Anda di halaman 1dari 1

Nixco Fitryan Dhanu / L0F009055

Bola Adalah Teman Aku tidak pernah menyangkan pertemuanku dengan bola akan menggoreskan banyak cerita dalam catatan kehidupanku semasa kecil. Ketertarikanku pada si kulit bundar berawal sejak kelas 3 SD. Seperti anak laki-laki pada biasanya, aku menjadikan sepak bola sebagai hobi utama. Setiap ada waktu luang aku pergi ke lapangan belakang rumah untuk bermain bola bersama teman-teman. Aku sering bermain di posisi penyerang karena aku pelari yang sangat cepat. Suatu keberhasilan tentulah ada sebuah usaha dan ketekunan. Pada mulanya aku bukan anak yang berbakat dalam bermain sepak bola, bahkan aku termasuk anak yang bisa dikatakan sangat payah. Aku sering kali diejek, ditertawakan, bahkan disia-siakan teman-teman dalam setiap permainan. Mereka sering menolakku masuk dalam tim bermain dengan alasan aku lemah, payah, bahkan mereka menyebutku si kutu buku yang bisanya cuma belajar. Maklum saja, aku adalah murid terpandai di SD. Aku selalu mendapat predikat bintang kelas selama 6 tahun bersekolah. Namun dalam hal sepak bola, seperti yang teman-teman katakan benar. Dengan kenyataan seperti itu aku tidak menyerah begitu saja, aku bertekad untuk membuktikan diri bahwa aku bisa jadi yang terbaik dalam olahraga terutama sepak bola. Suatu ketika ibu memberikan kado ulang tahun berupa sebuah bola. Aku sangat bahagia bisa memiliki bola sendiri dan tak perlu aku bermain bersama temanteman yang sering mengejekku. Setiap pulang sekolah aku bermain di halaman rumah, walaupun bermain sendiri aku merasa senang. Bola ku anggap seperti teman yang menemaniku di saat sepi, bosan, atau penghilang penatku setelah belajar. Setelah lulus SD aku melanjutkan ke SMP favorit. Dimana aku dapat belajar dengan maksimal sambil ikut ekstrakulikuler sepak bola. Di bawah arahan pelatih bakatku mulai berkembang, dan pada puncaknya aku menjuarai POPDA Jateng tingkat SMP. Saat itulah aku menikmati indahnya bermain sepak bola.

Anda mungkin juga menyukai