Anda di halaman 1dari 27

MATA

Oleh
Gemantri Veyonda Zikry
NIM: G1A220013

Dosen Pembimbing
dr.Gita Mayani, Sp.M
Alur Pola Penegakkan Diagnosis Pasti Penyakit Mata

Keluhan Utama Pasien

Diagnosis Banding

Anamnesis + Pem.Fisik + Pem. Penunjang

Diagnosis Pasti
Keluhan Utama Penyakit Mata
(Standar Kompetensi Dokter Indonesia, 2007)

 Mata Merah
 Mata Berair
 Mata Gatal
 Mata Nyeri
 Keluar Kotoran Mata (”belekan”)
 Rasa Mengganjal Pada Mata
 Gangguan Penglihatan
Untuk dapat mengumpulkan data-data pasien ANAMNESE
dilakukan anamnesis : NAMA :
 Data umum : nama, jenis kelamin, umur, alamat,
pekerjaan.
UMUR :
 Keluhan utama : pasien dengan gangguan pada ALAMAT :
mata biasanya datang dengan keluhan PENDIDIKAN :
seperti :
PEKERJAAN :
- Mata merah
- Mata gatal STATUS :
- Mata berair - KELUHAN UTAMA :
- Mata nyeri
- Belekan - ANAMNESE KHUSUS :
- Gangguan penglihatan (buta, penglihatan kabur,
penglihatan ganda/dobel) - RIWAYAT PENYAKIT
- Benjolan pada mata (timbilan) YANG LALU:
- Kelilipan
- ANAMNESE KELUARGA :

- RIWAYAT GIZI :
- KEADAAN SOSIAL
EKONOMI
Data yang harus digali dari keluhan utama

Pada pasien dengan keluhan gangguan penglihatan ditanyakan apakah gangguan


terjadi saat melihat jauh atau dekat; onset mendadak atau gradual; di seluruh lapang
pandang atau hanya sebagian; jika defek lapang pandang hanya
sebagian,apakah letaknya sentral, perifer atau hanya pada satu mata.

Riwayat penyakit dahulu :


Mengapa, kapan, bagaimana penanganan dan dimana oleh siapa.
Penggunaan kaca mata atau lensa kontak
Pemakaian obat yang lalu
Riwayat operasi, laser
Riwayat trauma
Riwayat Ambliop, terapi oklusi
 PENYAKIT SISTEMIS
- TRACT RESP :

- TRACT DIGEST :
Tanyakan tentang riwayat penyakit
- CARDIO VASC :
sistemik yang pernah di alami atau
yang sedang di derita pasien
- ENDOKRIN :

- NEUROLOGI :

- KULIT :

- THT :

- GIGI DAN MULUT :

- LAIN-LAIN :
Pemeriksaan Visus Dan Refraksi • Pemeriksaan visus di
tentukan dengan snellen chart
• Pemeriksaan dilakukan
OD OS dengan jarak 5 atau 6 meter
• Setiap pemeriksaan sebelah
Visus : 6/6 Visus : 6/6 mata pasien selalu di tutup
• Tajam penglihatan 6/6 :
Muscle Balance pasien dapat mengenali huruf
pada jarak 6m yang oleh
Kedudukan bola orang normal huruf tersebut
Orthotropia Orthotropia
mata dapat dilihat pada jarak 6
meter

Pergerakan bola Kedudukan bola mata : arah deviasi pada mata dapat
mata di bandingkan dengan refleks cahaya pada kornea
mata yang berfiksasi
• bila refleks cahaya berada di temporal maka mata
(eksotropia)
• Bila refleks cahaya berada di nasal maka mata
(esotropia)
• Bila refleks cahaya berada di atas maka mata
(hipertropia)
• Bila refleks cahaya berada di bawah maka mata
(hipotropia)
• Bila tidak ada strabismus maka ( otrhotropia )
Pemeriksaan Eksternal
• Penderita duduk berhadapan pemeriksa jarak OD OS
 60 cm.
• - Periksa mata dari bagian luar kedalam,
dimulai dari mata kanan kemudian kiri;
• menggunakan loupe dan senter yang terang
dan dapat difokuskan dengan baik.
• - Perhatikan kulit palpebra, adakah edema,
hiperemia, hematoma, benjolan-benjolan,
• kulit di atas benjolan terfiksasi atau dapat
digerakkan.
• - Periksa lebar rima palpebra, kanan kiri sama
Palpebra superior Palpebra superior
lebar atau tidak, gerakan membuka dan , edema (+), hiperemis(+) edema (-), hiperemis(-)
menutup mata, ada yang tertinggal gerak atau
tidak.
• - Palpebra menutupi daerah pupil atau tidak
(normalnya menutupi ± 2 mm kornea bagian
superior). Palpebra Inferior Palpebra Inferior
Edema (-), hiperemis (-) Edema (-), hiperemis (-)
• - Amati silia dan palpebra. entropion (-) entropion(-)
- Perhatikan palpebra superior dan inferior
diamati warna mukosa, Cilia Cilia
adanya benjolan-benjolan sikatriks, benda asing, Tampak normal Tampak normal
bangunan-bangunan folikel, cobble’s Ap. Lacrimalis Ap. Lacrimalis
stone, dan lain-lain. Hiperlakrimasi (+) Tampak normal
Conjugtiva Tarsus Superior Conjugtiva Tarsus Superior
Pemeriksaan konjungtiva Papil(-), folikel(-), litiasis (-), Papil(-), folikel(-), litiasis (-),
hiperemis (+) hiperemis (-)
Conjungtiva Tarsus Inferior Conjungtiva Tarsus Inferior
Papil(-), folikel(-), litiasis (-), Papil(-), folikel(-), litiasis (-),
hiperemis (-) hiperemis (-)
Conjungtiva Bulbi Conjungtiva Bulbi
Injeksi Siliar (-), Injeksi Injeksi Siliar (-), Injeksi Konjunctiva
Konjunctiva (-) (-)
Kemosis (-), ekimosis (-) Kemosis (-), ekimosis (-)
Kornea: Jernih Kornea: Jernih
COA COA
Minta pasien untuk melihat Eversio palpebra superior. Kedalaman sedang, pus (-), darah Kedalaman sedang, pus (-), darah
ke atas, pergunakan ibu Pergunakan lidi (-) (-)
jari untuk kapas yang diletakkan pada
sedikit menekan dan lipatan palpebra superior. Pupil Pupil
menarik palpebra Balik dengan cara menarik Bulat, regular Bulat, regular
inferior ke arah bawah, bulu mata ke arah atas, Refleks Cahaya : Refleks Cahaya :
sehingga pasien diminta melirik ke arah - Direct (+) - Direct (+)
sklera dan konjungtiva bawah. Untuk - Indirect (+) - Indirect (+)
terpapar mengembalikannya, minta Diameter : 3 mm Diameter : 3 mm
pasien melihat ke arah atas

Iris Iris
Kripta iris normal Kripta iris normal
Lensa : Jernih Lensa : Jernih
• Perhatikan konjungtiva, warna, oedema, bangunan-
bangunan/ penonjolanpenonjolan,pelebaran pembuluh
darah, berkelok-kelok atau lurus, ikut
pergerakankonjungtiva atau tidak, ada sekret atau
tidak,
• - Amati pula skleranya, adakah penipisan atau
penonjolan.
• - Perhatikan kornea (menggunakan lampu senter dari
arah temporal kornea supayatidak silau, sesekali
boleh bergerak ke nasal) : amati kejernihan,
bentuknya, ukurannya,kecembungannya, permukaan
licin/ kasar, adanya pembuluh darah, pterygium, dan
lainlain.Periksa pula sensibilitas kornea menggunakan
kapas bersih yang dipilin, dengan cara kapas
disentuhkan dari arah temporal ke sentral kornea
Pupil Pupil
Bulat, regular Bulat, regular
Refleks Cahaya : Refleks Cahaya :
• - Direct (+) - Direct (+)
Periksa reflex pupil terhadap cahaya langsung Indirect (+) Indirect (+)
- -
(direct), cahaya tidak langsung (indirect).Perhatikan Diameter : 3 mm Diameter : 3 mm
pula bentuk pupil, bulat atau tidak, sentral atau tidak.
Iris Iris
• Periksa iris, bentuknya, gambarannya, warnanya, Kripta iris normal Kripta iris normal
adakah synechia. Lensa : Jernih Lensa : Jernih
• Periksa lensa, sebaiknya pupil dilebarkan (kalau tidak
ada kontra indikasi, kerjernihan).

Pemeriksaan refleks pupil (direct)


Pemeriksaan slit lamp
Pemeriksaan Slit Lamp
Cilia Cilia
Tampak normal Tampak normal

Conjugtiva Tarsus Superior Conjugtiva Tarsus Superior


Papil(-), folikel(-), litiasis (-), Papil(-), folikel(-), litiasis (-),
hiperemis (+) hiperemis (-)

Conjungtiva Tarsus Inferior Conjungtiva Tarsus Inferior


Papil(-), folikel(-), litiasis (-), Papil(-), folikel(-), litiasis (-),
hiperemis (-) hiperemis (-)

Conjungtiva Bulbi : Injeksi siliar Conjungtiva Bulbi : Injeksi siliar


(-), injeksi konjungtiva (-), (-), injeksi konjungtiva (-),
kemosis (-), ekimosis (-) kemosis (-), ekimosis (-) 1. Mengetahui keadaan
segmen anterior
Kornea : Jernih Kornea : Jernih
2. Mengetahui defek kornea
Diskontinuitas jaringan (-) Diskontinuitas jaringan (-) 3. Mengetahui lubang/fistula
pada kornea
Bilik mata depan : Tampak Bilik mata depan: Tampak
normal normal 4. Mengetahui kedalaman
Iris Iris
sudut bilik mata depan
Coklat, Kripta iris normal, Coklat, Kripta iris normal, prolaps
prolaps (-) (-)
Lensa : Jernih Lensa : Jernih
Diskontinuitas jaringan (-) Diskontinuitas jaringan (-)
Cilia Cilia
Tampak normal Tampak normal

Yang di nilai dari bagian cillia


Cilia: Bagaimanakah arah silia, adakah trichiasis atau
distichiasis. Adakah benda asing (kutu?). Normal: terdiri 3
lapis, melekuk kea rah luar bola mata.
Conjugtiva Tarsus Superior Conjugtiva Tarsus Superior
Papil(-), folikel(-), litiasis (-), Papil(-), folikel(-), litiasis (-),
hiperemis (+) hiperemis (-)

Conjungtiva Tarsus Inferior Conjungtiva Tarsus Inferior


Papil(-), folikel(-), litiasis (-), Papil(-), folikel(-), litiasis (-),
hiperemis (-) hiperemis (-) Yang di nilai dari bagian k onjungtiva
Konjungtiva:
Conjungtiva Bulbi : Injeksi Conjungtiva Bulbi : Injeksi siliar
siliar (-), injeksi konjungtiva (-), (-), injeksi konjungtiva (-), Lihat dengan cahaya utuh (bundar) dan slit.
kemosis (-), ekimosis (-) kemosis (-), ekimosis (-) Nilailah bentuk, warna, dan keutuhannya.
Warna, adakah papill/folikel, adakah lesi,
adakah laserasi, adakah injeksi (warna,
bentuk, dan arah injeksi), adakah secret
(warna secret, konsistesi secret), adakah
edema/perdarahan, adakah
massa/deformitas, dll. Normal: jernih, ada
pembuluh darah dari perifer, tak tampak
pembesaran papill ataupun folikel.
Jangan lupa membalik kelopak mata untuk
mengetahui keadaan konjungtivanya.
Kornea : Jernih Kornea : Jernih Bilik mata depan : Tampak Bilik mata depan: Tampak
Diskontinuitas jaringan Diskontinuitas jaringan (-) normal normal
(-)

Yang dinilia dari kornea


Kornea
Lihat dengan cahaya utuh (bundar) dan slit. yang di nilai dari bilik mata depan
Nilailah ukuran, bentuk, kejernihan dan Bilik mata depan
keutuhannya. Adakah lesi, massa, Nilailah kejernihannya (adakah darah, flare/produk
neovaskularisasi, keratic precipitate atau radang) dan kedalamannya. Normal: jernih
benda asing Bila curiga ada defek kornea kedalaman cukup
(contoh:, erosi, infiltrate) atau adanya
fistula lakukan pemeriksaan selanjutnya
dengan menggunakan tetes mata
fluorescein.
Normal: jernih, tidak tercat oleh zat
warna fluoresin
Iris Iris Lensa : Jernih Lensa : Jernih
Coklat, Kripta iris normal, Coklat, Kripta iris normal, prolaps Diskontinuitas jaringan (-) Diskontinuitas jaringan (-)
prolaps (-) (-)

Yang di nilai dari Iris


Yang di nilai dari Lensa
Iris
Lensa
Nilailah kripte, keutuhan (adakah robekan
Nilailah ada tidaknya lensa, bentuk,
atau lubang), sinekia, massa, dan
posisi, dan kejernihannya. Nilailah
neovaskularisasi. Normal: ada kripte, tak
dengan cahaya utuh (bundar) atau
ada robekan, tak ada massa, tak tampak
slit. Normal terlihat jernih (gelap), tak
pembuluh darah.
ada pergerakan
Tekanan Intra Okuler

Palpasi : Nyeri tekan (+) Palpasi : Tampak normal


Tonometer Schiotz : tidak Tonometer Schiotz : tidak
dilakukan dilakukan

Pemeriksaan Cara Subjektif (Palpasi)


- Penderita duduk tegak, melirik ke bawah.
- Jari telunjuk kanan dan kiri pemeriksa
bergantian menekan bola mata (dimata yang
sedang diperiksa) pada kelopak atas kearah
belakang bawah dengan halus dan
penuh perasaan. Tiga jari yang lain bersandar
pada kening dan tulang pipi,
bandingkan kanan dan kiri. • TN = Tekanan bola mata normal
- Hasilnya TN, TN+1, TN+2, TN+3 ; TN-1, TN-2, • TN + 1 = Tekanan bola mata agak tinggi
TN-3. • TN + 2 = Tekanan bola mata cukup tinggi
- Adakah nyeri tekan (hard)
• TN + 3 = Tekanan bola mata tinggi
• TN – 1 = Tekanan bola mata agak rendah
• TN – 2 = Tekanan bola mata cukup
rendah
• TN – 3 = Tekanan bola amta rendah (soft)
Pemeriksaan Cara Obyektif (Tonometer
Schiotz)
Persiapan alat :
- Tonometer ditera dengan meletakkan tonometer
tegak lurus pada lempengan pengetest,
dan jarum harus menunjuk angka O.
- Bersihkan dan permukaan kaki tonometer diusap
dengan kapas alkohol.
Persiapan penderita :
- Penderita diberi penjelasan tentang apa yang akan dilakukan, cara pemeriksaan dan
bagaimana penderita harus bersikap.
21
- Penderita diminta tidur terlentang, posisi kepala horizontal. Mata penderita ditetesi
Panthocaine 0,5% atau 2%, 1 – 2 tetes, 5 menit kemudian ditetesi lagi satu tetes.
- Penderita diminta memandang ke satu titik tepat diatasnya, dengan cara memfiksasi
kepada ibu jarinya yang diacungkan di atasnya, sehingga sumbu optik mata benar-
benar
vertikal.
- Kelopak atas dan bawah dibuka lebar dengan menggunakan jari telunjuk dan ibu jari
tangan kiri, tidak boleh menekan bola mata, kemudian tonometer diletakkan dengan
hatihati
pada permukaan kornea, tepat di tengah, tanpa menggeser, posisi benar-benar
vertikal.
- Letakkan tonometer tepat di atas kornea tanpa menekan bola mata.
LANJUTANN
Bila dengan beban 5,5 gram menunjukkan angka skala 0
maka beban perlu ditambahkan
dengan beban 7,5gram atau 10 gram.
- Tonometer diangkat, dibersihkan dengan kapas alkohol.
- Mata diberi zalf mata (misalnya Chloramfenicol)
- Lihat tabel, berapa mmHg tekanan bola matanya.

Cara baca dan menuliskan hasil :


Misalnya dengan beban 5,5 gram
simpangan jarum
tonometer menunjukkan angka 5 pada
tabel terlihat hasilnya 17,3 mmHg.
Funduskopi

Funduskopi: tidak dilakukan Funduskopi: tidak dilakukan

Pemeriksaan (Funduskopi)
1. Tujuan: untuk melihat dan menilai kelainan dan keadaan
Segmen posterior.

2. Dasar: cahaya dimasukkan kedalam fundus akan


memberikan reflex fundus. Gambaran fundus mata akan
Terlihat bila diberi sinar.

3. Alat: Oftalmoskop
Obat pelebar pupil: tropicamide 0.5%-1% atau fenilefrin
Hidroklorida 2.5%/10%
4. Perhatian
Sebaiknya sebelum melebarkan pupil,diukur tekanan bola
mata terlebidahulu Apabila tekanan bola mata pasien
tinggi(>20) maka penggunaan obat pelebar pupil tidak
disarankan.
Teknik pemeriksaan :
 Dilakukan di ruangan gelap
 Mata kanan diperiksa oleh mata kanan, dan juga sebaliknya
 Mula-mula roda lensa oftalmoskop diputar sampai +12 dioptri
 Oftalmoskop diletakan 10 cm dari mata pasien, pada saat ini focus
terletak pada
kornea atau pada lensa mata
 Bila ada kekeruhan pada kornea atau lensa mata akan terlihat
bayangan yang
hitam pada dasar yang jingga
 Selanjutnya didekatkan lagi pada mata, lensa diputar samapai 0
 Sinar difokusakan pada papil saraf optic
 Diperhatikan warna, tepid an pembuluh darah yang keluar dari saraf
optic
 Mata pasien diminta melihat sumber cahaya oftalmoskop yang
dipegang pemeriksa. dan pemeriksa dapat melihat keadaan macula
lutea pasien
 Dilakukan pemeriksaan pada seluruh bagian
Hal-hal yang dinilai
 Pada papil saraf optic :
o Papil edema
o Hilangnya pulsasi lensa saraf optic NORMAL
o Ekstravasasi papil saraf optic pada glaucom
o Atrofi saraf optic
 Pada retina
o Perdarahan subhialoid
o Perdarahan intra retina
o Edema retina
o Edema macula
 Pembuluh darah retina
o Perbaqndingan arteri vena
o Adanya mikroaneurisma dari vena

PATOLOGI
Visual Field

Konfrontasi : Sama dengan Konfrontasi : Sama dengan Cara Pemeriksaan :


pemeriksa pemeriksa -Pemeriksa memberikan instruksi pemeriksaan kepada
pasien dengan jelas.

- Penderita menutup mata kiri dengan telapak tangan kiri,


Alat yang digunakan : telapak tangan tidak boleh
- Tidak ada alat khusus, bisa dengan jari telunjuk menekan bola mata.
atau suatu benda yang warnanya - Pemeriksa duduk tepat di depan pasien dalam jarak antara
menyolok (misalnya ballpen yang ujungnya 60 cm, berhadapan, sama
berwarna merah, dsb). tinggi. Pemeriksa menutup mata kanan dengan telapak
tangan kanan. Lapang pandang
pemeriksa sebagai referensi (lapang pandang pemeriksa
harus normal). Mata pasien
melihat mata pemeriksa.
- Objek atau ujung jari pemeriksa digerakkan perlahan-lahan
dari perifer ke sentral
(sejauh rentangan tangan pemeriksa kemudian digerakan ke
central)dari delapan arah
pada bidang di tengah-tengah penderita dan pemeriksa.
- Lapang pandang pasien dibandingkan dengan lapang
pandang pemeriksa.
- Kemudian diperiksa mata sebelahnya.
- Menyebutkan hasilnya:
hasil
Lapang pandang penderita luasnya
sama dengan lapang pandang
pemeriksa.
 Lapang pandang penderita lebih
sempit dari lapang pandang
pemeriksa
(sebutkan di daerah mana yang
mengalami penyempitan)
Pemeriksaan Umum

Tinggi badan 155 Cm

Berat badan 45 Kg

Tekanan darah 110/70 mmHg

Nadi 78 kali/menit

Suhu 36,40C

Pernapasan 18 kali/menit

Kerdiovaskuler BJ I-II regular, murmur (-), gallop (-)

Traktus gastrointestinal Tidak ada keluhan

Paru-paru Vesicular (+/+), wheezing (-/-), rhonki


(-/-)
Neurologi Tidak dilakukan
Diagnosis : menyimpul kan dari hasil
anamnesis pemeriksaan fisik dan Diagnosis : Hordeolum Eksterna Oculi Dextra
pemeriksaan penunjang yang di lakukan
Diffrential Diagnosa :
Differential diagnosi : di angkat dari - Chalazion
beberapa keluhan pasien yang belum di - Blefaritis
singkirkan dari pemeriksaan lanjutan, atau
Penatalaksanaan :
pemeriksaan yang kita lakukan
Penatalaksaanan : mengikuti dari hasil Farmakoterapi
diagnosis pasien - Chloramphenicol/8 jam/ung. OD
Prognosis : sesuai dari diagnosis pasien, B. Edukatif
sesuai dari keadaan pasien dari umur, jenis - Cuci tangan rutin dengan menggunakan sabun
kelamin, atau penyakit penyerta dll - Kompres hangat 3-4 kali sehari (selama 10
menit)
Prognosis :
Quo ad vitam : dubia ad bonam
Quo ad functionam : dubia ad bonam
Quo ad sanationam : dubia ad bonam
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai