Anda di halaman 1dari 65

ASESMEN DALAM

PEMBELAJARAN ANAK USIA


DINI
Oleh
Sasmiyati. M.Pd
Pengawas TK
Dinas Pendidikan Kabupaten Sleman
Materi 1. Fungsi asesmen dalam pembelajaran anak usia dini

Apa itu asesmen?

Proses mengumpulkan dan menganalisa, hingga melaporkan informasi berdasarkan hasil


pengamatan terhadap suatu perilaku. Pada konteks pendidikan, asesmen digunakan oleh guru
untuk melihat sejauh mana kemajuan atau ketercapaian pembelajaran yang dilakukan peserta
didik melalui perilaku yang ditampilkan anak (Meisels, 2001). Oleh karenanya, perilaku teramati
yang ditampilkan oleh anak dalam proses kegiatan belajar merupakan indikator ketercapaian dari
tujuan pembelajaran yang ditetapkan oleh guru.

Pada pendidikan anak usia dini, guru perlu


mengumpulkan informasi mengenai segala bentuk
perilaku anak yang teramati. Perilaku teramati ini
dapat menjadi indikator untuk menentukan
ketercapaian tujuan pembelajaran.
Materi
Materi1.3.Fungsi
Fungsiasesmen dalam pembelajaran anak usia dini
dari Hasil
Asesmen
Mengapa perlu melakukan asesmen dalam
pembelajaran anak usia dini?
Asesmen diperlukan untuk nantinya digunakan oleh
dua pihak yaitu guru dan orang tua anak. Berikut
adalah fungsi dari asesmen untuk guru maupun
untuk orang tua.
● Untuk guru, hasil asesmen ini dapat digunakan
untuk melakukan evaluasi terhadap kegiatan
pembelajaran yang selanjutnya dijadikan
rujukan untuk memperbaiki pembelajaran
selanjutnya.
● Hasil asesmen juga disampaikan kepada orang
tua agar orang tua dapat membantu membina
dan menguatkan kemampuan anak di rumah.
Pada konteks ini, hasil asesmen yang
disampaikan untuk orang tua akan termuat
dalam laporan hasil belajar peserta didik.
Prinsip pengambilan data dalam asesmen untuk anak usia dini
Pengambilan data dalam proses asesmen anak usia dini perlu mengikuti
prinsip yang autentik. Artinya, guru hanya mendokumentasikan apa
yang mereka lihat dan dengar, sehingga meniadakan asumsi dan
interpretasi mengenai apa yang sedang anak pikirkan, rasakan atau
berniat lakukan.

Prinsip asesmen ini mengajak guru untuk melihat anak dengan


menggunakan growth-mindset (“anak pasti bisa, asal mendapatkan
pembinaan yang tepat”). Prinsip asesmen ini juga memberikan ruang
bagi anak untuk berperilaku berbeda, sesuai dengan minat dan
kemampuannya.

Prinsip asesmen ini perlu menjadi alternatif tipe asesmen yang


berpotensi menimbulkan stress pada anak, seperti testing.

Sumberr: The Institute’s Authentic Pengambilan data, khususnya untuk asesmen sumatif pada anak usia
Assessment Specialists guide
dini, disarankan untuk dilakukan dalam durasi dan jangka waktu lama
misalnya satu hingga dua pekan.
Prinsip pengambilan data dalam asesmen untuk anak usia dini
Apa saja yang termasuk perilaku teramati?
Pada anak usia dini, perilaku yang teramati
adalah segala hal yang dibuat, ditulis,
digambar, dikatakan, dan dilakukan oleh anak.
Artinya, segala hal yang dapat kita amati
secara langsung misalnya mulai dari tingkah
laku, proses kerja saat membuat hasil karya,
maupun celotehan anak.
Hal-hal yang ditampilkan anak tersebut
merupakan data perilaku yang berguna dan
penting untuk diamati oleh guru sebagai data
asesmen (Tayler, Flottman, & Stewart, 2011).
Prinsip pengambilan data dalam asesmen untuk anak usia dini
Mengapa penting merujuk pada perilaku yang teramati saat melakukan asesmen pada anak usia
dini?
a) Anak usia dini berkembang dan belajar dengan cara mengeksplorasi, bermain, hingga
berinteraksi dengan lingkungan sosialnya. Perkembangan capaian belajar anak tidak akan
dapat diperoleh dengan utuh jika guru hanya mengandalkan satu informasi saja. Apalagi jika
yang digunakan adalah hasil dari satu kali pelaksanaan kegiatan.

b) Dengan mengamati dan mendengarkan anak selama proses berkegiatan, guru dapat
menemukan berbagai hal seperti perkembangan anak, strategi penyelesaian masalah,
keterampilan, hingga minat anak.

c) Melakukan pengamatan dan observasi pada proses kegiatan belajar anak usia dini akan
membantu guru lebih memahami anak. Hal ini karena setiap anak memiliki kemampuan yang
berbeda-beda. Dengan berfokus pada perilaku teramati, guru akan lebih memahami
tantangan / kesulitan yang dialami anak, maupun upaya yang dilakukan anak untuk mengatasi
kesulitan yang dihadapi. Ini akan mengurangi kecenderungan untuk melabelkan anak
mampu/tidak mampu dan memberikan ruang untuk guru memproses informasi berdasarkan
perilaku-perilaku yang ditampilkan anak.
Prinsip pengambilan data dalam asesmen untuk anak usia dini
Contoh ilustrasi hal yang dapat kita peroleh dari mengamati anak usia dini berproses
dalam kegiatan belajar (Forman & Hall, 2013)

a) Ketika mengamati anak bermain, saya dapat


menemukan hal yang mereka sukai/minati
b) Ketika saya mengamati anak berkegiatan sehari- hari
di sekolah, saya dapat melihat perkembangan yang
dimunculkan anak maupun keterampilan apa yang
sudah dicapai/perlu dikuatkan anak
c) Ketika saya melihat anak menyelesaikan tantangan
yang diberikan di kelas, saya tahu strategi
penyelesaian masalah yang mereka miliki dan
gambaran daya juang/ motivasi anak
d) Ketika saya melihat anak berinteraksi dengan orang
lain, saya jadi tahu bagaimana kemampuannya
membangun hubungan sosial dengan orang lain
Latihan Pemahaman: Prinsip pengambilan data pada asesmen PAUD
Jawaban kegiatan refleksi Modul 5

Perilaku teramati Asumsi


A dapat menyebutkan sifat-sifat Tuhan (Maha A paham konsep Tuhan
Baik,
Maha Penyayang)
A memiliki pemahaman yang unik saat diminta A anak yang kreatif
menggambar tomat. Ia menjelaskan alasan
mengapa tomatnya berwarna ungu, karena
cuaca di hari tersebut sangat dingin.
A dapat menjelaskan fungsi dari alat-alat A merupakan anak yang cerdas. Ia sangat
makan yang dibawanya saat pelajaran percaya diri dan berani menghadapi tantangan
Bahasa Indonesia yang diberikan guru.
A membantu B ketika ia melihat B kesulitan A anak yang baik dan penyayang
membawa beberapa barang di tangannya.

A menunjukkan ekspresi senang dan A selalu antusias mengikuti kegiatan belajar di


langsung menghampiri berbagai alat peraga kelas
dan buku yang ada di kelas.
Latihan Pemahaman: Prinsip pengambilan data pada asesmen PAUD
Jawaban kegiatan refleksi Modul 5

Perilaku teramati Asumsi


A mampu membereskan peralatan makan dan mencuci A anak yang mandiri dan taat aturan sekolah
tangan sebelum maupun setelah kegiatan makan
bersama.

Pada beberapa kegiatan, A sering meminta bantuan A anak yang pemalu dan tidak berani mencoba hal baru
kepada guru ketika ia mengalami kesulitan

A dan B menunjukkan inisiatif untuk mengangkat tangan A dan B memiliki motivasi belajar yang baik
setiap guru memberikan kesempatan anak-anak tampil
ke depan menceritakan gambarnya

A bersedia membantu guru mengambil beberapa buku di A menjadi teladan bagi teman-teman di kelas karena ia
meja dan membagikannya kepada teman-teman di kelas anak yang rajin dan cekatan

A tampak belum mampu melakukan beberapa gerakan Kemampuan motorik kasar A belum berkembang dengan
dengan seimbang seperti melompat dan berdiri dengan optimal
satu kaki.
Prinsip pengambilan data dalam asesmen untuk anak usia dini
Agar dapat mengamati perilaku atau kemampuan yang teramati yang sesuai dengan tujuan pembelajaran,
maka kita perlu menentukan indikator ketercapaian tujuan pembelajaran terlebih dahulu.

Indikator ketercapaian tujuan pembelajaran membantu pendidik untuk


mengukur “apakah tujuan pembelajaran yang saya tetapkan telah tercapai?”
Kemampuan untuk menyusun indikator ketercapaian sangatlah penting
untuk:
1. memastikan ketercapaian tujuan pembelajaran tidak berbasis asumsi,
2. Melaporkan kemajuan anak kepada orang tua dengan efektif karena
disertai dengan informasi capaian anak yang konkret sehingga mudah
dicerna oleh orang tua. Informasi yang konkret tersebut akan
memudahkan penyusunan solusi tindak lanjut yang konkret juga,
sehingga orang tua dapat turut menguatkan di rumah.
Dalam menyusun indikator ketercapaian tujuan pembelajaran, ingatlah untuk
menggunakan perilaku atau kemampuan yang teramati.
Mari ikuti latihan pemahaman berikut untuk penguatan pemahaman:
contoh penyusunan indikator ketercapaian tujuan pembelajaran
Berikut adalah contoh indikator ketercapaian tujuan pembelajaran yang disusun untuk membantu
mengungkap tujuan pembelajaran yang sudah ditetapkan di satuan.

Contoh tujuan pembelajaran Tujuan pembelajaran di kelas Contoh indikator ketercapaian tujuan
di lingkup satuan pendidikan pembelajaran
(Kelompok usia 5 - 6 tahun) (dapat dilihat, dapat didengar)

TP: Anak menunjukkan minat Ide utama yang dibangun melalui 1. Anak tidak menunjukkan keberatan
dan memahami cara ragam kegiatan pembelajaran saat diajak menghasilkan sebuah
menjaga alam di sekitarnya selama satu pekan: karya
2. Anak membuat hasil karya tentang
TP: Anak menunjukkan minat Anak memahami bahwa alam
menjaga alam
untuk ide dan perasaan dapat rusak akibat cara hidup
3. Anak menyebutkan hal yang dapat
melalui berbagai media manusia, dan ada ragam cara
dilakukan manusia untuk menjaga
(coretan, gambar, hingga untuk menjaganya melalui gaya
alam dengan lebih baik melalui hasil
tulisan) hidup berkelanjutan.
karyanya
4. Anak buang sampah pada tempatnya

Dari contoh ini, coba kita latihan membuat dengan mengambil contoh tujuan pembelajaran pada tabel
diatas, perilaku apa lagi yang dapat kita amati untuk dijadikan indikator ketercapaian tujuan
Prinsip pengambilan data dalam asesmen untuk anak usia dini
Mari kita rangkum a) Anak usia dini berkembang dan belajar dengan cara mengeksplorasi,
bermain, hingga berinteraksi dengan lingkungan sosialnya.
Karenanya, untuk mendapatkan informasi tentang capaiannya, perlu
menerapkan prinsip asesmen autentik yang memantau perilaku
atau kemampuan yang teramati. Untuk memperoleh data ini, dapat
menggunakan teknik seperti observasi dan atau penilaian kinerja yang
tidak terpaku pada satu waktu yang sempit

b) Agar tidak terlalu banyak data, guru perlu menetapkan indikator


ketercapaian tujuan pembelajaran terlebih dahulu. Indikator ini
seperti lensa yang membingkai proses pengamatan guru sehingga
data yang didokumentasi memang diperlukan sebagai bukti
ketercapaian tujuan pembelajaran.

c) Karena data perilaku atau kemampuan yang ingin dipotret jelas, maka saat menyusun laporan
hasil belajar, guru tidak terlalu repot dengan memilah data asesmen mana yang ingin
digunakan. Cukup menampilkan tujuan pembelajaran; bukti ketercapaian (diambil dari data
asesmen sumatif ataupun pengamatan sehari-hari jika dirasa relevan), serta rekomendasi tindak
lanjut yang perlu dilakukan orang tua untuk menguatkan capaian anak di rumah.
Teknik dan Instrumen Asesmen untuk Anak Usia Dini

Teknik pengambilan data perlu dilakukan dengan


mengutamakan kondisi yang autentik yaitu pengamatan
yang alami dan apa adanya yang ditampilkan anak. Oleh
karenanya, durasi pengambilan data tidak dilakukan dalam
jangka waktu singkat atau dalam satu kali kegiatan.

Pengambilan data untuk asesmen anak usia dini disarankan


untuk dilakukan dalam durasi dan jangka waktu lama
misalnya satu hingga dua pekan. Tujuannya agar perilaku
yang diperoleh dapat mengungkap kemampuan anak secara
utuh.

Melihat tujuan dari asesmen adalah mengamati perilaku


autentik anak, maka teknik yang digunakan untuk
pengambilan data adalah teknik observasi dan kinerja.
Sedangkan instrumen asesmen adalah alat bantu yang
digunakan untuk membantu guru mengumpulkan data
berdasarkan teknik asesmen yang digunakan.
Teknik Asesmen untuk Anak Usia Dini

Teknik observasi
● Merupakan teknik utama dan terpenting yang perlu dimiliki
pendidik terutama saat mengajar anak usia dini karena proses
pengambilan data dilakukan secara autentik.

● Penilaian peserta didik yang dilakukan secara


berkesinambungan melalui pengamatan perilaku
diamati secara berkala. yang
● Pendidik mengumpulkan informasi berdasar apa yang dilihat
dan didengar tanpa melibatkan pandangan personal
observer. Hanya fakta. Ini mengandung makna bahwa
observasi selalu bersifat objektif karena memandang anak
sebagaimana adanya.
● Hal yang dapat diobservasi yaitu pengalaman bermain anak
dan celoteh, karya, serta cara anak membangun hubungan
dengan orang lain dan material-material yang disiapkan guru
Teknik Asesmen untuk Anak Usia Dini

Teknik kinerja
● Penilaian memberikan kesempatan anak untuk mendemonstrasikan dan mengaplikasikan
pengetahuannya ke dalam berbagai macam konteks sesuai dengan kriteria yang ditentukan pendidik.
● Teknik kinerja dilakukan dengan mengumpulkan data melalui penilaian terhadap kegiatan yang
mengajak anak untuk praktik, menghasilkan produk, melakukan projek, dan atau membuat portofolio
● Penting untuk diperhatikan bahwa guru tidak perlu memberi kegiatan yang “memenjara” anak, yaitu
semua hasil karya seragam antara satu anak dengan anak yang lain, sesuai perintah guru.
Instrumen Asesmen untuk Anak Usia Dini

Teknik observasi dan instrumennya


● Lembar observasi atau ceklis yaitu daftar informasi, data, ciri-ciri,
karakteristik, atau elemen yang dituju.
● Catatan anekdotal: bentuknya tertulis atau bisa pula foto berseri yaitu
catatan singkat hasil observasi yang difokuskan pada performa dan
perilaku yang menonjol, disertai latar belakang kejadian dan hasil analisis
atas observasi yang dilakukan.
● Dokumentasi hasil karya anak yaitu kumpulan hasil karya anak dapat
berupa foto untuk kemudian guru memberikan keterangan berdasarkan
cerita anak terhadap hasil karyanya
Teknik kinerja dan instrumennya
● Lembar observasi
● Lembar catatan anekdotal
● Portofolio yaitu kumpulan hasil karya anak yang menunjukkan rekam jejak
pembelajaran anak dalam kurun waktu tertentu. Umumnya, portofolio
berbentuk folder yang di dalamnya berisi kumpulan foto, hasil karya anak,
dan berbagai hasil pekerjaan anak lainnya.
Latihan pemahaman: memilih teknik dan instrumen yang tepat untuk anak usia dini

Simak dan analisislah kasus berikut.

Seorang guru PAUD akan melakukan penilaian terhadap 10 anak


didiknya di kelompok usia 5 - 6 tahun, untuk mengukur tujuan
Refleksikan dengan pertanyaan pemantik
pembelajaran di akhir triwulan kedua. Berikut adalah tujuan berikut.
pembelajarannya.
“Apakah teknik dan instrumen yang
TP 1. Anak menunjukkan minat dan respon positif pada kegiatan awal dipilih guru sudah tepat?”
membaca (seperti mendengarkan, merespon cerita yang dibacakan,
mengaitkan cerita dengan gambar). - Jika sudah, berikan alasan Anda.
TP 2. Anak menunjukkan ketertarikan dan berpartisipasi aktif dalam - Jika belum, apa yang harus dilakukan
kegiatan pengenalan simbol, bunyi dan bentuk huruf pada teks yang
ditemui di sekitarnya. guru untuk memperbaiki caranya
melakukan asesmen?
Untuk mengukur kedua TP tersebut, guru meminta anak satu
persatu ke depan kelas menceritakan gambar yang ditentukan
oleh guru. Selain itu, guru meminta anak memilih huruf-huruf
yang disebutkan oleh guru.

Guru menggunakan instrumen ceklis untuk menilai anak mampu


atau tidak melakukan aktivitas yang diberikan. Kegiatan ini
disusun oleh guru dalam satu hari kegiatan.
Latihan pemahaman: memilih teknik dan instrumen yang tepat untuk anak usia dini
Berdasarkan kasus sebelumnya, cara pelaksanaan asesmen yang dilakukan guru masih belum tepat.
Berikut adalah pembahasannya.

Identifikasi masalah Kesimpulan Tindak lanjut


Seorang guru PAUD akan melakukan penilaian terhadap ● Asesmen dilakukan dengan bentuk tes Apa yang dapat diperbaiki?
10 anak didiknya di kelompok usia 5 - 6 tahun, untuk yaitu memanggil satu persatu dan
mengukur tujuan pembelajaran di akhir triwulan kedua. semua kontrol ada di guru. Ini TIDAK ● Guru perlu menentukan terlebih dahulu indikator
Berikut adalah tujuan pembelajarannya. TEPAT. ketercapaian tujuan pembelajarannya
→ kondisi ini rentan menimbulkan ● Menentukan waktu pengambilan data dan durasi
TP 1. Anak menunjukkan minat dan respon positif pada stres pada anak sehingga kemampuan dalam jangka waktu tertentu. Mari kita ingat kembali.
kegiatan awal membaca (seperti mendengarkan, sesungguhnya tidak akan muncul. Kemampuan anak usia dini sangat dinamis. Kondisi
merespon cerita yang dibacakan, mengaitkan cerita Teknik observasi yang dilakukan tidak belajar akan sangat menentukan bagaimana perilaku
dengan gambar). mendukung pengambilan data anak dapat tampil dengan optimal. Jika dilakukan
TP 2. Anak menunjukkan ketertarikan dan berpartisipasi asesmen. dalam satu hari, akan tampak tidak adil bagi anak,
aktif dalam kegiatan pengenalan simbol, bunyi dan ● Asesmen dilakukan dalam satu hari karena hanya dengan satu hari ia ditentukan mampu
bentuk huruf pada teks yang ditemui di sekitarnya. dengan menggunakan instrumen ceklis. / tidak mampu.
Ini TIDAK TEPAT. ● Jika melihat tujuan pembelajaran yang ingin diukur,
Untuk mengukur kedua TP tersebut, guru meminta anak guru juga dapat menggunakan catatan anekdotal
→ kemampuan anak yang yang
satu persatu ke depan kelas menceritakan gambar yang sebagai catatan personal untuk memperkuat ceklis
teramati akan muncul dari lingkungan
ditentukan oleh guru. Selain itu, guru meminta anak yang sudah disiapkan.
belajar yang aman. Mari ingat kembali
memilih huruf-huruf yang disebutkan oleh guru. ● Asesmen perlu dilakukan dalam bentuk kegiatan
materi sebelumnya. Pengambilan data,
tidak dapat dilakukan dalam satu hari, sehingga menyenangkan untuk anak. Guru dapat
Guru menggunakan instrumen ceklis untuk menilai meminta anak menggambar bebas, kemudian
anak mampu atau tidak melakukan aktivitas yang meski dengan observasi dan ceklis.
menceritakan hal yang digambar dan memberikan
diberikan. Kegiatan ini disusun oleh guru dalam satu hari makna pada goresan-goresan gambar yang
kegiatan. dibentuk.
Mari berefleksi.

Penting untuk diperhatikan bahwa ketika


melakukan asesmen, silakan memilih teknik dan
instrumen asesmen yang disesuaikan dengan
kemudahan dan kebutuhan asesmen.
Tentunya, yang dapat membantu mengungkap
indikator ketercapaian tujuan pembelajaran.
Bapak/Ibu tidak diharuskan menggunakan
seluruh teknik dan instrumen.
Mari berefleksi

Pada kegiatan sebelumnya, Bapak dan Ibu telah


mempelajari teknik dan instrumen asesmen yang
dapat digunakan untuk mengambil data.
Lalu pertanyaan selanjutnya adalah, kapan saja
pengambilan data asesmen dilakukan? Apakah
setiap hari? Apakah dalam waktu- waktu tertentu
saja? Atau kapan saja?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, kita akan
mempelajari
tentang fungsi asesmen formatif dan sumatif.
Asesmen Formatif dan Sumatif

Jawablah Pernyataan-pernyataan ini di sebuah


kertas dengan jawaban ‘ya’ atau ‘tidak’
1.Setiap hari saya melakukan asesmen untuk
menilai ketercapaian
tujuan pembelajaran setiap anak.
2.Ada hari-hari tertentu ketika saya tidak
melakukan penilaian apapun
3.Saya menggunakan data asesmen harian
untuk menyusun laporan hasil belajar
anak
Materi 6. Asesmen Formatif dan
Sumatif
Pernyataan 1.
Setiap hari saya melakukan asesmen untuk menilai ketercapaian tujuan
pembelajaran setiap anak
Materi 6. Asesmen Formatif dan Sumatif

Pernyataan 1.
Setiap hari saya melakukan asesmen untuk menilai ketercapaian tujuan
pembelajaran setiap anak awal dilakukan untuk melabel anak mampu dan
tidak mampu

TIDAK TEPAT

● Asesmen harian (FORMATIF) lebih untuk


merefleksikan proses pembelajaran hari itu, BUKAN
untuk menilai ketercapaian tujuan pembelajaran dan
tidak perlu dilakukan untuk setiap anak.
● Asesmen untuk menilai ketercapaian tujuan
pembelajaran setiap anak adalah ASESMEN
SUMATIF yang dilakukan di akhir periode
pembelajaran.
Asesmen Formatif dan Sumatif

Setidaknya ada 2 jenis asesmen:


1. Asesmen Formatif, yang dapat terbagi
menjadi 2 bagian
a. Asesmen awal
b. Asesmen harian
1. Asesmen Sumatif
Pada kesempatan kali ini. Kita akan
membahas asesmen Formatif point b dan
Asesmen Sumatif Asesmen formatif.

Asesmen Awal

Asemen harian.
Asesmen
Asesmen sumatif.
Asesmen Formatif dan Sumatif
1. Jika Bapak/Ibu menilai ketercapaian tujuan pembelajaran setiap hari, artinya Bapak/Ibu melakukan
asesmen sumatif setiap hari.

Sebaiknya, setiap hari Bapak/Ibu melakukan asesmen formatif yang bertujuan untuk merefleksikan proses
belajar anak sehingga dapat membantu Bapak/Ibu memperbaiki proses pembelajaran selanjutnya.

Asesmen Harian Asesmen Sumatif


Fungsi Hasil asesmen harian saya gunakan untuk melakukan refleksi Agar saya
terhadap proses pembelajaran. mendapatkan
informasi tentang
Dalam proses refleksi, Bapak/Ibu dapat tetap merujuk pada tujuan
ketercapaian tujuan
pembelajaran yang ditetapkan, namun fungsinya lebih untuk
pembelajaran yang
melihat ‘apakah proses belajar hari itu membantu anak untuk
telah saya tetapkan.
semakin menguasai tujuan pembelajaran yang ditetapkan?’ dan
tidak disarankan sebagai data penyusunan laporan hasil belajar Informasi tersebut
anak. merupakan data yang
akan digunakan untuk
Jika hasil refleksi menunjukkan bahwa proses belajar hadi itu
penyusunan laporan
belum membantu anak dalam mencapai tujuan pembelajaran
hasil belajar anak.
yang ditetapkan, maka perlu ada perbaikan strategi pembelajaran
di hari selanjutnya.
Asesmen Formatif dan Sumatif
2. Jika Bapak/Ibu menilai ketercapaian tujuan pembelajaran setiap hari, artinya Bapak/Ibu melakukan
asesmen sumatif setiap hari.

Hal ini tidak sesuai dengan prinsip asesmen sumatif yang seharusnya dilakukan setelah anak diberi
waktu tertentu untuk mempelajari hal-hal yang menjadi tujuan pembelajaran.

Asesmen Harian Asesmen Sumatif


Waktu Saya dapat melakukan asesmen harian Saya dapat melaksanakan asesmen sumatif setelah seluruh
Pelaksanaan sepanjang atau di tengah kegiatan yang dirancang untuk mencapai tujuan
kegiatan/langkah pembelajaran. pembelajaran (learning goals) selesai dilakukan.
Umumnya, ini menjadi penanda selesainya satu unit
pembelajaran yang tertuang dalam sebuah rencana
pembelajaran/ modul ajar.

Saya perlu melaksanakan asesmen ini dalam kurun waktu


tertentu, dan tidak harus dalam kurun waktu 1 hari karena
yang utama adalah peserta didik dapat melakukan kegiatan
secara alami dan proses pengambilan data berjalan secara
autentik.
Materi 6. Asesmen Formatif dan Sumatif

3. Jika Bapak/Ibu menilai ketercapaian tujuan pembelajaran setiap anak, setiap hari, artinya Bapak/Ibu
melakukan asesmen sumatif setiap hari.

Bapak/Ibu memang perlu mengambil data setiap anak jika sedang melakukan asesmen sumatif. Namun,
untuk keperluan asesmen formatif, Bapak/Ibu dapat mengambil potret proses pembelajaran sebagian
besar anak di kelas, atau anak-anak tertentu saja. Hal ini sesuai dengan fungsi asesmen formatif yang
titik beratnya lebih pada untuk menilai efektivitas proses pembelajaran di sebuah kelas, bukan untuk
memotret capaian tiap anak terhadap tujuan pembelajaran yang ditetapkan

Asesmen Harian Asesmen Sumatif


Siapa saja yang Dapat merupakan gambaran umum proses Setiap anak
perlu saya nilai? pembelajaran sebagian besar anak, atau anak-
anak tertentu yang mendapat catatan khusus.
Materi 6. Asesmen Formatif dan Sumatif

Pernyataan 2. Ada hari-hari tertentu ketika saya tidak melakukan penilaian apapun.
Materi 6. Asesmen Formatif dan Sumatif

Pernyataan 2. Ada hari-hari tertentu ketika saya tidak melakukan penilaian


apapun.

TIDAK TEPAT

Setiap hari guru tetap perlu melakukan asesmen


(FORMATIF) KARENA asesmen formatif berfungsi untuk
mengetahui efektivitas dari proses pembelajaran
sebelumnya dan memperbaiki proses pembelajaran
selanjutnya.
Materi 6. Asesmen Formatif dan Sumatif

Sesuai dengan karakteristik asesmen formatif, pendidik tetap perlu


melakukan asesmen formatif setiap hari. Untuk waktu pelaksanaannya
tidak harus menunggu hingga pembelajaran berakhir, namun dapat
dilakukan sepanjang proses pembelajaran atau di tengah proses
pembelajaran.

Asesmen formatif perlu dilakukan setiap hari karena dapat membantu


pendidik menilai apakah pembelajaran yang dirancang dapat membantu
anak-anak dalam proses belajarnya mengembangkan kemampuan-
kemampuan yang hendak distimulasi dalam tujuan pembelajaran. Dengan
demikian, pendidik dapat memperbaiki, mengubah atau memodifikasi
strategi pembelajaran sehingga proses belajar lebih bermakna dan dapat
membantu anak menguasai kompetensi-kompetensi yang dirancang
untuknya.

Pendidik disarankan untuk menggunakan teknik dan instrumen refleksi


untuk lebih mempermudah proses asesmen formatif.
Materi 6. Asesmen Formatif dan
Sumatif
Pernyataan 3. Saya menggunakan data asesmen harian (salah satu bentuk
asesmen formatif) untuk menyusun rapor anak.
Materi 6. Asesmen Formatif dan Sumatif

Pernyataan 3. Saya menggunakan data asesmen harian (salah satu bentuk


asesmen formatif) untuk menyusun rapor anak.

TIDAK TEPAT

Penyusunan rapor menggunakan data asesmen


sumatif,
bukan data asesmen formatif
1. Terlalu banyak data akan membuat guru bingung
dalam proses pengolahan data
2. Yang perlu disampaikan ke orangtua/wali adalah
laporan hasil capaian anak yang paling penting
untuk diketahui oleh orangtua agar dapat
ditindaklanjuti.
Materi 6. Asesmen Formatif dan Sumatif
1. Jika Bapak/Ibu menilai ketercapaian tujuan pembelajaran setiap hari, artinya Bapak/Ibu melakukan
asesmen sumatif setiap hari.

Sebaiknya, setiap hari Bapak/Ibu melakukan asesmen formatif yang bertujuan untuk merefleksikan proses
belajar anak sehingga dapat membantu Bapak/Ibu memperbaiki proses pembelajaran selanjutnya.

Asesmen Harian Asesmen Sumatif

Fungsi Hasil asesmen harian saya gunakan untuk melakukan refleksi terhadap Agar saya mendapatkan informasi
proses pembelajaran. tentang ketercapaian tujuan
pembelajaran yang telah saya
Dalam proses refleksi, Bapak/Ibu dapat tetap merujuk pada tujuan tetapkan.
pembelajaran yang ditetapkan, namun fungsinya lebih untuk melihat
‘apakah proses belajar hari itu membantu anak untuk semakin menguasai Informasi tersebut merupakan data
tujuan pembelajaran yang ditetapkan?’ dan tidak disarankan sebagai data yang akan digunakan untuk
penyusunan laporan hasil belajar anak. penyusunan laporan hasil belajar anak.

Jika hasil refleksi menunjukkan bahwa proses belajar hadi itu belum
membantu anak dalam mencapai tujuan pembelajaran yang ditetapkan,
maka perlu ada perbaikan strategi pembelajaran di hari selanjutnya.
Materi 6. Asesmen Formatif dan Sumatif
Mari mengingat kembali fungsi dari asesmen formatif (harian) dengan asesmen
sumatif.
Asesmen Harian Asesmen Sumatif
Fungsi Hasil asesmen harian saya gunakan untuk Agar saya mendapatkan informasi tentang ketercapaian
melakukan refleksi terhadap proses pembelajaran. tujuan pembelajaran (learning goals) yang telah saya
tetapkan sesuai dengan desain alur tujuan pembelajaran.
Dalam proses refleksi, Bapak/Ibu dapat tetap
merujuk pada tujuan pembelajaran yang ditetapkan,
namun fungsinya lebih untuk melihat ‘apakah proses
belajar hari itu membantu anak untuk semakin
menguasai tujuan pembelajaran yang ditetapkan?’
dan tidak disarankan sebagai data penyusunan
laporan hasil belajar anak.

Luara Agar saya dapat menentukan apakah saya Hasil asesmen sumatif saya gunakan untuk menyusun
n memodifikasi pembelajaran atau dapat laporan hasil belajar.
melanjutkan ke tujuan pembelajaran (learning
Laporan hasil belajar ini bertujuan untuk menyampaikan
objective) berikutnya.
informasi perkembangan dan pencapaian belajar peserta
didik kepada orangtua/wali peserta didik saya.
Diskusi dan tanya jawab

“Bapak/Ibu telah mempelajari perbedaan konsep asesmen sumatif dan


asesmen formatif.

- Apakah ada hal-hal yang masih ingin didiskusikan atau dibagikan?


- Apakah dengan mempelajari konsep asesmen sumatif dan
asesmen formatif, Bapak/Ibu mendapat pemahaman baru?
- Apakah kiranya dengan pemahaman baru tersebut, Bapak/Ibu
perlu mengubah praktik asesmen yang selama ini Bapak/Ibu
lakukan?

Mari bagikan pemikiran Anda!”


Modul 5. Materi 5: Penerapan asesmen awal di PAUD
Mari
Berefleksi!
Asesmen awal dilakukan untuk melabel anak mampu dan tidak mampu
Mari Berefleksi!

Asesmen awal dilakukan untuk melabel anak mampu dan tidak mampu

SALAH
Asesmen awal dilakukan untuk membantu guru,
● mengetahui kesiapan peserta didik untuk menerima
pembelajaran yang merujuk pada Capaian
Pembelajaran,
● mengetahui variasi kesiapan peserta didik di kelas
untuk menerima pembelajaran,
● menyusun strategi untuk memenuhi kesiapan peserta
didik yang beragam
Mari
Berefleksi!
Asesmen awal hanya dilakukan saat penerimaan siswa baru
Mari Berefleksi!

Asesmen awal hanya dilakukan saat penerimaan siswa baru

SALAH

Asesmen awal tidak hanya dilakukan saat penerimaan siswa baru. Asesmen awal dapat
dilakukan saat
● sebelum memulai lingkup materi baru;
● di awal tahun ajaran; dan/atau;
● untuk peserta didik baru.

Pada asesmen ini, pendidik dapat melakukan kegiatan yang dilaksanakan lebih dari satu
hari.

Selain itu, laju perkembangan anak berbeda-beda. Meskipun anak-anak di kelas memiliki usia
sama, namun laju perkembangan mereka berbeda-beda. Banyak faktor yang mempengaruhi
laju perkembangan anak. Gizinya saat bertumbuh, kesempatannya berinteraksi dan berkegiatan
di rumah, kualitas pendidikan sebelumnya, dan masih banyak lagi.

Oleh karenanya, guru perlu melakukan asesmen awal untuk mendapat data pemetaan anak-
anak di kelasnya sehingga dapat merancang pembelajaran yang dapat membantu peserta didik
menguatkan kemampuan fondasinya.
Materi 5. Asesmen Awal di PAUD

Asesmen Awal sebagai upaya satuan pendidikan mengenal peserta didik

Mengapa Asesmen Awal perlu dilakukan?

Mari ingat kembali aktivitas refleksi kita di awal kegiatan topik ini.

● Asesmen awal membantu guru memetakan kemampuan anak-anak yang beragam dengan laju perkembangan dan
faktor pendukung perkembangannya yang berbeda-beda. Dengan pemetaan ini, guru akan terbantu dalam
merancang kegiatan pembelajaran yang merujuk pada kemampuan dan kebutuhan peserta didik.

Siapa yang melakukan Asesmen Awal?


● Asesmen awal dapat dilakukan oleh guru PAUD masing-masing
Kapan Asesmen Awal diterapkan?
Asesmen awal dapat dilakukan saat
● sebelum memulai lingkup materi baru;
● di awal tahun ajaran; dan/atau;
● untuk peserta didik baru.

Pada asesmen ini, pendidik dapat melakukan kegiatan yang dilaksanakan lebih dari satu hari.
Materi 5. Asesmen Awal di PAUD

Asesmen Awal sebagai upaya satuan pendidikan mengenal peserta didik

Bagaimana Asesmen Awal diterapkan?

● Asesmen dilakukan melalui pelaksanaan kegiatan pembelajaran. kegiatan-kegiatan tersebut harus mengikuti prinsip-prinsip
berikut ini:
○ Berpusat pada anak dan menyenangkan, artinya asesmen awal tidak menggunakan kegiatan yang bersifat testing (seperti
misalnya memanggil murid satu persatu dan menginstruksikan murid melakukan serangkaian kegiatan) sehingga tidak
memicu kondisi stres pada anak.
○ Sederhana dan realistis, artinya tidak menjadi tambahan pekerjaan yang membebani guru kelas. Asesmen awal dapat
dilakukan sebagai kegiatan yang terintegrasi dengan kegiatan pembelajaran.
○ Bermakna, artinya hasil/ informasi yang diperoleh dari asesmen awal ini tidak sekedar menjadi kelengkapan administrasi
belaka, namun dapat digunakan untuk membantu guru merencanakan pembelajaran yang membantu murid menguatkan
kemampuan fondasinya,

Apakah asesmen awal boleh menggunakan tes?


Tidak. Teknik asesmen yang dapat digunakan oleh pendidik dalam mengumpulkan data mengenai capaian anak, yaitu observasi
dan
kinerja.
Kenapa tidak boleh tes? karena, pertama: tes berpotensi menimbulkan rasa stress pada anak; dan kedua, seperti yang sudah kita bahas di
topik sebelumnya, pada masa ini, tanggung jawab agar anak dapat memiliki kemampuan tertentu, bukan sepenuhnya terletak pada anak.
Melainkan tanggung jawabnya justru ada di guru dan orang tua/wali murid. Artinya, di titik ini, hak anak adalah mendapatkan pembinaan -
bukan pelabelan. Karena berpusat pada niat untuk membina, maka segala bentuk asesmen yang digunakan fungsinya adalah untuk
merancang kegiatan pembelajaran berikutnya yang lebih baik.
Materi 5. Asesmen Awal di PAUD
Asesmen Awal sebagai upaya satuan pendidikan mengenal peserta didik
Apa yang perlu diamati saat melakukan asesmen awal ?

Untuk mempermudah proses identifikasi, kementerian sudah menyusun contoh perilaku/kemampuan yang teramati dari
tiap subelemen yang mendukung elemen-elemen capaian pembelajaran, seperti yang sudah kita lihat bersama-sama di
subtopik 1. Butir-butir inilah yang akan memandu proses pengambilan informasi sebagai bagian dari asesmen awal
pembelajaran.
Satuan pendidikan dapat menambahkan contoh lain, yang dirasa relevan.

Elemen Capaian Pembelajaran Contoh butir perilaku dari elemen capaian pembelajaran
Elemen Nilai Agama dan Budi Pekerti ● mengenali kegiatan-kegiatan ibadah sesuai agama dan kepercayaannya
● menunjukkan sopan santun (tata krama) dan akhlak yang baik dalam bertindak dan berbicara

Elemen Jati Diri ● mampu mengenali emosi orang-orang terdekatnya melalui kemampuannya mengidentifikasi
berbagai ekspresi wajah yang ditunjukkan kepadanya (misalnya ekspresi marah, senang, terkejut,
sedih, dll)
● memiliki gambaran yang positif tentang dirinya untuk membangun kepercayaan diri

Elemen Dasar-dasar Literasi, ● dapat menyebutkan atau menunjukkan perbedaan informasi yang disajikan, dapat membedakan
Matematika, Sains, Teknologi, mana yang nyata dan yang tidak nyata, mana yang benar dan yang salah
Rekayasa, dan Seni ● mampu membilang jumlah benda atau objek dan menggunakan angka sebagai simbol jumlah
objek atau benda
Materi 5. Asesmen Awal di PAUD
Berikut adalah langkah dalam menyusun penerapan asesmen awal bagi guru PAUD

Langkah 1. Tentukan indikator perilaku yang mengungkap elemen capaian pembelajaran yang ingin dipantau

Dapat lebih dari satu!

Langkah 2. Rancang kegiatan yang dapat digunakan untuk mengamati perilaku tersebut

Dapat lebih dari satu!

Langkah 3. Identifikasi elemen CP, durasi, maupun bentuk kegiatan yang dapat digunakan

Pastikan informasi yang ingin diukur mencakup tiga elemen capaian pembelajaran dan sesuai dengan tahapan
perkembangan anak dari peserta didik.

Langkah 4. Dokumentasikan informasi tersebut di lembar observasi. Anda tidak harus merekap informasi per anak. Serupa
dengan prinsip asesmen formatif, informasi dapat berupa kemampuan peserta didik secara umum; serta catatan khusus
untuk tindak lanjut, seperti misalnya peserta didik yang perlu pendampingan lebih lanjut.

Langkah 5. Identifikasi pertimbangan yang perlu masuk ke dalam rancangan kegiatan pembelajaran ke depan
Materi 5. Asesmen Awal di PAUD

Berikut adalah instrumen asesmen awal yang dapat digunakan untuk memperoleh informasi tentang capaian peserta didik.
Rancangan kegiatan pembelajaran yang sudah disusun dimasukkan ke dalam instrumen ini, dan dokumentasikan lah perilaku
peserta didik yang teramati di kolom yang tersedia. Untuk membantu proses pengumpulan data, ada dua pertanyaan
pemantik untuk memandu guru menyimpulkan hasil asesmen awal.

Perlu diingat, lembar ini berupa contoh dan berfungsi sebagai alat bantu (bukan dokumen administratif). Artinya, lembar dapat
dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan.

Jumlah hari pelaksanaan:


Jumlah Peserta didik / kelompok usia

Subelemen dari Contoh perilaku/ Rancangan kegiatan Catatan/Hasil dari Asesmen Awal Rancangan Kegiatan
elemen Capaian kemampuan yang Pembelajaran ke
Pembelajaran perlu diamati (Pertanyaan pemandu: bagaimana depan perlu
Fase Fondasi kondisi capaian peserta didik secara mempertimbangkan
yang ingin umum? Apakah ada peserta didik …
diamati yang perlu perhatian khusus?)
Materi 5. Asesmen Awal di PAUD
Jumlah hari pelaksanaan: 4 hari Contoh lembar asesmen awal yang terisi :
Jumlah anak dalam kelas: 15 anak / kelompok 5 - 6 tahun)

Subelemen dari elemen Capaian Pembelajaran Contoh perilaku kemampuan Rancangan kegiatan Catatan/Hasil dari Asesmen Awal Rancangan Kegiatan
Fase Fondasi yang ingin diamati fase fondasi yang perlu Pembelajaran ke depan
diamati (Pertanyaan pemandu: bagaimana kondisi perlu mempertimbangkan
capaian peserta didik secara umum? Apakah ada …
peserta didik yang perlu perhatian khusus?)

Subelemen Jati Diri ● Anak memiliki koordinasi Kegiatan 1. Permainan “Ibu Ke-15 anak di kelas mampu mengikuti Lebih banyak permainan
Anak menggunakan fungsi gerak (motorik kasar, gerak tubuh yang seimbang Berkata!”. Ketika guru mengucapkan permainan dan telah memiliki koordinasi gerak yang menguatkan
halus, dan taktil) untuk mengeksplorasi dan saat berkegiatan “Ibu Berkata!” anak akan diajak untuk tubuh yang seimbang kemampuan menyimak
memanipulasi berbagai objek dan lingkungan (berjalan/berlari/melompat/ melakukan aktivitas tertentu seperti anak
sekitar sebagai bentuk pengembangan diri. menendang/melempar/mera mengambil benda, bergerak, atau Ada beberapa anak yang kesulitan menyimak
ngkak) apapun. Contohnya, “Ibu berkata, dan terus gagal dalam mengikuti instruksi
● Anak mampu menyimak dan berdiri dengan satu kaki!”. Guru juga walau sudah disampaikan tiga kali berturut-
Subelemen Dasar-dasar literasi, matematika, sains, mengikuti instruksi dapat memberikan instruksi yang turut.
teknologi, rekayasa, dan seni sederhana lebih menantang.
Anak mengenali dan memahami berbagai informasi, ● Anak mampu
mengomunikasikan perasaan dan pikiran secara mengemukakan
pemahamannya melalui Kegiatan 2: Kegiatan berbagi cerita Hampir seluruh anak mampu mengerjakan Mendampingi ananda A
lisan, tulisan, atau menggunakan berbagai media tentang sekolah yang bertemakan hasil karya dengan baik, kecuali ananda A lebih sering agar ananda
serta membangun percakapan media gambar
● Anak mampu mengenal kebersihan, dengan menggunakan yang memilih untuk bermain di pojok balok lebih nyaman dan lebih
Anak menunjukkan minat, kegemaran, dan konsep huruf dan mampu ragam media seperti gambar, loose saja. banyak kegiatan project-
berpartisipasi dalam kegiatan pramembaca dan mengemukakan parts, dan lainnya. Anak based berkelompok agar A
pramenulis. pemahamannya melalui dipersilahkan untuk menambahkan Ada 3 anak yang sudah mengenal konsep mau berinteraksi dengan
atau merincikan ceritanya dengan huruf dan mampu menambahkan kata di hasil teman
tulisan
tulisan (apabila sudah bisa). Anak karya gambarnya. Lainnya memilih untuk
Subelemen Nilai Agama dan Budi Pekerti
● Anak mampu menyampaikan
diajak untuk menjelaskan hasil menggunakan media gambar saja, tidak Kegiatan pembelajaran
gagasannya secara verbal
karyanya). ditambahkan kata-kata. akan mulai dari penguatan
Anak berpartisipasi aktif dalam menjaga ● Anak mengenal cara
menjaga kebersihan keaksaraan: membacakan
kebersihan, kesehatan, dan keselamatan diri Hanya sedikit anak yang sudah mampu
lingkungan sekitarnya buku nyaring, mengenal
sebagai bentuk rasa sayang terhadap dirinya dan mengemukakan pemahamannya mengenai huruf, dan lainnya
rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa sekolah secara verbal dengan baik.
Modul 5. Materi 6: Cara menggunakan atau memodifikasi tujuan
pembelajaran berdasarkan hasil asesmen awal
Materi 6. Cara menyesuaikan tujuan pembelajaran dari hasil asesmen awal

Setelah melakukan asesmen awal dan memperoleh hasil kesimpulan, guru dapat mengakomodir
kegiatan pembelajaran salah satunya dengan cara menyesuaikan tujuan pembelajaran yang sudah
disusun oleh satuan pendidikan.

Dari mana kita bisa memulai?

1. Lihat kembali hasil kesimpulan asesmen awal yang diperoleh


2. Cek tujuan-tujuan pembelajaran yang sudah dialurkan di tingkat satuan pendidikan
3. Sesuaikan tujuan-tujuan pembelajaran yang sudah ditentukan berdasarkan karakteristik dominan
dari anak-anak yang ada di kelas masing-masing

Agar lebih jelas, mari kita coba membahasnya melalui sebuah kasus.
Kegiatan
Materi Inti menyesuaikan
Materi6.2.Cara
Cara 5.menyesuaikan
Latihan Menyesuaikan
tujuantujuan Tujuan
dari Pembelajaran
pembelajaran
pembelajaran hasildari hasil
asesmen asesmen
awal
awal
Berikut ini adalah potongan tujuan pembelajaran/kompetensi dasar dalam rencana pembelajaran 1 semester
yang telah disusun oleh bu Odi untuk peserta didik di kelasnya (kelompok usia 4 - 5 tahun)

Data 1. Rencana Pembelajaran di kelas bu Odi (kelompok usia 4 - 5 tahun) selama 1 semester

Rencana pembelajaran 1 semester (Kurikulum Merdeka)

TP 1. Anak mengenal persamaan dan perbedaan ciri fisiknya dengan


orang lain.
TP 2. Anak bersedia berinteraksi dengan alam. TP 3.
Anak mengenal nama-nama emosi
TP 4. Anak mengenal beberapa strategi untuk menenangkan diri
TP 5. Anak bermain dengan 1-2 teman-nya
TP 6. Anak memilih hal yang disukai
TP 7. Anak berpartisipasi aktif dalam berbagai kegiatan yang
melibatkan motorik halus dan motorik kasar.
TP 8. Anak menyebutkan bilangan secara berurutan
(membilang)
TP 9. Anak mengenali bentuk geometri sederhana dst
Materi6.2.Cara
Materi Cara menyesuaikan
menyesuaikan tujuantujuan pembelajaran
pembelajaran dari hasildari hasil
asesmen asesmen
awal
awal
Data 2. Penggalan Hasil olah data asesmen awal para peserta didik baru di kelas bu Odi

Subelemen dari elemen Capaian Contoh perilaku kemampuan fase Catatan/Hasil dari Asesmen Awal
Pembelajaran Fase Fondasi yang fondasi yang perlu diamati
ingin diamati (Pertanyaan pemandu: bagaimana kondisi capaian peserta didik secara
umum? Apakah ada peserta didik yang perlu perhatian khusus?)

Anak mengenal dan memiliki perilaku Anak senang datang ke sekolah Sebagian besar anak di kelasnya masih menangis dan enggan ditinggal
positif terhadap diri dan lingkungan oleh orangtuanya.
(keluarga, sekolah, masyarakat,
Anak mau mencoba kembali atau Sebagian kecil anak (2 dari 15) terlihat sangat frustasi ketika apa yang
negara, dan dunia) serta rasa bangga
memperbaiki pekerjaannya jika menemui hambatan dalam pekerjaannya
sebagai anak Indonesia yang
melakukan kesalahan
berlandaskan Pancasila.

Anak menunjukkan keingintahuan Sebagian besar anak pasif, lebih suka diam dan bermain sendiri.
dengan mengajukan pertanyaan

Subelemen Dasar-dasar Anak mampu menyimak dan Sebagian besar anak tidak memperhatikan guru saat guru berbicara,
menyampaikan gagasan sederhana mereka masih suka berjalan-jalan keluar kelas dan bermain di halaman
Anak menunjukkan minat, saat kegiatan belajar di dalam kelas.
kegemaran, dan berpartisipasi dalam
kegiatan pramembaca dan Mampu membilang jumlah benda atau Ke-15 anak mampu membilang 1-5 namun kesulitan membilang
pramenulis. objek dan menggunakan angka sebagai bilangan setelah 6
simbol jumlah objek atau benda
Anak mengenali dan menggunakan
konsep pramatematika untuk Menyadari keterhubungan antara Ke-15 anak senang dibacakan buku cerita namun belum dapat
memecahkan masalah di dalam simbol angka/huruf dengan kata dan mengaitkan simbol huruf dengan bunyi suaranya
kehidupan sehari-hari. bilangan
Materi 6. Cara menyesuaikan tujuan pembelajaran dari hasil asesmen awal

Berdasarkan Asesmen Awal, bu Odi disarankan untuk melakukan


penyesuaian atau modifikasi terhadap susunan tujuan pembelajaran.

Mengapa?

Data asesmen awal menunjukkan bahwa sebagian besar anak masih


kesulitan beradaptasi dengan lingkungan yang baru. Mereka masih belum
nyaman dan belum merasa aman di kelasnya sehingga masih menangis
dan masih bersikap pasif. Oleh karenanya, bu Odi perlu membantu anak-
anak tersebut untuk merasa nyaman dan aman dulu di kelasnya sebelum
mereka dapat belajar hal yang lain.

Rasa aman dan nyaman akan membantu anak mengoptimalkan fungsi


kognitifnya sehingga dapat mempelajari hal-hal lain seperti keterampilan
literasi, numerasi, menumbuhkan kreatif, dan keingintahuan akan berbagai
hal di sekitarnya.
Materi 6. Cara menyesuaikan tujuan pembelajaran dari hasil asesmen awal

Berikut ini adalah saran yang perlu diberikan kepada bu Odi.

TP 3, 4, 6, dan 5 menjadi TP 1, 2, 3, dan 4.


Penyesuaian ini dilakukan berdasarkan hasil asesmen awal. Bu Odi akan fokus membantu anak untuk dapat mengenali emosi yang
dirasakannya sehingga kemudian anak dapat melakukan beberapa strategi untuk mengelolanya. Misalnya ketika anak dapat mengenali rasa
sedih yang dirasakannya karena ditinggal orangtua, atau rasa takut yang dirasakannya, anak dapat dibantu untuk mencari kegiatan yang
dapat membantunya mengatasi rasa sedih atau takutnya tersebut. Setelah anak mengenali emosi dan dapat menerapkan strategi sederhana
untuk mengelolanya, bu Odi akan membantu anak agar memiliki hal yang disukai di sekolah. Bu Odi juga akan mendorong terjadinya
pertemanan sehingga anak dapat bermain bersama temannya. Dengan demikian, anak akan merasa nyaman dan aman di sekolah dan dapat
belajar dengan baik.

TP 3. Anak mengenal nama-nama emosi


TP 4. Anak mengenal beberapa strategi untuk menenangkan diri TP 6. Anak memilih
hal yang disukai
TP 5. Anak bermain dengan 1-2 teman-nya

Setelah perkembangan emosi dan sosial anak terbantu, maka bu Odi dapat mengatur tujuan-tujuan pembelajaran selanjutnya sesuai dengan
hasil asesmen awal yang datanya tidak masuk dalam kasus ini.

TP 1. Anak mengenal persamaan dan perbedaan ciri fisiknya dengan orang lain. TP 2. Anak
bersedia berinteraksi dengan alam.
TP 7. Anak berpartisipasi aktif dalam berbagai kegiatan yang melibatkan motorik halus dan motorik
kasar.
TP 8. Anak menyebutkan bilangan secara berurutan (membilang) TP 9. Anak
mengenali bentuk geometri sederhana
Komponen dalam Laporan Hasil Belajar PAUD

Pada PAUD, terdapat beberapa komponen esensial yang perlu diperhatikan oleh guru dalam merumuskan capaian
pembelajaran peserta didik.
1. Data diri peserta didik
2. Informasi kemajuan peserta didik dalam pembelajaran intrakurikuler yang mengacu pada Capaian
Pembelajaran
3. Informasi kemajuan peserta didik dalam projek penguatan profil pelajar Pancasila
4. Refleksi orang tua
5. Narasi ringkas informasi perkembangan peserta didik

Pada setiap komponen esensialnya terdapat pertanyaan pemandu yang


dapat menjadi acuan dan panduan pendidik dalam menarasikan capaian
pembelajaran maupun informasi perkembangan anak.

Berikut adalah contoh format laporan hasil belajar pada Kurikulum Merdeka PAUD
Identifikasi penggunaan data asesmen sebagai sumber informasi pada laporan hasil belajar di PAUD
● Data hasil asesmen mana yang menjadi rujukan pembuatan laporan hasil belajar?

Pendidik menggunakan hasil asesmen sumatif sebagai rujukan penyusunan laporan hasil belajar.

Hal yang penting untuk dipahami dan diperhatikan bahwa pendidik disarankan merujuk pada fungsi dari hasil asesmen
saat membahas mengenai sumber data untuk laporan hasil belajar.

Asesmen formatif berfungsi untuk membantu guru mengevaluasi kegiatan belajar dan merancang pembelajaran di hari
berikutnya. Asesmen ini dapat dilakukan secara umum untuk semua anak. Sedangkan asesmen sumatif, berfungsi untuk
membantu guru melihat sejauh mana ketercapaian pembelajaran peserta didik terhadap tujuan pembelajaran yang sudah
ditentukan. Penerapannya harus untuk setiap peserta didik.

● Apakah artinya saya harus menggunakan asesmen sumatif?


Pendidik dapat memilih untuk menggunakan asesmen yang disesuaikan dengan
kemudahan dan kebutuhan meski jika dikembalikan kepada fungsinya, tujuan
digunakannya asesmen sumatif sebagai rujukan sumber data laporan hasil belajar, pada
dasarnya agar guru tidak terlalu banyak mengolah data harian.

Jumlah informasi atau data yang diperoleh dari asesmen harian akan sangatlah banyak
sehingga akan lebih sulit untuk mengolah data/informasi tersebut saat menyusun
laporan hasil belajar.
Langkah-langkah dalam menyusun laporan hasil belajar peserta didik

Guru TIDAK perlu menuliskan semua perilaku yang ditampilkan anak untuk dirumuskan dalam laporan hasil
belajar. Berikut adalah langkah yang dapat dilakukan guru dalam merumuskan hasil asesmen peserta didik.
a)Pada saat menyusun narasi capaian pembelajaran peserta didik, artinya pendidik perlu merujuk pada
hasil belajar yang mengungkap tujuan-tujuan pembelajaran pada intrakurikuler. Informasi yang dirujuk
adalah tujuan pembelajaran pada Capaian Pembelajaran Fase Fondasi. Penting untuk merujuk pada
panduan pertanyaan pemantik untuk membantu mengarahkan langkah dalam menarasikan capaian
pembelajaran.

b)Informasi perkembangan anak disusun dengan terlebih dahulu


merefleksikan “Apakah ada hal yang penting berkaitan dengan
perkembangan peserta didik yang perlu diketahui orang tua?”
c)Refleksi orang tua dapat menjadi informasi tambahan bagi pendidik,
untuk diberikan oleh orangtua/wali jika terdapat catatan tertentu dari
orang tua/wali yang perlu diperhatikan oleh satuan PAUD.

Penjabaran informasi terkait pertanyaan pemantik untuk memandu narasi


komponen tersebut diatas dapat dilihat lebih rinci sebagai berikut.
Langkah-langkah dalam menyusun laporan hasil belajar peserta didik
Mari kita bahas satu per satu komponen dan pertanyaan pemantik yang dapat digunakan oleh pendidik untuk
menarasikan informasi yang dibutuhkan.

Informasi kemajuan peserta didik dalam pembelajaran intrakurikuler yang mengacu pada Capaian Pembelajaran

Merujuk pada tiga elemen Capaian Pembelajaran. Informasi ini berupa hasil dari kegiatan intrakurikuler yang
bertujuan untuk mencapai tujuan-tujuan pembelajaran (learning goals). Tujuan-tujuan pembelajaran ini merujuk
pada tiga elemen Capaian Pembelajaran, yang kemudian dapat disusun secara logis menjadi alur tujuan pembelajaran
oleh satuan pendidikan atau mengadaptasi contoh alur berdasarkan kebutuhan, laju perkembangan, dan asesmen awal
peserta didik.
Pertanyaan pemantik yang dapat digunakan pendidik untuk membantu menarasikan informasi di atas.
a. Tujuan-tujuan pembelajaran apa saja yang sudah dikuasai/dipelajari oleh peserta didik selama kurun waktu
tertentu?
b. Apa bukti perilaku yang mendukung sudah dikuasainya ketercapaian tujuan-tujuan pembelajaran oleh
peserta didik? (*bukti perilaku merujuk pada perilaku/kemampuan yang teramati yang relevan dengan
indikator ketercapaian tujuan pembelajaran yang sudah ditetapkan)
c. Capaian apa yang belum teramati muncul pada peserta didik dan perlu untuk distimulasi pada kurun waktu
selanjutnya? serta tindak lanjut yang akan dilakukan pendidik untuk menstimulasi capaian yang belum muncul
tersebut?; dan
d. Apa saran/rekomendasi/ajakan yang dituliskan secara konkret bagi orang tua/wali untuk mendukung optimalisasi
poin c di rumah?
Materi 1. Komponen
Langkah-langkah dalamlaporan
dalam menyusun Laporan
hasil Hasil
belajar Belajar
peserta didik
PAUD
Mari kita bahas satu per satu komponen dan pertanyaan pemantik yang dapat digunakan oleh pendidik untuk
menarasikan informasi yang dibutuhkan.

Refleksi Orang Tua

Refleksi orang tua merupakan bagian yang menunjukkan kemitraan satuan PAUD dan keluarga untuk
mendukung tumbuh kembang terbaik bagi anak usia dini, serta pemaknaan bahwa orang tua juga sebagai
sumber belajar. Bagian ini dapat menjadi informasi tambahan bagi pendidik, untuk diberikan oleh
orangtua/wali jika terdapat catatan tertentu dari orang tua/wali yang perlu diperhatikan oleh satuan PAUD.

Hasil pengamatan dan refleksi diri orang tua/wali dapat dilakukan dengan menjawab beberapa
pertanyaan pemantik berikut.

a) Apa yang sudah berkembang pada diri anak saya?


b) Apa saja yang masih perlu dikembangkan pada diri anak saya?
c) Langkah-langkah apa yang dapat saya lakukan untuk membantu anak saya
mengembangkan hal tersebut?
Langkah-langkah dalam menyusun laporan hasil belajar peserta didik

Mari kita bahas satu per satu komponen dan pertanyaan pemantik yang dapat digunakan oleh pendidik untuk
menarasikan informasi yang dibutuhkan.

Narasi ringkas informasi perkembangan peserta didik

Sebelum mengisi bagian informasi perkembangan ini, pendidik dapat merefleksikan “Apakah ada hal yang penting
berkaitan dengan perkembangan peserta didik yang perlu diketahui orang tua?”. Perkembangan peserta didik yang
dimaksud adalah yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan esensial anak usia dini meliputi kesehatan tumbuh
kembang dan imunisasi, serta sehat gizi maupun sehat fisik. Jika perkembangan peserta didik dirasa sudah baik dengan
merujuk pada kebutuhan esensial anak usia dini, pendidik dapat menjelaskan singkat perkembangan baik peserta didik.
Langkah-langkah dalam menyusun laporan hasil belajar peserta didik

Penting untuk diperhatikan!

Inspirasi pertanyaan pemantik berikut bukan menjadi kewajiban untuk dicantumkan seluruhnya dalam informasi
perkembangan peserta didik. Pendidik dapat memilah informasi mana yang perlu dan penting untuk ditindak
lanjuti oleh orang tua untuk membantu mengoptimalkan perkembangan peserta didik di rumah.

Sehat imunisasi ● Apakah ananda sudah mendapatkan imunisasi yang lengkap?


dan tumbuh ● Apakah kondisi tumbuh kembang ananda sesuai dengan dapat dikatakan baik? (pendidik dapat memeroleh informasi ini
kembang melalui buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), bekerjasama dengan unit kesehatan tertentu, atau melakukan pemantauan
tumbuh kembang secara mandiri oleh satuan PAUD dengan menggunakan kartu Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak
(DDTK))
● (Pendidik dapat menambahkan pertanyaan pemantik lainnya yang mengungkap aspek sehat imunisasi dan tumbuh
kembang)

Sehat gizi, ● Apakah ananda mengonsumsi bekal yang bergizi? (menghindari/meminimalisir konsumsi makanan cepat saji;
sehat fisik makanan/minuman yang berpemanis, berpengawet, kurang serat, tinggi gula, garam, dan lemak)
● Apakah satuan menyediakan kebutuhan nutrisi yang baik untuk ananda?
● Apakah ananda sudah terbiasa melakukan perilaku menjaga protokol kesehatan? (seperti cuci tangan sebelum memulai
kegiatan belajar, memakai masker setiap saat kecuali pada saat makan, dan menjaga jarak untuk menghindari penularan).
● Apakah ananda menunjukkan perilaku perawatan diri yang baik? (seperti memelihara kesehatan kuku, rambut , kulit dan
kebersihan diri lainnya)
● (Pendidik dapat menambahkan pertanyaan pemantik lainnya yang mengungkap aspek sehat imunisasi dan tumbuh
kembang)
Langkah-langkah dalam menyusun laporan hasil belajar peserta didik

Bagaimana dengan peserta didik yang akan menyelesaikan pendidikannya di PAUD?

Untuk peserta didik yang akan lulus dari PAUD, pendidik di PAUD perlu memastikan bahwa informasi
perkembangan anak dapat memberikan gambaran perkembangan kemampuan fase fondasi yang
sudah dicapai oleh peserta didik selama menempuh pendidikan di PAUD.

Informasi perkembangan anak ini akan membantu pendidik di jenjang sekolah dasar mendapatkan
gambaran kemampuan anak dan menggunakannya untuk merancang kegiatan pembelajaran yang
sesuai dengan kebutuhan anak dan menguatkan transisi anak dari PAUD ke SD.
Latihan pemahaman: merumuskan informasi hasil belajar anak
Latihan mengolah hasil asesmen untuk dirumuskan menjadi informasi capaian pembelajaran peserta didik

Pada kegiatan ini, Anda bersama dengan kelompok membutuhkan,


a) Studi kasus
b) Post it

Tugas Anda bersama kelompok adalah


1) Merumuskan hasil asesmen ke dalam kertas plano sesuai
panduan salindia
2) Menyusun narasi capaian pembelajaran anak

Waktu kegiatan 15 menit, untuk kemudian beberapa perwakilan


kelompok dapat memaparkan hasil kerjanya.

15 menit
Contoh Kanvas Laporan Hasil Pembelajaran

Tujuan Pembelajaran Bukti Perilaku Apa yang sudah baik Rencana tindak
Pendukung dicapai murid? Lanjut

Indikator
Ketercapaian Tujuan
Pembelajar
Apa yang masih perlu
dikuatkan dengan
dukungan guru dan
orangtua?
Latihan pemahaman: merumuskan informasi hasil belajar anak

Mari berdiskusi!
Bagian mana yang menantang dalam merumuskan hasil asesmen? Mengapa?
Apa strategi yang Bapak/Ibu lakukan sehingga tantangan tersebut dapat teratasi?
Apa yang dapat kita simpulkan?

Bapak/Ibu, penting untuk diperhatikan bahwa ketika


menuliskan laporan hasil belajar, rujukan bukti
perilaku yang sudah dicapai oleh anak dapat dilihat
dari indikator ketercapaian tujuan pembelajaran
yang sudah disusun.

Selain itu, pemberian rekomendasi tindak lanjut


untuk orang tua hendaknya berupa solusi konkret
yang dapat menjawab dukungan terhadap perilaku /
indikator ketercapaian yang belum muncul.
TERIMA
KASIH!

#PAUDBERKUALITAS #PAUDITUPENTING

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan


Teknologi

Anda mungkin juga menyukai