Kesehatan Sumber Daya Manusia
dengan menggabungkannya BAB VII BAB XVII Penyidikan
Kesehatan
11. UU No 4/2019 tentang Kebidanan
ke PUU. BAB
BAB VIII Perbekalan Kesehatan Ketentuan Pidana
XVIII
Ketahanan Kefarmasian BAB XIX Ketentuan Peralihan
BAB IX
dan Alat Kesehatan
Bab XX Ketentuan Penutup

Peraturan
Pelaksanaan RPP = 100, RPERPRES = 2, RKMK = 5
PENYELENGARAAN KESEHATAN

UPAYA KESEHATAN
Mewujudkan derajat Kesehatan yang setinggi-tingginya
bagi masyarakat dalam bentuk Upaya Kesehatan
perseorangan dan Upaya Kesehatan masyarakat. PENGELOLAAN KESEHATAN
1. Upaya Kesehatan Perseorangan:
bersifat promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif, Dilakukan terhadap Upaya Kesehatan dan Sumber Daya
dan/atau paliatif yang berdampak hanya kepada Kesehatan.
individu.
Diselenggarakan oleh:
2. Upaya Kesehatan Masyarakat:
bersifat promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif, Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dan Pemerintah
dan/atau paliatif yang berdampak pada masyarakat. Desa yang dilakukan secara terpadu dan saling mendukung
guna menjamin tercapainya derajat Kesehatan yang
setinggi-tingginya.
SUMBER DAYA KESEHATAN
Mendukung penyelenggaraan Upaya Kesehatan.
Meliputi:
a. Fasilitas Pelayanan Kesehatan; Dilakukan secara:
b. Sumber Daya Manusia Kesehatan; Berjenjang di pusat dan daerah dalam suatu
c. Perbekalan Kesehatan;
d. Sistem Informasi Kesehatan;
e. Teknologi Kesehatan; Sistem Kesehatan Nasional
f. pendanaan Kesehatan; dan
g. sumber daya lain yang diperlukan. 13
HAK DAN KEWAJIBAN #1

Hak dan Kewajiban Setiap Orang KEWAJIBAN:

HAK: Mewujudkan, mempertahankan,


dan meningkatkan derajat
Menentukan sendiri Pelayanan Kesehatan masyarakat yang
Memperoleh kerahasiaan data dan setinggitingginya;
Kesehatan yang diperlukan bagi
informasi Kesehatan pribadinya;
dirinya secara mandiri dan
Menjaga dan meningkatkan
bertanggung jawab; Tidak berlaku dalam hal:
a. pemenuhan permintaan aparat penegak hukum dalam
derajat Kesehatan bagi orang lain
Dikecualikan untuk Pelayanan Kesehatan yang rangka penegakan hukum; yang menjadi tanggung
diperlukan dalam keadaan Gawat Darurat dan/atau b. penanggulangan KLB, Wabah, atau bencana; jawabnya;
penanggulangan KLB atau Wabah. c. kepentingan pendidikan dan penelitian secara terbatas;
d. upaya pelindungan terhadap bahaya ancarnan Menghormati hak orang lain
Menerima atau menolak sebagian keselamatan orang lain secara individual atau
dalam upaya memperoleh
atau seluruh tindakan pertolongan masyarakat;
e. kepentingan pemeliharaan Kesehatan, pengobatan, lingkungan yang sehat;
yang akan diberikan kepadanya
penyembuhan, dan perawatan Pasien;
setelah menerima dan memahami f. permintaan Pasien sendiri; Menerapkan perilaku hidup
informasi mengenai tindakan tersebut g. kepentingan administratif, pembayaran asuransi, atau sehat dan menghormati hak
secara lengkap; jaminan pembiayaan Kesehatan; dan/ atau
h. kepentingan lain yang diatur dalam peraturan
Kesehatan orang lain;
Tidak berlaku pada: perundang-undangan.
a. seseorang yang penyakitnya dapat secara cepat Mematuhi kegiatan
menular kepada masyarakat secara lebih luas; penanggulangan KLB atau
b. penanggulangan KLB atau Wabah; Wabah; dan
c. seseorang yang tidak sadarkan diri atau dalam
keadaan Gawat Darurat; dan Mengikuti program jaminan
d. seseorang yang mengalami gangguan jiwa berat kesehatan dalam sistem jaminan
yang dianggap tidak cakap dalam membuat sosial nasional.
keputusan dan tidak memiliki pendamping serta
dalam keadaan kedaruratan. 14
HAK DAN KEWAJIBAN #2

Hak dan Kewajiban Pasien


KEWAJIBAN:

HAK: Memberikan informasi yang lengkap dan


jujur tentang masalah kesehatannya;
Mendapatkan Pelayanan Kesehatan
Mematuhi nasihat dan petunjuk Tenaga
sesuai dengan kebutuhan medis,
Medis dan Tenaga Kesehatan;
standar profesi, dan pelayanan yang
bermutu; Mematuhi ketentuan yang berlaku pada
Fasilitas Pelayanan Kesehatan; dan
Menolak atau menyetujui tindakan
medis; Memberikan imbalan jasa atas pelayanan
yang diterima.
Dikecualikan untuk tindakan medis yang diperlukan
dalam rangka pencegahan penyakit menular dan
penanggulangan KLB atau Wabah;
Rahasia Kesehatan Pasien
Mendapatkan akses terhadap
informasi yang terdapat di dalam v Tenaga Medis dan Tenaga Kesehatan
rekam medis; dalam melaksanakan Pelayanan
Kesehatan wajib menyimpan rahasia
Kesehatan pribadi Pasien.

v Pembukaan rahasia Kesehatan pribadi


Pasien dapat dilakukan untuk kepentingan
tertentu.

15
HAK DAN KEWAJIBAN #3

Hak dan Kewajiban SDM Kesehatan Hak dan Kewajiban Peserta Didik

HAK: KEWAJIBAN: HAK:


Memperoleh bantuan hukum dalam hal
Mendapatkan pelindungan Memberikan pelayanan kesehatan terjadinya sengketa medik selama mengikuti
hukum sepanjang sesuai dengan standar, dan etika proses pendidikan;
melaksanakan tugas sesuai profesi serta kebutuhan Kesehatan Memperoleh waktu istirahat;
dengan standar dan etika Pasien.
profesi, serta kebutuhan Mendapatkan jaminan kesehatan.
Memperoleh persetujuan dari
Kesehatan Pasien. Mendapat pelindungan dari kekerasan lisik,
Pasien atau keluarganya atas
Mendapatkan pelindungan mental, dan perundungan.
tindakan yang akan diberikan.
atas keselamatan, Kesehatan Mendapat imbalan jasa pelayanan dari
Menjaga rahasia Kesehatan
kerja, dan keamanan. fasyankes sesuai dengan Pelayanan
Pasien. Kesehatan yang dilakukan.
Mendapatkan pelindungan
atas perlakuan yang tidak Dalam menjalankan praktik pada
sesuai dengan harkat dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan KEWAJIBAN:
martabat. WAJIB:
Menjaga keselamatan Pasien;
Dapat menghentikan Pelayanan v Memberikan pertolongan pertama kepada
Kesehatan apabila memperoleh Pasien dalam keadaan Gawat Darurat dan/ Menghormati, melindungi, dan memenuhi
perlakuan yang tidak sesuai atau pada bencana. hak Pasien;
dengan harkat dan martabat, v Tenaga Medis dan Tenaga Kesehatan yang
Menjaga etika profesi dan disiplin praktik
termasuk tindakan kekerasan, memberikan Pelayanan Kesehatan dalam
rangka tindakan penyelamatan nyawa atau Tenaga Medis dan Tenaga Kesehatan; dan
pelecehan, dan perundungan.
pencegahan kedisabilitasan seseorang pada Menjaga etika Fasyankes & mengikuti tata
keadaan Gawat Darurat dan/ atau pada
bencana dikecualikan dari tuntutan ganti tertib yang berlaku di penyelenggara
16
rugi. pendidikan serta fasyankes.
UPAYA KESEHATAN 1. Kesehatan ibu, bayi dan anak, remaja,
dewasa, dan lanjut usia;
14.
15.
Kesehatan lingkungan;
Kesehatan matra;
2. Kesehatan penyandang disabilitas; 16. Kesehatan bencana;
3. Kesehatan reproduksi; 17. pelayanan darah;
4. keluarga berencana; 18. transplantasi organ dan/atau jaringan
5. gizi; tubuh, terapi berbasis sel dan/atau sel
6. Kesehatan gigi dan mulut; punca, serta bedah plastik rekonstruksi
Upaya
24 Kesehatan
7. Kesehatan
pendengaran;
8. Kesehatan jiwa;
penglihatan dan dan estetika;
19. pengamanan dan penggunaan Sediaan
Farmasi, Alat Kesehatan, dan PKRT;
9. penanggulangan penyakit menular 20. pengamanan makanan dan minuman;
dan penanggulangan penyakit tidak 21. pengamanan zat adiktif;
menular; 22. pelayanan kedokteran untuk kepentingan
10. Kesehatan keluarga; hukum;
11. Kesehatan sekolah; 23. Pelayanan Kesehatan tradisional; dan
12. Kesehatan kerja; 24. Upaya Kesehatan lainnya
13. Kesehatan olahraga;

Upaya Kesehatan dalam 1. Pelayanan Kesehatan primer 2. Pelayanan Kesehatan Lanjutan


bentuk pelayanan
diselenggarakan melalui: q Pelayanan Kesehatan yang terdekat q Pelayanan spesialis dan/atau subspesialis yang
dengan masyarakat sebagai kontak mengedepankan pelayanan kuratif, rehabilitatif, dan
pertama Pelayanan Kesehatan. paliatif tanpa mengabaikan promotif dan preventif.
q Diselenggarakan melalui suatu sistem q Diselenggarakan oleh Tenaga Medis dan Tenaga
jejaring Pelayanan Kesehatan yang saling Kesehatan sesuai dengan kompetensi dan
berkoordinasi dan bekerja sama. kewenangan pada Fasilitas Pelayanan Kesehatan
tingkat lanjut.

17
PERBEKALAN KESEHATAN PENGELOLAAN PERBEKALAN KESEHATAN
untuk Pelayanan Kesehatan dilaksanakan dengan memperhatikan keamanan, kemanfaatan/khasiat, mutu,
dan harga.

01 PERENCANAAN: 02 PENYEDIAAN: 03 PENDISTRIBUSIAN:


- Pemerintah Pusat dan Pemerintah - Bertujuan untuk memenuhi - Dilakukan oleh fasilitas pengelolaan
Daerah merencanakan kebutuhan kebutuhan Pelayanan kefarmasian, produsen, atau
Perbekalan Kesehatan. Kesehatan. distributor Perbekalan Kesehatan.
- Mengacu pada norma, standar, - Dapat dilaksanakan melalui - harus dilakukan sesuai dengan
prosedur, dan kriteria yang pengadaan. cara distribusi yang baik.
ditetapkan oleh Pemerintah Pusat. - Pemerintah pusat Menyusun
TANGGUNGJAWAB - Fasilitas pengelolaan kefarmasian,
- Dapat menggunakan teknologi daftar & jenis obat esensial, produsen, atau laporan kegiatan
PEMERINTAH informasi yang terintegrasi dengan serta bertanggungjawab pendistribusian seuai UU.
Sistem Informasi Kesehatan agar tersedia secara merata
Nasional. & terjangkau.
Pemerintah Pusat & Daerah
bertanggung jawab terhadap
ketersediaan, pemerataan, &
keterjangkauan Perbekalan
OBAT:
Kesehatan yg dibutuhkan OBAT DENGAN RESEP OBAT TANPA RESEP OBAT BAHAN ALAM
untuk menyelenggarakan a. Obat keras; a. Obat bebas; dan digolongkan menjadi:
Upaya Kesehatan. b. narkotika; dan b. Obat bebas terbatas. a. jamu;
c. psikotropika. § Selain Obat bebas dan Obat b. obat herbal
bebas terbatas, Obat keras terstandar;
Obat dengan resep
tertentu dapat diserahkan oleh c. fitofarmaka; dan
diserahkan oleh
Dapat membentuk fasilitas apoteker di fasilitas
apoteker tanpa resep.
d. Obat Bahan Alam
§ Obat tanpa resep diperoleh dari
pengelolaan kefarmasian pelayanan kefarmasian
fasilitas pelayanan kefarmasian lainnya.
sesuai UU. atau fasilitas lain
18
KETAHANAN KEFARMASIAN & ALAT KESEHATAN #1

SUMBER SEDIAAN FARMASI & ALAT KESEHATAN


PENELITIAN & PENGEMBANGAN
v Berasal dari alam semesta & sudah terbukti berkhasiat, memenuhi Penelitian & pengembangan Obat Bahan Alam bertujuan untuk:
ketentuan jaminan produk halal sesuai dengan UU, dan arnan a. mewujudkan kemandirian industri farmasi nasional guna mendukung
digunakan dalampencegahan, pengobatan, dan/atau perawatan, ketahanan kefarmasian;
serta pemeliharaan Kesehatan tetap harus dijaga kelestariannya. b. memanfaatkan sumber daya alam & ramuan tradisional secara berkelanjutan
v MASYARAKAT diberi kesempatan yang seluas-luasnya untuk meneliti, dalam peningkatan ilmu pengetahuan & penyelenggaraan Pelayanan
mengembangkan, memproduksi, mengedarkan, meningkatkan, dan Kesehatan;
menggunakan Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan yang dapat c. menjamin pengelolaan potensi alam sehingga mempunyai daya saing yg
dipertanggungiawabkan manfaat dan keamanannya. tinggi sebagai sumber ekonomi masyarakat;
v Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah menjamin pelaksanaan d. menyediakan Obat Bahan Alam untuk memelihara Kesehatan yg terjamin
penelitian dan pengembangan Sediaan Farmasi dan bahan baku mutu, khasiat, & keamanannya serta teruji secara ilmiah & dimanfaatkan
Alat Kesehatan yang berasal dari alam dengan tetap menjaga secara luas untuk pencegahan, pengobatan, perawatan, dan/atau
kelestariannya. pemeliharaan Kesehatan.
e. Untuk menjamin ketahanan nasional, Obat generic intematianal
nonpropietary name yang dipasarkan di Indonesia hanya boleh dibuat oleh
Penelitian, Pengembangan. Pemanfaatan, & Pemerliharaan industri farmasi dalam negeri.

Tanggungjawab Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.


v
Kemandirian Sediaan Farmasi & Alat Kesehatan
v Penelitian dan pengembangan dapat dilakukan oleh industri sediaan
farmasi, industri alat kesehatan, lembaga penelitian, & lembaga pend. q Pemerintah bertanggungjawan terhadap KEMANDIRIAN di bidang sediaan
farmasi & alat kesehatan UNTUK mewujudkan ketahanan sediaan farmasi dan
v Memanfaatkan potensi nasional yang tersedia.
alat kesehatan.
v Dilakukan dengan memperhatikan dan menjaga kelestarian lingkungan q Kemandirian dilakukan melalui pengembangan & penguatan tata kelola
hidup, sumber daya alam, norma agama, dan sosial budaya. rantai pasok dari hulu hingga hilir secara terintegrasi dengan mengutamakan
v Dalam mendorong pemanfaatan sumber daya alam guna penelitian dan penggunaan dan pemenuhan sediaan farmasi & alat kesehatan yg
pengembangan Obat Bahan Alam harus menciptakan iklim usaha yang diproduksi dalam negeri untuk ketahanan & kemajuan kesehatan nasional.
sehat bagi masyarakat dan pelaku usaha. q Dilakukan secara bertahap sesuai dengan prioritas nasional.
19
KETAHANAN KEFARMASIAN & ALAT KESEHATAN #2

Pengembangan dan penguatan tata kelola rantai pasok


Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan: KEMUDAHAN PENYELENGGARAAN

1. Menerbitkan kebijakan, termasuk memberikan insentif pada PEMERINTAH PUSAT & DAERAH MEMBERIKAN KEMUDAHAN DALAM HAL:
pelaku usaha yang berupaya mewujudkan ketahanan Sediaan
v penyelenggaraan hilirisasi penelitian nasional untuk meningkatkan
Farmasi dan Alat Kesehatan;
daya saing industri Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan.
2. Meningkatkan daya saing industri Sediaan Farmasi dan Alat v Pemerintah membangun ekosistem penelitian yang terdiri atas
Kesehatan; infrastruktur penelitian, kemudahan perLinan penelitian dan
3. Memberikan dukungan bagi penguasaan dan pemanfaatan pendukung penelitian, serta sumber daya manusia.
teknologi dan inovasi serta penelitian dan pengembangan v Memberikan kemudahan perizinan penelitian dan pendukung
dalam bidang Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan, termasuk penelitian tanpa mengurangi pelindungan terhadap nilai-nilai
melalui kerja sama luar negeri, yang dilakukan oleh pemerintah penelitian.
dan/atau masyarakat secara multilateral, regional, dan bilateral v Dapat memberikan dukungan bagi institusi dan/ atau masyarakat
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; yang melakukan investasi penelitian kefarmasian dan Alat
Kesehatan.
4. Memproduksi Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan dalam
negeri untuk pemenuhan kebutuhan dalam negeri dan ekspor
serta meningkatkan kegiatan industri/utilisasi kapasitas industri; MITIGASI RESIKO
5. Memastikan penggunaan Bahan Obat dan bahan baku Alat
Kesehatan produksi dalam negeri oleh industri farmasi dan Alat q Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah melakukan mitigasi
risiko terhadap Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Perbekalan
Kesehatan dalam negeri;
Kesehatan lainnya yang diperlukan dalam kondisi darurat,
6. Mengoptimalkan peran akademisi, pelaku usaha, Pemerintah bencana, KLB, atau Wabah.
Pusat, Pemerintah Daerah, dan masyarakat; dan q Dalam rangka melakukan mitigasi risiko Pemerintah Pusat dan
7. Menjamin keberlangsungan rantai pasok melalui lisensi sukarela, Pemerintah Daerah menetapkan kebijakan, standar, sistem dan
tata kelola Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Perbekalan
lisensi wajib, atau pelaksanaan paten oleh pemerintah,
Kesehatan lainnya.
terutama dalam kondisi bencana, KLB, atau Wabah.
20
KEWAJIBAN FASILITAS PELAYANAN:
FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN #1
1. memberikan akses yang luas bagi kebutuhan
pelayanan, pendidikan, penelitian, dan
Menyelenggarakan: Dapat berupa: pengembangan pelayanan di bidang
Pelayanan Kesehatan a. Puskesmas; Kesehatan;
b. klinik pratama; dan 2. menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan
primer.
yang bermutu dan mengutamakan
c. praktik mandiri Tenaga Medis keselamatan Pasien;
Fasilitas Pelayanan atau Tenaga Kesehatan 3. menyelenggarakan rekam medis;
Kesehatan tingkat 4. mengirimkan laporan hasil pelayanan,
pertama Menyelenggarakan: Dapat berupa: pendidikan, penelitian, dan pengembangan
Pelayanan Kesehatan kepada Pemerintah Pusat dengan tembusan
a. Rumah Sakit;
lanjutan yang meliputi kepada Pemerintah Daerah melalui Sistem
Fasilitas Pelayanan b. klinik utama; Informasi Kesehatan;
pelayanan spesialistik
Kesehatan tingkat dan/atau pelayanan c. balai Kesehatan; dan 5. melakukan upaya pemanfaatan hasil
lanjut d. praktik mandiri Tenaga Medis pelayanan, pendidikan, penelitian, dan
subspesialistik.
atau Tenaga Kesehatan. pengembangan di bidang Kesehatan;
6. mengintegrasikan pelayanan, pendidikan,
Fasilitas Pelayanan penelitian, dan pengembangan dalam suatu
Kesehatan Menyelenggarakan: Dapat berdiri sendiri atau dapat sistem sebagai upaya mengatasi
penunjang. Pelayanan Kesehatan bergabung dengan Fasilitas permasalahan Kesehatan di daerah;
yang menunjang Pelayanan Kesehatan tingkat 7. membuat standar prosedur operasional
Pelayanan Kesehatan pertama dan Fasilitas Pelayanan dengan mengacu pada standar Pelayanan
primer dan Pelayanan Kesehatan tingkat lanjut. Kesehatan;
Kesehatan lanjutan. 8. memberikan Pelayanan Kesehatan bagi
seseorang yang berada dalam kondisi Gawat
Darurat untuk mendahulukan penyelamatan
nyawa dan pencegahan kedisabilitasan; dan
Fasyankes berdasarkan Bentuknya: Fasyankes dapat memberikan pelayanan: 9. Pimpinan Fasyankes dilarang
1. Fasyankes Statis 1. Telekesehatan mendayagunakan Tenaga Medis atau Tenaga
2. Fasyankes Berkerak 2. Telemedisin Kesehatan yang tidak memiliki SIP untuk
melakukan praktik pada Fasyankes tersebut.
21
FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN #2
Besaran Tarif
RUMAH SAKIT 01 Penyelenggara Penetapan besaran tarif Rumah Sakit
harus berdasarkan pada pola tarif
Rumah Sakit adalah Fasilitas Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah nasional dan pagu tarif maksimal.
Pelayanan Kesehatan yang ü Dalam memberikan layanan Kesehatan dapat menerapkan
menyelenggarakan Pelayanan pola pengelolaan keuangan badan layanan umum sesuai ü Menteri menetapkan pola tarif
Kesehatan perseorangan secara dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. nasional berdasarkan komponen
paripurna melalui Pelayanan biaya satuan pembiayaan dengan
Kesehatan promotif, preventif, memperhatikan kondisi regional.
Masyarakat
kuratif, rehabilitatif, dan/ atau ü Gubernur menetapkan pagu tarif
paliatif dengan menyediakan ü Harus berbentuk badan hukum yang kegiatan usahanya
maksimal berdasarkan pola tarif
pelayanan rawat inap, rawat hanya bergerak di bidang Pelayanan Kesehatan.
nasional yang berlaku untuk Rumah
jalan, dan Gawat Darurat. ü Dikecualikan bagi Rumah Sakit yang diselenggarakan oleh Sakit di provinsi yang bersangkutan
badan hukum yang bersifat nirlaba.
Menyelenggarakan fungsi
1. Pelayanan Kesehatan perseorangan Struktur Organisasi: Pendapatan Rumah Sakit yang dikelola
Pemerintah Pusat dan Pemerintah
dalam bentuk spesialistik dan/atau Paling sedikit terdiri atas: Daerah digunakan seluruhnya secara
subspesialistik.
langsung untuk biaya operasional
2. Dapat memberikan Pelayanan 1. unsur pimpinan 2. unsur pelayanan medis Rumah Sakit dan tidak dapat dijadikan
Kesehatan dasar. 3. unsur keperawatan sebagai pendapatan negara atau
Dijabat oleh:
3. Dapat menyelenggarakan fungsi a. Tenaga Medis; 4. unsur penunjang medis pendapatan Pemerintah Daerah.
Pendidikan dan penelitian di bidang b. Tenaga Kesehatan; atau dan nonmedis
Kesehatan. 5. unsur pelaksana
c. Tenaga profesional,
4. Harus menyelenggarakan tata kelola yang memiliki kompetensi administratif
Rumah Sakit dan tata kelola klinis manajemen Rumah Sakit 6. unsur operasional.
22
yang baik.
FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN #3 Rumah Sakit dalam menyelenggarakan
fungsi penelitian
Penyelenggaraan:
RUMAH SAKIT 02 ü Dapat membentuk pusat penelitian guna
q Bekerja sama dengan perguruan tinggi pengembangan layanan Kesehatan.
dalam menyelenggarakan pendidikan
Rumah Sakit Pendidikan Harus menyelenggarakan penelitian unggulan dan
program akademik, program vokasi, dan
translasional.
program profesi, termasuk program
spesialis/subspesialis. - Rumah Sakit dapat melaksanakan pelayanan
Rumah Sakit dapat ditetapkan berbasis penelitian melalui inovasi penelitian yang
menjadi Rumah Sakit Pendidikan q Dapat menyelenggarakan program dikembangkan oleh Tenaga Medis dan/ atau
spesialis/subspesialis sebagai Tenaga Kesehatan harus diberi dukungan dan
Fungsi: penyelenggara utama pendidikan dengan kebebasan secara bertanggung jawab.
Sebagai tempat pendidikan, tetap bekerja sama dengan perguruan
penelitian, dan Pelayanan tinggi. ü Dapat bekerja sama dengan institusi atau pihak lain.
Kesehatan secara terpadu dalam Dilakukan berdasarkan izin dari menteri yang
bidang pendidikan Tenaga Medis menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
pendidikan setelah memenuhi persyaratan dan
dan Tenaga Kesehatan serta standar Rumah Sakit pendidikan
pendidikan berkelanjutan secara
multiprofesi. q Dapat dibentuk jejaring Rumah Sakit
pendidikan.
Penyelenggaraan Akreditasi:
Dilaksanakan oleh Penetapan dilakukan oleh Menteri
Menteri Kesehatan dan Menteri Harus memenuhi persyaratan, standar,
yang menyelenggarakan urusan dan akreditasi sesuai dengan perannya
pemerintahan di bidang
Penyusunan persyaratan dan standar dilakukan oleh
pendidikan dengan melibatkan
Menteri Kesehatan dan menteri yang menyelenggarakan
lembaga akreditasi terkait. urusan pemerintahan di bidang pendidikan dengan
23
melibatkan Kolegium
FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN #4

RUMAH SAKIT 03
Hak dan Kewajiban Kewajiban

Hak a. menentukan jumlah, jenis, dan e. menggugat pihak yang


kualifikasi
manusia
sumber
sesuai
klasifikasi Rumah Sakit;
daya
dengan
mengakibatkan kerugian;

f. mendapatkan pelindungan
20 Kewajiban
Rumah Sakit
hukum dalam
b. menerima imbalan jasa melaksanakan Pelayanan Pelanggaran atas
pelayanan serta menentukan Kesehatan; dan kewajiban dikenai
remunerasi, insentif, dan
penghargaan sesuai dengan g. mempromosikan layanan
ketentuan peraturan Kesehatan yang ada di
perundang-undangan; Rumah Sakit sesuai dengan Sanksi Administratif
ketentuan peraturan
c. melakukan kerja sama dengan perundangundangan.
pihak lain dalam Sanksi administratif dapat
berupa:
mengembangkan pelayanan;
a. teguran lisan;
d. menerima bantuan dari pihak b. peringatan tertulis;
lain sesuai dengan ketentuan c. denda administratif;
peraturan perundang- dan/atau
undangan; d. pencabutan izin.

24
FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN #5 Fasilitas Pelayanan Kesehatan
wajib
Melakukan peningkatan mutu
Pelayanan Kesehatan secara:
Peningkatan Mutu
Internal Eksternal
Dilakukan melalui: Dilakukan melalui:
a. pengukuran dan pelaporan a. Registrasi;
PELINDUNGAN HUKUM indikator mutu;
b. Lisensi; dan
b. pelaporan insiden
keselamatan Pasien; dan c. Akreditasi.
c. manajemen risiko. Dilaksanakan dengan berorientasi
pada pemenuhan standar mutu,
pembinaan dan peningkatan
kualitas layanan, serta proses yang
Dalam rangka peningkatan akses dan mutu cepat, terbuka, dan akuntabel.
Pelayanan Kesehatan, Fasilitas Pelayanan
Kesehatan dapat mengembangkan: Penyelenggaraan akreditasi:
a. jejaring pengampuan Pelayanan Kesehatan; oleh Menteri atau lembaga
b.kerja sama 2 (dua) atau lebih Fasilitas penyelenggara akreditasi
Pelayanan Kesehatan; yang ditetapkan oleh
c. pusat unggulan; dan Menteri.
d.Pelayanan Kesehatan terpadu. 25
SERTIFIKASI, REGISTRASI DAN LISENSI TANGGUNGJAWAB MORAL Tenaga Medis
& Tenaga Kesehatan

Tenaga Medis dan Tenaga Kesehatan Bertanggungjawab


Secara MORAL untuk:
v Mengabdikan diri sesuai dengan bidang keilmuan yang dimiliki.
v Bersikap dan berperilaku sesuai dengan ETIKA PROFESI.
v Mengutamakan kepentingan pasien dan masyarakat di atas
kepentingan pribadi atau kelompok.
v Menambah ilmu pengetahuan dan mengikuti perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi

BERPRAKTIK SESUAI KEWENANGAN

v Tenaga medis & tenaga kesehatan dalam menjalankan praktik


harus dilakukan sesuai dengan kewenangan yg didasarkan pada
kompetensi yang dimilik.
v Tenaga Medis & Tenaga Kesehatan yang memiliki lebih dari satu
jenjang pendidikan memiliki kewenangan sesuai dengan lingkup
dan tingkat kompetensi dan kualifikasi tertinggi.
v Dalam keadaan tertentu, Tenaga Medis dan Tenaga Kesehatan
dapat memberikan pelayanan di luar kewenangannya
a. ketiadaan Tenaga Medis dan/atau Tenaga Kesehatan di suatu
Pelanggaran atas Sanksi administratif dapat berupa:
a. teguran lisan; wilayah tempat Tenaga Medis/Tenaga Kesehatan bertugas.
kewajiban dikenai
b. peringatan tertulis; b. kebutuhan program pemerintah;
c. denda administratif; dan/atau
c. penanganan kegawatdaruratan medis;
Sanksi Administratif d. pencabutan izin. 26
d. KLB, Wabah, dan/ atau darurat bencana.
PENDANAAN KESEHATAN #1 PENDANAAN
PEMANTAUAN RUMAH SAKIT
TUJUAN PENDANAAN
§ Mendanai pembangunan § Pemerintah Pusat melakukan pemantauan Dapat bersumber dari
Kesehatan secara pendanaan Kesehatan secara nasional dan regional. penerimaan Rumah Sakit,
berkesinambungan dengan anggaran Pemerintah Pusat,
§ Pengembangan sistem informasi pendanaan
jumlah yang mencukupi, anggaran Pemerintah Daerah,
Kesehatan yang terintegrasi dengan Sistem dan/ atau sumber lain yang
teralokasi secara adil, dan Informasi Kesehatan Nasional.
termanfaatkan secara berhasil sah sesuai dengan ketentuan
guna dan berdaya guna. § Fasyankes, instansi pemerintah, BPJS, BUMN, BUMD, peraturan perundang-
Lembaga swasta dan mitra pembangunan yang undangan.
§ Meningkatkan derajat menjalankan fungsi Kesehatan melaporkan realisasi
Kesehatan masyarakat
setinggi-tingginya. belanja Kesehatan dan hasil capaian setiap tahun
melalui sistem informasi pendanaan Kesehatan.
Unsur:
§ Sumber Pendanaan
1. APBN
2. APBD
3. Sumber lain
§ Alokasi
§ Pemanfaatan
PENDANAAN KESEHATAN #2
Pengaturan Mandatory Spending
Berdasarkan hasil evaluasi dana kesehatan belum digunakan secara efektif, sehingga dibutuhkan satu inovasi yang
Mandatory dilakukan sesuai dengan performance based yaitu Penganggaran Berbasis Kinerja.

Spending Memberikan keleluasaan penganggaran karena pengalokasian berdasarkan kebutuhan berbasis kinerja.

Kelebihan Mandatory Spending Tidak Diatur dalam UU


Dengan tidak dilakukan mandatory spending maka tidak akan ada kekhawatiran, karena terlebih dahulu dibuat
Mandatory spending tidak rencana induk kesehatan sebagai acuan pusat dan daerah dalam menuju transformasi kesehatan yang akan
diatur dalam UU, tidak dilakukan mulai dari transformasi primer hingga transformasi digital.
serta merta membuat Setelah Penyusunan program selesai dilakukan maka tahap selanjutnya adalah dilakukannya penganggaran,
pembiayaan kesehatan sehingga tidak terjadi disparitas alokasi dana di daerah-daerah.
menjadi berkurang namun Rencana induk kesehatan sebagai acuan untuk meghitung anggaran sesuai kebutuhan dan berbasis kinerja.
dana kesehatan akan
digunakan sesuai dengan Kelebihan SISTEM anggaran berbasi kinerja
program yang dibutuhkan.
Berdasarkan Kinerja;
Dihitung sesuai dengan kebutuhan;
Alokasi anggaran di lakukan dengan tepat.

Penganggaran Berbasis Kinerja:


Penganggaran yang memperhatikan keterkaitan antara pendanaan dengan hasil kinerja berupa keluaran (output)
dan hasil (outcome) dari program dan kegiatan yang dilakukan.
Alokasi anggaran disesuaikan dengan kebutuhan prioritas, value for money sehingga menimbulkan efisensi,
efektivitas dan rasionalitas dalam penganggaran.
Dalam perumusan bersarnya alokasi anggaran diperlukan: input, program dan kegiatan, output, dan outcome.
28
PELINDUNGAN HUKUM
Tidak dapat dituntut

Perlindungan Hukum Bagi Rumah Sakit Dalam hal:

Rumah Sakit tidak bertanggung jawab secara hukum apabila


Pasal 191 huruf e dan f Pasien dan/atau keluarganya menolak atau menghentikan
Dasar Perlindungan:
UU No 17/2023 tentang Kesehatan pengobatan yang dapat berakibat kematian Pasien setelah
adanya penjelasan medis yang komprehensif.
Rumah Sakit tidak dapat dituntut dalam melaksanakan tugas
Rumah Sakit mempunyai hak: dalam rangka menyelamatkan nyawa manusia
e. menggugat pihak yang mengakibatkan kerugian.
f. mendapatkan pelindungan hukum dalam
melaksanakan Pelayanan Kesehatan.

29
POTENSI PERMASALAHAN HUKUM
FASILITAS KESEHATAN Potensi Sanksi PIDANA

Potensi Sanksi ADMINISTRATIF


Mempekerjakan Tenaga Medis dan/atau Tenaga
Kesehatan yang tidak mempunyai SIP.
Aparatur pemerintahan desa/kelurahan dan/atau Fasilitas Pimpinan Fasyankes, Tenaga Medis, dan/atau
Pelayanan Kesehatan yang menerima laporan atau yang Tenaga Kesehatan yang tidak memberikan
mengetahui adanya orang sakit atau diduga sakit akibat pertolongan pertama terhadap Pasien yang
penyakit atau masalah Kesehatan yang berpotensi dalam keadaan Gawat Darurat pada Fasyankes.
menimbulkan KLB atau akibat penyakit yang berpotensi
menimbulkan Wabah tidak melaporkan kepada perangkat Memproduksi/mengedarkan Sediaan Farmasi,
daerah yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di alkes yg tidak memenuhi standar.
bidang kesehatan setempat.
Menyebarluaskan bahan yang mengandung
Fasilitas Pelayanan Kesehatan yang tidak memberikan penyebab penyakit dan/atau agen biologi
Pelayanan Kesehatan terhadap orang sakit atau diduga penyebab penyakit dan masalah Kesehatan yang
sakit akibat penyakit atau masalah Kesehatan yang berpotensi menimbulkan KLB dan Wabah.
berpotensi menimbulkan KLB atau akibat penyakit yang
berpotensi menimbulkan Wabah.
a. teguran lisan;
b. peringatan tertulis;
Sanksi Administratif c. denda administratif;
dan/atau
30
d. pencabutan izin.
KETENTUAN Diatur di dalam UU Kesehatan & KUHP
PIDANA Pasal 427
Sanksi Pidana Tidak Diatur dalam KUHP Setiap perempuan yang melakukan aborsi tidak sesuai dengan kriteria
yang dikecualikan dalam pelaksanaan aborsi.
Pasal 428

15
Setiap Orang yang melakukan aborsi tidak sesuai dengan ketentuan
Sanksi dalam pelaksanaan aborsi baik dengan persetujuan ataupun tanpa
Pidana persetujuan,
Pasal 429
Tenaga Medis atau Tenaga Kesehatan yang melakukan tindak pidana
aborsi tidak sesuai dengan ketuan dalam pelaksanaan aborsi.
Dalam Pasal 431
Undang-Undang Kesehatan Setiap Orang yang memperjualbelikan darah manusia dengan alasan
Tidak Diatur dalam KUHP apa pun.
Pasal 432
Setiap Orang yang mengomersialkan atas pelaksanaan transplantasi
organ atau jaringan tubuh.

Berlaku sampai dengan diberlakukannya


UU No 1/2023 tentang KUHP
pada Tahun 2026

31
One Criminal Law Policy
TERIMA KASIH

32

Anda mungkin juga menyukai