Anda di halaman 1dari 7

​HAL PERLU YANG

DILAKUKAN :
​1. Pada saat memberikan tablet
tambah darah kepada ibu harus
Analisis ibu hamil konsumsi tablet tambah darah di beri edukasi/konseling
tentang pentingnya tablet
tambah darah untuk diminum
oleh ibu hamil dan dampak
apabila ibu hamil tidak
% mengkonsumsi tablet tambah
Jumlah Puskesmas % Ibu % Ibu
Provinsi mengisi by darah bagi ibu dan anak.
Puskesmas Memiliki Jumlah % Ibu hamil hamil hamil
Kab/Kota; Jumlah sasaran Ibu konsumsi TTD konsumsi konsumsi
No Puskesmas Memiliki Stok Stok TTD
Kab/Kota mengisi by Hamil TW1 TTD TTD
TTD cukup cukup
Provinsi TW2 TW3
hingga saat ini hingga saat
ini
1. Kab. Kep. Tanimbar 14 14 100% 2773 93.3% 96.3 96.6
HAMBATAN YANG MASIH
20 36 100 1598 31,41 30,27 70,74 DITEMUI
2. Kab. Maluku Tenggara
3. Kab. Maluku Tengah 36 36 100% 9713 66,33% 68,13% 77,3% - Masih rendahnya
4. Kab. Buru 13 13 13 100% 3067 21.1% 42.5% 63.5% Pengetahuan ibu tentang
5. Kab.Kepulauan Aru 30 30 100% 2434 23,91% 20,21% 23,17% pentingnya tablet Fe bagi ibu
6. Kab. Seram Bagian Barat 22 22 100 4545 24 46 67 hamil
- Ibu hamil tidak
7. Kab.Seram Bagian Timur
22 22 100 3051 12% 11% 4% 4% mengkonsumsi tablet
tambah darah yang
8. Kab. Maluku Barat Daya 21 21 100% 1704 13% 18% 20%
diberikan oleh kader karena
9. Kab. Buru Selatan 13 13 100% 1741 94 % 67.42% 20.93 %
pada saat meminum tablet
10. Kota Ambon
22 22 100 8803 90 86 89 tambah darah ibu merasa
15 15 13 100 10 100 22 100
mual dan bahkan ada yang
11. Kota Tual
muntah.
- Laporan dari Puskesmas
belum semuanya masuk. 1
​UPAYA YANG DILAKUKAN
1.Mengupayakan agar Kab/Kota
menganggarkan dana APBD untuk
peningkatan kapasitas bagi tenaga kesehatan
Analisis ASI Eksklusif untuk dilatih menjadi konselor
2. Mengaktifkan kembali konselor yang
dulunya PNS dan sekarang pensiun agar aktif
kembali untuk menjadi konselor
Provinsi mengisi by Jumlah 3. Perlu adanya peraturan agar setiap ibu
Kab/Kota Jumlah % ASI % ASI % ASI
Kab/Kota; Jumlah Jumlah Jumlah Kader
No memiliki konselor Eksklusif Ekskslusif Eksklusif yang melahirkan menyusui secara eksklusif
Kab/Kota mengisi Puskesmas Konselor PMBA Posyandu terorientasi
Perda ASI ASI ASI/PMBA TW1 TW2 TW3
by Provinsi
1. Kab. Kep. Tanimbar 0 14 1 2 147 28 29.7% 23.9% 29.6%

Ada 20 2 2 238 100 39,65 33,42 40,08


2. Kab. Maluku Tenggara
HAMBATAN YANG MASIH
3. Kab. Maluku Tengah 0 36 2 2 496 576 40,5% 41,5% 35,4%
DITEMUI
4. Kab. Buru 0 13 4 6 149 90 60.6% 60,6 65 - Masih rendahnya edukasi konselor
5. Kab.Kepulauan Aru 0 30 1 30 173 0 61% 66% 63% ASI kepada ibu hamil, menyusui
Kab. Seram Bagian 0 22 4 0 246 0 8,81% 7,2% 6,98% bahkan masyarakat
6. Barat - Rendahnya Pengetahuan ibu tentang
Kab.Seram Bagian 0 22 1 0 248 0 37 34 34 % menyusui secara eksklusif dan PMBA
7. Timur
- Belum ada peraturan daerah yang
Kab. Maluku Barat 0 21 3 2 192 0 17 % 27 % 33 %
8. Daya mengikat agar ibu menyusui secara
9. Kab. Buru Selatan 0 13 4 4 130 120 20 % 25 % 20 % eksklusif
- Tenaga konselor dan tenaga yang
10. Kota Ambon 0 22 5 7 313 84 11,5 12,3 18,6 terlatih PMBA masih kurang
- Banyak konselor yang sudah pensiun
11. Kota Tual 0 15 1 1 94 0 31 31 30 tidak melaksanakan tugasnya sebagai
konselor.
- Dukungan dari pengambil kebijakan
tentang manfaat ASI Eksklusif belum
ada 2
​UPAYA YANG DILAKUKAN

Analisis Balita BB Kurang - Perlu adanya edukasi kepada ibu,


pengambil kebijakan seperti kepala
desa/ibu agar semua ibu- ibu membawa
STATUS anaknya setiap bulan ke Posyandu agar
Provinsi mengisiMETRIK INPUT
Jumlah Jumlah % Balita Jumlah dapat memantau pertumbuhan anaknya
by Kab/Kota; Jumlah Jumlah % Balita Jumlah % Balita % Balita
Balita T
% Balita T
Balita T T Balita T
% Balita T Balita BB
BB Kurang
Balita BB BB Balita BB
BB Kurang - Petugas kesehatan perlu melakukan
No Kab/Kota TW1 TW3 Kurang Kurang Kurang Kurang
mengisi by TW1 TW2 TW2 TW3
TW1
TW1
TW2 TW2 TW3
TW3 konseling terkait dengan pertumbuhan
Provinsi anak.
- Kab. Buru Pemberian PMT Lokal bagi
Kab. Kep. 63 0.6% 1162 12.3% 1504 15.8% 52 0.5% 146 1.5% 305 3.2% balita berat badan kurang selama 2-4
1. Tanimbar
minggu
7327 89,56 7277 89,29 713 89 497 6,7 397 5,4 321 4,4
Kab. Maluku 5
2. Tenggara
Kab. Maluku 6370 40,1% 5968 37,6% 5566 37,2% 2,17% 670 2,78% 3523 18,49% ​HAMBATAN YANG MASIH
3. Tengah 529
4. Kab. Buru 754 9.3% 691 8.6% 712 8.9% 332 4.1% 573 7.1% 404 5.0%
DITEMUI
​- Kurangnya kesadaran orang tua
Kab.Kepulauan 6398 65,04% 5330 54,18% 4365 44,37% 340 5,31% 256 4,80% 292 6,70%
5. Aru tentang pentingnya anak di bawa ke
Posyandu
Kab. Seram 3172 38% 2888 37% 2702 34% 1408 17% 1337 17% 1316 17%
6. Bagian Barat ​- Setiap kali dilakukan penimbangan
Kab.Seram tidak di lakukan konseling secara
5836 63 5137 59 4199 59 327 9,2 271 9,6 219 9,8
7. Bagian Timur mendalam terkait BB anak
8. Kab. Maluku ​Sebagian kecil masyarakat yang
Barat Daya 2442 38 % 2611 39% 2391 41 % 888 14% 830 12,5% 710 12% masih menganggap anak yang berat
badan kurang adalah hal yang biasa
9. Kab. Buru Selatan 5364 71,5 4956 66,1 5540 73,9 662 12,3 % 697 14,0 % 790 14,2 dan merupakan keturunan serta
pengaruh adat setempat

10. Kota Ambon 3715 21,3 4285 24,5 4190 24,9 2154 5,4 855 4,9 732 4,2
3

512 14 312 8 500 14 71 2 141 4 126 3,6


​UPAYA YANG DILAKUKAN
Hal ini dilaporkan juga ke
pemerintah daerah agar balita yang
Balita Gizi Kurang Konsumsi MT lokal belum mendapatkan makanan
tambahan diupayakan dari
pemerintah setempat sehingga
semua balita gizi kurang
Provinsi mengisi by Jumlah % Balita Gizi % Balita Gizi % Balita Gizi
Kab/Kota; Jumlah Puskesmas
Balita Gizi
Kurang
Balita Gizi
Kurang
Balita Gizi
Kurang mendapatkan haknya sama dengan
No Kurang Kurang Kurang
Kab/Kota mengisi by Puskesmas melaksanakan
TW 1
mendapat MT
TW 2
mendapat MT
TW3
mendapat MT balita gizi kurang lainnya.
Provinsi MT Lokal TW1 TW2 TW3

14 14 6 99.1% 7.6 98% 7.8 100%


1. Kab. Kep. Tanimbar

20 19 6,7 24,56 5,4 79,83 4,4 94,26


2. Kab. Maluku Tenggara
​HAMBATAN YANG MASIH
36 36 761 73,25% 582 75,46% 604 76,49% DITEMUI
3. Kab. Maluku Tengah
Untuk Kab yang belum mencapai
13 13 183 100% 235 100% 247 100%
4. Kab. Buru target disebabkan terkendala
dengan dengan dana yang tidak
30 29 6,70% 19,17% 4,80% 75,78% 5,31% 62,35%
5. Kab.Kepulauan Aru mencukupi sesuai dengan jumlah
22 20 530 45% 723 80% 1308 89%
sasaran balita
6. Kab. Seram Bagian Barat PMT Lokal yang dikelola oleh
22 13 438 40 205 89 260 98 kader posyandu ditentukan dengan
7. Kab.Seram Bagian Timur
ketersediaan bahan makanan
21 21 494 7,8% 460 100 % 363 100% setempat sehingga jika waktu
8. Kab. Maluku Barat Daya
waktu tertentu ada beberapa bahan
9. Kab. Buru Selatan
13 13 685 75,8 % 758 83,1 % 738 42 % makanan yang tidak tersedia

22 22 932 100 934 45,8 809 90


10. Kota Ambon
11. Kota Tual 15 15 71 74,65 141 77,3 126 90
4
​UPAYA YANG DILAKUKAN

Balita Gizi Buruk mendapat Tatalaksana 1.Setiap balita yang dirawat harus
mendapatkan perawatan sesuai dengan
tatalaksana gizi buruk.
2. Setiap anak yang datang dirawat tidak
boleh di pulangkan kalau belum sembuh
(layak pulang) dengan rawat jalan.
3. Perlu edukasi kepada orang tua dan bahkan
Provinsi mengisi by Jumlah % % Balita Gizi % Balita % Balita
Puskesmas Puskesmas Buruk Gizi Buruk % Balita Gizi Buruk orang/keluarga yang dianggap mampu
Kab/Kota; Jumlah % Balita Gizi % Balita Gizi memberikan edukasi kepada orang tua agar
No Terlatih Terlatih mendapat mendapat Gizi Buruk mendapat
Kab/Kota mengisi Puskesmas Buruk TW1 Buruk TW2
Tatalaksana Tatalaksana tatalaksana tatalaksana TW3 tatalaksana tidak pulang paksa .
by Provinsi Gizi Buruk Gizi Buruk TW1 TW2 TW3

1. Kab. Kep. Tanimbar 14 4 28.5% 0.2% 88% 0.5% 90% 0.5% 96.3%

2. Kab. Maluku Tenggara


20 3 15 0 0 0,05 100 0 0 ​HAMBATAN YANG MASIH
DITEMUI
3. Kab. Maluku Tengah 36 33 91,6% 0,03 % 78,5% 0,02% 80% 0,03% 85%
​- Masih ada balita gizi buruk yang
4. Kab. Buru 13 2 15.3% 0.05% 100% 0 0 0.02 100% mendapatkan tatalaksana karena dengan
5. Kab.Kepulauan Aru 30 2 6,66% 0,34% 15,3 0,22 45,45% 0,11% 80% alasan apabila balita gizi buruk di rawat
tidak ada yang mencari nafkah buat
Kab. Seram Bagian 22 4 18 `2 100% 3 100% 2 100%
6. Barat keluarga dan tidak ada yang menjaga
Kab.Seram Bagian kakak maupun adiknya bila orang tua
22 4 18 0 0 0 0 0 0
7. Timur meninggalkan mereka di rumah
Kab. Maluku Barat 21 21 100 % 0,1 % 100 % 0,1 % 100% 0,1% 100%
​- Orang tua penderita gizi buruk selalu
8. Daya minta pulang paksa
9. Kab. Buru Selatan 13 4 30,8 % 4 100 2 100 1 100 ​Kab. Buru Banyak anak gizi buruk yang
tidak ada asuransi kesehatan sehingga
22 22 100 100 100 80,9 100 18,2 100
10. Kota Ambon menyulitkan dalam penanganan
11. Kota Tual 15 1 0 0 0 0,2 100 0 0
​-
​ 5
​ UPAYA YANG DILAKUKAN
Bumil KEK Konsumsi MT lokal - Kab. MBD berkoordinasi dengan
Pemda stempat agar di fasilitasi untuk
transportasi uadar apabila lewat lautan
bermasalah.
- Untuk masalah pengelolaan PMT
Provinsi mengisi by Jumlah dengan memahami juknis yang telah
% Bumil % Bumil KEK % Bumil % Bumil KEK % Bumil KEK
Kab/Kota; Jumlah Puskesmas % Bumil
No KEK mendapat MT KEK mendapat MT mendapat MT ada
Kab/Kota mengisi by Puskesmas melaksanakan KEK TW3
TW 1 TW1 TW 2 TW2 TW3 - Kab. Buru dibentuknya tim pelaksana
Provinsi MT Lokal
tk kecamatan
14 14 23.4% 0% 24.8% 100% 25.1% 100% - Kab. Buru Pelatihan tim pelaksana
1. Kab. Kep. Tanimbar
penyediaan PMT Lokal
20 19 2,3 24,32 5,8 72,34 4 93,75
2. Kab. Maluku Tenggara
36 36 22,9% 76,85% 327 96,75% 303 91,09%
3. Kab. Maluku Tengah
13 13 3.6% 100% 7.6% 100% 11% 100% ​HAMBATAN YANG MASIH DITEMUI
4. Kab. Buru
30 29 11,68% 90% 11,58% 90% 11,52% 90%
5. Kab.Kepulauan Aru
Kab. MBD enggan untuk mempihak ke 3 kan biaya
22 20 21,3% 35% 20,4% 56% 21% 75%
6. Kab. Seram Bagian Barat PMT karena takut salah penggunaan dan Kab. MBD
sulit untuk protein hewani apalagi saat musim ombak
22 13 30 37 47 89 44 95 karena protein seperti telur dan ayam di suplai dari
7. Kab.Seram Bagian Timur
Ambon.
21 12 5,6% 100% 5,6% 13% 18% 20% Kab. Bursel dan kab. Lainnya yg belum cukup target
8. Kab. Maluku Barat Daya
dana tidak mencukupi
13 13 24 % 100 % 30 % 100 % 35% 30 % Kab Buru ada yang masyarakat yang menolak
9. Kab. Buru Selatan
diberikan PMT Lokal
22 22 10,9 94,2 14,2 95 14,6 96,5
10. Kota Ambon
15 15 13 100 10 100 22 100
11. Kota Tual

Anda mungkin juga menyukai