Anda di halaman 1dari 64

Konsep Perkembangan

Parasitologi Dasar
Mata Kuliah Dasar Biomedik 2
Program Studi Kesehatan Masyarakat,
Program Sarjana, FIKes UPN Veteran Jakarta
Pertemuan 2
OUTLINE
1. Sejarah
2. Definisi
3. Simbiosis
4. Parasitisme
5. Sebaran Geografis Parasit
6. Daur Hidup Parasit
7. Penularan Penyakit Parasitik
8. Patogenesis
9. Diagnosis Penyakit Parasitik
10. Klasifikasi Parasit
1

SEJARAH
Antonie von • Orang pertama yang menemukan mikroskop lensa
Leeuwenhoek tunggal
(1681) • Mengobservasi Giardia pada feces nya sendiri

• Publikasi ilmiah pertama pada studi tentang protozoal


Louis Pasteur
disease, bagiamana kontrol dan pencegahannya selama
(1870)
investigasi epidemic silk worm disease di Eropa Selatan

Patrick Manson
• Peran nyamuk sebagai vector filariasis
(1878)
Laveran
• Menemukan parasite penyebab malaria
(1880)

• Menunjukkan bahwa transmisi malaria diperantarai oleh


Ronald Ross nyamuk
(1897) • Banyak vectorborne disease ditemukan setelah periode
ini

Pertengahan • Perkembangan ilmu antibiotic, kemoterapi, insektisida,


Abad 20 dan antiparasit
2

DEFINISI
Organisme yang untuk dapat mempertahankan
hidupnya, membutuhkan makhluk hidup lain
Parasit sebagai sumber kehidupannya termasuk
sebagai sumber makanannnya. Mereka tumbuh
dan berkembang biak di dalam host

Ilmu yang mempelajari tentang parasit yang


hidup pada atau di dalam tubuh manusia atau
hewan, baik yang hidup untuk sementara
Parasitologi waktu maupun yang hidup parasitik sepanjang
umurnya di dalam tubuh atau pada permukaan
tubuh inang tempatnya mencari makan untuk
mempertahankan hidupnya.
3

SIMBIOSIS
• Simbiosis adalah hubungan antara dua makhluk hidup
• Bentuk simbiosis:
1. Komensalisme: commensal mengambil keuntungan tanpa membuat host
menjadi sakit. Sebagian besar flora normal dalam tubuh manusia dianggap
sebagai commensals
2. Mutualisme: Hubungan dimana kedua belah pihak saling tergantung secara
metabolik, tidak ada dari kedua belah pihak yg merasa dirugikan. Contoh
klasik: hubungan spesies tertentu dari protozoa, yg berfalgelata yg hidup di
usus rayap. Protozoa sepenuhnya tergantung pada metabolisme karbohidrat
host. Di lain pihak, rayap mampu mensintesis dan mensekresi selulase yg
digunakan rayap dalam pencernaan mereka
3. Parasitisme: hubungan dimana salah satu pihak dirugikan dan pihak lainnya,
sementara parasit dapat diuntungkan dengan tinggal pada host. Contoh:
Cacing Ascaris lumbricoides yg berada di saluran pencernaan manusia, dan
mengambil nutrisi yg dibuthkannya dari manusia sehingga menyebabkan
penyakit pada manusia
Paniker, C.K.J., Ghosh, S. 2013. Paniker’s textbook of medical
parasitology. Jaypee Brothers Medical Publishers (P) LTD
4

PARASITISME
Parasitisme adalah hubungan timbal
balik yang bersifat sementara atau
permanen antara dua organisme
hidup di mana salah satu organisme
(disebut parasit) tergantung
sepenuh hidupnya pada organisme
lainnya (disebut inang atau hospes).
Penggolongan Parasit
No Berdasarkan Penggolongan Definisi
1 Tempat Ektoparasit • Hidup di permukaan tubuh hospes tanpa
hidup menembus jaringan
• Menimbulkan infestasi
• Contoh: lice, ticks, mites
Endoparasit • Hidup dalam tubuh hospes
• Menimbulkan infeksi
• Contoh: sebagian besar protozoa dan
helminth yang menyebabkan penyakit pada
manusia
Free-living • Mengacu pada fase non-parasitic
parasites • Hidup independen dari hospes
• Contoh: fase kista dari Naegleria floweri
Penggolongan Parasit
No Berdasarkan Penggolongan Definisi
2 Cara hidup Obligat • Tidak dapat hidup tanpa hospes
• Contoh: Toxoplasma gondii, Plasmodium
Fakultatif • Dapat hidup baik dalam bentuk parasitic
maupun free-living
Accidental • Dapat menginfeksi hospes yang bukan
biasanya
• Contoh: Echinococcus granulosus menginfeksi
manusia secara aksidental
Aberrant • Terjadi ketika parasite mencapai tempat
dimana dia tidak bisa hidup
• Contoh: Toxocara canis (dog roundworm)
menginfeksi manusia
No Berdasarkan Penggolongan Definisi
3 Waktu Temporer • Berada pasa hospes hanya dalam waktu
sementara
• Hanya hidup parasitik pada tubuh hospes
pada waktu ia membutuhkan makanan,
dan hidup bebas (free-living) di luar
tubuh hospes jika sedang tidak
membutuhkan makanan dari hospes
Permanen • Seluruh masa hidup parasit berada di
dalam tubuh hospes yang menyediakan
makanan selama hidupnya. Di luar tubuh
hospes parasit akan mati.
Penggolongan Hospes
Host/hospes adalah organisme tempat parasite tinggal, menyediakan nutrisi,
perlindungan, dan biasanya berukuran lebih besar daripada parasit

No Berdasarkan Definisi
1 Hospes definitif • Hospes yang menjadi tempat hidup parasit dewasa atau
(final host) parasit matang seksual (sexually mature)
• Contoh: nyamuk berperan sebagai hospes definitive pada
penyakit malaria
• Hospes definitive dapat berupa manusia atau makhluk
hidup lain
• Namun pada sebagian besar infeksi parasite pada
manusia, manusia adalah hospers definitive (contoh:
filaria, hookworm
No Berdasarkan Definisi
2 Hospes perantara / • Hospes tempat berkembangnya stadium muda parasit,
intermediate host / misalnya bentuk larvanya
secondary host • Hospes tempat terjadinya asexual multiplication
• Beberapa parasite membutuhkan 2 intermediate host
berbeda untuk melengkapi beberapa stadium larva
(disebut sebagai intermediate host pertama dan kedua
atai primer dan sekunder)
• Contoh: beberapa jenis cacing trematoda dan cestoda
membutuhkan dua hospes perantara, yaitu hospes
perantara primer dan sekunder
• Sebaliknya manusia dapat bertindak selaku hospes
perantara bagi parasit yang hospes definitifnya adalah
hewan (Plasmodium sp, Toxoplasma gondii, Taenia
solium)
No Berdasarkan Definisi
3 Parentenic host • Hospes dimana stadium larva tetap hidup tanpa
berkembang menjadi stadium selanjutnya
• Hospes ini dapat mentransmisikan infeksi kepada host
lain
4 Hospes cadangan • Pada area endemis, infeksi parasite tetap berlangsung
(reservoir host) terus menerus karena adanya reservoir host
• Contoh: anjing sebagai reservoir host utnuk penyakit
hidatidosis
5 Accidental host • Hospes tempat parasite tidak biasa ditemukan
• Contoh: manusia adalah accidental host untuk fase kista
dari echinococcosis
Paniker, C.K.J., Ghosh, S. 2013. Paniker’s textbook of medical
parasitology. Jaypee Brothers Medical Publishers (P) LTD
5

SEBARAN GEOGRAFIS PARASIT


Penyebaran suatu parasit di suatu daerah tergantung pada :

HOST
a. Hospes yang
peka/rentan/susceptible
b. Sosial ekonomi hospes
c. Migrasi penduduk
d. Agama/kepercayaan tertentu
e. Personal hygiene buruk
f. Kemiskinan
Penyebaran suatu parasit di suatu daerah tergantung pada :

LINGKUNGAN
a. Kondisi lingkungan yang sesuai Bagaimana di
Indonesia?
bagi kehidupan parasit
b. Daerah pertanian, peternakan
(penggunaan tinja untuk pupuk)
c. Kebersihan lingkungan
d. Daerah tropis yang basah dan
temperatur optimal
Penyebaran suatu parasit di suatu daerah tergantung pada :

AGENT (PARASIT)
a. Daur hidup parasit yang
sederhana, penyebarannya akan
lebih luas dibanding parasit yang
daurnya sangat kompleks,
misalnya memerlukan hospes
perantara
6

DAUR HIDUP PARASIT


Parasit beradaptasi terhadap
lingkungan hidupnya termasuk di
dalam tubuh hospes tempatnya
hidup, menyebabkan terjadinya
perbedaan daur hidup pada berbagai
jenis parasit.
2 Jenis Siklus Hidup Parasit
• Direct life cycle: When a parasite requires only single host to
complete its development, it is called as direct life cycle, e.g.
Entamoeba histolytica requires only a human host to
complete its life cycle.
• Indirect life cycle: When a parasite requires 2 or more
species of host to complete its development, the life cycle is
called as indirect life cycle, e.g. malarial parasite requires
both human host and mosquito to complete its life cycle
Paniker, C.K.J., Ghosh, S. 2013. Paniker’s textbook of medical
parasitology. Jaypee Brothers Medical Publishers (P) LTD
7

PENULARAN PENYAKIT PARASITIK


Sumber Infeksi
a. Hookworm : Tanah yang terkontaminasi embryonated
eggs (cacing gelang dan cacing cambuk) dapat tertelan
Contaminated atau larva fase infektif dalam tanah dapat menembus
kulit manusia (cacing tambang)
Soil and Water b. Giardia: fase infektif parasite ada pada air dapat tertelan
(kista dari amoeba dan Giardia)
c. Guineaworm: Air yang mengandung intermediate host
dapat tertelan (cyclops* yang mengandung larva
guineaworm)
d. Schitosoma: Larva infektif dalam air menembus kulit
(fase serkaria dari schitosomiasis)
e. Naegleria: bentuk freeliving dalam air dapat langsung
masuk ke tubuh yang rentan (Naegleria masuk melalui
*Cyclops are tiny crustaceans of the family
Cyclopidae, also called water fleas (WHO, nasofaring)
no date)
Sumber Infeksi

a. Menelan makanan atau sayuran yang


terkontaminasi fase infektif parasit (amoebic
cysts, Toxoplasma oocysts, Echinococcus eggs)
Food b. Menelan makanan / daging mentah atau kurang
matang yang mengandung larva infektif (measly
pork containing cysticercus
cellulosae, the larval stage of Taenia solium).
Sumber Infeksi
• Vektor biasanya berupa artropoda yang dapat
mentransmisikan infeksi dari manusia ke manusia, dari
hewan ke manusia. Contoh nyamuk Anophles betina
Insect Vectors adalah vector parasite malaria
• Vektor dapat berupa
a. Vektor Biologis: parasit mengalami perkembangan
dan multiplikasi dalam tubuh vector. Contoh
- Nyamuk – Malaria, filariasis
- Sandflies – Kala-azar
- Tse-tse flies – Sleeping sickness
- Reduviid bugs – Chagas disease
- Ticks - Babesiosis
b. Vektor Mekanis: parasite tidak punya siklus hidup
dalam tubuh vector. Contoh:
- Housefly - amoebiasis
Sumber Infeksi

a. Domestik
• Cow, e.g. T. saginata, Sarcocystis
• Pig, e.g. T. solium, Trichinella spiralis
• Dog, e.g. Echinococcus granulosus
Animals
b. Liar
• Wild game animals, e.g. Trypanosomiasis
• Wild felines, e.g. Paragonimus westermani
• Fish, e.g. fish tapeworm
• Molluscs, e.g. liver flukes
• Copepods, e.g. guineaworm
Sumber Infeksi
a. Carrier
Other Persons b. Transmisi vertikal (ibu yang sakit menularkan ke janin)
c. Congenital infections

Self a.
b.
Finger­to ­mouth transmission, e.g. Pinworm
Internal reinfection, e.g. Strongyloides
(Autoinfection)
Mode of Transmission

a. Person-to-person contact
b. Autoinfection (finger to mouth
Direct Transmission transmission)
c. Sexual intercourse in trichomoniasis

Malaria dan toxoplasmosis dapat


Vertical Transmission ditransmisikan dari ibu ke janin

Malaria dan toxoplasmosis dapat


Iatrogenic
ditransmisikan dari transfusi darah atau
Transmission transplantasi organ
Mode of Transmission

a. Oral transmission (makanan, air, jari, muntahan


yang terkontaminasi). Banyak parasite intestinal
yang masuk ke tubuh melalui cara ini. Contoh:
infeksi E. histolytica terjadi ketika kista infektif
tertelan.
Indirect Transmission b. Skin transmission (larva hookworm dari tanah yang
terkontaminasi, masuk ke kulit kaki, Schistosomiasis
masuk ke kulit dari air yang terkontaminasi)
c. Vector transmission (Anopheles, Culex, dll. Vektor
dapat berupa vektor biologis atau mekanis)
8

PATOGENESIS
Perjalanan penyakit parasit dibedakan menjadi :
1. Infeksi (infection) : Invasi yang disebabkan oleh endoparasit
2. Infestasi (infestation) : Invasi yang disebabkan oleh ektoparasit misalnya
yang ditimbulkan oleh artropoda atau parasit-parasit yang berasal dari
tanah atau tanaman
Gejala klinis infeksi parasit dipengaruhi oleh :
3. Jumlah parasit yang masuk ke dalam tubuh
4. Perubahan-perugahan patologis yang timbul
5. Toksin yang dihasilkan parasit
6. Organ dan jaringan yang mengalami gangguan
Jika terjadi keseimbangan antara parasit dengan hospes, maka hospes yang
menjadi pembawa (carrier) ini tidak menunjukkan gejala klinis yang nyata
Patogenesis
• Umumnya penyakit parasit akan berkembang menjadi penyakit yang menahun
atau kronis yang dapat menunjukkan gejala atau keluhan yang ringan
• Penderita yang masih terinfeksi parasit tertentu dapat tidak menunjukkan gejala
atau keluhan (disebut carrier)
• Merupakan sumber penularan potensial penyakit parasitik bagi orang lain yang
sehat
• Carrier terjadi karena antara hospes dan parasit terdapat keseimbangan dalam
kehidupan masing-masing.
• Untuk dapat menginfeksi hospes yang peka parasit harus melewati beberapa
stadium perkembangan – dalam bentuk stadium free-living atau harus hidup di
dalam tubuh hospes perantara lebih dahulu - sebelum menjadi stadium parasit
yang infektif.
• Infeksi parasit dapat tidak menunjukkan gejala klinis atau
menunjukkan gejala klinis
• Beberapa organisme (seperti E. histolytica) dapat hidup secara
komensals tanpa menginvasi jaringan
• Infeksi yang memunculkan gejala klinis, dapat terjadi dalam beberapa
bentuk: akut, sub-akut, kronik, laten, atau recurrent
• Mekanisme patogenitas yang dapat terjadi pada infeksi parasite
1. Lytic necrosis: enzim yang dihasilkan parasite dapat menyebabkan
lytic necrosis. E. histolytica melisiskan sel usus dan menyebabkan
amoebic ulcers
2. Trauma: Hookwors melekat pada mukosa jejunum menyebabkan
kerusakan pada Villi dan perdarahan pada lokasi perlekatan
3. Allergic manifestations: gejala klinis yang disebabkan respon imun
terhadap adanya parasite. Contoh: eosinophilic pneumonia pada infeksi
Ascaris dan syok anafilaksis pada rupture akibat kista hydatid
4. Physical obstruction: Masa yang berkumpul dari cacing gelang
menyebabkan obstruksi pada pencernaan. Plasmodium falciparum pada
malaria dapat memproduksi blockade pada kapiler otak pada kasus
cerebral malaria
5. Inflammatory reaction: Inflamasi dapat terjadi ada contoh kasus
limfadenitis pada filariasis dan granuloma pada kandung kemih pada
infeksi Schistosoma haemotobium
6. Neoplasia: Beberapa infeksi parasite menunjukkan dapat mengarah pada
malignansi. Clonorchis dapat menginduksi karsinoma saluran empedu, dan
S. haemotobium dapat menyebabkan kanker kandung kemih
9

DIAGNOSIS PENYAKIT PARASITIK


• Perjalanan klinik penyakit parasit seringkali bersifat
umum karena gejala dan keluhan yang
ditimbulkannya mirip satu dengan lainnya
• Sehingga hanya dengan gejala klinis saja sukar
dijadikan pegangan menentukan jenis parasit yang
menjadi penyebab penyakit parasitik
• Diperlukan pemeriksaan laboratorium untuk
menetapkan diagnosis pasti jenis parasit penyebab
infeksi parasitik
Berbagai Metode Diagnosis Lab
1. Microscopy
2. Culture
3. Serological test
4. Skin test
5. Molecular method
6. Animal inoculation
7. Xenodiagnosis
8. Imaging
9. Hematology
MIKROSKOP
Dibutuhkan spesimen seperti:
• Stool
- Pemeriksaan feces sangat penting untuk deteksi infeksi intestinal seperti
Giardia, Entamoeba, Ascaris, Ancylostoma, dll
- Kista dan tropozoit dari E. histolytica, G. lamblia dapat dilihat pada feses
- Telur cacing gelang dan pitadapat terlihat di feses
• Blood
- Penting utk melihat parasite yang bersirkulasi di pembuluh darah
- Adanya parasite malaria dikonfirmasi dengan menunjukkan keberadaannya
secara morfologis di darah
• Urine
- Telur S. haemotobium dan tropozoit dari T. vaginalis dapat terdeteksi di urin
- Mikrofilaria W. Bancrofti juga bisa terlihat di urine
• Sputum (telur P. westermani, stadium larva S. stercoralis, A. lumbricoides)
• Cerebrospinal fluid (CSF) (T. brucei, Naegleria, Acanthamoeba, Balamuthia,
Angiostrongylus)
• Tissue and aspirates
- Larva Trichinella, telur Schistosoma dapat ditemukan di specimen biopsy
otot
- Tropozoit Giardia pada intestinal aspirates
- Tropozoit E. histolytica pada pus liver pada kasus amoebic liver abscess
• Genital specimens
- Tropozoit T. vaginalis pada cairan vagina dan urethra
- Telur E. vermicularis pada anal swabs
SKIN TEST
• Menyuntikkan parasitic antigen ke kulit
dan observasi reaksinya.
SEROLOGICAL TEST
Sangat membantu dalam mendeteksi dan
surveilans banyak protozoal and helminthic
infection:
a. Tes antigen. Contoh: antigen malaria yaitu P.
falciparum lactate dehydrogenase (pLDH)
and histidine­rich protein 2 (HRP­2) are
detected by
rapid immunochromatographic test
b. Tes antibodi
• Complement fixation test (CFT)
• Indirect hemagglutination (IHA)
• ndirect immunofl uroscent antibody test
(IFA)
• Rapid immunochromatography test
• ELISA test
MOLECULAR DIAGNOSIS
a. DNA probes
b. Polymerase chain reaction (PCR)
c. Microarray technique

CULTURE
Beberapa parasit seperti Leishmania,
Entamoeba, dan Trypanosoma dapat di
kultur di laboratorium

ANIMAL INOCULATION
Penting untuk deteksi Toxoplasma,
Trypanosoma, Babesia dari darah dan
spesimen lain
XENODIAGNOSIS
Pada penyakit Chagas yang HEMATOLOGY
disebabkan T. cruzi. Parasit ini
hidup di dalam darah dan
• Anemia (hookworm infection,
jaringan. Xenodiagnosis
malaria)
dilakukan dengan bantuan kutu
• Eosinophilia (helminthic
busuk
infections
• Hypergammaglobulinemia
IMAGING (visceral leishmaniasis)
a. X-ray • Leukositosis (amoebic liver
b. USG abscess
c. CT scan MRI
10

KLASIFIKASI PARASIT
Klasifikasi Parasitologi Kedokteran
• Parasit dalam kaitannya dengan kedokteran (yang menimbulkan penyakit pada
host), berasal dari kingdom protista dan animalia.
• Protista mencakup single-celled eukaryotes (protozoa)
• Animalia mencakup helminthes (cacing), karena cacing bersifat makroskopik,
multiseluler, mempunyai jaringan yg telah berkembang baik dan cukup
kompleks.
• Medical parasitology secara umum dibagi menjadi
1. Medical Protozoology
2. Medical Helminthology
3. Medical Entomology (artropoda yg menyebabkan/mentransfer penyakit ke
manusia)
Klasifikasi Parasitologi Kedokteran

Protozoa
Note:
Umumnya, studi prokariot
Medical Helminthes dimasukkan dalam bidang
Parasitology bakteriologi daripada
parasitologi
Some
Arthropods
1. Protozoa

Berdasar alat gerak, protozoa dikelompokkan menjadi:


Protozoa adalah parasit yang
1. Rhizopoda bergerak menggunakan kaki semu atau
tubuhnya terdiri atas satu sel yang
psedopodi (Entamoeba histolytica);
sudah memiliki fungsi lengkap
2. Mastigophora, bergerak dengan flagel (Giardia
makhluk hidup, yaitu mempunyai
lamblia);
alat reproduksi, alat pencernaan
3. Ciliata, bergerak menggunakan cilia (Balantidium
makanan, system pernapasan,
coli);
organ ekskresi dan organ untuk
4. Sporozoa, tidak mempunyai alat gerak
hidup lainnya
(Plasmodium vivax).
2. Helminthes

• Cacing mempunyai tubuh yang simetrik bilateral dan tersusun dari banyak
sel (multiseluler)
• Parasit Cacing yang penting bagi manusia terdiri dari dua golongan besar
yaitu filum Platyhelminthes dan filum Nemathelminthes.
• Platyhelminthes terdiri dari 2 kelas yang penting, yaitu kelas Cestoidea (atau
Cestoda) dan kelas Trematoda
• Nematoda merupakan kelas yang penting dalam filum Nemathelminthes.
• Helminth yang menjadi parasite pada manusia dibagi menjadi 2
filum
1. Platyhelminthes
2. Nemathelminthes
• Platyhelminthes terdiri dari 2 kelas
1. Trematoda
2. Cestoda
• Nemathelminthes terdiri dari 1 kelas
1. Nematoda
Trematoda
Cestoda
Nematoda
3. Some Arthropods

• Serangga dapat bertindak sebagai :


1. Penular penyakit (vector)
2. Secara langsung menimbulkan penyakit
• Secara langsung menimbulkan penyakit :
1. Entomofobi
2. Annoyance
3. Blood loss
4. Trauma
5. Intoksikasi
6. Dermatosis (skabies)
7. Alergi
8. Miasis
Terima Kasih
Sumber:
Paniker, C.K.J., Ghosh, S. 2013. Paniker’s textbook of medical
parasitology. Jaypee Brothers Medical Publishers (P) LTD

Soedarto. 2011. Buku ajar parasitologi kedokteran. Sagung


Seto

Anda mungkin juga menyukai