Anda di halaman 1dari 6

Teori Dan Konsep Pembelajaran

Sains Serta Penerapannya


Nama : Ananda Febryana Hasan
Nim : 421421020
Mata Kuliah : Kapita Selekta Sains 1
Dosan Pengampuh :Dewi Diana Paramata S.Pd., M.Pd
A. Teori Pembelajaran Sains
Teori Ausubel Tentang Belajar Bermakna (Meaningful)

Ausubel (dalam Dahar, 1988:137) mengemukakan bahwa belajar dikatakan bermakna


(meaningful) jika informasi yang akan dipelajari peserta didik disusun sesuai dengan
struktur kognitif yang dimiliki peserta didik sehingga peserta didik dapat mengaitkan
informasi barunya dengan struktur kognitif yang dimilikinya. Ausubel (dalam
Dahar ,1988 :142) juga menyatakan bahwa agar belajar bermakna terjadi dengan baik
dibutuhkan beberapa syarat, yaitu :
(1). Meteri yang akan dipelajari harus bermakna secara potensial,
(2). Anak yang akan belajar harus bertujuan melaksanakan belajar bermakna sehingga
mempunyai kesiapan dan niat untuk belajar bermakna. Dikatakan lebih lanjut oleh
Ausubel (Dahar ,1989 :141)
ada tiga kebaikan dari belajar bermakna yaitu :
(a) Informasi yang dipelajari secara bermakna lebih lama dapat diingat
(b) Informasi yang dipelajari secara bermakna memudahkan proses belajar berikutnya
untuk materi pelajaran yang miri, (c) Informasi yang dipelajari secara bermakna
mempermudah belajar hal-hal yang mirip walaupun telah terjadi lupa.

2
Teori Bandura Tentang Modeling (Pemodelan)

Pemodelan merupakan konsep dasar dari teori belajar sosial yang dikembangkan oleh Albert
Bandura dan teori ini merupakan pengembangkan atau perluasan dari teori belajar perilaku
yang tradisional. Melalui pembelajaran sosial seseorang dapat belajar melalui pengamatan
(observation learning) terhadap suatu model. Ciri model yang berpengaruh terhadap
pengamat adalah model yang tampak menarik, dapat dipercaya, cocok dalam kelompok dan
memberikan standar yang meyakinkan sebagai pedoman bagi pengamat.
Ada empat (4) elemen penting yang menurut Bandura perlu diperhatikan dalam
pembelajaran melalui pengamatan yaitu ;
(1). Atensi
(2). Retensi
(3). Reproduksi
(4). Motivasi

3
B. Konsep Pembelajaran Sains
Konsep dasar sains yang kemudian tumbuh dan berkembang menjadi produk
sains harus disupport oleh berbagai pihak supaya dilakukan kembali research
and development untuk menggiring ke arah yang lebih halus. Seandainya kalah
jauh dengan teknologi bangsa lain maka tidak menjadi masalah yang penting
telah tahu konsep dasar sains yang sebenarnya dan masyarakat tidak gagap
Teknologi.
Konsep dasar sains dapat diajarkan dengan dengan pembelajaran eksperensial.
Pembelajaran eksperiensial adalah aktivitas pembelajaran seperti permainan
peran, atau pengalaman langsung seperti menjalani waktu kerja di perusahaan
lokal, yang digunakan untuk menolong murid memperoleh pemahaman yang
Lebih baik, secara intelektual dan emosi, atas isu yang tengah dieksplorasi.
konsep pembelajaran sains Konsep dasar sains bukanlah sebuah teori saja tetapi
dilengkapi dengan praktik meskipun sederhana. Pengembangan konsep dasar sains
tergantung dari realita di lapangan dan kemampuan peserta didik dalam menyerap
pengetahuan dan aspirasi teknologi. Kapan akan berubah kalau tidak sekarang ini di era
yang penuh tantangan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional, dan
global sehingga perlu dilakukan pembaharuan pendidikan
secara terencana, terarah, dan berkesinambungan
4
C. Penerapan Pembelajaran Sains

Penerapan dan pengenalan sains untuk anak usia dini sangat penting dalam rangka
membekali mereka untuk mempersiapkan diri sedini mungkin menghadapi tantangan
globalisasi sekaligus mempersiapkan mental mereka sebagai generasi pengganti
yang intelek dan mempuni untuk merubah wajah zaman ke arah yang lebih baik.
Penerapan dan pengenalan sains untuk anak usia dini sangat penting dalam rangka
membekali mereka untuk mempersiapkan diri sedini mungkin menghadapi tantangan
globalisasi sekaligus mempersiapkan mental mereka sebagai generasi pengganti
yang Intelek dan mempuni untuk merubah wajah zaman ke arah yang lebih baik.
Orang tua maupun pendidik selain berperan sebagai fasilitator, juga harus menjadi
pembimbing dan pendamping anak dalam pembelajaran sains. Oleh karenanya
mereka harus lebih dahulu menguasai agar agar penerapan pembelajaran sains pada
anak dapat dilakukan secara maksimal tanpa harus ada miskonsep sains.
THANKS FOR ALL

Anda mungkin juga menyukai