1 Tahun 2011
Syarifa Mahila1
Abstract
Legal relationship between doctor and patient relationship begins with a vertical pattern that
departed from the principles that gave birth father knows best paternalistic relationship. In this
connection the position of doctor and patient are not equals. The relationship between doctor and
patient gave birth to the legal aspects of the object inspanningsverbintenis perikatannya are best efforts
to cure / health maintenance of patients who performed with caution based on knowledge and
experience of doctors to seek to cure the patient. When the legal relationship between doctor and patient
medical services in an effort to begin from the moment patients who responded to the complaint filed
by a doctor. Liability of physician medical services in an effort to include responsibility for ethics,
professional responsibility and legal liability. Legal responsibilities relating to the responsibilities of
doctors relating to criminal law, civil law and administrative law. In this paper specifically discusses the
legal relationship between doctor and patient of aspects of civil law.
Keyword : Law, Doctors, Patients
PENDAHULUAN kepatuhan pasien untuk mentaati nasehat dokter.
Memperoleh pelayanan kesehatan adalah Faktor-faktor tadi dapat mengakibatkan upaya
hak asasi setiap manusia. Pemerintah menyadari medis (yang terbaik sekalipun) menjadi tidak
rakyat yang sehat merupakan aset dan tujuan berarti apa-apa. Oleh sebab itu, tidaklah salah
utama dalam mencapai masyarakat adil jika kemudian dikatakan bahwa hasil suatu
makmur. Penyelenggaraan upaya kesehatan upaya medis penuh dengan uncertainty dan
dilakukan secara serasi dan seimbang oleh tidak dapat diperhitungkan secara matematik.
pemerintah dan masyarakat termasuk swasta. Menjalankan profesi kedokteran / kesehatan
Agar penyelenggaraan upaya kesehatan itu ada hal-hal yang jarang disadari oleh dokter,
berhasil guna dan berdaya guna, maka bahwa saat ia menerima pasien untuk mengatasi
pemerintah perlu mengatur, membina dan masalah kesehatan baik di bidang kuratif,
mengawasi baik upayanya maupun sumber preventif, rehabilitasi maupun promotif,
dayanya. sebetulnya telah terjadi transaksi atau
Mula-mula profesi dokter dianggap sebagai persetujuan antara dua belah pihak (dokter dan
suatu profesi yang sangat disanjung-sanjung pasien) dalam bidang kesehatan.Dari beberapa
karena kemampuannya untuk mengetahui hal- uraian tersebut, pokok bahasan dalam makalah
hal yang tidak tampak dari luar. Bahkan seorang ini adalah:
dokter dianggap sebagai rohaniawan yang dapat Bagaimana aspek perdata Transaksi
menyembuhkan pasien dengan doa- Terapeutik Dalam Hubungan Hukum Antara
doa. Dewasa ini dokter lebih dipandang Dokter Dengan Pasien .
sebagai ilmuwan yang pengetahuannya sangat Transaksi Terapeutik
diperlukan untuk menyembuhkan berbagai Transaksi berarti perjanjian atau
penyakit. Kedudukan dan peran dokter tetap persetujuan yaitu hubungan timbal balik antara
dihormati, tetapi tidak lagi disertai unsur dua pihak yang bersepakat dalam satu hal.
pemujaan. Dari dokter dituntut suatu kecakapan Terapeutik adalah terjemahan dari therapeutik
ilmiah tanpa melupakan segi seni dan yang berarti dalam bidang pengobatan. Ini tidak
artistiknya. sama dengan therapy yang berarti pengobatan.
Kesenjangan yang besar antara harapan Persetujuan yang terjadi di antara dokter dengan
pasien dengan kenyataan yang diperolehnya pasien bukan di bidang pengobatan saja tetapi
menyusul dilakukannya merupakan lebih luas, mencakup bidang diagnostik,
predisposing faktor. Kebanyakan orang kurang preventif, rehabilitasi maupun promotif, maka
dapat memahami bahwa sebenarnya masih persetujuan ini disebut persetujuan terapeutik
banyak faktor lain di luar kekuasaan dokter atau transaksi terapeutik.
yang dapat mempengaruhi hasil upaya medis, Dalam bidang pengobatan, para dokter dan
seperti misalnya stadium penyakit, kondisi fisik, masyarakat menyadari bahwa tidak mungkin
daya tahan tubuh, kualitas obat dan juga dokter menjamin upaya pengobatan akan selalu
berhasil sesuai yang diinginkan pasien /
1
Dosen Fak. Hukum Universitas Batanghari keluarga. Dokter hanya dapat memberikan
61
Aspek Perdata Transaksi Terapeutik Dalam Hubungan Hukum Antara Dokter Dengan Pasien
Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol.11 No.1 Tahun 2011
upaya maksimal. Hubungan dokter dengan Pengertian perjanjian terapeutik di atas oleh
pasien ini dalam perjanjian hukum perdata undang-undang dimaknai berbeda, karenanya
termasuk kategori perikatan berdasarkan daya Salim HS, menyempurnakan pengertian
upaya / usaha maksimal Perjanjian Terapeutik, yaitu sebagai:
(inspanningsverbintenis). Ini berbeda dengan “Kontrak yang dibuat antara pasien dengan
ikatan yang termasuk kategori perikatan yang tenaga kesehatan dan/atau dokter atau dokter
berdasarkan hasil kerja (resultaatsverbintenis). gigi, di mana tenaga kesehatan dan/atau dokter
Yang terakhir ini terlihat dalam urusan kontrak atau dokter gigi berusaha melakukan upaya
bangunan, dimana bila pemborong tidak maksimal untuk melakukan penyembuhan
membuat rumah sesuai jadwal dan bestek yang terhadap pasien sesuai dengan kesepakatan yang
disepakati, maka pemesan dapat menuntut dibuat antara keduanya dan pasien berkewajiban
pemborong. membayar biaya penyembuhannya.”
Kontrak terapeutik terletak di bidang Dalam pelaksanaanya perjanjian
Hukum Perdata. Kontrak terapeutik dapat teurapeutik ini harus didahului oleh adanya
digolongkan ke dalam kelompok kontrak atau persetujuan tindakan tenaga
perjanjian. Namun hal ini tidaklah berarti bahwa kesehatan/dokter/dokter gigi terhadap pasien
kontrak terapeutik ini sama sekali tidak ada yang lazim disebut Informed consent. Istilah
hubungannya dengan Hukum Pidana. Karena transaksi atau perjanjian Terapeutik memang
bisa saja pasien atau keluarga yang merasa tidak dikenal dalam KUH Perdata, akan tetapi
dirugikan oleh suatu tindakan medik (gross dalam unsur yang terkandung dalam perjanjian
negligence), menuntut dokternya berdasarkan teurapeutik juga dapat dikategorikan
KUHP pasal 359 tentang kelalaian yang sebagaisuatu perjanjian sebagaimana
menyebabkan kematian. atau berdasarkan diterangkan dalam Pasal 1319 KUH Perdata,
KUHP pasal 360 karena menyebabkan pasien bahwa untuk semua perjanjian baik yang
sampai cacat tubuh berat (Zwaarlichamelijk mempunyai suatu nama khusus, maupun yang
letse). Dalam konteks ini hanya dibahas segi tidak terkenal dengan suatu nama tertentu,
perdatanya, yaitu yang ada sangkut pautnya tunduk pada peraturan umum mengenai
dengan informed consent yang merupakan perikatan pada umumnya (Bab 1 buku III KUH
syarat diambilnya suatu tindakan medik. Perdata).
Kontrak atau Perjanjian terapeutik dengan Pengaturan subyek-subyek dari suatu
“kontrak dimana pihak dokter berupaya perjanjian pada umumnya, kontrak teraupetik
maksimal menyembuhkan pasien khususnya, diatur di dalam KUH Perdata. Hal
(inspaningsverbintenis) jarang merupakan ini membawa akibat, bahwa sah tidaknya suatu
kontrak yang sudah pasti (resultastsverbintenis). perjanjian (kontrak terapeutik) harus memenuhi
Perjanjian Terapeutik tersebut disamakan syarat-syarat yang ditentukan di dalam KUH
inspaningsverbintenis karena dalam kontrak ini Perdata pasal 1320 dan seterusnya.
dokter hanya berusaha untuk menyembuhkan Di dalam suatu kontrak terapeutik secara
pasien dan upaya yang dilakukan belum tentu yuridis terdapat 2 (dua) kelompok subyek-
berhasil. subyek yang dinamakan :
Hubungan dokter dan pasien dalam 1. Pemberi pelayanan kesehatan (health
transaksi teurapeutik (perjanjian medis) provider):
bertumpu pada dua macam hak asasi yang Umumnya yang diartikan sebagai pemberi
merupakan hak dasar manusia. yaitu : pelayanan kesehatan adalah semua tenaga
(1) Hak untuk menentukan nasib sendiri (the kesehatan (tenaga medis, paramedis perawatan
right to self-determinations) dan tenaga kesehatan lainnya) yang terlibat
(2) Hak atas dasar informasi (the right to secara langsung dalam pemberian jasa
informations). perawatan dan pengobatan (cure and care).
Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 Termasuk juga sarana-sarana kesehatan, seperti
tentang Kesehatan menyatakan bahwa para rumah sakit, rumah bersalin, klinik-klinik serta
pihak dalam kontrak terapeutik adalah pasien badan atau kelompok lain yang memberi jasa
dengan tenaga kesehatan, sedangkan dalam tersebut.
Undang-undang nomor 29 tahun 2004 tentang 2. Penerima pelayanan kesehatan (health
Praktik Kedokteran menyebutkan bahwa para receiver):
pihak dalam kontrak teurapeutik adalah pasien Setiap orang yang datang ke rumah sakit
dan dokter/dokter gigi. untuk menjalani prosedur tindakan medik
62
Aspek Perdata Transaksi Terapeutik Dalam Hubungan Hukum Antara Dokter Dengan Pasien
Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol.11 No.1 Tahun 2011
awam terhadap penyakitnya. Sebaliknya dapat Perdata merupakan saat terjadinya kesepakatan
juga timbul dampak negatif, apabila tindakan antara dokter dengan pasien yaitu pada saat
dokter yang berupa langkah-langkah dalam pasien menyatakan keluhannya dan ditanggapi
mengupayakan penyembuhan pasien itu oleh dokter. Di sini antara pasien dengan dokter
merupakan tindakan-tindakan dokter yang saling mengikatkan diri pada suatu perjanjian
membatasi otonomi pasien, yang dalam sejarah terapeutik yang obyeknya adalah upaya
perkembangan budaya dan hak-hak dasar penyembuhan.
manusia telah ada sejak lahirnya. Pola Bila kesembuhan adalah tujuan utama maka
hubungan yang vertikal paternalistik ini akan mempersulit dokter karena tingkat
bergeser pada pola horizontal kontraktual. keparahan penyakit maupun daya tahan tubuh
Hubungan ini melahirkan aspek hukum terhadap obat setiap pasien adalah tidak sama.
horisontal kontraktual yang bersifat Obat yang sama tidak pasti dapat hasil yang
“inspanningsverbintenis” yang merupakan sama pada masing-masing penderita.
hubungan hukum antara 2 (dua) subyek hukum b. Kecakapan untuk membuat perikatan
(pasien dan dokter) yang berkedudukan (bekwaamheid om eene verbintenis aan te
sederajat melahirkan hak dan kewajiban bagi gaan)
para pihak yang bersangkutan. Hubungan Secara yuridis yang dimaksud dengan
hukum ini tidak menjanjikan sesuatu kecakapan untuk membuat perikatan adalah
(kesembuhan atau kematian), karena obyek dari kemampuan seseorang untuk mengikatkan diri,
hubungan hukum itu berupa upaya dokter karena tidak dilarang oleh undang-undang. Hal
berdasarkan ilmu pengetahuan dan ini didasarkan Pasal 1329 dan 1330 Kitab
pengalamannya (menangani penyakit) untuk Undang-Undang Hukum Perdata. Menurut
menyembuhkan pasien. Pasal 1329 Kitab Undang-Undang Hukum
1. Saat Terjadinya Hubungan Hukum Perdata bahwa setiap orang adalah cakap untuk
Antara Dokter Dengan Pasien membuat perikatan, jika oleh undang-undang
Hubungan hukum kontraktual yang terjadi tidak dinyatakan tidak cakap. Kemudian, di
antara pasien dan dokter tidak dimulai dari saat dalam Pasal 1330 Kitab Undang-Undang
pasien memasuki tempat praktek dokter Hukum Perdata, disebutkan orang-orang yang
sebagaimana yang diduga banyak orang, tetapi dinyatakan tidak cakap yaitu orang yang belum
justru sejak dokter menyatakan kesediaannya dewasa, mereka yang ditaruh di bawah
yang dinyatakan secara lisan (oral statement) pengampuan, orang perempuan, dalam hal yang
atau yang tersirat (implied statement) dengan ditetapkan oleh undang-undang dan pada
menunjukkan sikap atau tindakan yang umumnya semua orang kepada siapa undang-
menyimpulkan kesediaan; seperti misalnya undang telah melarang dibuat perjanjian
menerima pendaftaran, memberikan nomor urut, tertentu.
menyediakan serta mencatat rekam medisnya Di dalam transaksi terapeutik, pihak
dan sebagainya. Dengan kata lain hubungan penerima pelayanan medis, terdiri dari orang
terapeutik juga memerlukan kesediaan dokter. dewasa yang cakap untuk bertindak, orang
Hal ini sesuai dengan asas konsensual dalam dewasa yang tidak cakap untuk bertindak, yang
hukum kontrak. memerlukan persetujuan dari pengampunya,
2. Sahnya Transaksi Terapeutik anak yang berada di bawah umur yang
Mengenai syarat sahnya transaksi memerlukan persetujuan dari orang tuanya atau
terapeutik didasarkan Pasal 1320 Kitab Undang- walinya.
Undang Hukum Perdata, yang menyatakan Di Indonesia ada berbagai peraturan yang
bahwa untuk syarat sahnya perjanjian menyebutkan batasan usia dewasa diantaranya :
diperlukan 4 (empat) syarat sebagai berikut : 1) Menurut Kitab Undang-Undang Hukum
a. Sepakat mereka yang mengikatkan dirinya Perdata Pasal 330 dikatakan bahwa belum
(toestemming van degene die zich dewasa ialah mereka yang belum mencapai
verbinden) umur genap 21 tahun dan tidak / belum
Secara yuridis, yang dimaksud adanya menikah. Berarti dewasa ialah telah berusia
kesepakatan adalah tidak adanya kekhilafan, 21 tahun atau telah menikah walaupun
atau paksaan, atau penipuan (Pasal 1321 Kitab belum berusia 21 tahun, bila
Undang-Undang Hukum Perdata). Saat perkawinannya pecah sebelum umur 21
terjadinya perjanjian bila dikaitkan dengan tahun, tidak kembali dan keadaan belum
Pasal 1320 Kitab Undang-Undang Hukum dewasa.
64
Aspek Perdata Transaksi Terapeutik Dalam Hubungan Hukum Antara Dokter Dengan Pasien
Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol.11 No.1 Tahun 2011
dilakukan sehingga seorang dokter hanya etis yang umumnya dianut (adat istiadat yang
mengikatkan dirinya untuk memberikan bantuan baik) (4) Tidak sesuai dengan kepatuhan dan
sedapat-dapatnya, sesuai dengan ilmu dan kecermatan sebagai persyaratan tentang diri dan
ketrampilan yang dikuasainya. Artinya, dia benda orang seorang dalam pergaulan hidup.
berjanji akan berdaya upaya sekuat-kuatnya Seorang dokter dapat dinyatakan
untuk menyembuhkan pasien. melakukan kesalahan. Untuk menentukan
Dalam gugatan atas dasar wanprestasi ini, seorang pelaku perbuatan melanggar hukum
harus dibuktikan bahwa dokter itu benar-benar harus membayar ganti rugi, haruslah terdapat
telah mengadakan perjanjian, kemudian dia hubungan erat antara kesalahan dan kerugian
telah melakukan wanprestasi terhadap yang ditimbulkan.
perjanjian tersebut (yang tentu saja dalam hal Berdasarkan Pasal 1366 Kitab Undang-
ini senantiasa harus didasarkan pada kesalahan Undang Hukum Perdata
profesi). Jadi di sini pasien harus mempunyai Seorang dokter selain dapat dituntut atas
bukti-bukti kerugian akibat tidak dipenuhinya dasar wanprestasi dan melanggar hukum seperti
kewajiban dokter sesuai dengan standar profesi tersebut di atas, dapat pula dituntut atas dasar
medis yang berlaku dalam suatu kontrak lalai, sehingga menimbulkan kerugian. Gugatan
terapeutik. Tetapi dalam prakteknya tidak atas dasar kelalaian ini diatur dalam Pasal 1366
mudah untuk melaksanakannya, karena pasien Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, yang
juga tidak mempunyai cukup informasi dari bunyinya sebagai berikut : “Setiap orang
dokter mengenai tindakan-tindakan apa saja bertanggung jawab tidak saja untuk kerugian
yang merupakan kewajiban dokter dalam suatu yang disebabkan karena perbuatannya, tetapi
kontrak terapeutik. Hal ini yang sangat sulit juga untuk kerugian yang disebabkan karena
dalam pembuktiannya karena mengingat kelalaian atau kurang hati-hatinya”.
perikatan antara dokter dan pasien adalah Berdasarkan Pasal 1367 Kitab Undang-
bersifat inspaningsverbintenis. Undang Hukum Perdata
Tanggung Jawab Perdata Dokter Karena Seseorang harus memberikan
Perbuatan Melanggar Hukum pertanggungjawaban tidak hanya atas kerugian
(onrechtmatige daad) yang ditimbulkan dari tindakannya sendiri,
Tanggung jawab karena kesalahan tetapi juga atas kerugian yang ditimbulkan dari
merupakan bentuk klasik pertanggungjawaban tindakan orang lain yang berada di bawah
perdata. Berdasar tiga prinsip yang diatur dalam pengawasannya. (Pasal 1367 Kitab Undang-
Pasal 1365, 1366, 1367 Kitab Undang-Undang Undang Hukum Perdata).
Hukum Perdata yaitu sebagai berikut : Dengan demikian maka pada pokoknya
1) Berdasarkan Pasal 1365 Kitab Undang- ketentuan Pasal 1367 BW mengatur mengenai
Undang Hukum Perdata pembayaran ganti rugi oleh pihak yang
Pasien dapat menggugat seorang dokter menyuruh atau yang memerintahkan sesuatu
oleh karena dokter tersebut telah melakukan pekerjaan yang mengakibatkan kerugian pada
perbuatan yang melanggar hukum, seperti yang pihak lain tersebut. Nuboer Arrest ini
diatur di dalam Pasal 1365 Kitab Undang- merupakan contoh yang tepat dalam hal
Undang Hukum Perdata yang menyebutkan melakukan tindakan medis dalam suatu ikatan
bahwa : “Tiap perbuatan melanggar hukum, tim. Namun dari Arrest tersebut hendaknya
yang membawa kerugian kepada orang lain, dapat dipetik beberapa pengertian untuk dapat
mewajibkan orang yang karena salahnya mengikuti permasalahannya lebih jauh. Apabila
menerbitkan kesalahan itu, mengganti kerugian dihubungkan dengan ketentuan Pasal 1367 BW,
tersebut”. Undang-undang sama sekali tidak maka terlebih dahulu perlu diadakan identifikasi
memberikan batasan tentang perbuatan mengenai sampai seberapa jauh tanggung jawab
melawan hukum, yang harus ditafsirkan oleh perdata dari para dokter pembantu Prof. Nuboer
peradilan. Semula dimaksudkan segala sesuatu tersebut. Pertama-tama diketahui siapakah yang
yang bertentangan dengan undang-undang, jadi dimaksudkan dengan bawahan. Adapun yang
suatu perbuatan melawan undang-undang. Akan dimaksudkan dengan bawahan dalam arti yang
tetapi sejak tahun 1919 yurisprudensi tetap telah dimaksud oleh Pasal 1367 BW adalah pihak-
memberikan pengertian yaitu setiap tindakan pihak yang tidak dapat bertindak secara mandiri
atau kelalaian baik yang : (1) Melanggar hak dalam hubungan dengan atasannya, karena
orang lain (2) Bertentangan dengan kewajiban memerlukan pengawasan atau petunjuk-
hukum diri sendiri (3) Menyalahi pandangan petunjuk lebih lanjut secara tertentu.
68
Aspek Perdata Transaksi Terapeutik Dalam Hubungan Hukum Antara Dokter Dengan Pasien
Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol.11 No.1 Tahun 2011