Obat Tablet
Obat Tablet
Obat Tablet
PENGERTIAN TABLET
A.TABLET (MENURUT FI III)
Tablet adalah sediaan padat kompak, dibuat
secara kempa cetak, dalam bentuk tabung pipih
atau sirkuler, kedua permukaannya rata atau
cembung, mengandung satu jenis obat atau lebih
dengan atau tanpa zat tambahan. Zat tambahan
yang digunakan dapat berfungsi sebagai zat
pengisi, zat pengembang, zat pengikat, zat pelicin,
zat pembasah atau zat lain yang cocok.
PENGGOLONGAN TABLET
A. Berdasarkan prinsip pembuatan, tablet
terdiri atas :
1. Tablet Kempa
Dibuat dengan cara pengempaan dengan memberikan
tekanan tinggi pada serbuk atau granul menggunakan pons
atau cetakan baja.
2. Tablet Cetak
Dibuat dengan cara menekan massa serbuk lembab
dengan tekanan rendah pada lubang cetakan. Kepadatan
tablet tergantung pada pembentukan Krista yang terbentuk
selama pengeringan, tidak tergantung pada kekuatan yang
diberikan.
KOMPONEN TABLET
1. Zat Aktif
2. Eksipien/bahan tambahan
a. Bahan pengisi (diluent)
Berfungsi untuk memperbesar volume massa agar mudah dicetak
atau dibuat.Bahan pengisi ditambahkan jika zat aktifnya sedikit atau sulit
dikempa. Contoh :laktosa, pati, kalsium fosfat, dibase, selulosa mikrokristal.
b. Bahan pengikat (binder)
Berfungsi memberikan gaya adhesi pada massa serbuk sewaktu
sewaktu granulasi dan menambah daya kohesi pada bahan pengisi.
Contoh : gom akasia, gelatin, sukrosa, povidon, metilselulosa,CMC,
selulosa mikrokristal, pasta pati terhidrolisis.
c. Bahan penghancur/pengembang (disintegrant)
Berfungsi membantu hancurnya tablet setelah ditelan. Contoh : pati,
asam alginat, selulosa mikrokristal.
KOMPONEN TABLET
d. Glidan Yaitu bahan yang dapat meningkatkan kemampuan mengalir
serbuk. Umumnya digunakan dalam kempa langsung tanpa proses
granulasi.Contoh : silika pirogenik koloidal.
e. Bahan pelicin (lubrikan)
Berfungsi mengurangi gesekan selama pengempaan tablet dan juga berguna
untuk mencegah massa tablet melekat pada cetakan.
Contoh : senyawa asam stearat dengan logam (contoh:Mstearat),asam stearat,
talk, minyak nabati terhidrogenasi.
f. Bahan penyalut (coating agent)
3. Ajuvan
a. Bahan pewarna (coloring agent)
Berfungsi meningkatkan nilai estetika atau untuk identitas produk.
b. Bahan pengaroma (flavour)
Berfungsi menutupi rasa dan bau zat khasiat yang tidak enak.
JENIS-JENIS TABLET
Berikut adalah jenis-jenis tablet, berdasarkan cara penggunaan dan tujuan
penggunaannya:
1. Tablet Oral
adalah tablet yang biasa diminum bersamaan dengan air, ditujukan
pada pelepasan obat di saluran cerna. Tablet oral biasa yang tanpa disalut akan
mengalami pelepasan obat dilambung.
Selain itu juga ada Tablet Salut Selaput, merupakan tablet yang
disalut dengan selaput tipis dari polimer yang larut atau tidak larut dalam air,
maupun membentuk lapisan yang meliputi tablet. Tujuannya adalah agar obat
yang terkandung dalam tablet dalam diabsorpsi secara perlahan-lahan, tidak
sekaligus.
2. Tablet Sublingual dan Bukal
tablet yang disisipkan di pipi (bukal) dan di bawah lidah (sublingual),
biasanya memiliki bentuk yang berbeda dengan tablet kebanyakan, yaitu
berbentuk datar.
Tablet ini juga merupakan tablet oral yang direncanakan larut dalam
kantung pipi atau di bawah lidah untuk diabsorpsi melalui mukosa oral.
Biasanya ditujukan untuk efek yang cepat, dan untuk obat-obatan yang dapat
dirusak oleh cairan lambung dan atau sedikit obat yang diabsorbsi melalui
saluran cerna.
JENIS-JENIS TABLET
3. Tablet Kunyah
Merupakan tablet segera hancur ketika dikunyah maupun
dibiarkan melarut dalam mulut. Biasanya tablet ini ditujukan
untuk anak-anak, memiliki rasa yang baik, dan biasanya
produknya berupa multivitamin.
4. Tablet Effervescent
Yaitu tablet berbuih yang mengandung garam effervescent atau
bahan lain yang dapat melepaskan gas ketika bercampur dengan
air. Tablet effervescent dibuat untuk memudahkan penyerapan
obat karena obat diberikan dalam bentuk larutan ketika akan
digunakan.
JENIS-JENIS TABLET
5. Implan
Yaitu tablet dengan massa padat steril berukuran kecil,
berisi obat dengan kemurnian tinggi (dengan atau tanpa
eksipien).
Implan atau pelet dimaksudkan untuk ditanam di dalam
tubuh (biasanya secara subkutan) dengan tujuan untuk
memperoleh pelepasan obat secara berkesinambungan dalam
jangka waktu lama. biasanya digunakan pada obat-obatan
kontrasepsi.
CARA PEMBUATAN TABLET
1. Metode granulasi basah
Granulasi Basah yaitu memproses campuran partikel zat aktif
dan eksipien menjadi partikel yang lebih besar dengan menambahkan
cairan pengikat dalam jumlah yang tepat sehingga terjadi massa
lembab yang dapat digranulasi. Metode ini biasanya digunakan apabila
zat aktif tahan terhadap lembab dan panas. Prinsip dari metode
granulasi basah adalah membasahi masa tablet dengan larutan pengikat
teretentu sampai mendapat tingkat kebasahan tertentu pula,
kemudian masa basah tersebut digranulasi .
1. Memperoleh aliran yang baik 1. Banyak tahap dalam proses produksi yang
2. Meningkatkan kompresibilitas harus divalidasi
3. Untuk mendapatkan berat jenis yang sesuai 2. Biaya cukup tinggi
4. Mengontrol pelepasan 3. Zat aktif yang sensitif terhadap lembab dan
5. Mencegah pemisahan komponen campuran panas tidak dapat dikerjakan
selama proses dengan cara ini. Untuk zat termolabil dilakukan
6. Distribusi keseragaman kandungan dengan pelarut non air.
7. Meningkatkan kecepatan disolusi
2. Granulasi Kering
Granulasi Kering disebut juga slugging, yaitu memproses partikel zat
aktif dan eksipien dengan mengempa campuran bahan kering menjadi massa
padat yang selanjutnya dipecah lagi untuk menghasilkan partikel yang berukuran
lebih besar dari serbuk semula (granul). Prinsip dari metode ini adalah membuat
granul secara mekanis, tanpa bantuan bahan pengikat dan pelarut, ikatannya
didapat melalui gaya.
-Metode ini digunakan dalam kondisi-kondisi sebagai berikut :
• Kandungan zat aktif dalam tablet tinggi.
• Zat aktif susah mengalir .
• Zat aktif sensitif terhadap panas dan lembab .
- Keuntungan cara granulasi kering adalah:
• Peralatan lebih sedikit karena tidak menggunakan larutan pengikat, mesin
pengaduk berat dan pengeringan yang memakan waktu.
• Baik untuk zat aktif yang sensitif terhadap panas dan lembab .
• Mempercepat waktu hancur karena tidak terikat oleh pengikat. Kekurangan cara
granulasi kering adalah:
• Memerlukan mesin tablet khusus untuk membuat slug .
• Tidak dapat mendistribusikan zat warna seragam .
• Proses banyak menghasilkan debu sehingga memungkinkan terjadinya
kontaminasi silang .
3. Metode Kempa Langsung
6. Sticking: keadaan dimana granul menempel pada dinding die (ada adhesi)