Anda di halaman 1dari 50

PENGARUH KADAR CHOLINESTERASE DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA

REMAJA PUTRI
DI WILAYAH PERTANIAN HORTIKULTURA
KECAMATAN NGABLAK KABUPATEN MAGELANG

OLEH:
RITA YUNIATI
19720010
PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM MAGISTER
STIKES GUNA BANGSA YOGYAKARTA
2020/2021
Penguji I : Dr. Istri Yuliani, S.SiT., M.Sc
Penguji II : Dr. Totok Sudargo, SKM., M.Kes
Penguji III : Dr.Yuni Kusmiyati,S.ST.,MPH
Penguji IV : Dr. Sri Puji Ganefati,SKM., M.Kes
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG MASALAH

Anemia merupakan salah satu masalah gizi yang paling umum


terjadi di seluruh dunia, terutama anemia yang disebabkan
1 karena defisiensi besi (Lestari, 2017).

Riskesdas Tahun 2018


Dari tahun 2013 sampai 2018 terdapat kenaikan prevalensi
anemia pada kelompok usia 15-24 tahun yaitu 18,4% menjadi
32% atau 14,7 juta jiwa, anemia pada perempuan (23.9%) relatif
2 lebih tinggi pada laki-laki (18.4%), serta anemia di pedesaan
(22.8%) lebih tinggi daripada di perkotaan (20.6%).
LATAR BELAKANG

Dampak Anemia pada remaja putri


- Jangka pendek
- Jangka Panjang
3 Penyebab Anemia
- Faktor Internal
- Faktor Eksternal : Penggunaan Pestisida
→ cholinesterase menurun 25% →ANEMIA

Data profil Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang 2021


Th. 2020 ada 700 orang didapati 91 % dalam keadaan keracunan
4 ringan - berat.
Th. 2021 di 7 kecamatan dengan jumlah sampel yang sama
diperoleh hasil sebanyak 75,72 %
LATAR BELAKANG

Berdasarkan data profil kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten


Magelang tahun 2016
2511 remaja putri (siswi) di 28 Sekolah yang ada di kabupaten
5 Magelang menunjukkan 754 siswi (30,03%) mengalami anemia.
tertinggi untuk remaja tingkat SMA/SMK/MA berada di wilayah
kerja Puskesmas Borobudur
Data profil Kecamatan Ngablak tahun 2019
1.294 remaja putri (umur 10-18 tahun) banyak ditemukan remaja
yang mengalami gejala anemia seperti 5L (lemah, letih, lesu, lelah,
6 lunglai), wajah pucat dan kunang-kunang sering pusing, produktivitas
kerja menurun sehingga perlu diketahui kejadian anemia pada remaja
putri di wilayah Puskesmas Ngablak akibat paparan pestisida.
LATAR BELAKANG
Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu petani di dusun
Gondangan Wetan Desa Girirejo Kecamatan Ngablak pada
tanggal 23 April 2021 diperoleh hasil bahwa remaja putri yang
7 sedang bekerja dipertanian saat melakukan kegiatan pertanian
seperti menyemprot tanaman dengan obat pestisida tidak
menggunakan alat pelindung diri dengan lengkap

Hasil pemeriksaan darah di Desa Sumberejo Kecamatan Ngablak


pada tanggal 23 April 2021 dari 10 remaja putri didapatkan 10
remaja putri (100%) menderita anemia dengan kadar hemoglobin
8 <11 gr/dL (kadar Hb normal 12 gr/dl)..
LATAR BELAKANG

Hasil pemeriksaan darah di Desa Sumberejo Kecamatan Ngablak


pada tanggal 23 April 2021 dari 10 remaja putri didapatkan 10
remaja putri (100%) menderita anemia dengan kadar hemoglobin
8 <11 gr/dL (kadar Hb normal 12 gr/dl)..

Berdasarkan latar belakang di atas peneliti akan melakukan


penelitian untuk mengetahui hubungan kadar kadar cholinesterase
dalam darah dengan kejadian anemia pada remaja putri di wilayah
9 pertanian hortikultura Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang
RUMUSAN MASALAH

Apakah ada hubungan kadar


cholinesterase dalam darah dengan
kejadian anemia pada remaja putri di
wilayah pertanian hortikultura Kecamatan
Ngablak, Kabupaten Magelang
TUJUAN PENELITIAN

Mengetahui hubungan kadar cholinesterase dalam


Tujuan darah dengan kejadianan anemia ada remaja putri di
Umum
wilayah pertanian hortikultura di Kecamatan Ngablak
Kabupaten Magelang
TUJUAN PENELITIAN

1. Mengetahui kadar hemoglobin darah pada remaja putri di


wilayah pertanian hortikultura Kecamatan Ngablak Kabupaten
Tujuan Magelang.

Khusus 2. Mengetahui kadar cholinesterase darah pada remaja putri di


wilayah pertanian hortikultura Kecamatan Ngablak Kabupaten
Magelang.
3. Menganalisis variable luar yang meliputi konsumsi tablet
tambah darah (Tablet Fe), Pengelolaan Pestisida, Lama Kerja,
kelengkapan APD dengan kejadian anemia pada remaja putri
di wilayah pertanian hortikultura Kecamatan Ngablak
Kabupaten Magelang.
RUANG LINGKUP

Ruang lingkup waktu Ruang lingkup tempat


Waktu penelitian yaitu dua Penelitian ini dilakukan di wilayah
minggu atau empat belas hari pertanianhortikultura Kecamatan
setelah proposal disetujui Ngablak Kabupaten Magelang.

Ruang lingkup subyek penelitian Ruang lingkup obyek penelitian


Sasaran dari penelitian ini adalah remaja Obyek/variabel yang akan diteliti adalah
putri (umur 15-19) di wilayah pertanian terdiri dari kadar cholinesterase sebagai
hortikultura Kecamatan Ngablak, variabel independen, sedangkan anemia
Kabupaten Magelang yang berisiko pada remaja putri sebagai variabel
terpapar pestisida dari aktifitas pertanian. dependen
MANFAAT PENELITIAN

TEORITIS
01
Hasil penelitian ini dapat digunakan menjadi
tambahan informasi dalam pengembangan ilmu
pengetahuan tentang dampak
02 cholinesterase
terhadap anemia pada remaja putri.
03

PRAKTIS : 04
1. Bagi Kepala Puskesmas Ngablak
2. Bagi Bidan 05

3. Bagi masyarakat / petani


06
4. Peneliti selanjutnya
KEASLIAN PENELITIAN

1. Siti Aisyah Kurniasih


Faktor-faktor terkait paparan pestisida dan hubungannya dengan kejadian anemia petani hortikultura desa Gombong Belik Pemalang .
Tahun 2013
2. Prihadi

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Efek Kronis Keracunan Pestisida Organofosfat Pada Petani Sayuran Di Desa Sumberejo Kecamatan

Ngablak Kabupaten Magelang

Tahun 2008
3. Mehwesh Taj, dkk
Environmental determinants of aplastic anemia in Pakistan:
Tahun 2016
5. Rusli Asri Dja’U
Faktor Risiko Kejadian Anemia Dan Keracunan Pestisida Pada Pekerja Penyemprot Gulma Dikebun Kelapa Sawit
PT.Agro Indomas di Seruyan Kalteng.
Tahun 2009
6. Yodenca Asti Runia
Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Keracunan Pestisida Organofosfat, Karbamat Dan Kejadian Anemia Pada Petani Hortikultura Di Desa
Tejosari Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang
Tahun 2008
7. Teguh Budi Prijanto
Analisis Faktor Risiko Keracunan Pestisida Organofosfat Pada Keluarga Petani Hortikultura di Ngablak Magelang
Tahun 2009
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. TINJAUAN TEORI
B. KERANGKA TEORI
- Konsumsi Tablet Penggunaan
Pestisida
Tambah Darah ( Fe)

- Perdarahan

- Penyakit Infeksi
Penurunan
- Penggunaan pestisida Kadar enzim
Cholinesterase

Pembentukan sulfhemoglobin
atau methemoglobin didalam
sel darah merah

M e t h e m o g lo b in t e r b e n t u k k e t ik a z a t b e s i
d a la m H b te r o k s id a s i d a ri fe rr o m e n ja d i
fe rri d is e b a b k a n k a r e n a t e rja d i ik a t a n n itrit
d e n g a n H b s e h in g g a tid a k d a p a t m e n g ik a t
o k s ig e n

S u lfh e m o g lo b in a d a la h b e n tu k
Kadar h e m o g lo b in y a n g b e rik a t a n d e n g a n
Hemoglobin darah a to m s u lfu r y a n g m e n y e b a b k a n
h e m o g lo b in m e n ja d i tid a k n o r m a l d a n
rendah tid a k d a p a t m e n ja la n k a n fu n g s in y a
d a la m m e n g h a n ta rk a n o k s ig e n

Anemia pada remaja


Putri

Gambar 2.4. Kerangka Teori tentang Hubungan Kadar Cholinesterase


dengan Anemia pada Remaja Putri
(Sumber : Huffman (1995)
C. KERANGKA KONSEP

Variabel Independen Variabel Dependen


Kadar Kejadian Anemia pada
Cholinesterase remaja putri

Variabel Perancu

1. Konsumsi tablet
tambah darah (Fe)
2. Pengelolaan pestisida
3. Lama kerja (per hari)
4. Kelengkapan APD

Gambar 2.5 Kerangka Konsep


HIPOTESISA

Ada hubungan kadar cholinesterase dalam darah


terhadap kejadian anemia pada remaja putri
setelah dikontrol variable konsumsi tablet tambah
darah (Fe), Pengelolaan Pestisida, Lama Kerja di
Ladang, Penggunaan APD.
BAB III
METODE PENELITIAN
JENIS PENELITIAN
Desain penelitian : cross sectional

Sampel :
Remaja putri umur 15-19 tahun

Pemeriksaan kadar Cholinesterase


Pemeriksaan kadar Haemoglobine (HB)

Keracunan Keracunan Tidak Keracunan Tidak Keracunan


Cholinesterase, Cholinesterase, Cholinesterase, Cholinesterase,
Anemia Tidak Anemia Anemia Tidak Anemia

Gambar 3.1. Desain Penelitian


POPULASI

semua remaja putri usia 15 -19 tahun di wilayah pertanian


hortikultura Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang yang
berjumlah 120 remaja putri
50 remaja yang bekerja di perkebunan kentang
70 remaja yang bekerja di pembibitan).
SAMPEL

Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan simple random sampling

Kriteria Inklusi :
a. Bersedia menjadi subjek penelitian dan bersedia dilakukan
pemeriksaan kadar hemoglobin dan kadar kolinesterase dalam darah
b. Tidak sedang menstruasi.

Kriteria Eksklusi : tidak menderita penyakit infeksi seperti TBC


SAMPEL

Sampel minimal dapat dihitung sebagai berikut:


n= N = 120 = 92, 30 (jumlah sampel : 93 orang)
1+ Ne2 1+ 120.(0.05)2

Untuk mendapatkan sampel yang proporsional maka dari 93 orang sampel akan dibagi dalam dua kelompok
yaitu :
a. Kelompok remaja yang bekerja di perkebunan kentang sebanyak :
n = 50 x 100 % = 41,7 %
120
n = 41,7 % x 93 orang
= 39 orang
b. Kelompok remaja yang bekerja di pembibitan sebanyak :
n = 70 x 100 % = 58,3 %
120
n = 58,3 % x 93 orang
= 54 orang
DEFINISI OPERASIONAL
No VARIABEL DEFINISI OPERASIONAL CARA PENGUKURAN SKALA PENGUKURAN

1 Kejadian Anemia Kadar Hb dalam darah remaja putri <12gr/dL Uji laboratorium,
yang diukur dengan satuan gr/dL metode Pengambilan dan Nominal:
Metode Cyane-free dengan alat hematologi pemeriksaan specimen
analyzer. darah dikerjakan oleh 1. Tidak
nakes/staf
laboratorium dari 2. Ya
puskesmas

2 Kadar Kolinesterase Aktivitas kolinesterase darah yang diukur Uji laboratorium,


dengan menggunakan metode pemeriksaan pengambilan dan Nominal:
menggunakan Tintometer Kit pemeriksaan darah
dilakukan oleh 1. Tidak
petugas/analisis dari
Laboratorium Kesehatan 2. Ya
Daerah Kabupaten
Magelang
Konsumsi Tablet Jumlah tablet tambah darah Wawancara dengan Nominal:
3. Tambah Darah yang diminum setiap bulan menggunakan 1. Tidak
berdasarkan wawancara kuesioner 2. Ya
Dikatakan mengkonsumsi
apabila tablet tambah darah
diminum 1 (satu) tablet per
minggu saat tidak haid dan 1
(satu) tablet per hari selama
10 (sepuluh) hari pada masa
haid .

Lama kerja per Lamanya waktu responden Wawancara dengan Nominal:


4 hari berada di area pertanian dan menggunakan 1. Tidak Lama
terpapar pestisida (dalam kuesioner 2. Lama
jam).
Dikatakan Lama apabila ≥ 5
jam per hari; dan tidak lama
jika <5 jam per hari
Pengelolaan pestisida Tindakan dalam pengelelolaan pestisida Wawancara dengan Nominal
6 sebelum, selama, sesudah menggunakan kuesioner 1. Buruk
penyemprotan yang meliputi 2. Baik
penggunaan dosis, peracikan,
penyimpanan, perlakuan terhadap sisa
dan alat pestisida, penyucian
alat/tangan/baju dan pembuangan
kemasan. Berdasarkan jawaban
responden menggunakan kuesioner
pada penelitian Yodenca Asti Runia
Yang berjumlah 8 soal
Dikatakan
Buruk jika skor jawaban benar <50 %
Baik jika skor jawaban benar ≥ 50 %

Kelengkapan Alat Kelengkapan dalam pelindung diri Wawancara dengan Nominal :


7 pelindung diri (APD) berupa: topi, kaca mata,masker, sarung menggunakan kuesioner 1. Tidak lengkap
tangan, baju lengan panjang, celana 2. Lengkap
panjang, sepatu.
Dikatakan
Lengkap : jika menggunakan semua
APD topi, masker,baju lengan Panjang,
celana Panjang, sepatu
Tidak lengkap : jika tidak menggunakan
salah satu jenis APD
SUMBER DATA PENELITIAN

DATA PRIMER
Prosedur Penelitian
1. Tahap persiapan penelitian

2. Tahap pelaksanaan penelitian

3. Tahap Penyelesaian
Instrumen Penelitian dan Pengumpulan Data

Pengukuran kadar Hb diperiksa oleh


Wawancara dengan petugas laboratorium Kesehatan Dinas
Kesehatan Kabupaten Magelang dengan
menggunakan kuesioner dan menggunakan Metode cyanide-free
observasi di lapangan yang dengan alat hematologi analyzer dan
meliputi umur, asupan Fe, pengukuran kolinesterase darah yang
perdarahan, penyakit infeksi , diambil dari darah remaja putri.
lama kerja per hari, Specimen darah diambil dan diperiksa
kelengkapan APD, doleh tenaga kesehatan/analisis dari
Laboratorium Kesehatan Daerah
pengelolaan pestisida. Kabupaten Magelang.
Pengolahan dan Analisis Data

a. Editing
Pengolahan b. Coding
c. Entry Data
Data
d. Tabulating

a. Analisis Univariat
Analisis b. Analisis Bivariat : Uji Chi Square
Data c. Analisis Multivariat : Uji Regresi logistik
ETIKA PENELITIAN

Ethical Cleareance
Informed Consent
Confidentiality
Benefit
Justice
BAB IV
HASIL PENELITIAN
GAMBARAN TEMPAT PENELITIAN

 Kecamatan Ngablak Terdiri dari 16 desa dengan pusat pemerintahan


berada di Desa Ngablak. Kecamatan Ngablak terletak pada
ketinggian 1.293 meter di atas permukaan laut, dikelilingi Gunung
Merbabu, Gunung Telomoyo, dan Gunung Andong dan sebagian
besar lahan merupakan daerah pertanian
 Jumlah penduduk Kecamatan Ngablak tahun 2021 sebesar 38.855
jiwa dengan jumlah laki-laki sebanyak 19.559 jiwa dan perempuan
sebanyak 19.296 jiwa. Jumlah wanita usia subur (15-49 tahun)
sebesar 9.819 jiwa.
 Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 1 April 2022
 Surat rekomendasi Ethical clearance dari Komisi Etik Penelitian
Kesehatan Program Studi Kebidanan program Magister STIKES Guna
Bangsa Yogyakarta No. 012/KEPK/III/2022
 Surat ijin penelitian dari Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan
Terpadu Satu Pintu Kabupaten Magelang No. 070/132/16/2022
 Penelitian ini dilaksanakan di Dusun Gondangan Wetan Desa Girirejo
Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang.
HASIL DESKRIPTIF RESPONDEN

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Umur Responden

Variabel Frekuensi Persentase (%)

Umur

15 tahun 7 7,52

16 tahun 8 8,6

17 tahun 26 27,95

18 tahun 19 20,45

19 tahun 33 35,48

Pendidikan

SMA 21 22,58

SMP 72 77,42
KADAR CHOLINESTERASE

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Kadar Cholinesterase


Responden

Kadar Cholinesterase Frekuensi Persentase (%)


Responden
Tidak Keracunan (75-100%) 68 73,1
Keracunan (50-75%) 25 26,9
Jumlah 93 100
KADAR Hb

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Kadar Haemoglobine (Hb)


Responden

Kadar Haemoglobine (Hb) Frekuensi Persentase (%)


Responden
Tidak Anemia ( >12 gr/dl) 37 38,8
Anemia ( <12 gr/dl) 56 60,2
Jumlah 93 100
VARIABEL LUAR

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Asupan Fe, Pengelolaan


Pestisida, Penggunaan APD dan Lama Kerja

Variabel Frekuensi Persentase (%)

Konsumsi Tablet tambah darah (Fe)


Tidak Minum Fe 55 59,1
Minum Fe 38 40,9
Pengelolaan Pestisida
Buruk 53 57
Baik 40 43
Kelengkapan APD
Tidak Lengkap 60 64,5
Lengkap 33 35,5
Lama Kerja
Tidak Lama 44 47,3
Lama 49 52,7
UJI BIVARIAT

Tabel 4.5 Hubungan kadar cholinesterase terhadap kejadian


anemia pada remaja putri di wilayah pertanian hortikultura
Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang

Kadar Hemoglobin
Kadar P OR
Cholinesterase Anemia Tidak Anemia value
N % n % (95%CI)
Keracunan 24 96 1 4 27
0,000 (3,4-211)
Normal 32 47,1 36 52,9
UJI MULTIVARIAT

1. UJI INTERAKSI
Variabel Hasil Uji Interaksi

p-value p-value p-value p-value p-value

Kadar Cholinesterase 0,999 0,998 0,998 0,082 0,016

Konsumsi Tablet tambah darah (Fe) 1,000 0,019 0,019 0,036 0,032

Pengelolaan Pestisida 1,000 1,000 0,012 0,019 0,017

Pemakaian APD 0,997 0,997 0,997 0,004 0,005

Lama Kerja di Ladang 0,999 0,997 0,997 0,998 0,146

Kadar Cholinesterase by Lama Kerja di Ladang 0,999 0,998 0,997 0,999

Pemakaian APD by Kadar Cholinesterase 0,998 0,997 0,997

Kadar Cholinesterase by Pengelolaan Pestisida 1,000 1,000

Asupan Fe by Kadar Cholinesterase 1,000


UJI MULTIVARIAT
2. Hasil Uji Confounding

Variabel p-value OR p-value OR Perubahan OR

Kadar Cholinesterase 0,016 13,732 0,013 14,436

Konsumsi Tablet tambah darah 0,032 0,283 0,037 0,303 41,4%


(Fe)

Pengelolaan Pestisida 0,017 4,081 0,030 3,333 15,5%

Pemakaian APD 0,005 5,171 0,006 4,658 39,63%

Lama Kerja di Ladang 0,146 0,432 5,4%


HASIL DESKRIPTIF RESPONDEN
Tabel 4.8 Model Akhir

95% CI for EXP(B)


Variabel

P value OR Lower Upper


Kadar Cholinesterase 0,013 14,436 1,737 119,950

Konsumsi Tablet tambah 0,037 0,303 0,099 0,931


darah (Fe)
Pengelolaan Pestisida 0,030 3,333 1,120 9,916

Pemakaian APD 0,006 4,658 1,558 13,924


BAB V
PEMBAHASAN
A. Hubungan Kadar Cholinesterase dengan Kejadian Anemia
pada Remaja Putri

 Berdasarkan uji chi-square diketahui nilai signifikansi pvalue sebesar


0,000<0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan kadar
cholinesterase terhadap kejadian anemia pada remaja putri.
Keadaan ini membuktikan hipotesa ada pengaruh kadar
cholinesterase dengan kejadian anemia pada remaja putri di wilayah
pertanian holtikultura Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang
diterima (Ha diterima).
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Prihadi
(2008) dan penelitian Nursita Agustina (2018) yang menunjukkan
ada hubungan bermakna antara kejadian keracunan pestisida
dengan anemia.
KESIMPULAN

1 Ada hubungan yang signifikan kadar cholinesterase


dengan kejadian anemia pada remaja putri

Variabel Kadar Cholinesterase yang paling berhubungan


dengan kejadian anemia pada remaja putri dengan OR
sebesar 14,4 artinya remaja putri yang mengalami keracunan
2 cholinesterase berisiko 14,4 kali mengalami anemia
dibandingkan remaja putri yang tidak mengalami keracunan
Cholinesterase.
KETERBATASAN PENELITIAN

• Pada penelitian ini responden yang diambil adalah remaja


dengan kriteria bekerja di daerah pembibitan sayuran dan di
perkebunan kentang. Oleh karena itu, penelitian ini belum
mampu untuk menggeneralisasi hasil penelitian pada
konteks yang luas.

• Penelitian ini memiliki keterbatasan waktu, hasil penelitian


bisa berubah di waktu yang akan datang disebabkan
penelitian menguji mengenai pengaruh kadar Cholinesterase
dengan kejadian anemia pada remaja putri. Kejadian Anemia
berubah karena usia eritrosit 120 hari (4 bulan) sehingga
kondisi anemia tergantung kerusakan eritrosit sehingga perlu
penelitian lebih lanjut untuk mengikuti perkembangan kadar
Hb dalam darah.
Bagi Remaja Putri
a. Pengelolaan pestisida dilakukan dengan baik seperti : menggunakan pestisida sesuai
dosis yang ditentukan pada kemasan ketentuan, mencampur pestisida di tempat
terbuka/ladang, menggunakan ember dan pengaduk khusus dan ditinggalkan di ladang,
tidak mencuci alat semprot di rumah dan membuang air sisa cucian pada tanaman agar
tidak mencemari air jika dibuang di air mengalir/sungai
b. Selalu mencuci tangan dengan sabun, membersihkan badan dan mengganti pakaian
SARAN kerja segera setelah kontak dengan pestisida.
c. Tidak mencampur pakaian kerja pakaian sehari-hari saat mencuci pakaian.
d. Menghindari kontak langsung dengan pestisida dan memberikan perlindungan bagian
tubuh dengan selalu menggunakan APD lengkap berupa penutup kepala, masker, baju
dan celana panjang, sarung tangan dan sepatu saat bekerja dengan pestisida.
e. Remaja putri selalu mengkonsumsi Fe 1 kali seminggu dan setiap hari selama 10 hari saat
menstruasi untuk mencegah kejadian anemia pada remaja putri.
Bagi Kepala Puskesmas Ngablak
a.Melakukan sosialisasi dan penyuluhan pengaruh kadar cholinesterase
terhadap kejadian anemia pada remaja putri yang bekerja di wilayah
pertanian holtikultura di kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang.
b.Diadakan simulasi praktek pengelolaan pestisida, pemakaian APD, untuk
mencegah terjadinya keracunan cholinesterase pada remaja putri yang
SARAN bekerja di pertanian .
c.Melakukan program pemberian tablet tambah darah (Fe) untuk remaja
putri yang bekerja di wilayah pertanian holtikultura kecamatan Ngablak
Kabupaten Magelang untuk mencegah terjadinya anemia pada remaja
putri.
Pemilik Lahan Pertanian
a.Menyediakan kelengkapan APD untuk keselamatan
kerja remaja yang bekerja di lahan pertania
b.Menyediakan tablet tambah darah sehingga remaja
bisa rutin minum tablet tambah darah di tempat kerja
SARAN sehingga kejadian anemia pada remaja putri akibat
hubungan kadar cholinesterase dapat dicegah dan
diatasi.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai