Anda di halaman 1dari 63

Disampaikan pada Jaya Institute pada tanggal 19 Oktober 2021

Perlindungan Hukum
bagi Tenaga Kesehatan
Dr. dr. Beni Satria, M.Kes., S.H., M.H
Pengurus ADHKI [ Asosiasi Dosen Hukum Kesehatan Indonesia]
Anggota APDHI [ Asosiasi Professor Doktor Hukum Indonesia]
DPP MHKI [ Masyarakat Hukum Kesehatan Indonesia]
Aspek Hukum Pelayanan
Kesehatan

Malpraktik MEDIK

Perlindungan Hukum

Agenda
Hukum Pembuktian
Diskusi
Aspek HUKUM
PELAYANAN KESEHATAN
Aspek Hukum Pelayanan Kesehatan
Pelayanan kesehatan
Pelayanan kesehatan wajib mendahulukan pertolongan keselamatan
nyawa pasien dibandingkan kepentingan lainnya. Penyelenggaraan
pelayanan kesehatan dilaksanakan secara bertanggungjawab, aman,
bermutu serta merata dan nondiskriminatif, dalam bahasa (peraturan ini)
pemerintah sangat bertanggung jawab atas pelayanan kesehatan, serta
menjamin standar mutu pelayanan kesehatan

HUKUM PERDATA HUKUM PIDANA HUKUM ADMINISTRASI


Hubungan antara pemberi pelayanan Tindakan pelayanan medis potensial untuk Lembaga dan atau orang yang
medis dgn penerima pelayanan medis terjadi adanya perbuatan yang dpt memberikan pelayanan
dlm proses pelayanan medis adalah dikategorikan sbg suatu tindak pidana yang kesehatan harus memenuhi
merupakan relasi medis (Hubungan pada umumnya tanpa ada unsur dolus. Selain persyaratan dan perijinan di
Terapeutik), secara yuridis merupakan itu dlm UU.Kesehatan juga terdapat ketentuan
dalam menjalankan profesinya,
perjanjian hukum (kontrak hukum) yang pidana yg mengatur ttg perbuatan-2 yang
dapat dikategorikan sbg tindak pidana.
persoalan ini adalah merupakan
didasarkan ketentuan psl 1320 KUHPdt.
Selanjutnya dlm KUHP juga mengatur tindak wilayah pengaturan hukum
Dengan demikian apabila ada pihak yang
ingkar janji dan menimbulkan kerugian pidana tertentu yang berhubungan dgn mslh administrasi
pihak lain, maka dpt diselesaikan dgn medis, misalnya masalah, aborsi (psl 346-349
melalui pendekatan/jalur hukum KUHP), euthanasia psl 344-345 KUHP, dll
Aspek Hukum Administrasi
Pada hakikatnya, perangkat izin (formil atau
materiil) menurut hukum administrasi
adalah:

Aktivitas
Mengarahkan aktivitas, artinya pemberian izin
(formil atau materiil) dapat memberi kontribusi
ditegakkannya penerapan standar profesi dan
standar pelayanan yang harus dipenuhi oleh
para dokter dalam pelaksanaan praktiknya.

SELEKSI
Melakukan proses seleksi, yakni penilaian
administratif, serta kemampuan teknis yang
harus dipenuhi oleh setiap dokter dan dokter gigi

Orang yang Berhak

Mencegah bahaya yang mungkin timbul dalam


rangka penyelenggaraan praktik kedokteran,
dan mencegah penyelenggaraan praktik
kedokteran oleh orang yang tidak berhak (yang
bersangkutan tidak memiliki kewenangan
secara formil maupun materiil)
Aspek hukum ADMINISTRATIF

PRAKTIK KEDOKTERAN
• Memberikan perlindungan kepada warga masyarakat
terhadap praktik yang tidak dilakukan oleh orang yang
memiliki kompetensi tertentu (yang bersangkutan tidak
memberikan pelayanan sesuai standar kompetensi)
• Mendistribusikan kelangkaan tenaga dokter yang dikaitkan
dengan kewenangan pemerintah daerah atas pembatasan
tempat praktik dan penataan Surat Izin Praktik (SIP).Izin
diberikan dalam bentuk tertulis, berdasarkan permohonan
tertulis yang diajukan. Lembaga yang berwenang
mengeluarkan izin juga didasarkan pada kemampuan untuk
melakukan penilaian administratif dan teknis kedokteran.

Pengeluaran izin dilandaskan pada asas-asas keterbukaan,


ketertiban, ketelitian, keputusan yang baik, persamaan hak,
kepercayaan, kepatutan dan keadilan. Selanjutnya apabila
syarat-syarat tersebut tidak terpenuhi (lagi) maka izin dapat
ditarik kembali.
Aspek Hukum Perdata dalam Praktik
Kedokteran

HUKUM
Setelah seorang dokter memiliki izin untuk menjalankan praktik, muncullah
’hubungan hukum’ dalam rangka pelaksanaan praktik kedokteran di mana
masing-masing pihak (pasien dan dokter) memiliki otonomi (kebebasan,
hak dan kewajiban) dalam menjalin komunikasi dan interaksi dua arah.

PERDATA Hukum memberikan perlindungan kepada kedua belah pihak melalui


perangkat hukum yang disebut informed consent.

Objek dalam hubungan hukum tersebut adalah ’pelayanan kesehatan


kepada pasien’.
Hubungan antara penyedia jasa medis (health
care provider) dengan pasien (penerima jasa
medis) dalam proses pelayanan medis yang
bersifat paternalistik/kekeluargaan dan atas
dasar kepercayaan.

Hubungan terapeutik memiliki kelemahan


apabila suatu saat dihadapkan konflik antara
penyedia jasa medik (health care provider)
dengan penerima jasa medik (health care
receiver), krn dlm hubungan ini tdk memiliki
nilai kepastian juridis yang menjamin hak
dan kewajiban masing-masing pihak.

H UBUNGAN
TERAPUETIK
Kontrak
Terapeutik
Kesepakatan / Perikatan
Hubungan antara penyedia jasa medis (health
care provider) dengan penerima jasa medis
(health care receiver) dalam proses
pelayanan medis atas dasar kesepakatan atau
perikatan (verbintenis) para pihak tersebut.

Hubungan ini terkesan formal akan tetapi


memiliki kekuatan mengikat dan bernilai
kepastian hukum, shg apabila terjadi konflik
antara para pihak akan lebih mudah
penyelesaiannya dan lebih terlindungi hak dan
kewajibannya masing-masing pihak
Hubungan Terapeutik
. Pada umumnya perikatan dalam hubungan
pelayanan medik (kontrak terapeutik) itu
termasuk jenis perikatan (inspaning
verbintenis), dimana penyedia pelayanan
medik hanya dituntut untuk memberikan
prestasi berupa upaya medik yang layak
berdasarkan standar profesi medik serta
teori medik yg telah teruji kebenarannya,

INSPANNING VERBINTENNIS RESULTAAT VERBINTENIS

Apabila sblmnya ditentukan secara khusus


(dalam bentuk special agreement) bahwa
pemberi layanan medik akan memberikan
prestasinya berupa hasil tertentu seperti
yang diinginkan pasien maka yang akan
berlaku adalah perikatan jenis (resultaat
verbintenis). Dalam hal ini pemberi layanan
medik dapat digugat jika hasil yang
diperjanjikan itu tidak dipenuhi.
The Universal Declaration of
Aspek Hukum Human Right (1948) The Unite
Nations International
hubungan Dokter Convenant on Civil and Political
Right (1966)
- Pasien
Dasar Hukum hubungan
Dokter - Pasien
§ Hak menentukan nasib sendiri (the
right to self determination)
§ Hak atas informasi (the right to
information)

Vertikal (Paternalistik)
• Peranan dokter lebih
penting Dua Subjek Hukum
• Pembatasan otonomi Horizontal (Kontraktual) • Hubungan Terapeutik
pasien Kedudukan sejajar • Hubungan Hukum
- Tidak menjanjikan sesuatu
- Upaya dokter berdasar ilmu
pengetahuan dan pengalamannya
Aspek Hukum
Hubungan Dokter - Pasien
| Azas – azas hubungan Terapeutik |

Azas Konsensual

Dokter dan pasien sama-sama menyatakan persetujuan (eksplisit, implisit)

Azas Iktikad Baik Azas Bebas

• Utmost of Good faith Bebas menentukan yang


• Paling utama dalam menjadi hak dan kewajiban
hubungan kontraktual masing-masing

Azas tdk Melanggar Hukum Azas Kepatutan & Kebiasaan


Pasien meminta aborsi tanpa Pasien memutuskan
indikasi medis dan dokter hubungan secara sepihak
setuju. Dokter tidak dapat karena kehilangan
digugat bila timbul kerugian kepercayaan dibenarkan.
Aspek hukum hub Dokter - Pasien
| Akibat TINDAKAN MEDIK |

Akibat Negatif Akibat Negatif


Akibat Positif
( Kesalahan Dokter/Nakes) (Bukan Kesalahan Dokter/Nakes)

Mencapai tujuan yang • Kesengajaan (delicta • Tingkat penyakit yang sudah


diharapkan dan pasien pulang commissionis) → abortus berat (terlambat berobat).
dalam keadaan sembuh. tanpa indikasi medis atau • Reaksi berlebihan pada tubuh
surat keterangan sakit yang pasien, contoh: syok
tidak benar. anafilaktik.
• Kelalaian (delicta ommissionis) • Ketidakterusterangan pasien
→ terbanyak. mengenai penyakitnya.
• Ketidaktaatan pasien
terhadap nasihat dokter
Aspek hukum hubungan
Dokter - Pasien
Tanggungjawab Dokter ( Leenen );
1. Informed Consent (Persetujuan Tindakan Medis)
2. Standar Profesi Medis (SPM ) – lege artis
a. Bekerja secara teliti
b. Sesuai ukuran medis
c. Sesuai kemampuan rata-rata dibanding dokter dari kategori keahlian medis yang
sama
d. Dalam situasi yang sebanding
Aspek Hukum
Hubungan
Dokter Pasien
Contoh ;
Pihak A Mencabut Kuku/Mencabut Gigi dengan Tang kepada Pihak B
>> “PENGANIAYAAN” (Pasal 351 kuhp)

Dinyatakan “Tidak Bersalah”, apabila;

1. Pihak B; orang yang dilukai memberikan persetujuan


2. Tindakan yang dilakukan Pihak A berdasarkan indikasi
Medis tertentu
3. Tindakan dilakukan melalui kaidah ilmu kedokteran.
MALPRAKTIK
BIDANG KESEHATAN
Pengaduan Layanan RS
melalui Media Cetak tahun 2010 (YLKI)

Permasalahan Jumlah

Informasi/pelayanan 9

Pembayaran administrasi 2

Sarana/prasarana 1

Tidak memenuhi SOP 5

Dokter tidak professional 4

Kenyamanan/keamanan 5

_____. (2011). Mengadukan Layanan Kesehatan – Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia. Retrieved December 7, 2018, from
https://ylki.or.id/2011/09/mengadukan-layanan-kesehatan/
Malpraktik Medik (black’s law dictionary)

01 02 03 04
Adanya Hubungan dokter - Kehati – hatian Standar Kerugian yang dapat Hubungan kausal antara
pasien yang dapat dipakai dalam dituntut ganti rugi pelanggaran kehati-hatian
pelanggarannya. dan kerugian yang diderita
Coughlin's Dictionary of Law World Medical Association (1992)
“Medical malpractice involves the physician's failure to
“Malpractice is professional misconduct on the part conform to the standard of care for treatment of the
of a professional person, such as physician, engineer, patient's condition, or lack of skill, or negligence in providing
lawyer, accountant, dentist, veterinarian. care to the patient, which is the direct cause of an injury to
Malpractice may be the result of ignorance, neglect, the patient''.
or lack of skill or fidelity in the performance of
professional duties; intentional wrong doing or illegal
or unethical practice.”.
Ikatan Dokter Indonesia (IDI)
§ Melanggar prosedur standar atau tidak melakukan
informed consent.
§ Melanggar KETENTUAN perundang-undangan.

MALPRAKTIK MEDIK
KELALAIAN
PELAYANAN KESEHATAN
Kelalaian MEDIK

… yang
melakukan
Kelalaian
BERAT…

Pasal 84
UU No 36/2014 TENAKES
1) Setiap Tenaga Kesehatan yang melakukan kelalaian berat
yang mengakibatkan penerima pelayanan Kesehatan luka
berat dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga)
tahun
2) Jika kelalaian berat sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
mengakibatkan Kematian, setiap tenaga Kesehatan dipidana
dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun.
.
Kelalaian MEDIK
Yrisprudenscei keputusan
Medical Negligence Pengadilan Boston (1979)
Kegagalan melakukan pelayanan yang “Negligence is the lack of ordinary care. It
adekuat oleh dokter, rumah sakit, atau is a failure to do what a reasonable
penyedia leyanan kesehatan lainnya. careful and prudent person would done on
the occasion in question”.

Medical Injury Compensation


reform act
De minimus not curat lex, the law “Professional negligence is a negligence
does not concern it self with act or omission to act by a healthcare
trifles provider in the rendering of professional
services, which is the proximate cause of
Selama akibat dari kelalaian ini tidak personal injury or wrongful death,
membawa kerugian atau mencederai provided that the service are within the
orang lain, tidak ada akibat hukum yang scope of service for which the provider is
dibebankan kepada orang tersebut. licensed and which are not within any
restriction imposed by the licensing agency
or licensed hospital”.
.
Istilah Kelalaian MEDIK
Malfeasense Malpractice
Apabila seseorang melakukan suatu Kelalaian atau tidak berhati-hati dari seorang
tindakan yang bertentangan dengan hukum yang memegang suatu profesi, dalam
atau melakukan perbuatan yang tidak patut menjalankan kewajibannya (negligence or
(execution of an unlawful or improper act). carelessness of professional person).

Misfeasance Maltreatment
Pelaksanaan suatu tindakan tidak Cara penanganan sembarangan, misalnya
secara benar (the improper suatu operasi yang dilakukan tidak secera
performance of an act). benar atau terampil (improper or unskillful
treatement).

Nonfeasance Criminal Negligence


Tidak melakukan suatu tindakan yang Sifat acuh, dengan sengaja atau sikap yang tidak
sebenarnya ada kewajiban untuk melakukan peduli terhadap keselamatan orang lain, walaupun ia
(the failure to act when there is a duty to act). mengetahui bahwa tindakannya itu bisa
mengakibatkan cedera/merugikan kepada orang lain.
Kelalaian MEDIK
▌Klasifikasi menurut Hukum Pidana ▌

Perbuatannya sendiri sudah merupakan


suatu peristiwa pidana, sehingga untuk
dipidananya pelaku tidak perlu melihat
akibat yang timbul dari perbuatan
tersebut (Pasal 205 KUHP).

Kealpaan PERBUATAN Kealpaan AKIBAT

Akibat yang timbul merupakan suatu


peristiwa pidana bila akibat dari kealpaan
tersebut merupakan akibat yang dilarang
oleh hukum pidana, misalnya terjadinya
cacat atau kematian sebagai akibat yang
timbul dari suatu perbuatan (Pasal 84 UU
Tenaga Kesehatan)
Ketidakpuasan terhadap Pelayanan à
Tuntutan Terhadap Dokter
( “ Sengketa Medik” ).

Informed consent
• Informasi & alternatif tidak lengkap
• Informasi tidak diberikan sebelum
Tindakan medik risiko tinggi dilakukan
• Cara penyampaian tidak memuaskan
• Pasien tidak diberi kesempatan
memilih alternatif tindakan medik
• Tidak disampaikan langsung oleh
dokter

KELALAIAN
MEDIK
Faktor penyebab (C.
JONGKERS NASUTION (2005)
Berkhouwer dan L.D.
Vorstman).
• Bertentangan dengan
hukum • Pelaku berbuat lain dari
Kurangnya pengetahuan, apa yang seharusnya
kurangnya pengalaman dan (wederrechtelijkheid)
kurangnya pengertian • Akibat perbuatan bisa diperbuat menurut
dibayangkan hukum tertulis maupun
(voorzeinbaarheid) tidak tertulis.
• Akibat perbuatan • Pelaku telah berlaku
sebenarnya bisa dihindari kurang hati-hati,
(vermijdbaarheid) ceroboh, dan kurang
• Perbuatan dapat berpikir panjang.
dipersalahkan kepadanya • Perbuatan pelaku itu
(verwijtbaarheid), karena dapat dicela, oleh
sebenarnya pelaku sudah karenanya pelaku harus
dapat membayangkan
bertanggungjawab atas
dan dapat
menghindarinya.
akibat perbuatan
tersebut.

Unsur Kelalaian MEDIK


Kelalaian MEDIK

Pedoman Menentukan
KELALAIAN MEDIK (Picard, 1984)

1. Pendidikan, pengalaman, dan


kualifikasi-kualifikasi lain yang
berlaku untuk tenaga Kesehatan
2. Tingkat resiko dalam prosedur
penyembuhan / perawatan
3. Suasana, peralatan, fasilitas, dan
sumber – sumber lain yang tersedia
bagi tenaga kesehatan.

Kelalaian MEDIK
Kelalaian vs Resiko Medis
KELALAIAN MEDIK RESIKO MEDIK

o Bertentangan dengan etika, § Tidak terduga, tidak disengaja.


moral dan disiplin. § Tidak ada unsur kesalahan.
o Bertentangan dengan hukum. § Sesuai dengan standar dan etika
o Bertentangan dengan standar profesi.
§ Tidak dapat dipersalahkan,
profesi medik.
dicegah, dan diduga sebelumnya.
o Kekurangan ilmu pengetahuan § Dokter sudah berhati-hati,
atau tertinggal ilmu di dalam bersungguh-sungguh dengan
profesinya yang sudah berlaku menggunakan segala ilmunya,
umum di kalangan tersebut. keterampilan dan pengalaman
o Menelantarkan, kelalaian, yang dimilikinya.
kurang hati-hati, acuh, kurang § Meminimalisasi risiko yang
peduli terhadap keselamatan mungkin terjadi.
pasien, kesalahan menyolok. § Melakukan terapi awal terhadap
kelaianan yang ditemukan atau
berkonsultasi dengan ahli
J. Guwandi (2005) spesialis.
PERLINDUNGAN
H.U.K.U.M
Hak atas
Perlindungan Hukum

Medical Error or
Medical Risk?

Apa itu MALPRAKTEK?

Pasal 28D UUD 1945


(1) Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan
dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama
dihadapan hukum

(2) Setiap irang berhak untuk bekerja serta mendapat imbalan


dan perlakuan yang adil dan layak dalam hubungan kerja
Hak
Perlindungan
& Rasa Aman
Pasal 28 G ayat 1 UUD 1945 :

“Setiap orang berhak atas


Perlindungan Diri Pribadi,
Keluarga, Kehormatan,
Martabat dan harta Benda
yang dibawah
kekuasaannya serta berhak
atas Rasa Aman dan
Perlindungan dari
Ancaman Ketakutan untuk
berbuat atau tidak berbuat
sesuatu yang merupakan
hak asasi”
Pengertian Prrlindungan Hukum

Pengertian
Perlindungan
Hukum

Perlindungan HUKUM
ALLPPT Layout
Clean Text Slide for • Menurut Satjipto Raharjo : Perlindungan Hukum adalah memberikan
pengayoman kepada hak asasi manusia yang dirugikan orang lain dan
your Presentation perlindungan tersebut diberikan kepada masyarakat agar mereka dapat
menikmati semua hak-hak yang diberikan oleh hukum.
• Menurut Philipus M. Hadjon : Perlindungan Hukum adalah perlindungan
akan harkat dan martabat, serta pengakuan terhadap hak-hak asasi
manusia yang dimiliki oleh subyek hukum berdasarkan ketentuan hukum
dari kesewenangan.
Mengapa harus ada PERLINDUNGAN
HUKUM ?

PERLINDUNGAN Perlindungan hukum yang diberikan bagi rakyat


Indonesia merupakan implementasi atas prinsip

HUKUM
pengakuan dan perlindungan terhadap harkat dan
martabat manusia yang bersumber pada
Pancasila dan prinsip Negara Hukum yang
berdasarkan Pancasila.
Perlindungan hukum adalah suatu perlindungan
yang diberikan kepada subyek hukum sesuai dengan
aturan hukum, baik itu yang bersifat preventif
(pencegahan) maupun dalam bentuk yang bersifat
represif (pemaksaan), baik yang secara tertulis
maupun tidak tertulis dalam rangka menegakkan
peraturan hukum.
Jenis Pelindungan HUKUM
Perlindungan Hukum
PREVENTIF
Pada perlindungan hukum preventif ini, subyek hukum diberikan
kesempatan untuk mengajukan keberatan atau pendapatnya sebelum
suatu keputusan pemerintah mendapat bentuk yang definitif.
Tujuannya adalah mencegah terjadinya sengketa.

Contoh pihak kepolisian berkoordinasi dengan pihak sekolah untuk


melakukan sosialisasi bahaya narkoba.

REPRESIF
Perlindungan hukum yang represif bertujuan untuk menyelesaikan
sengketa. Contoh jika terjadi tawuran antarsekolah dan ada korban
jiwa atau terluka atau beberapa pihak dirugikan secara materi atau
nonmateri, maka pihak berwajib akan menyelidiki dan menyelesaikan
permasalahan ini sesuai jalur hukum yang ada.
Perlindungan Hukum
Pasal 83 UU No 36 tahun 2014 tentang Kesehatan
“Pemerintah menjamin PERLINDUNGAN HUKUM bagi setiap orang yang
memberikan pelayanan Kesehatan pada bencana ditujukan untuk
penyelamatan nyawa, pencegahan kecacatan lebih lanjut, dan kepentingan
terbaik bagi pasien”.

Pasal 3 UU 44/2009 Pasal 6 Pasal 34 UU 36/2014


Pengaturan Pemerintah dan KTKI dibentuk untuk
penyelenggaraan Pemerintah Daerah meningkatkan mutu
Rumah Sakit bertanggungjawab Praktik Tenaga
bertujuan : untuk : (d) Kesehatan serta
Memberikan memberikan untuk memberikan
Perlindungan perlindungan kepada PERLINDUNGAN
terhadap Rumah Sakit agar DAN KEPASTIAN
keselamatan pasien, dapat memberikan HUKUM kepada
masyarakat, pelayanan Tenaga Kesehatan
lingkungan rumah Kesehatan secara dan Masyarakat
sakit dan SDM di professional dan
rumah sakit bertanggungjawab.
Hak Perlindungan Hukum
Pasal 34 UU No 36/2014
KTKI dibentuk untuk meningkatkan mutu Praktik
Tenaga Kesehatan serta untuk memberikan
PERLINDUNGAN DAN KEPASTIAN HUKUM
kepada Tenaga Kesehatan dan Masyarakat.
01

Pasal 57 UU No 36/2014 Pasal 30 UU No 44 tahun 2009


Memperoleh PERLINDUNGAN HUKUM
sepanjang melaksanakan Tugas Sesuai dengan 02 04 Setiap Rumah Sakit berhak mendapatkan
PERLINDUNGAN HUKUM dalam
STANDAR PROFESI, STANDAR PELAYANAN melaksanakan pelayanan kesehatan,
PROFESI, STANDAR PROSEDUR menerima bantuan dari pihak lain sesuai dengan
OPERASIONAL. ketentuan perundang-undangan

Pasal 75 UU No 36/2014 03
Tenaga Kesehatan dalam menjalankan Praktik
berhak mendapatkan perlindungan hukum
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang -
undangan
Perlindungan HUKUM Tenakes
DOKTER / DOKTER GIGI TENAGA KESEHATAN PERAWAT BIDAN

ps 50 UU No 29/2004 ps 57 UU No 36/2014 ps 36(a) UU No 38/2014 ps 60 UU No 4/2019


Memperoleh Memperoleh Memperoleh Memperoleh
PERLINDUNGAN PERLINDUNGAN HUKUM PERLINDUNGAN HUKUM PERLINDUNGAN HUKUM
HUKUM sepanjang sepanjang melaksanakan sepanjang melaksanakan sepanjang melaksanakan
melaksanakan tugas Tugas Sesuai dengan tugas sesuai STANDAR tugas sesuai dengan
sesuai dengan standar STANDAR PROFESI, PELAYANAN, STANDAR Kompetensi, Kewenangan,
profesi dan standar STANDAR PELAYANAN PROFESI, STANDAR dan mematuhi kode etik,
prosedur operasional; PROFESI, STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL, standar profesi, standar
PROSEDUR OPERASIONAL dan KETENTUAN pelayanan profesi dan standar
PERATURAN PERUNDANG- prosedur operasional
UNDANGAN
Regulasi& Standarisasi
Globalisasi & Desentralisasi (Pemerintah & Profesi)

Pendidikan

Profesi Ijazah (Sekolah)


Dr/Spesialis
1. Standar Etik Sertifikat (Profesi)
2. Standar
Pendidikan Registrasi Majelis
Profesi KompetensiàKewenangan Kehormatan
Disiplin
Litbang Iptek Lisensi (Izin Praktek)
(Pemerintah Daerah & Profesi)
3. Standar Performance
4. Standar Praktek Dokter
Pelayanan Masalah Disiplin
Medik
Masyarakat Masalah Etik

Masalah Hukum
MALPRAKTIK
“SENGKETA MEDIK”
Pembuktian kelalaian dokter untuk
Tidak melakukan apa yang menurut penggantian kerugian:
kesepakatannya wajib dilakukan atau § adanya kewajiban dokter

HUKUM melakukan apa yang menurut


kesepakatannya dilakukan tetapi terlambat
terhadap pasien
§ dokter melanggar SPM yang
lazim digunakan
PERDATA atau tidak sempurna melakukan atau
melakukan apa yang menurut
§ pasien menderita kerugian
yang dapat dimintakan ganti
kesepakatannya tidak dilakukan. rugi
Pertanggungjawaban individu atau korporasi § kerugian disebabkan oleh
tindakan di bawah standar

Pasal 1365 KUHPer


Tiap Perbuatan yang melanggar Hukum dan
membawa kerugian kpd org lain mewajibkan org yg
menimbulkan kerugian itu karena kesalahannya untuk
menggantikan kerugian tersebut
Kriteria dan unsur Malpraktik Medis
01 Duty of care 02 Breach of duty 03 Causation 04 Damage
ada tidaknya pelanggaran
kelayakan tindakan
pelayanan yang
kewajiban (the breach of
the duty) merupakan
adanya
diberikan dokter
(duty of due care)
penyebab dari kerugian /
akibat
06 4D
(causation)
ganti rugi
4D= (damages).
1. Duty
2. Dereliction
(breach) of that 05 UNSUR
duty.
3. Damaged. Unsur
4. Direct causal Malpraktik
relationship. Medik
Perlindungan HUKUM Tenakes
DOKTER / DOKTER GIGI TENAGA KESEHATAN PERAWAT BIDAN

ps 50 UU No 29/2004 ps 57 UU No 36/2014 ps 36(a) UU No 38/2014 ps 60 UU No 4/2019


Memperoleh Memperoleh Memperoleh Memperoleh
PERLINDUNGAN PERLINDUNGAN HUKUM PERLINDUNGAN HUKUM PERLINDUNGAN HUKUM
HUKUM sepanjang sepanjang melaksanakan sepanjang melaksanakan sepanjang melaksanakan
melaksanakan tugas Tugas Sesuai dengan tugas sesuai STANDAR tugas sesuai dengan
sesuai dengan standar STANDAR PROFESI, PELAYANAN, STANDAR Kompetensi, Kewenangan,
profesi dan standar STANDAR PELAYANAN PROFESI, STANDAR dan mematuhi kode etik,
prosedur operasional; PROFESI, STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL, standar profesi, standar
PROSEDUR OPERASIONAL dan KETENTUAN pelayanan profesi dan standar
PERATURAN PERUNDANG- prosedur operasional
UNDANGAN
Standar Profesi (Leneen)

Teliti dan hati - hati Kompetensi


Bertindak teliti dan hati-hati Kemampuan rata-rata dibanding
(culpa) kategori keahlian medik yang
sama
Keahlian
Kemampuan rata-rata dibanding
kategori keahlian medik yang
sama

Ilmu Kedokteran Sarana Prasarana


Sesuai ukuran ilmu medik. Sarana upaya yang sebanding
atau proporsional dengan tujuan
konkrit tindakan atau perbuatan
tersebut.
Standar Profesi
Standar Profesi
standar profesi adalah batasan kemampuan
(knowledge, skill and professional attitude) minimal
yang harus dikuasai oleh seorang individu untuk
dapat melakukan kegiatan profesionalnya pada
masyarakat secara mandiri yang dibuat oleh
organisasi profesi.

Standar Prosedur Operasional


standar prosedur operasional adalah suatu
perangkat instruksi/langkah-langkah yang
dibakukan untuk menyelesaikan suatu proses kerja
rutin tertentu. Standar prosedur operasional
Standar Profesi memberikan langkah yang benar dan terbaik
berdasarkan konsensus bersama untuk
melaksanakan berbagai kegiatan dan fungsi
pelayanan yang dibuat oleh sarana pelayanan
kesehatan berdasarkan standar profesi.

Standar Pelayanan Profesi


Standar Pelayanan Profesi adalah pedoman yang
diikuti oleh Tenaga Kesehatan dalam melakukan
pelayanan kesehatan.
“Tiada “
Pertanggungjawaban
Tanpa Kesalahan”
Orang tidak mungkin dipertanggungjawabkan


(dijatuhi hukuman) kalau dia tidak melakukan
perbuatan (melawan hukum) - Moeljatno

Azas Pertanggungjawaban
Tindak PIDANA
Menurut Bambang Poernomo
Perbuatan yang dilakukan oleh seseorang dengan melakukan suatu
kejahatan atau pelanggaran pidana yang merugikan kepentingan orang
lain atau merugikan kepentingan umum.

Menurut Jonkers
Tindak pidana adalah suatu kelakuan yang melawan hukum yang
dilakukan dengan sengaja atau alpa oleh orang dan dapat
dipertanggungjawabkan.

Perbuatan pidana
Perbuatan pidana adalah perbuatan seseorang atau sekelompok orang
yang menimbulkan peristiwa pidana atau perbuatan melanggar hukum
pidana dan diancam dengan hukuman.

Peristiwa pidana
Peristiwa pidana adalah suatu kejadian yang mengandung unsurunsur
perbuatan yang dilarang oleh undang-undang, sehingga siapa yang
menimbulkan peristiwa itu dapat dikenai sanksi pidana (hukuman).
Unsur unsur Peristiwa PIDANA
Perbuatan manusia (handeling)

Perbuatan manusia itu harus melawan


hukum (wederrechtelijk);

Perbuatan itu diancam dengan pidana


(Strafbaar gesteld) oleh Undang-Undang

Harus dilakukan oleh seseorang yang


mampu bertanggung jawab
(Toerekeningsvatbaar person);

Perbuatan itu harus terjadi karena kesalahan


(Schuld) si pembuat
Peristiwa PIDANA
Suatu peristiwa agar dapat dikatakan sebagai suatu peristiwa pidana
harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

1. Adanya PERBUATAN
Harus ada suatu perbuatan, yaitu suatu
kegiatan yang dilakukan oleh seseorang
atau sekelompok orang; 01

2. Pelaku dapat dipertanggungjawabkan 4. Adanya Ancaman/Kerugian


Perbuatan harus sesuai sebagaimana 02 04 Harus ada ancaman hukumannya.
yang dirumuskan dalam undang-undang. Dengan kata lain, ketentuan hukum yang
Pelakunya harus telah melakukan suatu dilanggar itu dicantumkan sanksinya.
kesalahan dan harus
mempertanggungjawabkan perbuatannya;

03
3. Adanya KESALAHAN
Harus ada kesalahan yang dapat
dipertanggungjawabkan. Jadi perbuatan
itu memang dapat dibuktikan sebagai
suatu perbuatan yang melanggar
ketentuan hukum.
Tanggung jawab Tenaga Medis
Pasal 84 UU Tenaga Kesehatan 36/2014
1) Setiap Tenaga Kesehatan yang melakukan kelalaian
berat yang mengakibatkan penerima pelayanan Tiap Perbuatan yang melanggar Hukum dan
Kesehatan luka berat dipidana dengan pidana penjara membawa kerugian kpd org lain mewajibkan org yg
paling lama 3 (tiga) tahun menimbulkan kerugian itu karena kesalahannya untuk
2) Jika kelalaian berat sebagaimana dimaksud pada ayat menggantikan kerugian tersebut. (1365 Kuh Perdata)
(1) mengakibatkan Kematian, setiap tenaga Kesehatan
Setiap orang bertanggungjawab bukan hanya atas kerugian
dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima)
yang disebabkan perbuatan2 melainkan juga atas kerugian
tahun.
yang disebabkan kelalaian atau kesembronoannya (1366
KUH Perdata)
“Seseorang tidak hanya bertanggungjawab atas kerugian yang
disebabkan perbuatannya sendiri, melainkan juga atas kerugian yang
disebabkan perbuatan2 orang2 yang menjadi tanggungjawabnya

Tanggungjawab atau disebabkan barang2 yang berada dibawah pengawasannya”


(1367 KUHPerdata)
HUKUM atas perbuatan Setiap dokter atau drg yang dgn sengaja melakukan praktik kedokteran tanpa
STR dipidana dgn Pidana Denda 100 juta rupiah. ( ps 75 UUPK 29/2004)

Setiap dokter atau drg yang dgn sengaja melakukan prkaktik kedokteran tanpa
SIP dipidan dengan Pidana Denda 100 juta rupiah. (ps 76 UUPK 29/2004)

Dipidana denda paling banyak 50 juta rupiah bagi Setiap dokter atau drg yang dgn sengaja; tidak
memasang papan nama, tidak membuat rekam medis, tdk memberikan pelayanan medis sesuai dgn
standar profesi dan SPO serta kebutuhan pasien, tidak merujuk ke dokter /drg lain yang punya
keahlian/kemampuan apabila tdk mampu, tdk merahasiakan yang diketahui ttg pasien, tdk melakukan
pertolongan darurat kecualii apabila ada org yang mampu, tdk menambah ilmu pengetahuan dan tdk
mengikuti perkembangan ilmu kedokteran atau kedokteran gigi. (ps 79 UUPK 29/2004)
Tanggungjawab
H U K U M
RUMAH SAKIT

Pasal 46 UURS 44/2009

“Rumah Sakit bertanggungjawab secara hukum semua


kerugian yang ditimbulkan atas kelalaian yang dilakukan oleh
Tenaga Kesehatan di Rumah Sakit”

Pasal 1367 KUHPerdata

“Seseorang tidak hanya bertanggungjawab atas kerugian


yang disebabkan perbuatannya sendiri, melainkan juga atas
kerugian yang disebabkan perbuatan2 orang2 yang
menjadi tanggungjawabnya atau disebabkan barang2 yang
berada dibawah pengawasannya”

Pasal 80 UUPK 29/2004

“Setiap Orang yang Sengaja Mempekerjakan Dokter atau


dokter Gigi sebagaimana dimaksud pada pasal 42 dipidana
dengan Pidana Penjara 10 Tahun atau Denda Paling Banyak
300 juta rupiah”
Tanggungjawab RUMAH SAKIT
Rumah Sakit wajib melindungi dan memberikan bantuan hukum bagi semua petugas
Rumah sakit dalam melaksanakan tugas, dilaksanakan dengan;

03. Memberikan Advokasi


Hukum
02. Memfasilitasi Proses 04. Memberikan
Mediasi dan Proses Pendampingan dalam
Peradilan. penyelesaian sengketa medik.

01. Memberikan Konsultasi 05. Mengalokasikan


Hukum anggaran untuk pendanaan
proses hukum dan ganti rugi.
Sumber : Pasal 53 PP Nomor 47 Tahun 2021
Tanggungjawab Rumah Sakit
Pasal 43 UU No 44 Tahun 2009
(1) Rumah Sakit Wajib menerapkan standar keselamatan pasien.
(2) Standar keselamatan pasien sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan melalui pelaporan insiden, menganalisa, dan menetapkan
pemecahan masalah dalam rangka menurunkan angka kejadian yang tidak
diharapkan
Pasal 29
UURS 44/2009 Pasal 46 UU No 44 Tahun 2009,
Rumah Sakit bertanggung jawab secara hukum terhadap semua kerugian
yang ditimbulkan atas kelalaian yang dilakukan oleh tenaga kesehatan di
Rumah Sakit. (penjelasan; cukup jelas)

Pasal 56 UU No 44 Tahun 2009,


Dewan Pengawas Rumah Sakit mengawasi pelaksanaan kendali mutu dan
kendali biaya.

Pasal 53 PP No 47 Tahun 2021


Rumah Sakit wajib melindungi dan memberikan bantuan hukum bagi semua
petugas Rumah sakit dalam melaksanakan tugas, dilaksanakan dengan;
1. Memberikan Konsultasi Hukum
2. Memfasilitasi Proses Mediasi dan Proses Peradilan
3. Memberikan Advokasi Hukum
4. Memberikan Pendampingan dalam penyelesaian sengketa medik
5. Mengalokasikan anggaran untuk pendanaan proses hukum dan ganti rugi
PEMBUKTIAN
“SENGKETA MEDIK”
Perbuatan Pidana Biasa Perbuatan Pidana Medik
pembuktian : akibatnya pembuktian : kausanya

§ Pasal 183 KUHP:


183 Larangan hakim menjatuhkan hukuman kecuali
didasarkan sekurang-kurangnya dua alat bukti yang sah
§ Kasus tidak melanggar kode etik → masalah selesai
§ Melanggar kode etik → diberikan peringatan
§ Melanggar hukum → diserahkan ke pengadilan hukum
pidana

PEMBUKTIAN
Beban Pembuktian Malpraktik Medik
Pasal 66 KUHAP
tersangka / terdakwa tidak dibebani
kewajiban pembuktian
01

Jaksa Penuntut Umum Presumption od innocence


Beban pembuktian biasa oleh Jaksa
Penuntut Umum
02 04 Asas praduga tak bersalah (presumption of
innocence), seseorang yang diadili dianggap tidak
bersalah sampai kesalahannya dapat dibuktikan di
depan hakim.

Kesulitan / Kendala / Permasalahan; 03


a. dibutuhkan pembuktian teknis
b. dibutuhkan saksi ahli (dari profesi
kedokteran)
PASAL 183 KUHP
pembuktian berganda (peraturan undang-undang dan
keyakinan hakim)..

PEMBUKTIAN NEGATIF
Pembuktian negatif (negatief wettelijke bewijstheori)

ALAT BUKTI SAH


Pembuktian harus dilakukan menurut cara dan
dengan alat-alat bukti yang sah menurut undang-
undang

KEYAKINAN HAKIM
Keyakinan hakim harus didasarkan cara dan dengan
alat-alat bukti yang sah menurut undang-undang

PEMBUKTIAN
alpraktik
M M E D I K
Sistem dan Beban Pembuktian
Malpraktik Medik
Conviction in time

Conviction raisonee

Pembuktian Positif

Keyakinan hakim semata


(conviction –in time) Pembuktian positif
Hakim menganggap terbukti suatu Keyakinan hakim atas alasan Pembuktian berdasarkan alat bukti
perbuatan sesuai keyakinan yang logis (conviction- raisonee) yang ditentukan oleh undang-
timbul dari hati nurani atau sifat Hakim secara bebas diperkenankan undang saja.
bijaksana seorang hakim, maka
memakai alat bukti selain yang termaktub
dapat dijatuhkan putusan. dalam undang-undang, asalkan
dilandaskan alasan logis
Kendala Pembuktian Malpraktik Medik
▌Pembuktian Malpraktik Medik ▌

UU Kesehatan, KODEKI,
Standar Profesi Kedokteran

MKEK di bawah IDI Penyidik


Aduan masyarakat Kasus kriminal (culpa membawa ke
ke penyidik (polisi) lata), bukan sekadar Peradilan Pidana
pelanggaran etik profesi Umum

Kendala 1:
Langsung diproses Kendala 2:
Kurang pengetahuan
di Peradilan Pidana RM = rahasia pasien
medik → perlu saksi
Umum (Pasal 13 KODEKI)
ahli
Kapan Penyidik dapat masuk ke
tempat Praktik Tenaga Kesehatan
Pasal 186
Apabila hasil pemeriksaan menunjukkan adanya dugaan atau patut
diduga adanya pelanggaran hukum di bidang kesehatan, tenaga
pengawas wajib melaporkan kepada penyidik sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.

UU No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan

Pasal 189
Selain penyidik polisi negara Republik Indonesia, kepada pejabat
pegawai negeri sipil tertentu di lingkungan pemerintahan yang
menyelenggarakan urusan di bidang kesehatan juga diberi
wewenang khusus sebagai penyidik sebagaimana dimaksud dalam
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana
untuk melakukan penyidikan tindak pidana di bidang kesehatan.
Pasal 29
UU Kesehatan 36/2009 Jalur Non Litigasi
Dalam hal tenaga kesehatan diduga
melakukan kelalaian dalam menjalankan
profesinya kelalaian tersebut harus
diselesaikan terlebih dahulu melalui MEDIASI

Tuntutan Ganti Rugi sebagaimana dimaksud


pada ayat (1) tidak berlaku bagi tenaga
kesehatan yang melakukan penyelamatan
nyawa atau pencegahan kecacatan seseorang
dalam keadaan darurat

UU Kesehatan 36/2009
Pasal 58
Perlindungan hukum sangat erat kaitannya dengan aspek keamanan dan
keadilan. Take
Menurut Soedirman Kartohadiprodjo, pada hakikatnya tujuan hukum itu sendiri
adalah mencapai keadilan. Maka dari itu, adanya perlindungan hukum home
merupakan salah satu media untuk menegakkan berbagai keadilan salah
satunya penegakan keadilan di bidang pelayanan kesehatan
message
Subjek hukum dalam hukum perdata terdapat dua subjek hukum, yaitu subjek
hukum orang pribadi dan subjek hukum berupa badan hukum.

Subjek hukum orang pribadi atau natuurlijkepersoon adalah orang atau


manusia yang telah dianggap cakap menurut hukum. orang sebagai subjek
hukum merupakan pendukung atau pembawa hak sejak dia dilahirkan hidup
hingga dia mati

Menurut R. La Porta dalam Jurnal of Financial Economics, bentuk


perlindungan hukum yang diberikan oleh suatu negara memiliki dua sifat, yaitu
bersifat pencegahan (prohibited) dan bersifat hukuman (sanction).

Bentuk perlindungan hukum yang paling nyata atau jelas yaitu adanya
institusi-institusi penegak hukum seperti pengadilan, kejaksaan, kepolisian,
dan lembaga-lembaga penyelesaian sengketa diluar pengadilan (non-litigasi)
lainnya
THANK YOU
Dr. dr. Beni Satria., M.Kes., S.H., M.H

Anda mungkin juga menyukai