MK. Maritime System
MK. Maritime System
Pasal 170 :
Tarif angkutan di perairan terdiri atas tarif angkutan penumpang dan tarif angkutan
barang.
Pasal 171 :
(1) Tarif angkutan penumpang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 170 terdiri atas
jenis tarif untuk:
a. kelas ekonomi; dan
b. kelas non-ekonomi.
(2) Tarif angkutan penumpang kelas ekonomi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf a ditetapkan oleh Menteri.
(3) Tarif angkutan penumpang non-ekonomi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf b ditetapkan oleh penyelenggara angkutan berdasarkan tingkat pelayanan
yang diberikan.
KASTEMER
NILAI
LAYANAN LOKASI TAHAP
TAMBAH
Nilai Transaksi
Tiket Penump &
Agen
PELNI
Penump
Barang Bagasi
Bagasi
Kounter &
Sesuai Asal-
Sesuai Asal-
Perjalanan
Pemberian Tiket
Penumpang
Transaction
Barang Over
Outlet Cabang
Pembayaran Tiket
Terminal
Penump.
Pemberian Pas
Departure
Kenyamanan
Naik
Pemeriksaan
Keselamatan
Pas Naik
Layanan Wajib
Pre-
Pemeriksaan
Services
Onboard
Penump.
Dermaga
Keamanan
Departure
Barang Penum.
Services
Keselamatan
Keselamatan
On-Board Ship
Pelayaran
Kapal Penumpang
Keselamatan Asuransi
Resto / Café /
Kepuasan
Toko / Wartel
Pengetahuan Perpustakaan
Layanan
Tambahan
Penumpang
Keamanan &
Turun dari
Keselamatan
Post-
Kapal
Arrival
Services
Onboard
Penump.
Dermaga
Pemeriksaan
Keamanan
Layanan Wajib
Tiket Turun
Penumpang dan Barang diseberangkan menuju Pelabuhan Tujuan dgn Aman & Selamat
Layanan Trans
Post-
Arrival
Kepuasan
Terminal
Penump.
antar-moda
LAYANAN PENUMPANG KAPAL PENUMPANG
Tamb.
Layanan
LAYANAN PENUMPANG KAPAL PENUMPANG
Pasal 172 :
(1) Tarif angkutan barang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 170 ditetapkan oleh penyedia jasa
angkutan berdasarkan kesepakatan antara pengguna dan penyedia jasa angkutan sesuai dengan
jenis, struktur, dan golongan yang ditetapkan oleh Menteri.
(2) Tarif angkutan barang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas jenis tarif untuk:
a. barang yang sesuai bentuk dan sifatnya memerlukan penanganan secara umum;
b.barang khusus yang karena sifat dan ukurannya memerlukan penanganan khusus antara lain
kayu gelondongan, barang curah, rel, dan ternak;
c.barang berbahaya yang karena sifat, ciri khas, dan keadaannya dapat membahayakan jiwa
manusia dan lingkungan yang dapat berbentuk bahan cair, bahan padat, dan bahan gas;
d. kendaraan beserta muatannya yang diangkut kapal Ro-Ro.
(3) Struktur tarif angkutan barang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan kerangka tarif
yang dikaitkan dengan:
a. kekhususan jenis barang;
b. bentuk kemasan;
c. volume atau berat barang; dan
d. jarak atau waktu tempuh.
Pasal 173 :
Golongan tarif angkutan barang di perairan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 172
ayat (1) merupakan penggolongan tarif yang ditetapkan berdasarkan:
a. jenis barang yang diangkut;
b. jenis pelayanan;
c. klasifikasi; dan
d. fasilitas angkutan.
2. Tarif Usaha Jasa Terkait Dengan Angkutan di Perairan
Pasal 175 :
(1) Tarif usaha jasa terkait dengan angkutan di perairan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 79 ayat
(2) ditetapkan oleh penyedia jasa terkait berdasarkan kesepakatan antara pengguna jasa dan
penyedia jasa terkait sesuai dengan jenis, struktur, dan golongan yang ditetapkan oleh Menteri.
(2) Jenis tarif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas:
a. tarif bongkar muat barang;
b. tarif jasa pengurusan transportasi;
c. tarif angkutan perairan pelabuhan;
d. tarif penyewaan peralatan angkutan laut atau peralatan jasa terkait dengan angkutan laut;
e. tarif tally mandiri;
f. tarif depo peti kemas;
g. tarif pengelolaan kapal;
h. tarif perantara jual beli dan/atau sewa kapal;
i. tarif keagenan awak kapal;
j. tarif keagenan kapal; dan
k. tarif perawatan dan perbaikan kapal.
(3) Struktur tarif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan komponen dasar untuk
pedoman perhitungan besaran tarif.
(4) Golongan tarif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan penggolongan tarif yang
ditetapkan berdasarkan jenis pelayanan jasa, klasifikasi, dan fasilitas yang disediakan oleh
penyedia jasa terkait.
KEBIJAKAN PENETAPAN TARIF
• Dalam penerapan prinsip tarif disesuaikan dengan : jenis barang yang hendak
diangkut, jarak angkutan serta kegunaan (utility) jasa angkutan itu bagi barang
yang diangkut.
• Dalam penerapan prinsip tarif disesuaikan dengan : jenis barang yang hendak diangkut,
jarak angkutan serta kegunaan (utility) jasa angkutan itu bagi barang yang diangkut.
14
Biaya tetap (Fixed Cost)
• Gaji dan tunjangan ABK
• Kesehatan dan kesejahteraan ABK
• Makanan ABK
• Air tawar ABK
• Cucian ABK
• Store supply
• Floating repair dock
• Running repair
• Asuransi, charter / leasing (bagi kapal charter /
leasing)
• Surat-surat kapal
• Biaya penyusutan kapal
15
Biaya tidak tetap (Variable Cost)
• Biaya kepelabuhanan
• Biaya bunker
• Biaya makanan penumpang
• Biaya air tawar
• Biaya minyak pelumas
• Biaya pemasaran
• Biaya premi ABK
• Biaya pelayanan penumpang/barang
• Biaya stevording (tergantung term
bongkar/muat)
• Biaya claim asuransi, pajak muatan.
16
PELAYANAN JASA KEPELABUHANAN
• PELABUHAN MEMBERIKAN FASILITAS DAN PELAYANAN UNTUK KAPAL YANG BERKUNJUNG. PELAYANAN TERSEBUT
BISA DIBAGI MENJADI DUA KELOMPOK, YAITU :
PELAYANAN UNTUK KAPAL (JASA LABUH, JASA TAMBAT, JASA PEMANDUAN, JASA SARANA BANTU NAVIGASI
PELAYARAN DAN TELEKOMUNIKASI PELAYARAN, KOLAM PELABUHAN, PENGISIAN AIR TAWAR DAN BBM);
PELAYANAN UNTUK BARANG (JASA DERMAGA, BONGKAR MUAT OLEH PBM, JASA
PENUMPUKAN/PERGUDANGAN DAN PENYERAHAN/PENERIMAAN KEPADA DAN/ATAU DARI PEMILIK
MELALUI EMKL/INFA DAN BEA CUKAI.
1. PELAYANAN KAPAL :
a. JASA LABUH
KOLAM PELABUHAN ADALAH FASILITAS YANG DIGUNAKAN SAAT KAPAL TIBA SAMPAI DENGAN KAPAL
MENINGGALKAN PELABUHAN.
JASA LABUH DIKENAKAN TERHADAP KAPAL YANG MENGGUNAKAN PERAIRAN PELABUHAN. TARIF JASA
LABUH DIDASARKAN PADA GROSS REGISTER TON (GRT) DARI KAPAL YANG DIHITUNG PER 10 HARI.
BIAYA LABUH = GRT (METER KUBIK) X HARI LABUH X TARIF
1000
TARIF LABUH DITETAPKAN OLEH PERATURAN PEMERINTAH, MISALNYA : SETIAP 1000 M3
- 1 M3 S/D 1500 M3 GRT = US$ a per 1000 GRT
- 1501 S/D 10.000 M3 GRT = US$ b per 1000 GRT
- 10.000 M3 GRT SELEBIHNYA = US$ c PER 1000 GRT
KAPAL BERLABUH
b. JASA TAMBAT
SETIAP KAPAL YANG BERLABUH DI PELABUHAN INDONESIA DAN TIDAK MELAKUKAN KEGIATAN,
KECUALI KAPAL PERANG DAN KAPAL PEMERINTAH INDONESIA, AKAN DIKENAKAN JASA
TAMBAT. KETENTUAN JASA TAMBAT DIATUR DALAM SURAT KEPUTUSAN MENTERI
PERHUBUNGAN NOMOR : KM 65 TAHUN 1994, BAB III PASAL 4 YANG BERISI :
1) TARIF JASA TAMBAT DIKENAKAN TERHADAP KAPAL YANG BERTAMBAT DI TAMBATAN BETON
DAN BESI/KAYU, PELAMPUNG DAN BREASTING DOLPHIN PINGGIRAN SERTA KAPAL YANG
MERAPAT PADA KAPAL LAIN YANG SEDANG SANDAR/TAMBAT;
2) TERHADAP KAPAL RO-RO DAN FERRY YANG APABILA BERTAMBAT PADA TAMBATAN
MENGUNAKAN RAMPDOOR, DIKENAKAN TARIF TAMBATAN SEBESAR 25 % (DUA PULUH
LIMA PERSEN) DARI TARIF DASAR.
3) KAPAL YANG BERTAMBAT DIBERI BATAS WAKTU SEBAGAI BERIKUT :
a) KAPAL YANG BERUKURAN SAMPAI DENGAN 999 GRT DIBERI BATAS WAKTU 3 ETMAL.
b) KAPAL YANG BERUKURAN 1.000 GRT SAMPAI DENGAN 2.499 GRT DIBERI BATAS WAKTU 4
ETMAL.
c) KAPAL YANG BERUKURAN 2.500 GRT SAMPAI DENGAN 4.999 GRT DIBERI BATAS WAKTU 6
ETMAL.
d) KAPAL YANG BERUKURAN 5.000 GRT SAMPAI DENGAN 9.999 GRT DIBERI BATAS WAKTU 8
ETMAL.
e) KAPAL YANG BERUKURAN 10.000 GRT SAMPAI DENGAN 14.999 GRT DIBERI BATAS
WAKTU 10 ETMAL.
f) KAPAL YANG BERUKURAN 15.000 GRT KEATAS DIBERI BATAS WAKTU 14 ETMAL.
4) KELEBIHAN WAKTU TAMBAT DARI BATAS WAKTU SEBAGAIMANA DIMAKSUD DALAM AYAT 3)
DIKENAKAN TARIF JASA TAMBAT SEBESAR 200 % (DUA RATUS PERSEN) DARI TARIF DASAR.
5) TARIF JASA TAMBAT DIHITUNG SEKURANG-KURANGNYA UNTUK ¼ ETMAL (6 JAM) DENGAN
PEMBULATAN SEBAGAI BERIKUT :
a) PEMAKAIAN TAMBAT SAMPAI DENGAN 6 JAM DIHITUNG ¼ ETMAL;
b) PEMAKAIAN TAMBAT LEBIH DARI 6 JAM SAMPAI DENGAN 12 JAM DIHITUNG ½ ETMAL;
c) PEMAKAIAN TAMBAT LABIH DARI 12 JAM SAMPAI DENGAN 18 JAM DIHITUNG ¾ ETMAL;
d) PEMAKAIAN TAMBAT LABIH DARI 18 JAM SAMPAI DENGAN 24 JAM DIHITUNG 1 ETMAL.
6) KAPAL YANG BERTAMBAT LEBIH DARI 1 (SATU) TAMBATAN (BERPINDAH TAMBATAN)
PERHITUNGAN MASA TAMBATNYA DIDASARKAN PADA PENJUMLAHAN WAKTU DARI
PENGGUNAAN TAMBATAN DAN DIKENAKAN TARIF TAMBATAN TERTINGGI, TIDAK TERMASUK
WAKTU BERTAMBAT PADA PELAMPUNG DAN BREASTING DOLPHIN.
7) BIAYA SANDAR = LOA (METER) X JAM SANDAR X TARIF
C. JASA PEMANDUAN
SETIAP KAPAL YANG BERLAYAR DALAM PERAIRAN PELABUHAN WAKTU MASUK, KELUAR ATAU
PINDAH TAMBATAN WAJIB MEMPERGUNAKAN PANDU. SESUAI DENGAN TUGASNYA JASA
PEMANDUAN ADA 2 (DUA) JENIS, YAITU PANDU LAUT DAN PANDU BANDAR.
• PANDU LAUT, ADALAH PEMANDUAN DI PERAIRAN ANTARA BATAS LUAR PERAIRAN HINGGA
BATAS PANDU BANDAR;
• PANDU BANDAR, ADALAH PANDU YANG BERTUGAS MEMANDU KAPAL DARI BATAS PERAIRAN
BANDAR HINGGA KAPAL MASUK DI KOLAM PELABUHAN DAN SANDAR DI DERMAGA.
• TARIF JASA PANDU DITENTUKAN OLEH PEMERINTAH ( BIAYA PANDU : GRT X TARIF )
• BILA TERJADI KECELAKAAN KAPAL MESKIPUN SUDAH DIPANDU TETAP MENJADI TANGGUNG
JAWAB NAKHODA KARENA PANDU HANYA BERTINDAK SEBAGAI PENASEHAT/ PENUNTUN
ALUR (LOODSDIENST ORDONATIE STBL. NO. 62 TAHUN 1927). PANDU-PANDU BERADA
DIBAWAH PENGAWASAN KEPALA KEPANDUAN DAN KESYAHBANDARAN.
• BILA TIDAK TERSEDIA PANDU MAKA SYAHBANDAR DAPAT MEMBERIKAN IZIN KEPADA
NAKHODA UNTUK MEMASTIKAN KAPALNYA SENDIRI DENGAN SYARAT :
1) NAKHODA SUDAH SERINGKALI KELUAR/MASUK PERAIRAN DENGAN PERTOLONGAN
PANDU DIPELABUHAN TERSEBUT;
2) HANYA DAPAT DIBERIKAN UNTUK 1 (SATU) KALI PELAYARAN KELUAR-MASUK PELABUHAN.
• DEMI KESELAMATAN KAPAL YANG BEROLAH GERAK DALAM PERAIRAN PELABUHAN, KAPAL
HARUS MEMPERGUNAKAN KAPAL TUNDA.
• TARIF JASA PENUNDAAN DIDASARKAN PADA KELOMPOK GRT KAPAL DAN UNIT KAPAL TUNDA
YANG DIPAKAI SERTA JAM PEMAKAIAN.
Kapal Tunda (Tug Boat), Kapal Pandu (Pilot Boat),Kapal Kepil
(Mooring Boat), Tongkang Air
27
Komponen Biaya Disbursment
2. Biaya Operasional:
- Biaya Clearence In/Out
- Biaya Transportasi
- Biaya Komunikasi
- Biaya Lain-lain (+ 10 s/d 20 persen dari total biaya operasi)
28
Cara Menghitung Biaya Disbursment
•Uang Labuh : GRT x tarif / 10 hari
29
Components in Ocean Transport Cost
Loading/ Crew
Discharging Bunkers
Insurance
Pre-and
Ports Costs
Onwards Carriage Stores & Misc.
Administration
General
Administration
Ship Standing Costs
Costs
Total Sea Transport Costs
30
• Biaya Pokok :
A. Biaya Tetap :
1. Biaya Penyusutan : 25,50 %
2. Biaya Nakhoda & ABK : 5,57 %
3. Biaya Asuransi Kapal : 3,91 %
4. Biaya Bunga Pinjaman : 1,47 %
5. Biaya BBM : 24,08 %
6. Biaya Pelumas : 1,93 %
7. Biaya RMS : 14,43 %
8. Biaya Jasa Kepelabuhanan : 1,61 %
9. Biaya Overhead : 6,75 %
______________________________________________
Jumlah Biaya Tetap : 85,26 %
A. Biaya Variable :
1. Biaya Premi ABK : 1,77 %
2. Biaya Penumpang : 11,98 %
3. Biaya Pemasaran Per Kapal : 0,98 %
______________________________________________
Jumlah Biaya Variable : 14,74 %
Contoh: Components Operation Ship Cost
Penumpang 10,00%
Muatan 0,10%
Pemasaran 1,80%
Penyusutan 15,70%
32
Pasal 38 angka 1, UU 17/2008 tentang Pelayaran :
Perusahaan angkutan di perairan wajib mengangkut penumpang dan/atau barang
terutama angkutan pos yang disepakati dalam perjanjian pengangkutan.
• Ketentuan ini dimaksudkan agar perusahaan angkutan tidak membedakan
perlakuan terhadap pengguna jasa angkutan sepanjang yang bersangkutan telah
memenuhi perjanjian pengangkutan yang disepakati.
• Perjanjian pengangkutan harus dilengkapi dengan dokumen pengangkutan
sebagaimana ditetapkan dalam perjanjian internasional maupun peraturan
perundang-undangan nasional.