Anda di halaman 1dari 32

PEDOMAN PENYELENGGARAAN

SERTIFIKASI KOMPETENSI PADA SMK

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan


Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Tahun 2017
PELAKSANAAN SERTIFIKASI KOMPE-
TENSI DI SMK

Pengertian Sertifikasi Kompetensi


Proses pemberian sertifikat kompetensi yang dilakukan secara
sistematis dan objektif melalui uji kompetensi yang mengacu
kepada Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia, Stan-
dar Internasional dan/atau Standar Khusus.

© Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan


Acuan Sertifikasi Kompetensi

1. Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia


(SKKNI)
2. Standar Kompetensi Internasional
3. Standar Kompetensi Khusus
4. (Standar Kompetensi Lulusan SMK)

© Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan


Model Pelaksanaan
Sertifikasi Kompetensi Di SMK Saat Ini

1. Mengacu pada Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, dan Skema Serti-


fikasi yang berlaku di SMK/MAK.
2. Dilaksanakan berkaitan dengan pelaksanaan ujian sekolah untuk SMK
3 Tahun atau SMK 4 Tahun.
3. Menggunakan pola pelaksanaan sertifikasi kompetensi mandiri, bek-
erja-sama dengan DU/DI, pola LSP/BNSP.
4. Menggunakan Pedoman Uji Kompetensi Keahlian (UKK) (Diatur oleh
Keputusan Dirjen Dikdasmen).
5. Dilaksanakan pada setiap akhir tahun pelajaran kelas XII atau kelas
XIII.
© Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Model Pelaksanaan Sertifikasi Kompetensi
yang Diharapkan
1. Mengacu pada Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, dan Skema Sertifikasi
yang berlaku Di SMK/MAK.
2. Pola pelaksanaan:
a. secara mandiri
b. bekerja-sama dengan DU/DI
c. pola LSP/BNSP
d. keahlian khusus
4. Untuk SMK/MAK yang menggunakan pola LSP /BNSP diasumsikan telah
terlisensi dari BNSP.
5. Dilaksanakan sepanjang tahun berdasarkan capaian kompetensi tertentu.

© Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan


PENYELENGGARAAN
SERTIFIKASI KOMPETENSI SECARA
A MANDIRI
Dilaksanakan secara mandiri oleh SMK/MAK dengan
mengoptimalkan sumber daya yang dimiliki oleh seko-
lah.
TAHAPAN PENYELENGGARAAN
SERTIFIKASI KOMPETENSI

A. Kepala SMK/MAK Sesuai Kewenangannya:


Membentuk Panitia Teknis Uji Kompetensi (PTUK), berisi fungsi-fungsi:
1.Pengarah
2.Pelaksana
3.Pendukung pelaksanaan

© Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan


TAHAPAN PENYELENGGARAAN
SERTIFIKASI KOMPETENSI
B. Panitia Teknis Uji Kompetensi (PTUK)
1. Merumuskan dan menetapkan program kerja sertifikasi kompetensi.
2. Mengembangkan dan menetapkan skema sertifikasi.
3. Merancang dan menetapkan blangko sertifikat kompetensi.
4. Menyiapkan asesor kompetensi.
5. Menyiapkan perangkat asesmen.
6. Menyiapkan dan menetapkan prosedur asesmen.

© Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan


TAHAPAN PENYELENGGARAAN
SERTIFIKASI KOMPETENSI
B. Panitia Teknis Uji Kompetensi (PTUK)
7. Menetapkan jadwal TUK dan pelaksanaan sertifikasi kompetensi.
8. Menerima dan memverifikasi calon peserta sertifikasi kompetensi.
9. Memberikan tugas kepada Asesor Kompetensi (SPT).
10.Asesor melaksanakan uji kompetensi.
11.Menyiapkan TUK, peralatan dan bahan untuk keperluan pelak-
sanaan uji kompetensi.

© Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan


TAHAPAN PENYELENGGARAAN
SERTIFIKASI KOMPETENSI
B. Panitia Teknis Uji Kompetensi (PTUK)
12. Asesor Kompetensi melaksanakan Uji Kompetensi
a) Wawancara
b) Test Tertulis
c) Test Praktik
13. Asesor Kompetensi melakukan penilaian dan membuat rekomen-
dasi.
14. Melaporkan hasil uji kompetensi kepada Kepala SMK/MAK

© Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan


TAHAPAN PENYELENGGARAAN
SERTIFIKASI KOMPETENSI

C. Kepala SMK/MAK Sesuai Kewenangannya:


1. Menerbitkan sertifikat kompetensi bagi peserta yang dinyatakan
kompeten.
2. Menyerahkan sertifikat kompetensi kepada peserta yang dinyatakan
kompeten.

© Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan


PENYELENGGARAAN SERTIFIKASI KOMPE-

B TENSI KERJA SAMA DENGAN DU/DI


Sertifikasi Kompetensi untuk peserta didik yang diseleng-
garakan oleh SMK/MAK bersama dengan DU/DI Partner.
Kedua belah pihak sepakat melalui MOU, untuk
memenuhi hak dan kewajiban masing-masing pihak.

© Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan


TAHAPAN PENYELENGGARAAN
SERTIFIKASI KOMPETENSI
A. Kesepakatan Antara SMK/MAK dan DU/DI Partner
1. SMK/MAK dan DU/DI sepakat untuk bekerja-sama dalam pelak-
sanaan Sertifikasi Kompetensi.
2. Menuangkan kesepakatan kerja sama dalam Memorandum of Un-
derstanding (MoU).
3. Membagi dengan jelas hak dan kewajiban masing-masing para pi-
hak.
4. SMK membentuk Panitia Teknis Uji Kompetensi (PTUK), memenuhi
fungsi:
a) Pengarah
b) Pelaksana
c) Pendukung
© Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
TAHAPAN PENYELENGGARAAN
SERTIFIKASI KOMPETENSI
B. Panitia Teknis Uji kompetensi (PTUK)
1. menetapkan program kerja sertifikasi kompetensi.
2. menetapkan skema sertifikasi kompetensi berdasarkan KI-KD.
3. menetapkan blangko sertifikat kompetensi.
4. menetapkan sistem dan prosedur uji kompetensi
5. Menyiapkan asesor kompetensi.
6. Menyiapkan perangkat asesmen sesuai dengan skema sertifikasi.
7. Menyiapkan tempat uji kompetensi (TUK).
8. Menyiapkan bahan dan peralatan yang dibutuhkan untuk uji kompetensi.

© Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan


TAHAPAN PENYELENGGARAAN
SERTIFIKASI KOMPETENSI
C. Panitia Teknis Uji Kompetensi (PTUK) Bersama
1. Menetapkan jadwal TUK dan pelaksanaan sertifikasi kompetensi.
2. Menerima dan memverifikasi calon peserta sertifikasi kompetensi.
3. Memberikan tugas kepada asesor sekolah / penguji (SPT).
4. Mengecek kesiapan TUK dalam pelaksanaan Uji Kompetensi.
5. Asesor Kompetensi melaksanakan uji kompetensi:
a) Tes tulis
b) Tes praktik.
3. Asesor Kompetensi membuat penilaian.

© Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan


TAHAPAN PENYELENGGARAAN
SERTIFIKASI KOMPETENSI
D. Panitia Teknis Uji Kompetensi (PTUK) Bersama
1. Asesor Kompetensi melaporkan hasil penilaian kompetensi/
rekomendasi kepada Kepala SMK/MAK untuk ditindaklanjuti men-
jadi permohonan Penerbitan Sertifikat Kompetensi ke pihak DU/DI.
2. DU/DI menerbitkan Sertifikat Kompetensi bagi peserta yang di-
rekomendasikan kompeten.
3. DU/DI bersama SMK/MAK menyerahkan Sertifikat Kompetensi
kepada peserta yang direkomendasikan kompeten dan mengadmin-
istrasikannya.

© Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan


SERTIFIKASI KOMPETENSI DENGAN
POLA LSP P1, LSP P2, DAN TUK YANG
C TERVERIFIKASI OLEH LSP P3 (BNSP)
Catatan:
Diasumsikan SMK/MAK yang melaksanakan Serti-
fikasi Kompetensi dengan pola LSP P1, LSP P2, dan
TUK yang terverifikasi oleh LSP P3 telah terlisensi
oleh BNSP.

© Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan


POLA SERTIFIKASI KOMPETENSI
DENGAN SISTEM BNSP
1. Dilaksanakan mengacu pada Pedoman BNSP 201 dan Pedoman BNSP
terkait lainnya.
2. Pelaksanaan sertifikasi mengacu kepada SOP Asesmen Butir 9 Per-
syaratan Proses Sertifikasi dari Panduan Mutu LSP P1 dan LSP P2.
3. Hal yang bisa dilakukan adalah menetapkan skema dalam bentuk klaster,
sehingga memungkinkan untuk dilaksanakan sepanjang tahun.
4. Tetap menggunakan sistem dan prosedur yang berlaku di LSP P1, LSP
P2, atau TUK yang terverifikasi oleh LSP P3.

© Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan


Memodifikasi Skema Sertifikasi Kompetensi
1. Membagi Unit Kompetensi pada Skema Sertifikasi menjadi
beberapa klaster, sehingga dapat dilaksanakan uji kompetensi
bertahap sepanjang tahun sesuai capaian kompetensi dalam
pembelajaran.
2. Menyusun Unit Kompetensi pada Skema Sertifikasi sebagai
okupasi, sehingga dapat digunakan untuk penyesuaian
kesederajatan paket kompetensi untuk SMK/MAK 4 Tahun.

© Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan


A. Memodifikasi Skema Sertifikasi (Mengecilkan)
1. Untuk memperoleh skema kualifikasi/klaster yang lebih kecil,
agar dapat dilaksanakan uji kompetensi secara bertahap sesuai
capaian kompetensi pada pembelajaran.
2. Skema sertifikasi yang dimodifikasi adalah skema sertifikasi
yang telah ditetapkan bersama antara Ditjen Dikdasmen dan
BNSP.
Memodifikasi Skema Sertifikasi (Unit Kompetensi)
3. Tahapan melakukan modifikasi skema sertifikasi
3.1 Pilih dan buka soft copy Skema Sertifikasi yang telah
ditetapkan oleh Ditjen Dikdasmen dan BNSP (misal Pari-
wisata).
3.2 Cermati dan telaah paket kompetensi yang ada, dan bag-
ilah jumlah paket menjadi (misal) 3 bagian.
3.3 Beri warna masing-masing bagian dengan warna kun-
ing, hijau dan biru muda.
Memodifikasi Skema Sertifikasi (Mengecilkan)
3.4 Buat judul subklaster dengan memilih unit kompetesi yang
paling dominan.
3.5 Masukan paket subklaster ke dalam format skema sertifikasi.
3.6 Diskusikan draf skema subklaster dengan para pihak dari
wakil industri dan parktisi.
3.7 Ajukan skema skema subklaster kepada BNSP untuk mem-
peroleh persetujuan.
B. Memodifikasi Skema Sertifikasi (Okupasi)

1. Untuk mendapatkan Skema Sertifikasi Kompetensi KKNI


yang lebih besar, agar diperoleh skema sertifikasi jenjang yang
lebih tinggi.
2. Dalam skema sertifikasi kualifikasi KKNI yang ditetapkan
bersama Ditjen Dikdasmen dan BNSP.
Memodifikasi Skema Sertifikasi (Okupasi)
3. Tahapan memodifikasi skema sertifikasi (membesarkan):
3.1 Buka soft copy skema sertifikasi KKNI.
3.2 Buka soft copy narasi jenjang 2 KKNI.
3.3 Buka soft copy narasi jenjang 3 KKNI.
3.4 Buka soft copy Daftar Unit Kompetensi pada SKKNI terkait.
3.5 Telaah narasi jenjang 3 KKNI dan tentukan kata kunci yang menjadi
pembeda antara narasi jenjang 2 dan jenjang 3.
Memodifikasi Skema Sertifikasi (Membesarkan)
4.6 Cermati kata kunci pembeda dan cari judul unit kompetensi dari
daftar unit kompetensi pada SKKNI.
4.7 Tambahkan dan tempatkan unit kompetensi yang terindentifikasi
ke dalam paket skema sertifikasi jenjang 2 menjadi jenjang 3.
4.8 Tempatkan paket unit kompetensi jenjang 3 ke dalam narasi
skema sertifikasi untuk kesetaraan SMK 4 Tahun.
PELAKSANAAN SERTIFIKASI KOMPETENSI
Pola LSP P1, LSP P2, atau TUK LSP 3 - BNSP
1. Gunakan Skema Sertifikasi hasil dimodifikasi sebagai acuan
mengembangkan Perangkat Asesmen.
2. Gunakan Pedoman BNSP 301-2014 dan SOP (Prosedur) Butir 9
Persyaratan Asesmen Kompetensi sebagai acuan dalam pelak-
sanaan asesmen kompetensi.
3. Lakukan pelaksanaan asesmen kompetensi dengan tahapan,
penggunaan format, asesor kompetensi dan personil sesuai den-
gan pedoman dan SOP.
PELAKSANAAN SERTIFIKASI KOMPETENSI
Pola LSP P1, LSP P2, atau TUK LSP 3 - BNSP
4. Asesor melakukan asesmen/uji kompetensi.
5. Asesor membuat penilaian dan rekomendasi.
6. Hasil penilaian disampaikan kepada LSP P1/P2/P3.
7. Petugas LSP P1/P2/P3 mengajukan permohonan sertifikat kompe-
tensi ke BNSP bagi peserta yang direkomendasikan kompeten.
8. Sertifikat Kompetensi yang telah diterbitkan diadministrasikan
sesuai dengan prosedur/SOP yang diberlakukan.
PELAKSANAAN SERTIFIKASI KOMPETENSI
D PROGRAM KEAHLIAN KHUSUS
1. Sertifikasi Kompetensi Program Keahlian Khusus
adalah Sertifikasi Kompetensi yang telah ada dan
berlaku sebelum BNSP berdiri, didasarkan atas kon-
vensi internasional.
2. Bidang keahlian khusus tersebut antara lain penerban-
gan, kepelautan, kedokteran.
PELAKSANAAN SERTIFIKASI KOMPETENSI
PROGRAM KEAHLIAN KHUSUS
3. Standardisasi dan sertifikasi Pelaut diatur melalui Stan-
dar Training and Certification and Watchkeeping
(STCW) for Seawearer Amendment 2010, International
Maritime Organization (IMO).
4. Di Indonesia Ditjen Perhubungan Laut ditunjuk sebagai
pelaksana STCW Amendment 2010.
PELAKSANAAN SERTIFIKASI KOMPETENSI
PROGRAM KEAHLIAN KHUSUS
6. Implementasi STCW Amendment 2010 untuk Sertifikasi
Kompetensi Awak Kapal oleh Lembaga Pendidikan Pelaut
terakreditasi oleh Badan Akreditasi terotorisasi.
7. SMK/MAK yang ingin memperoleh akreditasi, menga-
jukan pemohonan ke BPL Kemenhub, melampirkan
dokumen-dokumen yang dipersyaratkan dalam Peraturan
Kepala Badan Diklat Perhubungan No. 225/01-003/II/
2010.
PELAKSANAAN SERTIFIKASI KOMPETENSI
PROGRAM KEAHLIAN KHUSUS

8. SMK/MAK yang belum memperoleh akreditasi dari


Badan Akreditasi terotorisasi, dapat menitipkan peserta
didiknya kepada lembaga pendidikan yang terakredi-
tasi.
© Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan

Anda mungkin juga menyukai