UHT 36 Q
1
2 3
4
5 6
Rumusan Masalah
Apa yang dimaksud dengan kontrak terapeutik? Apa bentuk hubungan kontrak tenaga medis dan pasien? Apa landasan hukum kontrak terapeutik?
Tujuan
Tujuan Umum Mengetahui arti kontrak terapeutik, bentuk hubungan kontrak tenaga medis dan pasien, serta landasan hukumnya. Tujuan Khusus
Mengetahui definisi kontrak terapeutik Mengetahui perbedaan bentuk hubungan kontrak terapeutik dengan kontrak yang lain Mengetahui landasan hukum kontrak terapeutik Mengetahui syarat sah terjadinya suatu kontrak terapeutik
Manfaat
Manfaat
Referat ini diharapkan dapat menambah informasi tentang pengertian dan penerapan kontrak terapeutik yang benar. Referat ini diharapkan dapat menambah informasi tentang bentuk hubungan kontrak tenaga medis dan pasien. Referat ini diharapkan memberikan informasi mengenai landasan hukum yang mengatur kontrak terapeutik Sebagai salah satu tugas bagi dokter muda dalam menyelesaikan kepaniteraan klinik di Departemen Ilmu Kedokteram Forensik dan Medikologal.
Kontrak Terapeutik
KONTRAK TERAPETIK
Keputusan Menteri Kesehatan RI, No 434/Men.Kes/X/1983 : Hubungan antara dokter dan penderita yang dilakukan dlm suasana saling percaya (konfidensial), serta senantiasa diliputi oleh segala emosi, harapan dan kekhawatiran makhluk insani.
-OBYEK DAN SUBYEK - TIDAK MENJANJIKAN HASIL - BERBUAT HATI-HATI - INSPANINGVERBINTENIS -RESULTAATVERBINTENIS - BUKAN HUBUNGAN JUAL BELI BARANG
Informed consent
WUJUD DARI PERSETUJUAN
Rekam medis
adalah berkas yang berisi catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan pada pasien.
Undang-undang praktik kedokteran pasal 46 ayat 1 dan Permenkes No 269/Menkes/Per/III/2008 telah mengatur kewajiban dan pokok-pokok pembuatan rekam medis. Jika tidak mentaati standar dan hukum diatas akan diberikan sanksi tertentu seperti dicabutnya izin atau akreditasi, denda atau bahkan hukuman pidana kurungan satu tahun atau denda paling banyak Rp. 50.000.000,00.
Pembatalan persetujuan
Pada pasien berobat jalan, hal ini mudah dilakukan pasien. Tidak lagi berkunjung untuk pemeriksaan ulang merupakan tindakan pemutusan ikatan terapeutik. Namun bila ini terjadi pada pasien sedang dalam perawatan, maka dokter harus hati hati. Membiarkan pasien pulang biarpun semua biaya perawatan telah dilunasi adalah tindakan yang gegabah. Biarpun sudah memadai, namun akan lebih baik bila pembatalan persetujuan dilakukan melalui pembatalan secara resmi pula.
kontrak
perjanjian UU KUH Perdata pasal 1313 tentang persetujuan KUH Perdata pasal 1601 tentang perjanjian terapeutik KUH Perdata pasal 1354
Abortus, Euthanasia
Syarat sah lainnya terletak pada bagian awal, Undang Undang No. 29 Tahun 2004 mengatur tentang persyaratan dokter untuk dapat berpraktik kedokteran, yang dimulai dengan keharusan memiliki : 1. Ijazah dokter 2. Sertifikat kompetensi kedokteran yang diperoleh dari kolegium 3. STR yg diperoleh dari Konsil Kedokteran Indonesia 4. SIP dari Dinkes Kota/Kabupaten 5. Dokter tersebut juga harus telah mengucapkan sumpah dokter
Pembahasan
dokter pasien
Persetujuan/perjanjian
Kontrak terapeutik
Adapun kekhususan perjanjian terapeutik bila dibandingkan dengan perjanjian pada umumnya adalah sebagai berikut : Subyek : dokter dan pasien Obyek : tindakan medik profesional Tujuan : mencakup promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif Sifat : inspaningverbintenis dan resultaatverbintenis
1. KUH Perdata pasal 1313 2. KUH Perdata pasal 1601 3. KUH Perdata pasal 1354
Kesimpulan
1. Kontrak terapeutik merupakan hubungan antara dokter dan penderita yang dilakukan dalam suasana saling percaya (konfidensial), serta senantiasa diliputi oleh segala emosi, harapan dan kekhawatiran makhluk insani. 2. Kontrak terapeutik berbeda dengan perjanjian pada umumnya yaitu terletak pada subyek, obyek, tujuan dan sifat dari kontrak terapeutik. Dapat bersifat inspanningverbintenis maupun resultaatverbintenis tergantung dari kesepakatan yang dibuat antara dokter dan pasien. Namun, dalam perjanjian hukum perdata termasuk kategori perikatan berdasarkan daya upaya/ usaha maksimal. 3. Ketentuan mengenai perjanjian diatur dalam KUH Perdata Bab II pasal 1313 KUH Perdata, perjanjian terapeutik juga dikategorikan sebagai perjanjian untuk melakukan suatu pekerjaan sebagaimana diatur dalam Pasal 1601 Bab 7A Buku III KUH Perdata, serta diatur dalam KUH Perdata pasal 1354. 4. Syarat sahnya persetujuan ada 4 (empat) syarat, yaitu sepakat mengikat diri, cakap membuat perikatan, ada hal atau obyek tertentu, dan karena sebab yang diperbolehkan (halal). Perjanjian terapeutik berlaku sebagai undang undang baik bagi pihak pasien maupun pihak dokter, dimana undang undang mewajibkan para pihak memenuhi hak dan kewajibannya masing masing sesuai dengan hal yang diperjanjikan.
LOGO
www.themegallery.com