Anda di halaman 1dari 3

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Pembangunan kesehatan di Indonesia dalam rangka menuju Indonesia sehat 2010 adalah meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar dapat menjangkau kesehatan yang bermutu secara adil dan merata serta memiliki derajat kesehatan yang optimal diseluruh wilayah Republik Indonesia (Depkes RI, 2009). Untuk mencapai tujuan tersebut maka salah satu program pokok pembangunan kesehatan adalah menurunkan angka kesakitan, kematian dan kecacatan dari penyakit menular dan mencegah penyebaran serta mengurangi dampak sosial akibat penyakit, sehingga tidak menjadi masalah kesehatan (Bustan, 1997). Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia dan menjadi masalah nasional. Penyakit ini dapat berkembang sangat cepat dan dapat menimbulkan wabah atau kejadian luar biasa serta dapat menyebabkan kematian (WHO dan Depkes RI, 2003). Hal ini terbukti dengan adanya 250.000 sampai 500.000 kasus DBD yang dilaporkan World Health Organization (WHO) setiap tahun dengan Case Fatality Rate (CFR) mencapai 1%-5%. Pada tahun 2001 WHO menyatakan bahwa Indonesia termasuk dalam kategori A dalam stratifikasi DBD akibat tingginya angka perawatan rumah sakit dan kematian akibat DBD khususnya pada anakanak (Depkes RI, 2007; Wills, 2005). Pada tahun 2007 kasus DBD di Indonesia mengalami peningkatan bahkan menempati urutan ke empat di Asia Tenggara dengan CFR 1.01% setelah Bhutan, India, dan Myanmar. Peningkatan kasus DBD terjadi sejak bulan November 2003 dibeberapa provinsi yaitu Banten, DKI, Jawa Barat, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Jawa Timur, Kalimantan Selatan, Nusa Tenggara Timur dan terus berlanjut pada Provinsi Aceh, Jambi, Bali serta Nusa Tenggara Barat hingga mencapai 12.525 kasus dengan tingkat kematian mencapai 232 kasus (WHO, 2008; Depkes RI, 2004). 1

Berdasarkan hasil penelitian Mandriani (2009) di RSUD dr. Pirngadi Medan, Proporsi penderita DBD tertinggi adalah pada kelompok umur 10-14 tahun, dengan proporsi laki-laki 13,5% dan perempuan 12,5%, proporsi jumlah trombosit tertinggi pada saat masuk rumah sakit adalah 50.000-100.000/mm (45,2%), dan proporsi persentase hematokrit tertinggi adalah <40% (63,5%). Penderita yang pulang meninggal dengan persentase hematokritnya pada saat masuk RS 40% lebih tinggi secara bermakna dibandingkan dengan penderita yang pulang sembuh. Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2007 menyatakan bahwa prevalensi DBD di Provinsi Aceh sebesar 1.569 kasus dengan CFR 0.83% dan Insidensi Rate 38.92% dimana terdapat 15 kabupaten memiliki angka kasus DBD yang tinggi (Depkes RI, 2008). Sedangkan menurut data Dinas Kesehatan Banda Aceh tahun 2010 tercatat penderita DBD di Banda Aceh pada tahun 2007 mencapai 851 kasus dengan kematian 4 orang dan pada tahun 2008 terjadi penurunan kasus menjadi 593 kasus dengan kematian 5 orang kemudian tahun 2009 terjadi penurunan kasus kembali menjadi 313 kasus tetapi angka kematian meningkat menjadi 7 orang (Dinkes Banda Aceh, 2010). Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin (RSUDZA) Banda

Aceh merupakan salah satu rumah sakit kelas madya di Banda Aceh. Menurut data yang didapatkan dari bagian rekam medis RSUDZA Banda Aceh tercatat 630 pasien DBD rawat inap dan rawat jalan pada tahun 2009 (RSUDZA, 2010). Berdasarkan uraian di atas maka penulis bermaksud untuk melakukan penelitian mengenai karakteristik penderita DBD di RSUDZA Banda Aceh.

1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana karakteristik penderita DBD di RSUDZA Banda Aceh?

1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan umum Tujuan umum pada penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik penderita DBD di RSUDZA Banda Aceh 2010. 1.3.2. Tujuan khusus Adapun tujuan khusus pada penelitian ini adalah : a. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita DBD tahun 2010 berdasarkan umur dan jenis kelamin b. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita DBD tahun 2010 menurut derajat penyakit DBD pada saat masuk rumah sakit. c. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita DBD tahun 2010 menurut jumlah hemoglobin, leukosit, hematokrit dan trombosit.

1.4. Manfaat Penelitian Adapun manfaat pada penelitian ini adalah : a. Sebagai masukan bagi pihak Rumah Sakit di Banda Aceh sehingga dapat meningkatkan perencanaan program pelayanan kesehatan dalam penyediaan fasilitas perawatan bagi penderita DBD. b. Sebagai bahan masukan bagi peneliti lain yang ingin melanjutkan penelitian ini dan bahan referensi bagi masyarakat. c. Sebagai sarana untuk menambah wawasan dan pengetahuan penulis khususnya serta pihak lain tentang penyakit DBD.

Anda mungkin juga menyukai