Anda di halaman 1dari 56

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Menurut WHO (World Health Organization) kesehatan adalah suatu

keadaan fisik, mental, dan sosial kesejahteraan dan bukan hanya tidak adanya

penyakit atau kelemahan. Dalam hal ini, dapat mewujudkan tujuan nasional

yang termaksud dalam pembukaan UUD 1945, yaitu bangsa Indonesia giat

melaksanakan pembangunan di segala bidang. Keberhasilan pembangunan

akan meningkatkan taraf kehidupan sosial ekonomi masyarakat untuk hidup

sehat dan mendapat pelayanan kesehatan yang makin baik (Notoadmojo,

2007).

Pelayanan kesehatan yang baik menjadi acuan pada ketetapan MPR

Nomor IV/MPR/1999 tentang garis-garis besar haluan Negara 1999-2004

menetapkan bahwa kebijakan pembangunan kesehatan antara lain adalah

meningkatkan mutu sumber daya manusia dan lingkungan yang saling

mendukung dengan pendekatan paradigma sehat dan meningkatkan serta

memelihara mutu lembaga pelayanan non kesehatan melalui pemberdayaan

sumberdaya manusia secara berkelanjutan (Noerdin dkk, 2013).

Rumah Sakit merupakan salah satu instalasi kesehatan terbesar, di

mana terdapat jenis pelayanan yang mendukung kesehatan masyarakat seperti

pelayanan medik, penunjang klinik, kefarmasian, penunjang nonklinik,

keperawatan dan kebidanan, dan rawat inap. Tidak semua Rumah Sakit

memiliki mutu pelayanan yang tinggi, melainkan terdapat juga yang mutu

pelayanannya masih rendah (Fajriani dkk, 2014).

1
Meningkatkan sumber daya manusia, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

Bina Mandiri Gorontalo melakukan program yang bermutu dengan cara

memperkaya wawasan ilmu pengetahuan dan keterampiran mahasiswa. Dalam

pelaksanaan pendidikan pada mahasiswa D-III Analis Kesehatan, proses

pembelajaran ditekankan pada pengajaran yang menerobos di luar institusi

pendidikan seperti Rumah Sakit, Puskemas, maupun masyarakat luas. Salah

satu upaya yang dilakukan untuk memperoleh bekal pengalaman dan

peningkatan mutu pelayanan laboratorium kesehatan, dengan mempersiapkan

generasi yang berwawasan luas dan terampil pada bidangnya

Pelayanan laboratorium kesehatan merupakan bagian yang tidak

terpisahkan dari pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Laboratorium

kesehatan sebagai salah satu unit pelayanan kesehatan, diharapkan dapat

memberikan informasi yang teliti dan akurat tentang aspek laboratorium

terhadap spesimen yang diuji (Noerdin dkk, 2013).

Dalam era pasar bebas, tuntutan standarisasi mutu pelayanan

laboratorium tidak dapat dielakkan lagi. Peraturan perundang undangan sudah

mulai diarahkan pada kesiapan seluruh profesi kesehatan dalam menyongsong

hal tersebut. Analis Kesehatan Indonesia harus bersaing dengan ahli-ahli

teknologi laboratorium dari Negara lain yang lebih maju (Noerdin dkk, 2013).

Magang adalah suatu wadah untuk menghadapi dunia kerja nyata,

mahasiswa perlu memiliki kemampuan tidak hanya pengetahuan teoritis saja,

pengalaman praktis, softskill dan kemampuan mengaplikasikan pengetahuan

2
teoritis ke dalam dunia kerja nyata menjadi faktor penting dalam kompetensi

(Aninditya, 2014).

1.2 Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengenalkan mahasiswa di dunia kerja serta meningkatkan

kemampuan mahasiswa menyerap pengalaman-pengalaman di tempat

kerja.

2. Tujuan Khusus
a. Untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa melakukan identifikasi,

menganalisa dan menyelesaikan masalah masalah di tempat kerja.

b. Untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa melakukan penentuan

prioritas masalah di tempat kerja.

c. Untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa melakukan kegiatan

pemeriksaan di tempat kerja.

1.3 Manfaat
1. Magang mandiri merupakan media untuk mengadopsi pengalaman-

pengalaman yang relevan di tempat kerja.

2. Magang mandiri merupakan strategi untuk membangun kepedulian dan

pengorganisasian di tempat kerja.

3
BAB II

GAMBARAN UMUM INSTANSI

2.1 Sejarah Singkat RSUD dr. Hasri Ainun Habibie


RSUD dr. Hasri Ainun Habibie Provinsi Gorontalo diresmikan pada

tahun 2013 oleh Gubernur Provinsi Gorontalo Bapak Rusli Habibie, beralamat

di jalan Kusno Tongkodu Kelurahan Dutulanaa Kecamatan Limboto

Kabupaten Gorontalo. Adapun penamaan Rumah Sakit sesuai dengan

Peraturan Daerah Provinsi Gorontalo No.8 Tahun 2013 Tentang Penamaan

Rumah Sakit Umum Daerah Provinsi Gorontalo. Tipe RSUD dr Hasri Ainun

Habibie ditetapkan Melalui SK Menteri Kesehatan No :

HK.02.03./I/3625/2014 dengan Tipe/Kelas D.

Pada awal berdirinya, RSUD dr. Hasri Ainun Habibie Provinsi Gorontalo

adalah salah satu SKPD dalam Struktur Organisasi Tata Kerja Pemerintah

Provinsi Gorontalo, namun setelah dalam perkembangannya dan dengan adanya

perubahan Struktur Organisasi Tata Kerja di lingkungan Provinsi Gorontalo

maka pada tahun 2016 RSUD dr. Hasri Ainun Habibie berubah status menjadi

UPTD Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo.

2.2 Visi, Misi dan Motto


Dalam menjalankan pelayanan kesehatan kepada masyarakat RSUD

dr. Hasri Ainun Habibie mempunyai

1. Visi :

“RSUD dr. Hasri Ainun Habibie Unggul di Provinsi Gorontalo”

4
2. Misi

1. Meniningkatkan mutu pelayanan kesehatan sesuai standar, terjangkau

adil dan merata.

2. Menciptakan dan meningkatkan mutu pelayanan menjadi pelayanan

unggulan.

3. Mewujudkan RSUD dr. Hasri Ainun Habibie sebagai entity bisnis

yang sehat.

3. Motto :

“Mitra Sejati dan Terpecaya Menuju Sehat”

2.3 Kondisi Umum


RSUD dr. Hasri Ainun Habibie Provinsi Gorontalo memiliki aset

(kekayaan) yang terdiri dari tanah/lahan, gedung/bangunan, peralatan dan

mesin, kendaraan dan lain-lain;

1. Tanah

RSUD dr. Hasri Ainun Habibie Provinsi Gorontalo dibangun

diatas tanah seluas 6.4 Ha yang pembebasannya dilakukan pada tahun

2013.

2. Gedung/bangunan
Sejak diresmikan pada bulan desember 2013 sampai dengan akhir

tahun 2015 RSUD dr. Hasri Ainun Habibie Provinsi Gorontalo masih

menggunakan gedung EKS RSUD M.M Dunda Limboto.

5
Pada Bulan Juli 2015 RSUD dr. Hasri Ainun Habibie telah

memulai pembangunan gedung Rumah Sakit baru yang di mulai dari

gedung IGD tahap I.

Meskipun demikian RSUD dr. Hasri Ainun Habibie Provinsi

Gorontalo tetap berusaha memaksimalkan pelayanan kesehatan sesuai

dengan stándar pelayanan kesehatan Rumah Sakit tipe D dengan sarana

dan prasarana yang tersedia.

3. Peralatan dan mesin


Gedung RSUD dr. Hasri Ainun Habibie Provinsi Gorontalo

memiliki peralatan medik dan non medik yang dari tahun ketahun

ditingkatkan baik jenis maupun jumlahnya dan saat ini telah memiliki

beberapa sarana peralatan yang canggih guna mendukung kelancaran

pelayanan terhadap pasien.

4. Alat transportasi
RSUD dr. Hasri Ainun Habibie Provinsi Gorontalo memiliki

beberapa kendaraan roda 4 dan roda 2 yang terdiri dari:

Tabel 2.1: Alat transportasi

NO URAIAN JUMLAH

1. Kendaraan Roda – 2 3 Buah

2. Kendaraan Roda – 4 (Operasional) 4 Buah

3. Ambulans 2 Buah

4. Mobil Jenazah 1 Buah

6
5. Aset lainnya
Aset lainnya berupa rumah pompa (Ground Reservoir), Instalasi

Pemeliharaan Air Limbah (IPAL), genset, gedung instalasi listrik dan gas

medis, pengolahan limbah laboratorium.

2.4 Struktur Organisasi dr. Hasri Ainun Habibie

DIREKTUR

JABATAN FUNGSIONAL

KA. SUB BAGIAN


TATA USAHA

KA. SEKSI SEKSI YANMED dan


KEPERAWATAN PENUNJANG MEDIK
Sumber : RSUD dr. Hasri Ainun Habibie

2.5 Sarana Pelayanan


1. IGD ( Instalasi gawat darurat ) 24 Jam
Unit pelayanan ini menangani kasus kasus yang bersifat kegawat

daruratan selama 24 jam.

7
2. Unit rawat jalan
Unit Pelayanan yang menangani kasus kasus untuk konsultasi

rawat jalan. Memiliki layanan konsultasi dokter umum dan perawat. Unit

pelayanan rawat jalan meliputi :

a. Poliklinik mata
Unit pelayanan yang menangani pemeriksaan, konsultasi, dan

operasi khususnya operasi katarak. Unit ini ditangani oleh dokter

spesialis mata dan beberapa orang perawat mata.

b. Poliklinik anak
Unit pelayanan konsultasi dan pemeriksaan pada bayi, balita

dan anak dibawah usia 12 tahun.

c. Poliklinik penyakit dalam


Unit pelayanan yang menangani kasus kasus penyakit dalam

yang ditangani oleh 2 dokter spesialis penyakit dalam.

d. Poliklinik gigi
Unit pelayanan kesehatan yang menangani pemeriksaan dan

perawatan gigi. Unit ini dilengkapi 1 alat dental unit, yang di tangani

2 orang dokter gigi dan 3 orang perawat gigi.

e. Poliklinik bedah
Unit pelayanan yang menangani kasus rawat jalan bedah di

tangani oleh 1 dokter spesialis bedah

f. Poliklinik kebidanan

Unit pelayanan yang menangani pemeriksaan ibu hamil,

pelayanan KIA, dan konsultasi kehamilan

8
g. Poliklinik jiwa
Unit pelayanan yang menangani berbagai masalah kesehatan

jiwa yang ditangani oleh 1 orang dokter spesialis jiwa.

3. Unit pelayanan rawat inap


Pelayanan yang memegang peranan penting dalam menunjukkan

kemampuan kualitas pelayanan RSUD dr. Hasri Ainun Habibie dengan

kapasitas 60 Tempat Tidur, sehingga pelayanan rawat inap diharapkan

mampu menjawab kebutuhan pelayanan kesehatan secara prima.

RSUD dr. Hasri Ainun Habibie menyelenggarakan pelayanan

rawat inap spesialistik dasar yaitu:

1. Ruang rawat inap spesialistik penyakit dalam

2. Ruang rawat inap spesialistik penyakit anak

3. Ruang rawat inap penyakit bedah

4. Ruang rawat inap kebidanan (Obsteetri gynecology)

4. Unit pelayanan penunjang klinik


Dalam melaksanakan pelayanan kesehatan RSUD dr. Hasri

Ainun Habibie memiliki layanan penunjang yang membantu

memudahkan terlaksanya pelayanan kesehatan yan efektif dan efisien

meliputi:

1. Ruang laboratorium
Unit layanan ini merupakan penunjang dalam upaya

diagnosa penyakit pasien secara akurat dan tepat. Laboratorium

RSUD dr. Hasri Ainun Habibie belum definitif disebabkan

kurangnya SDM serta peralatan penunjang yang belum memadai

9
sehingga pihak RSUD dr. Hasri Ainun Habibie sampai dengan saat

ini masih melakukan kerjasama dengan RSUD MM Dunda

Kabupaten Gorontalo.

2. Instalasi gizi
Unit layanan yang menangani gizi pasien rawat inap

(pengadaan makanan pasien) serta konsultasi pasien rawat jalan,

selain itu dilengkapi dengan kitchen set dan petugas yang telah

terakreditasi.

3. Instalasi farmasi
Unit yang memberikan layanan berupa penyediaan obat-

obatan pasien rawat jalan dan rawat inap. Unit ini buka selama 24

jam dilengkapi dengan beberapa depot dan 1 gudang farmasi,

ditangani oleh apoteker dan beberapa tenaga farmasi.

4. Ambulans
RSUD dr. Hasri Ainun habibie di lengkapi dengan

pelayanan 2 unit ambulans yang di tangani oleh beberapa orang

sopir yang beroperasi selama 24 jam.

5. Unit rekam medik


Unit yang bertanggung jawab dengan berkas yang berisi

catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan,

pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan pada

pasien.

6. Unit pemulasaran jenazah


Unit yang bertanggung jawab dalam penyelenggaraan

jenazah yang dilengkapi dengan 1 ruang penanganan jenazah dan 1

10
mobil jenazah, unit ini ditangani oleh beberapa petugas khusus dan

1 orang sopir mobil jenazah.

7. Ruang radiologi
Pelayanan radiologi yang ditangani oleh beberapa orang

petugas radiologi dan 1 dokter spesialis.

8. Central Sterile Supply Department (CSSD)


Unit yang bertanggung jawab atas pencucian dan distribusi

alat yang telah disterilkan, CSSD RSUD dr. Hasri Ainun Habibie

telah dilengkapi dengan peralatan sterilisator, steam, pengemasan

yang ditangani oleh petugas yang terlatih.

9. Instalasi loundry
Instalasi pencucian linen yang dilengkapi dengan sarana

penunjang berupa mesin cuci, alat dan desifektan, mesin uap

(steam boiler), pengering, meja dan mesin setrika.

10. IPSRS (Instalasi Penunjang Sarana dan Prasarana Rumah Sakit)

Memiliki 1 ruang administrasi, 1 ruang perbaikan (bengkel)

umum dan 1 ruang perbaikan (bengkel) alat kesehatan yang

dilengkapi dengan peralatan servis, beroperasi selama 24 jam.

5. Pelayanan penunjang non klinik


1. Gedung administrasi yang terdiri dari ruangan Direktur, ruang

Kepala Tata Usaha, ruang Bidang Keperawatan, Bidang Pelayanan

Medis, ruang Kepegawaian, ruang Keuangan dan ruang rapat.

2. Ruang loundry

3. Gedung instalasi gas medis

11
4. Rumah genset

5. Instalasi pengolahan imbah cair

6. Tempat penampungan sampah medis sementara

2.6 Sumber Daya Manusia


Sumber daya manusia ditinjau dari tenaga kesehatan yang meliputi

medis (dokter), paramedis (perawat) dan paramedis non keperawatan yaitu

apoteker, analis kesehatan, ahli gizi, fisioterapis, radiographer, perekam medis

serta tenaga non kesehatan seperti bagian keuangan, administrasi, dan lain-

lain. Maka dari itu, rincian dari jenis dan jumlah ketenagaan yang ada di

RSUD dr. Hasri Ainun Habibie Provinsi Gorontalo adalah sebagai berikut :

a. Tenaga medis
Tabel 2.2: Tenaga Medis
JUMLAH TENAGA

NO JENIS TENAGA PNS KONTRAK TOTAL

L P L P L P Jumlah

Dokter spesialis
1 1 - - 1 1
kesehatan jiwa

Dokter spesialis
2 2 - - - 2 - 2
penyakit dalam

Dokter spesialis
3 - - 1 1 1 1 2
anak

Dokter spesialis
4 - - 1 1 1 1 2
mata

12
Dokter spesialis
5 - - 1 - 1 - 1
anastesi

Dokter spesialis
6 - - 1 - 1 - 1
patologi klinik

Dokter spesialis
7 - - 1 1 1 1 2
bedah

Dokter spesialis
8 - - 2 - 2 - 2
kandungan

Dokter spesialis
9 1 - 1 1
radiologi

Dokter spesialis
10 1 - 1 1
neurologi

11 Dokter umum 10 12 6 4 16 16 32

12 Dokter gigi - 1 - 1 - 2 2

TOTAL 9 7 11 10 20 17 49

Sumber : RSUD dr. Hasri Ainun Habibie

b. Tenaga keperawatan dan non keperawatan/ non medis


Tabel 2.3: Tenaga Keperawatan Dan Non Keperawatan/ Non Medis
JUMLAH TENAGA
JENIS
NO PNS KONTRAK
TENAGA TOTAL
L P L P

A Tenaga 11 41 32 117 238

13
Keperawatan

1 Ners 5 9 19 41 74

Sarjana
2 - 1 - 1 2
Keperawatan

D IV
3 - - 1 12 13
Keperawatan

D III
4 6 31 11 17 65
Keperawatan

6 D III Anastesi - - 1 - 1

D III Tehnik
7 - 1 - - 1
Gigi

Tenaga
B 0 36 0 23 23
Kebidanan

D IV
1 - 14 - 10 24
Kebidanan

D III
2 - 21 - 13 34
Kebidanan

DI
3 - 1 - - 1
Kebidanan

Tenaga
B 0 2 4 14 20
Farmasi

1 Apoteker - 1 2 8 11

14
Sarjana
2 - 1 2 3 6
Farmasi

3 D III Farmasi - - - 3 3

Tenaga
C 1 2 0 8 8
Nutrisionis

D IV
1 - - - - 0
Nutrisionis

D III
2 1 2 - 8 8
Nutrisionis

Tenaga

D Teknisi 0 3 3 2 14

Kesehatan

D IV
1 - - - - 0
Radiografer

D III
2 - 1 1 - 2
Radiografer

D III Analis
3 - 2 2 5 9
Kesehatan

D III
4 - - 3 - 3
Elektromedik

E Tenaga 5 6 5 28 44

15
Kesehatan

Lainnya

Sarjana

1 Kesehatan 5 6 5 26 42

Masyarakat

D III Rekam
2 - - - 2 2
Medik

14
Total 23 59 224 410
0

Sumber : RSUD dr. Hasri Ainun Habibie

c. Tenaga Administrasi
Tabel 2.4: Tenaga Administrasi
JUMLAH TENAGA

NO JENIS TENAGA PNS KONTRAK TOTAL

L P L P

Magister sains
1 - 2 - - 2
terapan

2 S2 tehnik 1 - - - 1

3 Sarjana akuntansi - - - 3 3

4 D III Akuntasi - - - 1 1

SMA (Admin
5 - - - 1 1
radiologi)

16
6 Sarjana teknik 1 - 2 - 3

7 D III Teknik - - 1 - 1

8 Sarjana komputer - - 1 2 3

Sarjana sistim
9 - - 1 - 1
informatika

10 Sarjana pendidikan - - - 1 1

Sarjana
11 - - - 1 1
administrasi publik

Sarjana sains

12 terapan - 1 - - 1

pemerintahan

Sarjana sains
13 3 2 - - 5
terapan

14 Sarjaan ekonomi - - 4 11 15

15 Sarjana sains - - - - 0

16 Sarjana hukum - - 1 1 2

17 D III Perkantoran - - - 1 1

18 D III Komputer - - 1 - 1

19 SMA/ DI 2 2 41 20 65

20 SMK Kesehatan - - - 3 3

21 SMP - - - 2 2

22 SD - - - 1 1

17
Total 7 7 52 48 114

Sumber : RSUD dr. Hasri Ainun Habibie

18
BAB III

KEGIATAN MAGANG MANDIRI

3.1 Sampling (Phlebotomy)


Phlebotomy (bahasa inggris phlebotomy) berasal dari kata yunani

phleb dan tomia yang berati pembuluh darah vena dan tomia berati mengiris

atau memotong (cutting). Dulu dikenal dengan istilah vena sectie (belanda),

venesection atau veni section (inggris) (Maruni, 2018).

1. Jenis-jenis alat phlebotomy


a. Spuit
Adalah alat yang digunakan untuk pengambilan darah atau

pemberian injeksi intravena dengan volume tertentu. Spuit

mempunyai skala yang dapat digunakan untuk mengukur jumlah

darah yang akan diambil, volume spuit bervariasi dari 1ml, 3ml, 5ml

bahkan ada yang sampai 50 ml yang biasanya digunakan untuk

pemberian cairan sonde atau syring pump (Maruni, 2018).

b. Tourniquet
Merupakan bahan mekanis yang fleksibel, biasanya terbuat

dari karet sintetis yang bisa merenggang. Digunakan untuk pengebat

atau pembendung pembuluh darah pada organ yang akan dilakukan

penusukan plebotomy. Adapun tujuan pembendungan ini adalah

untuk fiksasi, pengukuhan vena yang akan diambil. Dan juga untuk

menambah tekanan vena yang akan diambil, sehingga akan

mempermudah proses penyedotan darah kedalam spuit (Maruni,

2018).

19
c. Kapas alkohol
Merupakan bahan dari wol atau kapas yang mudah menyerap

dan dibasahi dengan antiseptik berupa etil alkohol. Tujuan

penggunaan kapas alkohol adalah untuk menghilangkan kotoran

yang dapat mengganggu pengamatan letak vena sekaligus

mensterilkan area penusukan agar risiko infeksi bisa ditekan

(Maruni, 2018).

d. Plester
Digunakan untuk fiksasi akhir penutupan luka bekas

phlebotomy, sehingga membantu proses penyembuhan luka dan

mencegah adanya infeksi akibat perlukaan atau trauma akibat

penusukan (Maruni, 2018).

2. Prinsip kerja
Pengambilan spesimen dalam metode tusukan vena, dimana jarum

diarahkan 30° dan disesuaikan arah pada pembuluh vena mediana cubiti

(pangkal siku) serta posisi jarum menghadap keatas, dengan

menggunakan jarum 3 cc/ml. Pembentukan pembuluh darah

vena dilakukan agar pembuluh darah tampak jelas dan dengan mudah

dapat ditusuk sehingga didapatkan sampel darah (Maruni, 2018).

3. Prosedur kerja
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.

2. Menyiapkan posisi pasien dalam keadaan yang senyaman mungkin

dengan posisi lengan pasien harus lurus, jangan membengkok siku,

20
pilih lengan yang banyak melakukan aktifitas dan letakan tangan diatas

meja.

3. Melakukan perabaan pada lokasi vena yang akan ditusuk, pasien

diminta untuk mengepalkan tangan.

4. Memasang tourniket lebih kurang 3 jari diatas lipat siku

5. Desinfeksi dengan menggunakan kapas alkohol 70 % pada lokasi

penusukan.

6. Menusuk bagian vena tadi dengan lubang jarum menghadap keatas

dengan kemiringan antara jarum dan kulit 15-300. Setelah volume

darah cukup dilepaskan tourniquet dan pasien.

3.2 Pemeriksaan Hematologi


Hematologi adalah istilah yang berakar dari bahasa Yunani, yaitu

haima dan logos. Haima artinya darah, sementara logos adalah belajar atau

pengetahuan. Jadi, hematologi adalah ilmu yang mempelajari tentang darah

beserta komponen darah berikut segala permasalahannya (Azhari, 2015).

Darah adalah jaringan cair yang terdiri atas dua bagian yaitu plasma

darah (cairan) dan sel darah. Plasma adalah bagian cair darah, dan sekitar 91%

merupakan air. Sedangkan sel darah terdiri dari tiga jenis yaitu trombosit

(keping-keping darah), leukosit (sel darah putih), dan eritrosit (sel darah

merah) (Prawansa, 2013).

White Blood Cell (WBC) atau biasa disebut dengan sel darah putih

memiliki ciri-ciri, antara lain tidak berwarna (bening), bentuk tidak tetap

(amoboid), berinti, dan ukurannya lebih besar dari pada sel darah merah.

21
Seluruh sel darah putih memiliki fungsi umum yang sama, yaitu melindungi

tubuh dari penyakit infeksi dan membentuk imunitas terhadap penyakit

tertentu (Prawansa, 2013).

Red Blood Cel (RBC) merupakan sel cakram tak berinti berbentuk

bikonkaf dengan pinggiran sirkuler yang tebalnya sekitar 1,5 µm dan pusatnya

tipis (Azhari, 2015).

Trombosit yang bukan sel lengka, melainkan fragmen atau pecahan

sel. Hitung normal trombosit (bagian dalam darah lengkap) dengan nilai

normal 150.000 – 300.000/mm3 (Azhari, 2015).

1. Parameter pemeriksaan hematologi


Tabel 3.1: Parameter Pemeriksaan Hematologi
No. Parameter Nilai Normal Nilai Kritis

Limit Limit

Rendah Tinggi

1. Hemoglobin 11 – 16 7 20

2. White Blood Cel 5 – 10 rb 2 40 rb

(WBC)

3. Red Blood Cel (RBC) Lk : 3,5 – 5,5 jt - -

Pr : 3,5 – 4,5 jt

4. Pletelet (Trombosit) 150 – 450 40 1000

a. Prinsip kerja hematology analyzer


Alat ini bekerja berdasarkan prinsip flow cytometer . Flow

cytometer adalah metode pengukuran (metri) jumlah dan sifat-sifat

22
sel (cyto) yang dibungkus oleh aliran cairan (flow) melalui celah

sempit ribuan sel dialirkan melalui celah tersebut sedemikian rupa

sehingga sel dapat lewat satu per satu, kemudian dilakukan

penghitungan jumlah sel dan ukurannya (Maruni, 2018).

2. Prosedur kerja hematology analyzer


a. Petugas mengisi identitas pasien yang ada di monitor layar alat.
b. Petugas melakukan homogenisasi sampel

c. Petugas meletakkan tabung pada tempat penghisap probe/jarum

sampel dan menekan “Jalankan” pada layar alat.

3.3 Pemeriksaan Kimia Darah


Kimia klinik darah adalah ilmu yang mempelajari tehnik terhadap

darah, urin, sputum (dahak), cairan otak, ginjal sekret-sekret yang

dikeluarkan. Pemeriksaan laboratorium yang berdasarkan pada reaksi kimia

dapat digunakan darah, urin atau cairan tubuh lainnya. Terdapat banyak

pemeriksaan kimia darah di dalam laboratorium klinik antara lain uji fungsi

hati, otot jantung, ginjal lemak darah, gula darah, fungsi pankreas, lektrolit,

dan dapat pula dipakai beberapa uji kimia yang digunakan untuk membantu

diagnosis anemi (Kamila, 2013).

Pemeriksaan lemak darah meliputi pemeriksaan kadar kolestrol total,

trigliserida, HDL, dan LDL kolestrol. Pemeriksaan tersebut terutaama

dilakukan pada pasien yang memiliki kelainan pada pembuluh darah seperti

pasien dengan kelainan pembuluh darah otak.

23
1. Kreatinin
Tes ini untuk mengukur jumlah kreatinin dalam darah. Kreatinin

dihasilkan selama kontraksi otot skeletal melalui pemecahan kreatinin

fosfat. Kreatinin diekskresi oleh ginjal dan konsentrasinya dalam darah

sebagai indikator fungsi ginjal. Pada kondisi fungsi ginjal normal,

kreatinin dalam darah ada dalam jumlah konstan. Nilainya akan

meningkat pada penurunan fungsi ginjal (Syahida, 2002).

2. Ureum
Ureum adalah produk akhir katabolisme protein dan asam amino

yang diproduksi oleh hati dan didistribusikan melalui cairan intraseluler

dan ekstraseluler ke dalam darah untuk kemudian difi ltrasi oleh

glomerulus (Syahida, 2002).

3. Kolesterol total
Kolesterol total adalah jumlah keseluruhan kolesterol yang

ditemukan dalam darah. Tubuh menggunakan kolesterol untuk

membantu membangun sel-sel dan memproduksi hormon. Terlalu

banyak kolesterol dalam darah dapat menumpuk di dalam arteri,

membentuk plak. Plak dalam jumlah besar meningkatkan risiko

terserang serangan jantung atau stroke (Yahya, 2015).

4. Trigliserida
Trigliserida adalah salah satu jenis lemak yang banyak ditemukan

di dalam darah. Trigliserida dihasilkan oleh organ hati, namun sebagian

besar berasal dari makanan, seperti daging, keju, susu, nasi, minyak

24
goreng, dan mentega. Dapat meningkatkan risiko penyakit jantung,

terlebih bila dibarengi dengan kadar LDL yang tinggi (Yahya, 2015).

5. LDL
LDL adalah jenis kolesterol yang dapat menyumbat pembuluh

darah dan meningkatkan risiko penyakit jantung. Membawa kebanyakan

lemak dan hanya sejumlah kecil protein dari hati ke bagian tubuh

lainnya. Tingkat LDL tertentu dalam darah adalah normal dan sehat

karena LDL memindahkan kolesterol ke bagian tubuh lain yang

membutuhkan. Tetapi, terkadang disebut kolesterol “buruk” karena

dalam tingkat yang tinggi dapat berisiko terjadinya penyakit jantung

(Yahya, 2015).

6. HDL
HDL disebut juga kolesterol baik yang membantu melindungi

dari risiko penyakit jantung. Jenis kolesterol ini dapat menghilangkan

kelebihan kolesterol jahat (LDL) dalam darah sehingga membantu

mencegah penumpukan. Semakin tinggi kadar HDL, maka semakin baik

pula kesehatan anda (Yahya, 2015).

7. SGOT dan SGPT


SGOT (serum glutamic oxaloacetic transaminase) adalah enzim

yang biasanya ditemukan pada hati (liver), jantung, otot, ginjal, hingga

otak. Sementara, SGPT (serum glutamic pyruvic transaminase) adalah

enzim yang paling banyak terdapat di dalam hati, meski begitu dalam

beberapa organ lain ada, tapi dalam jumlah yang sedikit. Kedua enzim

25
ini memiliki tugas yang sama, yaitu membantu mencerna protein dalam

tubuh (Yahya, 2015).

8. Asam urat
Asam urat terbentuk dari proses penguraian zat purin yang

terdapat dalam makanan dan minuman. Misalnya daging merah, seafood,

hati, ikan makarel, kacang, dan bir. Kemudian darah membawa purin ke

ginjal untuk di saring, dan sisanya dibuang melalui urine. Jika tubuh

memproduksi asam urat secara berlebihan dan ginjal tidak mampu lagi

membuangnya maka bisa mengundang peradangan sendi karena

terbentuknya kristal padat pada sendi-sendi (Syahida, 2002).

9. Albumin
Albumin adalah salah satu jenis protein yang paling berlimpah

dalam darah. Protein albumin dihasilkan oleh hati beredar ke aliran

darah untuk membantu tubuh menjaga keseimbangan cairan. Oleh sebab

itu jumlah protein darah ini harus selalu dalam keadaan seimbang untuk

menunjang fungsi normal dalam tubuh (Yahya, 2015).

10. Bilirubin
Bilirubin adalah pigmen kuning yang ada di dalam darah, urin,

dan tinja manusia. Pigmen ini berasal dari sel darah merah yang sudah

mati dan pecah. Di dalam aliran darah kita terdapat dua macam bilirubin;

bilirubin yang sudah diolah di hati dan mengandung gula disebut

"bilirubin direct" atau "bilirubin terkonjugasi", dan di sisi lain bilirubin

tanpa gula disebut "indirect billirubin" atau "bilirubin tak terkonjugasi"

26
sebagai hasil mentah (langsung) dari pecahnya eritrosit. Jumlah total

semua bilirubin dalam darah disebut "bilirubin total" (Yahya, 2015).

1. Pemeriksaan kimia darah dengan biochemistry analyzer


a. Prosedur kerja
1) Masukkan serum yang sudah di cup didalam alat.

2) Klik patient entry.

3) Isi identitas pasien

4) Klik pemeriksaan yang akan dilakukan.

5) Klik exit 2 kali

6) Klik start, lalu klik calibration patient.

7) Klik OK

8) Tunggu hasilnya

b. Parameter pemeriksaan kimia darah


Tabel 3.2: Parameter Pemeriksaan Kimia Darah
No. Parameter Nilai Normal

1. Kolesterol < 200 mg/dl

2. HDL >35 mg/dl

3. LDL < 150 mg/dl

4. Trigliserida < 150 mg/dl

5. Asam Urat Lk : 3,4 - 7,0 mg/dl

Pr : 2,4 – 5,7 mg/dl

6. Ureum 10 – 50 mg/dl

7. Kreatinin 0,6 – 1,6 mg/dl

8. Albumin 3,5 – 5,7 mg/dl

27
9. SGOT 0 – 37 𝜇/𝑙

10. SGPT 0 – 3 𝜇/𝑙

11. Bilirubin total < 1,2 mg/dl

12. Bilirubin direk < 0,3 mg/dl

13. Bilirubin indirect < 0,9 mg/dl

2. Pemeriksaan kimia darah dengan spektofotometer


Spektrofotometer merupakan salah satu metode dalam kimia

analisis yang digunakan untuk menentukan komposisi suatu sampel

baik secara kuantitatif dan kualitatif yang didasarkan pada interaksi

antara materi dengan cahaya. Spektrofotometer adalah alat untuk

mengukur transmitan atau absorban suatu sampel sebagai fungsi

panjang gelombang. Spektrofotometer merupakan gabungan dari alat

optic dan elektronika serta sifat-sifat kimia fisiknya. Dimana detektor

dapat mengukur intensitas cahaya yang dipancarkan secara tidak

langsung cahaya yang diabsorbsi. Tiap media akan menyerap cahaya

pada panjang gelombang tertentu tergantung pada senyawa atau warna

yang terbentuk (Yahya, 2015).

a. Parameter pemeriksaan spektrofotometri


Tabel 3.3: Parameter Pemeriksaan Spektofotometer
No Parameter Sampel Reagen Inkubasi Ket

. R1 R2

1. Glukosa 10𝜇l 1000 10 menit

𝜇l

28
2. Kolestrol 10 𝜇l 1000 10 menit

𝜇l

3. Trigliserida 10 𝜇l 1000 10 menit

𝜇l

4. Asam urat 20 𝜇l 1000 10 menit

𝜇l

5. Albumin 10 𝜇l 1000 10 menit

𝜇l

6. Protein 20 𝜇l 1000 10 menit

Total 𝜇l

7. Ureum 10 𝜇l 1000 30 detik

𝜇l

8. Kreatinin 100 𝜇l 500 𝜇 500 𝜇 30 detik

l l

9. SGOT 50 𝜇l 800 𝜇 200 𝜇 30 detik

l l

10 SGPT 50 𝜇l 800 𝜇 200 𝜇 30 detik

l l

11. HDL 6 𝜇l 600 𝜇 200 𝜇 R1 dan

l l R2 = 5

menit

12. Bil. Total 100 𝜇l 800 𝜇 200 𝜇 2 menit

29
l l

13. Bil. Direct 100 𝜇l 800 𝜇 200 𝜇 5 menit

l l

14. LDL Kolestrol – ( TG : 5 + HDL )

3.4 Pemeriksaan Elektrolit


Elektrolit adalah senyawa di dalam larutan yang berdisosiasi menjadi

partikel yang bermuatan (ion) positif atau negatif. Sebagian besar proses

metabolisme memerlukan dan dipengaruhi oleh elektrolit. Konsentrasi

elektrolit yang tidak normal dapat menyebabkan banyak gangguan. Jenis-jenis

pemeriksaan elektrolit, yaitu natrium (Na+), Kalium (K+), kalsium (Cl-)

(Nubaiti, 2007).

1. Natrium
Natrium adalah memelihara tekanan osmotik cairan ekstraselular

dan berhubungan dengan cairan tubuh serta membantu fungsi

neuromuskuler. Natrium juga membantu memelihara keseimbangan asam-

basa. berkurangnya natrium tubuh (hiponetramia) secara akut

menimbulkan gejala-gejala hipovolemia, syok dan kelainan jantung terkait

seperti takikardi (Nubaiti, 2007).

2. Kalium
Kalium adalah memelihara keseimbangan osmotik dalam sel,

meregulasi aktifitas otot, enzim dan keseimbangan asam basa. Kalium

merupakan kation utama dalam sel (Nubaiti, 2007).

30
3. Klorida
Klorida adalah membantu regulasi volume darah, tekanan arteri

dan keseimbangan asam basa (asidosis-alkalosis). Jumlah klorida dalam

tubuh ditentukan oleh keseimbangan antara klorida yang masuk dan yang

keluar. Klorida yang masuk tergantung dari jumlah dan jenis makanan.

Kandungan klorida dalam makanan sama dengan natrium. Orang dewasa

pada keadaan normal rerata mengkonsumsi 50-200 mEq klorida per hari,

dan ekskresi klorida bersama feses sekitar 1-2 mEq perhari. Drainase

lambung atau usus pada diare menyebabkan ekskresi klorida mencapai 100

mEq perhari. Kadar klorida dalam keringat bervariasi, rerata 40 mEq/L.

Bila pengeluaran keringat berlebihan, kehilangan klorida dapat mencapai

200 mEq per hari. Ekskresi utama klorida adalah melalui ginjal (Nubaiti,

2007).

1. Prosedur kerja:
a. Menu [H-READY]  Yes  Masukan data pasien  Name  ID

 [LOAD SAMPLE]  tahan tabung sampel sampai muncul

[WIPE PROBE, SHUT SAMPLE DOOR] ditampilkan.

b. Gunakan tisu bebas serat untuk membersihkan probe  tutup pintu

sampel.

c. Hitungan mundur akan dimulai.

d. Setelah pengukuran hasil akan ditampilkan dan dicetak.

31
2. Parameter pemeriksaan elektrolit
Tabel 3.4: Parameter Pemeriksaan Elektrolit
No. Parameter Nilai Normal Nilai Kritis

Limit Limit

Rendah Tinggi

1. Natrium 133 – 145 mmol/L 120 160

2. Kalium 3.5 – 5.0 mmol/L 2.5 6.0

3. Klorida 90 – 110 mmol/L 70 120

3.5 Pemeriksaan Glukosa Darah


1. Tes gula darah puasa
Pemeriksaan ini mewajibkan anda untuk puasa sebelumnya.

Biasanya, puasa yang dianjurkan memakan waktu kurang lebih 8 jam.

Karena cek gula darah puasa dilakukan di pagi hari, maka pasien diminta

untuk tidak makan dan minum di tengah malam (Harlinda Haroe, 2016).

2. Tes gula darah 2 jam postprandial (PP)


Tes gula darah 2 jam postpandrial adalah kelanjutan dari tes gula

darah puasa. Jadi, kalau anda sudah diambil sampel darahnya setelah

puasa 8 jam penuh, anda akan diminta untuk makan seperti biasa.

Kemudian selang 2 jam setelah makan, kadar gula darah anda akan dicek

kembali (Harlinda Haroe, 2016).

Sebenarnya wajar jika kadar gula darah melonjak setelah waktu

makan. Hal ini terjadi baik pada orang sehat maupun penderita diabetes.

Namun, pada orang yang sehat, kadar gula darah akan kembali normal

setelah 2 jam ia makan.

32
Ini disebabkan karena hormon insulin mereka bekerja dengan

baik untuk menurunkan kadar gula darah. Kondisi ini yang tak terjadi

pada penderita diabetes, hormon insulin mereka sudah tidak bisa bekerja

dengan normal. Maka dari itu gula darah mereka akan tetap tinggi meski

2 jam setelah makan (Harlinda Haroe, 2016).

3. Tes gula darah sewaktu


Tes gula darah ini dilakukan kapan saja, tidak perlu puasa

sebelumnya atau bisa dibilang tanpa syarat. Namun, pemeriksaan ini

biasanya hanya diterapkan pada penderita diabetes saja. Jadi, jika anda

sudah memiliki alat cek gula darah di rumah, anda bisa melakukan

pemeriksaan ini secara mandiri. Inilah kategori kadar gula darah anda

menurut tes gula darah sewaktu (Harlinda Haroe, 2016).

1. Parameter pemeriksaan glukosa darah

Tabel 3.5: Pemeriksaan Glukosa Darah

No. Parameter Nilai Normal Nilai Kritis

Limit Limit

Rendah Tinggi

1. Glukosa darah 60 – 100 mg/dl Neonatal: Neonatal:

puasa 30 mg/dl 40 mg/dl

2. 2 jam postprandial 70 – 140 mg/dl

(PP) Semua Semua

3. Glukosa darah < 200 mg/dl umur: 40 umur:

sewaktu mg/dl 400

33
mg/dl

3.6 Pemeriksaan Tubercolosis


Tubercolosis (TB) merupakan salah satu ancaman kesehatan yang

mematikan dan masih memiliki kelemahan dalam metode deteksi yang

efektif. Metode pemeriksaan yang banyak digunakan di Negara edemik TB

adalah pemeriksaan mikroskopik. Namun demikian, metode tersebut

memiliki sensitifitas yang rendah, tidak mampu dalam menentukan dalam

kepekaan obat, dan memiliki kualitas yang berbeda-beda karena dipengaruhi

oleh tingkat keterampilan teknis dalam melakukan pemeriksaan (Waworuntu

dkk, 2017).

Diagnosa konvensional untuk mendeteksi TB resistan obat (TB RO)

bergantung pada biakan dan uji kepekaan obat yang membutuhkan waktu

lama dan prosedur khusus dalam isolasi bakteri dari spesimen klinik,

identifikasi MTB. Hal tersebut diharapkan dapat diatasi dengan penggunaan

pemeriksaan Tes Cepat Molekuler (TCM) dengan Xpert MTB/TIF yang

cepat dan dapat mengidentifikasi keberadaan MTB dan resistan terhadap

rifampisin (Waworuntu dkk, 2017).

1 Pemeriksaan TB dengan alat TCM


a. Prinsip kerja tes cepat molekuler
Pemeriksaan TCM dengan Xpert MTB/RIF merupakan

metode deteksi molekuler berbasis nested real-time PCR untuk

diagnosis TB. Primer PCR yang digunakan mampu mengamplifikasi

sekitar 81 bp daerah inti gen rpoB MTB kompleks, sedangkan probe

34
dirancang untuk membedakan sekuen wild type dan mutasi pada

daerah inti yang berhubungan dengan resistansi terhadap rifampisin.

Pemeriksaan tersebut dilakukan dengan alat GeneXpert, yang

menggunakan sistem otomatis yang menginteraksikan proses

purifikasi spesimen, amplifikasi asam nukleat, dan deteksi sekuen

target. Sistem tersebut terdiri atas alat GeneXpert komputer dan

perangkat lunak. Setiap pemeriksaan menggunakan katrid sekali

pakai dan dirancang untuk meminimalkan kontaminasi silang.

Katrid Xpert MTB/RIF juga memiliki Sample Processing Control

(SPC) dan Probe Check Control (PCC). Sample Processing Control

berfungsi sebagai kontrol proses yang adekuat terhadap bakteri target

serta untuk memonitor keberadaan penghambat reaksi PCR,

sedangkan PCC berfungsi untuk memastikan proses rehidrasi reagen,

pengisian tabung PCR pada katrid.

b. Prosedur kerja pemeriksaan TCM


1) Beri label identitas pada setiap katrid. Identitas spesimen dapat

ditempel atau ditulis pada bagian sisi katrid. Jangan memberikan

label pada bagian barcode.

2) Bukalah penutup pot dahak, tambahkan Sample Reagent yang

sudah tersedia sebanyak 2 kali volume spesimen.

3) Tutup kembali pot dahak, kemudian kocok dengan kuat sampai

campuran dahak dan sample reagent menjadi homogen.

4) Diamkan selama 10 menit pada suhu ruang.

5) Kocok kembali campuran, lalu diamkan selama 5 menit.

35
6) Bila masih ada gumpalan, kocok kembali agar campuran dahak

dan sample reagent menjadi homogen sempurna dan biarkan

selama 5 menit pada suhu kamar.

7) Buka penutup katrid, kemudian buka tempat penampung

spesimen. Gunakan pipet yang disediakan untuk memindahkan

spesimen dahak yang telah diolah sebanyak 2 ml (samai garis

batas pada pipet) ke dalam katrid secara perlahan-lahan untuk

mencegah terjadinya gelembung yang bias menyebabkan eror.

8) Tutup katrid secara perlahan dan masukan katrid ke dalam alat

TCM.

9) Kemudian pastikan komputer dan alat TCM telah menyala serta

menjalankan program GeneXpert Dx.

10) Pada halaman utama GeneXpert Dx System, klik “Create Test”,

maka akan muncul kotak dialog “Please scan katrid barcode”.

11) Pindai barcode katrid menggunakan barcode scanner dengan

cara menekan tombol warna kuning pada barcode scanner.

12) Setelah itu, masukkan NIK pada kolom Patient ID dan bila tidak

ada maka menggunakan nomor identitas sediaan. Pada kolom

sampel ID masukan nomor urut TB 04_Nama_umur. Bagian

“Select Module” akan terisi secara otomatis, petugas

laboratorium tidak perlu mengubahnya. Kemudian klik “Start

Test”.

36
13) Lampu warna hijau di alat TCM akan berkedip-kedip pada modul

yang terpilih otomatis. Buka pintu modul dan letakkan katrid

TCM.

14) Tutup pintu modul dengan sempurna hingga terdengar bunyi

klik. Pemeriksaan akan dimulai dan lampu hijau akan tetap

menyala tanpa berkedip. Pemeriksaan akan berlangsung kurang

lebih 2 jam. Saat pemeriksaan selesai, lampu akan menyala

secara otomatis dan pintu modul akan terbuka secara otomatis.

15) Buka pintu modul dan keluarkan katrid. Katrid yang telah

dipakai harus dibuang ke tempat sampaah infeksius sesuai

dengan SOP yang diterapkan oleh masing-masing institusi.

2. Pemeriksaan TB dengan pewarnaan ZN


Pewarnaan Ziehl Neelson (ZN) atau pewarnaan tahan asam

memilahkan kelompok Mycobacterium dan Nocandia dengan bakteri

lainnya. Kelompok bakteri ini disebut bakteri tahan asam karena dapat

mempertahan carbol fuchsin yang bertujuan untuk mewarnai seluruh sel

bakteri. Tujuan pemberian alkohol asam adalah meluruhkan warna dari

carbol fuchsin, tetapi pada golongan BTA tidak terpengaruh pemberian

alkohol asam karena memiliki lapisan lipid yang sangat tebal sehingga

alkohol sukar menembus dinding sel bakteri tersebut dan warna merah

akibat pemberian carbol fuchsin tidak hilang. Tujuan pemberian

methylen blue adalah memberi warna background (Suryawati, 2015).

37
a. Prosedur kerja pewarnaan BTA
1) Mula – mula ambil mikroskop dilemari dengan seksama,

kemudian letakkan diatas meja dengan hati – hati

2) Diafragma terbuka, kemudian atur cahaya

3) Ambil objek glass dan dengan bersihkan dengan alkohol agar

bebas dari lemak

4) Lingkari objek glass dengan spidol permanen kira - kira 1 –

2cm dibelakang objek glass

5) Oles sampel sputum diatas objek glass dan keringkan selama

beberapa menit.

6) Fiksasi diatas api selama 3x berturut – turut

7) Teteskan carbol fuchsin kuat pada sediaan sambil diuapkan

selama 5 menit. Lalu bilas menggunakan aquadest

8) Kemudia teteskan alkohol pada sediaan. Lalu tunggu selama 30

detik kemudian bilas dengan aquadest

9) Setelah itu teteskan methyien blue pada sediaan dan biarkan

selama 2 menit lalu bilas menggunakan auadest.

10) Tunggu sampai kering dan periksa dibawah mikroskop dengan

menggunakan imersi dan pembesaran 100 x (Suryawati, 2015).

3.7 Pemeriksaan Imunoserologi


Serologi merupakan cabang imunologi yang mempelajari reaksi

antigen-antibodi secara invitro. Reaksi serologis dilakukan berdasarkan

asumsi bahwa agen infeksius memicu host untuk menghasilkan antibodi

38
spesifik, yang akan bereaksi dengan agen infeksius tersebut. Reaksi serologis

dapat digunakan untuk mengetahui respon tubuh terhadap agen infeksius

secara kualitatif maupun kuantitatif (Maryani, dkk. 2011).

Keuntungan melakukan pemeriksaan serologis untuk menegakkan

diagnosa suatu penyakit antara lain karena reaksi serologis spesifik untuk

suatu agen infeksius, waktu yang diperlukan lebih singkat daripada

pemeriksaan kultur/identifikasi bakteri, dan pengambilan sampel relatif

mudah yaitu darah. Beberapa pemeriksaan yang dilakukan, yaitu sebagai

berikut: (Maryani, dkk. 2011).

1. Prosedur kerja pemeriksaan widal test


b. Menyiapkan serum yang telah di sentrifus.

c. Kemudian pipet masing-masing reagen 1 tetes.

d. Pipet 20 mikro serum yang berdekatan dengan masing-masing

reagen.

e. Kemudian homogenkan beberapa menit.

f. Baca hasil dan jangan melewati waktu 2 menit.

2. Prosedur kerja pemeriksaan HBsAg


a. Darah disentrifus 4000 rpm 8 menit untuk mendapatkan serum.

b. Pipet serum yang telah disentrifus sebanyak 4 tetes.

c. Teteskan pada tes HBsAg.

d. Lihat hasilnya.

3. Prosedur kerja pemeriksaan golongan darah


a. Siapkan alat dan bahan

b. Siapkan kartu uji atau object glass yang telah di beri nomor 1-4

39
c. Sterilkan salah satu ujung jari dengan kapas yang telah di basahi

dengan alkohol 70%

d. Tusukkan lancet dengan hati-hati dan mantap ke ujung jari yang

telah steril, lalu tekanlah ujung jari hingga darah keluar.

e. Darah yang keluar pertama di buang menghindari kontaminasi

f. Tekan jari lagi sampai keluar darah lalu teteskan darah pada kartu uji

atau object glass sebanyak 4 kali pada tempat yang berbeda sesuai

nomor

g. Bersihkan darah pada jari dengan kapas alkohol kemudian tetap

tempelkan kapas alkohol pada daerah bekas tusukan.

h. Teteskan serum alfa sebanyak 1 tetes pada sampel darah pertama,

lalu aduklah dengan gerakan memutar menggunakan tusuk gigi.

Amatilah apa yang terjadi.

i. Lakukan langkah yang sama untuk serum beta, serum alfa-beta, dan

serum anti rhesus.

j. Tentukan golongan darah berdasarkan keterangan berikut:

1) Jika darah di A menggumpal sedangkan di B tidak menggumpal

maka termasuk golongan darah A

2) Jika darah di A tidak menggumpal sedangkan di B menggumpal

maka termasuk golongan darah B

3) Jika darah di A dan B menggumpal maka termasuk golongan AB

4) Jika darah A dan B tidak menggumpal maka termasuk golongan

darah O

40
k.Setelah selesai bereskan alat

4. Prosedur kerja pemeriksaan B20 test


a. Ambil test device

b. Simpan di tempat yang rata dan kering

c. Gunakan mikropipet, 10 𝜇l serum atau 20 𝜇𝑙 darah pada sumur

sampel.

d. Tambah 4 tetes assay diluent.

e. Baca hasil sekita 5- 20 menit.

f. Interpretasi hasil :

1) Invalid : Tidak ada garis yang muncul

2) Negatif : Garis pada bagian kontrol

3) Positif : Garis tes 2 Apabila kedua garis tes muncul, maka

hasil positif HIV 1 dan HIV 2, tapi lihat garis mana yang

paling gelap.

3.8 Pemeriksaan Urin Rutin


Urinalisis adalah salah satu pemeriksaan laboratorium yang penting

untuk menegakkan berbagai diagnosis. Banyak produk akhir metabolism dan

berbagai zat lainnya diekskresikan melalui urin. Pemeriksaan urinalisis selain

memberikan indikasi berbagai kondisi sistematik seseorang itu sebabnya

urinalisis merupakan salah satu pemeriksaan laboratorium yang sering diminta

oleh dokter (Kamila, Laila. 2013).

Pemeriksaan urin rutin yang biasa disebut dengan “pemeriksaan

penyaring” ialah beberapa macam pemeriksaan yang diangkat dasar bagi

41
pemeriksaan selanjutnya dan yang menyertai pemeriksaan fisik tanpa

pendapat khusus. Jenis pemeriksaan yang termasuk rutin itu berbeda-beda

menurut pandangan yang dianut dalam suatu rumah sakit. Pemeriksaan urin

rutin adalah termasuk parameter: jumlah urin, makroskopik urin, berat jenis,

protein, glukosa, pemeriksaan sedimen (Gandasoebrata, 2016).

1. Prinsip kerja urine analyzer


Strip uji ditempatkan pada tray, lalu tray ditarik motor penggerak

sehingga strip bergerak kedalam alat pembaca. Analisa pada membaca

referensi, diikuti oleh masing-masing dari bagian uji pada strip, sample

masuk pada (LED Spectral Reflectance).

2. Cara kerja alat urine analyzer


a. Pengujian dimulai dari pilih layar utama.

b. Layar yang muncul berikutnya yaitu persiapan Uji.

c. Siapkan juga tisu, strip tes, dan urin.

d. Sentuh tombol START. Analyzer memberikan waktu beberapa detik

untuk menyelesaikan langkah berikut :

1) Celupkan strip reagen ke dalam sampel urin, sehingga membasahi

semua bantalan. Setelah itu segera menghapus strip tes dari urin

dengan menggunakan tisu dan tiriskan pada tisu.

2) Tarik ujung strip terhadap sisi sampel yang anda keluarkan.

3) Noda yang menyentuh tepi bersihkan dengan tisu untuk menghapus

kelebihan urin.

4) Tempatkan strip reagen di meja tes dengan bantalan menghadap ke

atas.

42
5) Pada akhir detik menghitung mundur, meja tes dan strip secara

otomatis akan ditarik ke dalam analyzer.

6) Timer akan menghitung mundur waktu tersisa dalam menganalisis

strip hasil.

7) Jika analisa telah dibentuk untuk otomatis mencetak hasil, maka

layar printing akan ditampilkan sampai print out telah selesai (jika

tidak layar hasil akan muncul). Tanggal, waktu dan urutan

pengujian Nomor akan dicetak bersama dengan hasil tes. "tidak

dimasukkan" akan dicetak di sebelah warna dan kejelasan. Layar

berikutnya ditampilkan adalah layar hasil. Halaman pertama hasil

tes yang ditampilkan pada layar dan tabel uji dan strip secara

otomatis mendorong keluar dari analyzer (Gandasoebrata, 2016).

3. Parameter urine analyzer

Tabel 3.6: Parameter Urine Analyzer

No. Parameter Nilai Normal

1. Bilirubin Negatif

2. Urobilinogen Negatif

3. Keton Negatif

4. ASC Negatif

5. Glukosa Negatif

6. Eritrosit Negatif

7. pH 5–9

8. Nitrit Negatif

43
9. Leukosit Negatif

10. B.J Negatif

3.9 Pemeriksaan Laju Endap Darah (LED)


Tes laju endap darah adalah pengujian yang dilakukan untuk

mengetahui seberapa cepat sel darah merah mengendap di dalam plasma

darah melalui sampel darah yang diteliti. Waktu yang diperlukan untuk tes

LED adalah satu jam. Pengujian LED bisa dilakukan secara manual dan

otomatis (Gandasoebrata, 2016).

Tujuan dari dilakukannya tes laju endap darah adalah untuk

mendiagnosis adanya peradangan, infeksi, atau penyakit akut lainnya di

dalam tubuh. Pelaksanaan tes laju endap darah juga memiliki tujuan untuk

mengetahui proses perjalanan masalah medis terkait inflamasi. Namun, tes

laju endap darah tidak bisa mengetahui secara lebih spesifik area tubuh yang

sedang meradang (Gandasoebrata, 2016).

1. Prosedur kerja tes laju endapan darah


a. Ambil sampel darah secukupnya dari tubuh pasien, campur sampel

darah dengan menggunakan antikoagulan (Na sitrat 3,8%)

b. Masukkan sampel darah di dalam tabung westergren

c. Simpan tabung-tabung kaca tersebut pada rak tabung agar tetap tegak

d. Diamkan dalam suhu kamar selama 1 atau 2 jam

44
3.10 Pemeriksaan HbA1C
Pemeriksaan HbA1c adalah pemeriksaan darah yang penting untuk

melihat seberapa baik pengobatan terhadap diabetes. Artinya pemeriksaan

hemoglobin A1C ini akan menggambarkan rata-rata gula darah selama 2

sampai 3 bulan terakhir dan digunakan bersama dengan pemeriksaan gula

darah biasa untuk membuat penyesuaian dalam pengendalian diabetes

melitus. Menurut (Gandasoebrata, 2016) dalam melakukan pemeriksaan

HbA1C, prosedur kerja yang dilakukan sebagai berikut:

1. Buka penutup alat

2. Masukan test catridge

3. Kocok reagent pack 5-6 x

4. Masukan sampel darah ke reagent pack sebanyak 4 mikro

5. Masukan reagent pack ke dalam catridge pada alat

6. Tutup penutup alat

7. Alat bekerja dan menghitung mundur selama 5 menit

8. Hasil pengukuran ditampilkan dalam satuan % HbA1C

45
BAB IV

HASIL PRAKTEK MAGANG MANDIRI

4.1 Hasil Pemeriksaan Hematologi


Dari hasil magang mandiri selama 29 hari di Rumah Sakit Umum

Daerah dr. Hasri Ainun Habibie, didapatkan hasil sebagai berikut.

Tabel 4.1: Hasil Pemeriksaan Hematologi

Jumlah Pasien
No Jenis Jumlah Keterangan
Minggu ke
pemeriksaan
1 2 3 4

Normal: 231
1. Darah Rutin 73 83 71 89 316
Abnormal: 85

Normal:
2. LED - - - - 0
Abnormal:

Hasil pemeriksaan hematologi selama 29 hari kerja dengan jenis

pemeriksaan darah rutin sebanyak 316 pasien. Sedangkan pada pemeriksaan

Laju Endap Darah (LED) tidak terdapat pasien.

4.2 Pemeriksaan Imunoserologi/Imunohematologi


Tabel 4.2: Hasil Pemeriksaan Imunoserologi/Imunohematologi

Jumlah Pasien
No Jenis Jumlah Keterangan
Minggu ke
pemeriksaan
1 2 3 4

46
Normal: 5
1. HBsAg 1 2 2 1 6
Abnormal: 1

Positif : 3
2. Widal Test 1 0 1 1 3
Negatif : 0

A:
3. Golongan - - - - 0
B:
Darah
AB:

O:

Positif:
4. B20 Test - - - - 0
Negatif:

Hasil pemeriksaan imunoserologi/imunohematologi selama 29 hari

kerja dengan jenis pemeriksaan HBsAg sebanyak 6 pasien, pemeriksaan

widal test sebanyak 3 pasien, sedangkan pada jenis pemeriksaan golongan

darah tidak terdapat pasien, begitu pun pada pemeriksaan B20 test tidak

terdapat pasien.

4.3 Pemeriksaan Kimia Klinik

Tabel 4.3: Hasil Pemeriksaan Kimia Klinik

Jumlah Pasien
No Jenis Jumlah Keterangan
Minggu ke
pemeriksaan
1 2 3 4

Normal: 247
1. GDS/GDP Stik 115 95 98 62 370
Abnormal:

47
123

Normal: 56
2. Kimia Darah 13 14 12 39 78
Abnormal: 22
Menggunakan

spektofotometer

dan

biochemistry

analyzer

Normal: 13
3. Elektrolit 4 9 6 4 23
Abnormal: 10

Normal:
4. HbA1C - - - - 0
Abnormal:

Hasil pemeriksaan kimia klinik selama 29 hari kerja dengan jenis

pemeriksaan GDS/GDP Stik sebanyak 370 pasien, pemeriksaan kimia darah

menggunakan alat spektofotometer dan biochemistry analzyer sebanyak 78

pasien, pemeriksaan elektrolit sebanyak 23 pasien, sedangkan jenis

pemeriksaan HbA1C tidak terdapat pasien.

4.4 Pemeriksaan Urinalisa


Tabel 4.4: Hasil Pemeriksaan Urinalisa

Jumlah Pasien
No Jenis Jumlah Keterangan
Minggu ke
pemeriksaan
1 2 3 4

48
Normal: 17
1. Urin Lengkap 3 7 3 5 18
Abnormal: 1

Positif:
2. HCG - - - - 0
Negatif:

Hasil pemeriksaan urinalisa selama 29 hari kerja dengan jenis

pemeriksaan urin lengkap sebanyak 18 pasien, sedangkan pada jenis

pemeriksaan HCG tidak terdapat pasien.

4.5 Pemeriksaan Bakteriologi


Tabel 4.5: Hasil Pemeriksaan Bakteriologi

Jumlah Pasien
No Jenis Jumlah Keterangan
Minggu ke
pemeriksaan
1 2 3 4

Negatif: 1
1. BTA TCM 1 - - - 1
Positif: -

-
2. Pewarnaan - - - - 0

BTA

Hasil pemeriksaan bakteriologi selama 29 hari kerja dengan jenis

pemeriksaan BTA TCM sebanyak 1 pasien, sedangkan pemeriksaan

bakteriologi dengan jenis pemeriksaan pewarnaan BTA tidak terdapat pasien.

49
4.6 Jenis Pemeriksaan Terbanyak
Tabel 4.6: Jenis Pemeriksaan Terbanyak
No. Pemeriksaan Jumlah Pasien

1. Kimia darah 471 pasien

2. Hematologi 316 pasien

Jenis pemeriksaan yang paling banyak dilakukan yaitu pemeriksaan


kimia darah sebanyak 471 pasien dan pemeriksaan hematologi sebanyak 316
pasien.

4.7 Hasil Pemeriksaan Terbanyak


Tabel 4.7: Hasil Pemeriksaan Terbanyak
No. Pemeriksaan Jumlah Pasien

1. Glukosa darah 370 pasien

2. Darah rutin 316 pasien

Hasil pemeriksaan yang paling banyak dilakukan yaitu pemeriksaan

glukosa darah sebanyak 370 pasien dan pemeriksaan darah rutin sebanyak 316

pasien.

4.8 Penyakit Terbanyak


Tabel 4.8: Penyakit Terbanyak
No. Pemeriksaan Jumlah Pasien

1. Diabetes mellitus (DM) 370 pasien

Dari hasil pemeriksaan didapatkan jumlah penderita penyakit

terbanyak adalah Diabetes mellitus (DM) sebanyak 370 pasien.

50
BAB V

PEMBAHASAN

5.1 Hasil Pemeriksaan


Magang mandiri merupakan salah satu program Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan Bina Mandiri Gorontalo yang bertujuan untuk mengenalkan

mahasiswa di dunia kerja serta meningkatkan kemampuan mahasiswa

menyerap pengalaman-pengalaman di tempat kerja.

Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bina Mandiri Gorontalo

(STIKES) melaksanakan magang mandiri di beberapa rumah sakit yang ada di

gorontalo, salah satunya RSUD dr. Hasri Ainun Habibie.

Rumah Sakit Umum Daerah dr. Hasri Ainun Habibie memiliki

laboratorium yang sudah terdapat alat-alat otomatis. Pemeriksaan yang ada

pada laboratorium ini yaitu darah rutin (HB, WBC, HGB, RBC, PLT, HCT),

kimia darah (glukosa, ureum, kreatinin, SGOT, SGPT, kolestrol, asam urat,

HDL, LDL, trigliserida, almunium), urin rutin, elektrolit, TCM, widal,

HBsAg, HBA1C, golongan darah.

Berdasarkan hasil magang mandiri mahasiswa menerima banyak ilmu

pengetahuan terntang pelajaran produktif analis kesehatan. Yang dibuktikan

dengan penambahan atau keterampilan mahasiswa dalam melakukan

pemeriksaan yang belum didapatkan dibangku kuliah. Sehingga ini akan

menjadi bahan acuan mahasiswa dalam pembelajaran nanti yang akan ia

dapatkan di semester lainnya.

Kegiatan yang dilakukan mahasiswa STIKES selama kurang lebih 29

hari di RSUD dr. Hasri Ainun Habibie dari 1. 171 pasien mereka dapat

51
melakukan beberapa pemeriksaan yaitu, darah rutin dengan total pemeriksaan

316 pasien, dimana pada minggu pertama yaitu 73 pemeriksaan terbagi 47

hasil normal dan 26 hasil abnormal, minggu kedua yaitu 83 pemeriksan

terbagi 74 hasil nermal dan 9 hasil abnormal, minggu ketiga yaitu 71

pemeriksaan terbagi 47 hasil normal dan 24 hasil abnormal dan di minggu

keempat yaitu 89 pemeriksaan terbagi 63 hasil normal dan 26 hasil abnormal.

Kegiatan berikutnya yaitu melakukan pemeriksaan kimia klinik

GDS/GDP menggunakan stik dimana total keseluruhan pemeriksaan 370

pasien, total pemeriksaan diminggu pertama yaitu 115 terbagi 77 hasil normal

dan 38 hasil abnormal, minggu kedua yaitu 95 pemeriksan terbagi 61 hasil

normal dan 34 hasil abnormal, minggu ketiga yaitu 98 pemeriksaan terbagi 65

hasil normal dan 33 hasil abnormal dan di minggu keempat yaitu 62

pemeriksaan terbagi 44 hasil normal dan 18 hasil abnormal.

Selanjutnya yaitu melakukan pemeriksaan urin menggunakan

urinanalyzer dengan total keseluruhan pemeriksaan 18 pasien, total

pemeriksaan diminggu pertama yaitu 3 terbagi 2 hasil normal dan 1 hasil

abnormal, minggu kedua yaitu 7 pemeriksan dengan hasil normal, minggu

ketiga yaitu 3 pemeriksaan dengan hasil normal dan di minggu keempat yaitu

5 pemeriksaan terbagi 3 hasil normal dan 2 hasil abnormal.

Kegiatan berikutnya yaitu melakukan pemeriksaan kimia klinik

menggunakan spektofotometer dan biochemistry analyzer dengan total

keseluruhan pemeriksaan 78 pasien, Total pemeriksaan diminggu pertama

yaitu 13 terbagi 10 hasil normal dan 3 hasil abnormal, minggu kedua yaitu 14

52
pemeriksan terbagi 13 hasil normal dan 1 hasil abnormal, minggu ketiga yaitu

12 pemeriksaan terbagi 9 hasil normal dan 3 hasil abnormal dan di minggu

keempat yaitu 39 pemeriksaan terbagi 24 hasil normal dan 15 hasil abnormal.

Kegiatan berikutnya yaitu melakukan pemeriksaan elektrolit dengan

total keseluruhan 23 pasien, total pemeriksaan diminggu pertama yaitu 4

terbagi 1 hasil normal dan 3 hasil abnormal, minggu kedua yaitu 9 pemeriksan

terbagi 8 hasil nermal dan 1 hasil abnormal, minggu ketiga yaitu 6

pemeriksaan terbagi 2 hasil normal dan 4 hasil abnormal dan di minggu

keempat yaitu 4 pemeriksaan terbagi 2 hasil normal dan 2 hasil abnormal.

Selanjutnya yaitu melakukan pemeriksaan widal, Total pemeriksaan

diminggu pertama yaitu 1 hasil normal, minggu ketiga yaitu 1 pemeriksaan

dengan hasil normal dan di minggu keempat yaitu 1 pemeriksaan dengan hasil

normal.

Beberapa pemeriksaan seperti LED, B20 test, HCG, golongan darah,

pewarnaan BTA dan HBA1C merupakan pemeriksaan yang tidak dilakukan

mahasiswa saat magang mandiri, tetapi pemeriksan ini ada di laboratorium

RSUD. Hasri Ainun Habibie.

5.2 Jenis Pemeriksaan Terbanyak


Selama 29 hari magang mandiri di RSUD dr. Hasri Ainun Habibie,

jenis pemeriksaan yang paling banyak dilakukan yaitu pemeriksaan Kimia

darah dengan 471 pasien dan pemeriksaan hematologi 316 pasien.

53
5.3 Hasil Pemeriksaan Terbanyak
Selama 29 hari magang mandiri di RSUD dr. Hasri Ainun Habibie,

hasil pemeriksaan yang paling banyak dilakukan yaitu pemeriksaan gluoska

darah dengan 370 pasien dan pemeriksaan darah rutin 316 pasien.

5.4 Penyakit Terbanyak

Selama 29 hari magang mandiri di RSUD dr. Hasri Ainun Habibie,

dari hasil pemeriksaan didapatkan jumlah penderita penyakit terbanyak adalah

Diabetes mellitus (DM) sejumlah 370 pasien.

5.5 Kendala

Selama 29 hari magang mandiri, kendala yang kami temukan yaitu

keterbatasan alat dan keterbatasan ruangan. Contohnya di RSUD dr. Hasri

Ainun Habibie tidak menyediakan pemeriksaan feses rutin, sehingga sampel

harus di kirim ke rumah sakit lain. Kemudian dengan keterbatasan ruanganpun

menjadikan setiap alat yang berada di laboratorium tidak terorganisir sesuai

kelompok pemeriksaannya. Contohnya saat melakukan pemeriksaan

mikrobiologi, laboratorium yang digunakan masih bergabung dengan alat-alat

untuk pemeriksaan kimia darah.

5.6 Rekomendasi
Setelah 29 hari magang mandiri di RSUD dr. Hasri Ainun Habibie,

sebaiknya laboratorium mempunyai ruangan sesuai dengan jenis

pemeriksaannya dan memfasilitasi alat pemeriksaan feses rutin agar tidak lagi

54
mengirim sampel ke rumah sakit lain dan hasil dari pemeriksaannya segera

dikeluarkan.

55
BAB VI

PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil magang mandiri di RSUD dr. Hasri Ainun Habibie

dapat disimpulkan bahwa selama praktek 29 hari kerja didapatkan hasil

pemeriksaan terbanyak adalah pemeriksaan glukosa darah dengan total

pemeriksaan 370.

6.2 Saran

Berdasarkan hasil magang yang diperoleh di RSUD dr. Hasri Ainun

Habibie. Maka penulis memberikan saran yang dapat menjadi pertimbangan

beberapa pihak, yaitu:

1. Melaksanakan Pre Test dan Post Test disetiap kegiatan magang di RSUD

dr. Hasri Ainun Habibie

2. Laboratorium dapat mengorganisasikan ruangan sesuai pengelompokan

pemeriksaan.

3. Laboratorium menyediakan loker jas laboratorium khusus, untuk

menghindari penularan virus dan bakteri

56

Anda mungkin juga menyukai