Anda di halaman 1dari 22

AUDIENSI

KELOMPOK PERHUTANAN SOSIAL


DAMPINGAN LEMBAGA SAMPAN
TERKAIT KEBIJAKAN PERDAGANGAN KARBON
PASKA TERBITNYA PMLHK 7/2023

Pontianak, 17 Juli 2023


VISI DAN MISI GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR
KALIMANTAN BARAT BIDANG LINGKUNGAN HIDUP DAN
KEHUTANAN
(RPJMD 2018-2023)
Terwujudnya Kesejahteraan Masyarakat Kalimantan Barat Melalui
Percepatan Pembangunan Infrastruktur dan Perbaikan Tata Kelola
Pemerintahan

1. Mewujudkan percepatan pembangunan infrastruktur.


2. Mewujudkan tata kelola pemerintahan berkualitas dengan prinsip-prinsip Good
Governance
3. Mewujudkan kualitas hidup masyarakat
4. Mewujudkan Masyarakat Sejahtera
5. Mewujudkan masyarakat yang tertib
6. Mewujudkan pembangunan berwawasan lingkungan

1. Meningkatnya perekonomian Pertumbuhan Ekonomi


masyarakat yang merata
2. Meningkatkan kualitas lingkungan Indeks Kualitas Lingkungan
hidup Hidup
LATAR BELAKANG
Luas Kawasan Hutan Kalbar cukup luas mencapai 8,4juta Ha, namun akses Kelola masyarakat
baru mencapai 7% dari target 18% dari total luas kawasan hutan. Masih terdapat potensi ± 963
ribua Ha dicadangkan untuk akses kelola masyarakat

Akses Kelola Kawasan hutan melalui program perhutanan sosial di Kalimantan Barat
merupakan capaian tertinggi secara nasional dengan 224 akses Kelola dan luas mencapai 572
ribu Ha, namun pemanfaatannya belum optimal

Terdapat 1.157 desa dari total 2.046 desa di Kalbar yang berada di dalam dan sekitar Kawasan
hutan dengan status IDM yang perlu ditingkatkan (9 dari 16 desa berstatus tertinggal berada di
dalam dan sekitar Kawasan hutan, sementara desa sangat tertinggal sudah tidak ada per tahun
2021)

Masih terdapat lahan kritis di Kalimantan Barat seluas 743.784 Ha pada tahun 2022 (Data
BPDAS Kapuas Kalbar), perlu dilakukan upaya rehabilitasi

PNBP Sektor Kehutanan Kalbar trennya semakin menurun, berdampak terhadap menurunnya
alokasi anggaran untuk program dan kegiatan yang bersumber dari DBH-DR perlu
ditingkatkan penerimaan dari PNBP dari Sektor selain kayu

Komitmen Provinsi Kalbar untuk mendukung penurunan emisi melalui upaya rehabilitasi hutan
dan lahan tertuang dalam dokumen Folu Net Sink 2030 dan Proposal Program GCF
3
Capaian Perijinan Perhutanan Sosial
Kalimantan Barat (s/d Juni 2023)
SKEMA PERHUTANAN SOSIAL
HD HKm HTR KK HA Total
Kabupaten/Kota Hutan Hutan Tanaman Kemitraan
Hutan Desa Hutan Adat
Kemasyarakatan Rakyat Kehutanan
Lokasi Luas (Ha) Lokasi Luas (Ha) Lokasi Luas (Ha) Lokasi Luas (Ha) Lokasi Luas (Ha) Lokasi Luas (Ha)
1 BENGKAYANG 4 635,00 4 635,00
2 KAPUAS HULU 30 111.178,00 3 45.799,51 1 9.480,00 34 166.457,51
KAYONG
3 11 19.065,00 11 19.065,00
UTARA
4 KETAPANG 20 69.477,00 2 3.816,00 1 2.342,00 23 75.635,00
5 KUBU RAYA 31 132.356,00 1 700,00 32 133.056,00
6 LANDAK 2 2 1.110,00 4 6.690,00
5.580,00
7 MELAWI 14 22.607,00 1 224,00 5 22.918,00 20 45.749,00
8 MEMPAWAH 5 3 832,73 8 9.560,73
8.728,00
9 SAMBAS 8 15.874,00 7 4.613,00 1 892,00 16 21.379,00
10 SANGGAU 11 9.193,00 29 1.099,68 4 7.139,00 44 17.431,68
11 SEKADAU 3 3.520,00 1 40,50 4 3.560,50
12 SINTANG 21 63.592,00 3 9.388,00 24 72.980,00
TOTAL Kalimantan
142 448.457,00 24 21.366,00 34 3.524,41 4 48.141,51 20 50.710,50 224 572.199,42
Barat
PERKEMBANGAN IDM KALBAR

13

16
DATA DESA TERTINGGAL TAHUN 2023
No Provinsi Kabupaten Kode Kab Kec Desa Status IDM Desa PS
1 KALIMANTAN BARAT MEMPAWAH 610217 SADANIANG ANSIAP TERTINGGAL LPHD ANSIAP
2 KALIMANTAN BARAT MEMPAWAH 610217 SADANIANG SUAK BARANGAN TERTINGGAL KPH Unit VIII Mpw
3 KALIMANTAN BARAT LANDAK 610801 NGABANG RASAN TERTINGGAL KPH Unit VI Landak
4 KALIMANTAN BARAT LANDAK 610806 MENYUKE SIDAN TERTINGGAL KPH Unit VI Landak
5 KALIMANTAN BARAT LANDAK 610806 MENYUKE BERINANG MAYUN TERTINGGAL
KPH Unit VI Landak
6 KALIMANTAN BARAT LANDAK 610806 MENYUKE SUNGAI LUBANG TERTINGGAL KPH Unit VI Landak
7 KALIMANTAN BARAT LANDAK 610806 MENYUKE TA'AS TERTINGGAL KPH Unit VI Landak
8 KALIMANTAN BARAT LANDAK 610808 MERANT| MORO BETUNG TERTINGGAL KPH Unit VI Landak
9 KALIMANTAN BARAT LANDAK 610808 MERANT! AMPAD! TERTINGGAL KPH Unit VI Landak
10 KALIMANTAN BARAT LANDAK 610808 MERANT| TAHU TERTINGGAL KPH Unit VI Landak
11 KALIMANTAN BARAT LANDAK 610809 KUALA BEHE SEHE LUSUR TERTINGGAL KPH Unit VI Landak
12 KALIMANTAN BARAT LANDAK 610809 KUALA BEHE SEJOWET TERTINGGAL KPH Unit VI Landak
13 KALIMANTAN BARAT LANDAK 610811 JELIMPO TEMARAR TERTINGGAL KPH Unit VI Landak
14 KALIMANTAN BARAT LANDAK 610811 JEUMPO SEKAIS TERTINGGAL KPH Unit VI Landak
15 KALIMANTAN BARAT LANDAK 610812 BANYUKE HULU GAMANG TERTINGGAL KPH Unit VII Landak
16 KALIMANTAN BARAT KUBU RAYA 611204 TERENTANG BETUAH TERTINGGAL LPHD BETUAH
PENAMBAHAN DESA BARU DI PROV. KALBAR TAHUN 2023
NO. KABUPATEN KECAMATAN DESA INDUK DESA BARU KODE DESA DESA PS
1 Desa Sukalanting 61.12.01.2021
Sungai Raya Desa Sungai Asam LPHD Permata Jaya
Desa Permata Jaya 61.12.01.2022
Kuala Mandor B Desa Kubu Padi Desa Padi Jaya 61.12.02.2006 LPHD Kubu Padi Bersatu
Kubu Raya Sungai
Desa Sungai Ambawang Kuala Desa Ampera Raya 61.12.03.2016
Ambawang
Desa Sungai Rengas Desa Rengas Kapuas 61.12.09.2014
Sungai Kakap
Desa Sungai Kakap Desa Parit Keladi 61.12.09.2015
2 Sekadau Hilir Landau Kodah Sempulau Indah 61.09.01.2018
Timpuk Tigur Jaya 61.09.01.2019
Beringkai Raya 61.09.01.2020
Sekadau Nanga Taman Senangak Semerawai 61.09.03.2014
Nanga Engkulun Engkulun Hulu 61.09.03.2015
Belitang Hilir Tapang Pulau Melanjan Raya 61.09.05.2010
Sungai Ayak Dua Sepantak 61.09.05.2011
3 Subah Bukit Mulya Arga Pura 61.09.10.2012
Sambas
Sempurna Sepak Hulu Trans 61.09.10.2013

Catatan : Terjadi pemekaran Desa di Prov. Kalbar, dari semula berjumlah 2.031 menjadi 2.046 desa (penambahan 15 Desa Baru)
KEBIJAKAN MENDUKUNG PERHUTANAN SOSIAL
Mendorong Pengembangan HHBK dan Jasa lingkungan pada areal Perhutanan Sosial
1
melalui Penerbitan Pergub No. 33 Tahun 2022 ttg Pengembangan Hasil Hutan Bukan
Kayu
Pembentukan dan penguatan Pokja Percepatan Perhutanan Sosial sebagai wadah
2 komunikasi dan berbagi peran dalam fasilitasi Perhutanan Sosial
Optimalisasi peran UPT KPH dalam pengembangan PS melalui peningkatan kapasitas
3 dan fasilitasi kelompok PS (bantuan bibit/demplot, pelatihan, pendampingan penyusunan
rencana, membangun jejaring kemitraan)

Mendorong komitmen para mitra pembangunan dalam pendampingan perhutanan sosial


4 melalui kolaborasi program dan perikatan dalam bentuk MoU dan PKS dan mendorong
perlibatan multi pihak dalam pengembangan PS melalui integrasi skema Integrated Area
Development (IAD) yang diperkuat dengan Pergub

Melakukan fasilitasi kepada KPS dalam penguatan kelembagaan dan pengembangan


5
usaha (Fasilitasi Pengajuan Izin, Penyusunan RKPS, Temu Usaha)

6 Pembangunan Galeri Hasil Hutan sebagai wadah pemasaran produk-produk HHBK.


Menyusun Roadmap Perhutanan Sosial Kalbar sebagai panduan dalam pendampingan dan
7 fasilitasi Kelompok Perhutanan Sosial (KPS)

8 Membangun Sistem Informasi Perhutanan Sosial Kalbar (SIPS,Galeri, SIWA


SKEMA DAN PEMANFAATAN PADA AREAL PERHUTANAN SOSIAL
MENURUT PMLHK 9/2021

FUNGSI BLOK JENIS JENIS KEGIATAN


KAWASAN PEMANFAATAN
HUTAN
HUTAN LINDUNG Perlindungan Jasa lingkungan pemanfaatan air untuk kebutuhan Masyarakat setempat; pemulihan
lingkungan berupa rehabilitasi hutan pada areal terbuka; dan/atau
penyerapan dan/atau penyimpanan karbon.
Pemungutan HHBK madu; getah; buah; biji; jamur; daun; bunga; dan/atau sarang burung walet.
Pemanfaatan Pemanfaatan budidaya tanaman obat; budidaya tanaman hias; budidaya jamur; budidaya
Kawasan lebah; budidaya hijauan makanan ternak;
budidaya buah-buahan dan biji-bijian; budidaya tanaman atsiri;
budidaya tanaman nira; penangkaran satwa liar; dan/atau rehabilitasi satwa
Jasa Lingkungan pemanfaatan jasa aliran air; pemanfaatan air; wisata alam; pembangunan
sarana prasarana wisata alam; perlindungan keanekaragaman hayati;
pemulihan lingkungan; dan/atau penyerapan dan/atau penyimpanan karbon
Pemungutan HHBK rotan; madu; getah; buah; biji; jamur; daun; bunga; dan/atau
sarang burung walet

9
SKEMA DAN PEMANFAATAN PADA AREAL PERHUTANAN SOSIAL
MENURUT PMLHK 9/2021 (Lanjutan)
FUNGSI KAWASAN BLOK JENIS PEMANFAATAN JENIS KEGIATAN
HUTAN
HUTAN PRODUKSI Perlindungan Pemanfaatan Kawasan budidaya tanaman obat; budidaya tanaman hias; budidaya jamur; budidaya lebah; budidaya
buah-buahan dan biji-bijian; budidaya hijauan pakan ternak; dan/atau budidaya tanaman
penghasil nira
Jasa Lingkungan pemanfaatan jasa aliran air; pemanfaatan air; wisata alam; perlindungan keanekaragaman hayati;
pemulihan lingkungan; dan/atau penyerapan dan/atau penyimpanan karbon
Pemanfaatan dan Rotan; sagu; nipah; aren; madu; bambu; getah; daun; dan/atau
Pemungutan HHBK buah atau biji.
Pemanfaatan Pemanfaatan Kawasan budidaya tanaman obat; budidaya tanaman hias; budidaya jamur; budidaya lebah; budidaya
sarang burung walet; rehabilitasi satwa; budidaya hijauan makanan ternak; budidaya buah-buahan
dan biji-bijian; budidaya tanaman atsiri; budidaya tanaman nira; budidaya serat; budidaya tanaman
penghasil biomassa atau bioenergi; budidaya tanaman pangan dalam rangka ketahanan
pangan; dan/atau penangkaran satwa liar.
Jasa Lingkungan pemanfaatan jasa aliran air; pemanfaatan air; wisata alam; pembangunan sarana prasarana
wisata alam; perlindungan keanekaragaman hayati; pemulihan lingkungan; penyerapan dan/atau
penyimpanan karbon; dan/atau jasa lingkungan lainnya.
Pemanfaatan Hasil
Hutan Kayu tanaman sendiri; dan tanaman yang dihibahkan

Pemanfaatan dan Rotan; sagu; nipah; aren; madu; bambu; getah; kulit kayu; daun; buah atau biji; gaharu; komoditas
Pemungutan HHBK pengembangan bahan baku bahan bakar nabati atau bioenergy; dan/atau komoditas
pengembangan tanaman pangan

Catatan: Penyerapan dan/atau penyimpanan karbon merupakan salah satu jenis pemanfaatan jasa lingkungan yang dapat dilakukan 10
pada areal perhutanan sosial
LANDASAN HUKUM
NILAI EKONOMI KARBON SEKTOR KEHUTANAN
Penyelenggaraan NEK mandat dari Paris Agreement, sbb:
a. artikel 5 Paris Agreement untuk pembayaran berbasis kinerja REDD+
Paris Agreement b. artikel 6 Paris Agreement tentang mekanisme Kerjasama dalam pencapaian target
N D C dan peningkatan ambisi untuk perdagangan karbon antar negara pada artikel 6.2
atau artikel 6.4.

UU No 16 Tahun 2016 Tentang Pengesahan Persetujuan Paris Atas Konvensi Kerangka Kerja Perserikatan
Bangsa-bangsa Mengenai Perubahan Iklim.

• Tentang Penyelenggaraan Nilai Ekonomi Karbon untuk Pencapaian Target N D C dan


Perpres Nomor 98 Pengendalian Emisi GRK dalam Pembangnan Nasional;
• Memberikan landasan hukum bagi N D C Indonesia dan instrument NEK yang dapat
Tahun 2021 mendukung upaya pencapaian target NDC
• Memberikan panduan tentang tata laksana penyelenggaraan NEK

 Tentang Tata Laksana Penerapan Nilai Ekonomi Karbon;;


• Memberikan panduan operasional untuk tata laksana Penyelenggaraan NEK dalam
PermenLHK Nomor 21 rangka mendukung pencapaian target N D C dan pengendalian Emisi GRK dalam
pembangunan nasional;
Tahun 2022 • Mengembangkan infrastruktur dan pedoman umum perdagangan karbon dan
Pembayaran berbasis kinerja
• Memberikan pedoman MRV Penerbitan SPE dan Penyelenggaraan SRN PPI

• Tentang Tata Cara Pelaksanaan Perdagangan Karbon Sektor Kehutanan;


PermenLHK Nomor 7 • Memberikan batasan Sub Sub Sektor Kehutanan;
• Memberikan gambaran terkait pelaku usaha perdagangan karbon, lokasi dan Jenis aksi mitigasi.
Tahun 2023
TUJUAN PERMEN 7/2023 AKSI MITIGASI PMLHK 7/2021
1. pengurangan laju deforestasi lahan mineral;
Untuk mengatur Perdagangan Karbon 2. pengurangan laju deforestasi lahan gambut dan mangrove;
sektor Kehutanan dalam rangka pencapaian target 3. pengurangan laju degradasi hutan lahan mineral;
NDC sektor Kehutanan 4. pengurangan laju degradasi hutan lahan gambut
dan
mangrove;
Aksi Mitigasi, meliputi kegiatan: 5. pembangunan hutan tanaman;
a.pengurangan Emisi GRK; dan 6. pengelolaan hutan lestari;
7. rehabilitasi dengan rotasi;
b.penyimpanan &/ penyerapan karbon 8. rehabilitasi nonrotasi;
hutan. 9. restorasi gambut;
10. perbaikan tata air gambut;
11. rehabilitasi
12. mangrove;
aforestasi pada kawasan bekas tambang;
13. pembangunan persemaian permanen;
14. rehabilitasi tanaman di bawah 5 (lima) tahun;
15. konservasi keanekaragaman hayati;
16. perhutanan sosial;
17. pendampingan pada hutan adat;
18. introduksi replikasi ekosistem;
19. pembangunan ruang terbuka hijau;
20. ekoriparian;
21. pengawasan dan penegakan hukum mendukung
untuk
perlindungan dan pengamanan Kawasan Hutan; dan/atau
22. kegiatan lainnya sesuai dengan perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi.
SEKTOR
KEHUTANAN Wetland

SUB SEKTOR
SUB SEKTOR GAMBUT &
MANGROVE
KEHUTANAN
SUB - SUB SEKTOR SUB - SUB SEKTOR
KEHUTANAN GAMBUT & MANGROVE
a. kawasan hutan a. kawasan hutan
negara yang tidak negara yang tidak
dibebani perizinan, dibebani perizinan,
persetujuan atau hak persetujuan atau hak
pengelolaan; pengelolaan;
b. areal kerja unit b. areal kerja unit
perizinan/ perizinan/
persetujuan; persetujuan;
c. areal kerja hak c. areal kerja hak
pengelolaan; pengelolaan;
d. kawasan hutan d. kawasan
adat; hutan adat;
e. areal hutan hak; e. areal hutan
dan hak; dan
f. hutan negara yang f. hutan negara yang
KRITERIA DAN PERSYARATAN PELAKU USAHA
PERDAGANGAN KARBON SEKTOR KEHUTANAN

Kriteria dan Persyaratan


a.
:
PBPH, Hak Pengelolaan dan Pemilik Hutan Hak harus
Pelaku usaha memiliki S-PHL, Sertifikat legalitas hasil hutan, atau
1. Pemegang Persetujuan/PBPH, deklarasi;
Hak Pengelolaan; b. Pemegang Persetujuan Pengelolaan Perhutanan
2. Masyarakat/Masyarakat Adat; Sosial Wajib paling rendah berkategori Silver;
3. Pemilik Hutan Hak.
4. Persetujuan Perdagangan c. Masyarakat hukum adat, pemegang Persetujuan
Karbon dari Menteri/ Pengelolaan PS, dan masyarakat pemilik hutan hak yang
Gubernur/Bupati melakukan usaha dan/atau kegiatan Offset Emisi GRK
harus mendapat pendampingan atau mitra yang
KPS Kategori Silver:
memiliki pengalaman atau keahlian terkait pengukuran
a. Telah ditetapkan sebagai KUPS karbon, perencanaan dan pelaksanaan proyek atau
b. Telah menyusun RKPS akses pasar.
c. Telah memiliki unit usaha
MEKANISME PERDAGANGAN KARBON SEKTOR KEHUTANAN

Mekanisme Mekanisme berbasis pasar untuk


mengurangi Emisi GRK melalui kegiatan
transaksi antara jual beli Unit Karbon (SPE-GRK)
Pelaku Usaha
yang memiliki
emisi melebihi PERDAGANGAN
Batas atas Emisi EMISI
GRK yang
Pengurangan Emisi GRK
ditentukan OFFSET
yang dilakukan oleh
(berada di bawah EMISI GRK
usaha dan/atau kegiatan
PTBAE-PU). untuk mengkompensasi
emisi yang dibuat di
tempat lain.
TAHAPAN PERDAGANGAN KARBON SEKTOR KEHUTANAN

Perdagangan Emisi Offset Emisi GRK

a. penyusunan dan penetapan peta jalan a. penyusunan dan penetapan peta jalan Perdagangan
Perdagangan Karbon sektor Kehutanan;
Karbon sektor Kehutanan; b. penetapan cadangan pengurangan emisi
b. penetapan penyediaan cadangan pengurangan penyediaan (buffer);
emisi (buffer); c. penetapan Baseline Emisi GRK sektor Kehutanan;
c. penetapan PTBAE pengelolaan gambut pada sub sektor d. penetapan target pengurangan emisi sektor Kehutanan;
pengelolaan gambut dan mangrove; e. penyusunan DRAM;
d. penentuan PTBAE-PU; f. Validasi DRAM;
e. penetapan kuota pengelolaan gambut pada sub sektor g. laporan hasil Validasi DRAM;
pengelolaan gambut dan mangrove; h. laporan hasil pelaksanaan Aksi Mitigasi Perubahan Iklim;
f. pengukuran emisi aktual; i. Verifikasilaporan hasil pelaksanaan Aksi
g. penyampaian laporan PTBAE-PU; Mitigasi Perubahan Iklim;
h. Verifikasi laporan PTBAE-PU; j. penyusunan laporan hasil Verifikasi pelaksanaan
i. laporan hasil Verifikasi; dan Aksi
j. 1.
pelaksanaan:
Perdagangan Emisi negeri dan/atau sesama Mitigasi Perubahan Iklim;
dalam pemilik PTBAE-PU; k. pembentukan dan penelaahan oleh tim MRV; dan
atau l. penerbitan SPE-GRK.
2. penyimpanan,
terhadap sisa Batas Atas Emisi GRK dan/atau kuota
Emisi GRK yg tidak digunakan.
LARANGAN PERDAGANGAN KARBON
SEKTOR KEHUTANAN
Perdagangan Karbon tidak dapat dilakukan dengan
ketentuan:
a. yang telah dilakukan Pembayaran Berbasis
Kinerja tidak dapat diajukan dalam mekanisme
Perdagangan Karbon dalam masa periode
Pembayaran Berbasis Kinerja; atau
b. yang sudah ada dokumen perjanjian kerja sama
Internasional atau komitmen tertulis lainnya
yang dipersamakan terkait Pembayaran Berbasis
Kinerja pengurangan emisi .
KEBIJAKAN PEMERINTAH KALBAR TERKAIT PENGURANGAN EMISI KARBON

REDD+
a. Pemerintah Provinsi Kalbar telah membentuk Pokja REDD+ Kalbar
sejak tahun 2012 dan diperbaharui pada tahun 2022 yang ditetapkan
dengan Keputusan Gubernur Nomor: 928/LHK/2022;
b. Pokja REDD+ ini beranggotakan multipihak dan memiliki fungsi :

c. Pemerintah Provinsi Kalbar telah menetapkan Wilayah Penilaian


Kinerja seluas ± 6,1 Juta Ha yang menjadi wilayah pengukuran dan
monitoring emisi karbon di Prov. Kalbar dan Menyusun Dokumen
Strategi Rencana Aksi Provinsi untuk Reduksi Emisi dari Deforestasi
dan Degradasi Hutan Plus (SRAP REDD+)
Rencan Aksi FOLU Net Sink 2030

Kalbar
Dokumen NDC Indonesia menetapkan target pengurangan • Implementasi rencana kerja aksi mitigasi FOLU Net Sink 2030 Sub
emisi GRK nasional, yakni sebesar 29% atau setara 834 juta Nasional Provinsi Kalimantan Barat mencakup 12 (dua belas)
ton CO2 dengan usaha sendiri atau sampai dengan 41% kegiatan aksi mitigasi sektor kehutanan, yaitu; 1) pencegahan
deforestasi lahan mineral, 2) pencegahan deforestasi lahan gambut,
atau setara dengan 1.185 juta ton CO 2 dengan dukungan
3) pencegahan deforestasi konsesi, 4) pembangunan hutan tanaman,
internasional yang memadai pada tahun 2030. 5) pengayaan hutan alam (enhanced natural regeneration, ENR), 6)
 Target NDC Indonesia sebesar 29% secara nasional dapat penerapan RIL-C, 7) peningkatan cadangan karbon dengan rotasi, 8)
tercapai melalui penurunan emisi GRK sebesar 17,2% pada peningkatan cadangan karbon non rotasi, 9) pengelolaan tata air
sektor kehutanan, 11% pada sektor energi, 0,32% pada gambut gambut, 10) restorasi gambut, 11) perlindungan area
sektor pertanian, 0.10% pada sektor industri, dan 0.38% konservasi tinggi, dan 12) pengelolaan mangrove.
pada sektor limbah • Arahan pelaksanaan aksi mitigasi berdasarkan unit manajemen
 Sebagai amanat dari pencanangan FOLU Net Sink 2030, maka pengelolaan pada perizinan berusaha pemanfaatan hutan
Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat diharuskan menyusun dan perhutanan sosial memiliki arahan target aksi
dokumen Rencana Kerja Forestry and Other Land Use Net Sink mencapai seluas 3,6 juta ha pada semua RO yang berada
2030 Sub Nasional Provinsi Kalimantan Barat (RFKNET) pada HHK-HA, HHK-HT, RE, PS. Pada Kesatuan Pengelolaan
 RKFNET disusun dengan melibatkan berbagai stakeholders dari Hutan (KPH) non pemegang izin, memiliki arahan target aksi
Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait di Provinsi Kalimantan mencapai seluas 2,3 juta ha pada semua RO yang berada pada
Barat, Unit Pelaksana Teknis (UPT) KLHK di wilayah Kalimantan ke 17 KPH di Kalimantan Barat. Dengan demikian total luas
tutupan lahan yanng harus dipertahankan di dalam Kawasan
Barat, akademisi, mitra pembangunan dan perusahaan dari sektor hutan mencapai 5,9 juta Ha.
kehutanan (PBPH - Perizinan Berusaha Pemanfaatan Hutan),
perkebunan, pertambangan serta sektor usaha berbasis lahan • Pada Areal Penggunaan Lain (APL) memiliki arahan target
lainnya. aksi mencapai seluas 1,5 juta ha pada semua RO yang
 Berdasarkan RKFNET telah ditetapkan tutupan hutan yang perlu berada pada semua kabupaten/kota di Kalimantan Barat yang
dipertahankan oleh Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat untuk berada pada HGU, Izin Lokasi, IUP, Kadastral, APL.
berkontribusi pada target IFNET dengan asumsi net emisi per • Pada kawasan konservasi memiliki arahan target aksi mencapai
kapita sebesar 4,23-ton CO2e adalah sebesar 7,6 juta ha dengan seluas 144,5 ribu ha pada semua RO yang berada pada CA,
target serapan total adalah 32,1 juta ton CO2e atau setara dengan TN, TWA.
12% dari total kontribusi nasional.
Arahan Pelaksanaan Aksi Mitigasi RO1-RO12 Di Provinsi Kalimantan Barat

Arahan Pelaksanaan Aksi Mitigasi (Ha)


Degradasi Non- Pengelolaan
No Kota/Kabupaten Mineral Gambut PBPH ENR RIL-C Rotasi Tata Air Restorasi Konservasi TOTAL
Konsesi Rotasi Mangrove
(RO1) (RO2) (RO4) (RO5) (RO6) (RO7) (RO9) (RO10) (RO11)
(RO3) (RO8) (RO12)
1 Bengkayang 33.719 1.577 - 276 2.746 2.746 80.576 18.131 23.922 4.215 24.193 - 192.103
2 Kapuas Hulu 124.738 75.215 3.402 269 41.877 41.802 100.741 6.859 11.903 9.988 1.267.334 - 1.684.127
3 Kayong Utara 14.118 11.060 - 18 456 456 7.618 4.783 48.241 21.594 137.741 6.083 252.168
4 Ketapang 236.429 86.082 6.120 91.807 29.695 23.841 423.049 279.620 54.907 67.240 896.161 2.657 2.197.609
5 Kota Pontianak - - - - - - - - 205 - - - 205
6 Kota Singkawang 1.327 - - - - - 2.478 - 189 46 18 - 4.058
7 Kubu Raya 19.885 100.214 - 983 12.313 12.185 11.288 3.939 117.439 46.901 273.065 12.005 610.215
8 Landak 15.884 6.940 135 1.961 9.150 8.595 91.147 27.139 34.124 7.879 36.088 - 239.041
9 Melawi 10.450 151 6.964 6.291 19.533 18.981 138.804 8.506 3.775 199 348.611 - 562.265
10 Mempawah 6.698 5.927 - 581 2.581 2.562 6.881 608 20.626 10.976 33.054 747 91.242
11 Sambas 13.788 2.297 - 6 13.353 13.258 4.905 4.558 10.661 5.928 31.360 337 100.450
12 Sanggau 15.130 31.071 6.385 3.269 33.746 33.742 217.982 12.298 22.609 25.325 66.185 - 467.742
13 Sekadau 7.080 79 50 1.011 3.813 3.791 97.117 1.853 5.046 4.948 33.981 - 158.770
14 Sintang 9.059 6.512 9.188 3.275 35.984 31.242 199.791 6.368 22.042 3.788 766.179 - 1.093.427
TOTAL 508.305 327.126 32.243 109.745 205.248 193.199 1.382.377 374.662 375.690 209.026 3.913.971 21.830 7.653.423
DISKUSI
1) Peta jalan perdagangan karbon sektor kehutanan;
2) Kesiapan operasionalisasi SRN-PPI
SRN PPI adalah sistem pengelolaan, penyediaan data, dan informasi berbasis web
tentang aksi dan Sumber Daya untuk Mitigasi Perubahan Iklim, Adaptasi Perubahan Iklim,
dan NEK di Indonesia (setiap pelaku perdagangan karbon harus teregister pada
SRN-PPI (Sistem Registri Nasional-Pengendalian Perubahan Iklim).
3) Percepatan pemenuhan kebutuhan validator dan verifikator pihak ketiga
4) Ketersediaan Mitra pendamping perhutanan sosial yang memiliki kompetensi dan keahlian dalam
perdagangan karbon.
5) Pendampingan teknis terkait penyusunan DRAM (Dokumen Rencana Aksi Mitigasi).
6) Perdagangan Karbon luar negeri hanya dapat dilakukan dalam hal terdapat kelebihan atas
capaian target NDC pengurangan emisi yang jumlahnya ditetapkan oleh Menteri LHK
7) PNBP atas transaksi karbon.
Catatan:
Untuk saat sekarang baru 2 tahap yang dapat dilakukan yaitu proses registrasi pada SRN-PPI dan penyusunan/revisi
Rencana Kelola Perhutanan Sosial yang mengintegrasikan pemanfaatan penyerapan dan/atau penyimpanan karbon, karena
Peta Jalan (Roadmap) Perdagangan Karbon belum ditetapkan oleh Menteri LHK.
Direkt orat Rencana, Penggunaan, dan Pembent ukan Wilayah Pengelolaan Hut an pktl.menlhk.go.id
TANAM POHON…...
SERAP KARBON

Anda mungkin juga menyukai