Anda di halaman 1dari 12

Komunikasi Data / Jaringan Komputer 115448796.

doc-1

Bab 7 Data Link Control


Data Link Control / Data Link Protocol Pada transmisi mungkin bisa terjadi kesalahan dan receiver perlu mengatur rate terhadap data yang diterimanya. Sehingga perlu lapisan control pada setiap perangkat komunikasi yaitu data link contol protocol. Data link adalah medium transmisi antara stasiun-stasiun ketika suatu prosedur data link control dipakai. Masalah Rancangan Data Link Layer Data link layer memiliki beberapa fungsi spesifik, seperti penyediaan interface layanan bagi network layer, penentuan cara pengelompokan bit dari physical layer ke dalam frame, hal yang berkaitan dengan error transmisi dan pengaturan aliran frame sehingga receiver yang lambat tidak akan terbanjiri oleh pengirim yang cepat. Layanan yang disediakan bagi network layer Fungsi data link layer adalah menyediakan layanan bagi network layer, yaitu pemindahan data dari network layer di mesin sumber ke network layer di mesin yang dituju. Tugas data link adalah mentransmisikan bit-bit ke mesin yang dituju, sehingga bit-bit tersebut dapat diserahkan ke network layer. Tiga layanan dari Data Link Layer : 1. Layanan Unacknowledged Connection-Less 2. Layanan Acknowledged Connection-Less 3. Layanan Acknowledged Connection-Oriented Layanan Unacknowledged Connectionless Mesin sumber mengirimkan sejumlah frame ke mesin yang dituju dengan tidak memberikan ack. Tidak ada koneksi yang dibuat sebelum / sesudah dikirimkannya frame. Bila sebuah frame hilang (karena noise) maka tidak ada usaha untuk memperbaiki masalah tersebut di data link layer. Jenis layanan ini cocok bila laju error sangat rendah, sehingga recovery bisa dilakukan oleh layer yang lebih tinggi. Layanan ini sesuai untuk lalu lintas real time, seperti percakapan, dimana data yang terlambat dianggap lebih buruk dibanding data yang buruk. Sebagian besar LAN menggunakan layanan unacknowledgment connectionless pada data link layer. Layanan Acknowledged Connectionless Layanan inipun tidak menggunakan koneksi, tetapi setiap frame dikirimkan secara independent dan secara acknowledgment. Dalam hal ini, si pengirim akan mengetahui apakah frame yang dikirimkan ke mesin tujuan telah diterima dengan baik / tidak. Bila ternyata belum tiba pada interval waktu yang telah ditentukan, maka frame akan dikirimkan kembali, mungkin saja hilangnya acknowledgment akan menyebabkan sebuah frame perlu dikirimkan beberapa kali dan akan diterima beberapa kali juga. Layanan ini akan bermanfaat untuk saluran unreliablem, seperti sistem tanpa kabel. Layanan Acknowledged Connection Oriented Dengan layanan ini, mesin sumber dan tujuan membuat koneksi sebelum memindahkan datanya. Setiap frame yang dikirim tentu saja diterima. Selain itu, layanan ini menjamin bahwa setiap frame yang diterima benar-benar hanya sekali dan semua frame diterima dalam urutan yang benar. Layanan ini juga menyediakan proses network layer dengan ekivalen aliran bit reliabel. Pada layanan connection-oriented dipakai, pemindahan data mengalami tiga fase (tahap). Fase I koneksi ditentukan dengan membuat kedua mesin menginisialisasi variabel-variabel dan counter yang diperlukan untuk mengawasi frame yang mana yang telah diterima dan mana yang belum. Fase II satu frame atau lebih mulai ditransmisikan. Fase III koneksi dilepaskan, pembebasan variabel, buffer dan resource lainnya yang dipakai untuk menjaga berlangsungnya koneksi. Karena jarak dan peralatan, pengiriman informasi, dapat mengalami perubahan atau melemah (karena interferensi listrik). Kesalahan timbul dalam bentuk burst yaitu lebih dari satu bit terganggu dalam satu satuan waktu. Keperluan dan tujuan data link control yaitu : untuk komunikasi data secara efektif antara dua koneksi stasiun transmisi-penerima secara langsung, untuk melihat kebutuhan bagi data link control : Sinkronisasi Frame : data dikirim dalam blok (frame). Awal dan akhir tiap frame harus dapat diidentifikasikan. Memakai variasi dari konfigurasi line. Flow Control : stasiun pengirim tidak harus mengirim frame pada kecepatan yang lebih

Missa Lamsani

Komunikasi Data / Jaringan Komputer 115448796.doc-2 cepat daripada stasiun penerima yang dapat menyerapnya. Error control : bit-bit error yang dihasilkan oleh sistem transmisi harus diperbaiki. Addressing (pengalamatan) : pada line multipoint, identitas dari dua stasiun yang berada dalam suatu transmisi harus diketahui. Kontrol dan data pada link yang sama : biasanya tidak diinginkan mempunyai path komunikasi yang terpisah untuk sinyal kontrol. Karena itu, reciver harus mampu membedakan kontrol informasi dari data yang sedang ditransmisi. Link management : permulaan, pemeliharaan dan penghentian dari pertukaran data memerlukan koordinasi dan kerjasama diantara stasiun-stasiun. Diperlukan prosedur untuk manajemen pertukaran ini. Misal message panjang yang dikirim sebagai suatu rangkaian frame-frame f1,f2,,fn, Untuk suatu prosedur polling, kejadian yang terjadi : Stasiun S1 mengirim suatu poll dari stasiun S2. S2 merespon dengan f1. S1 mengirim suatu acknowledgment. S2 mengirim f2. S1 meng-acknowledgment. . . S2 mengirim fn. S1 meng-acknowledgment.

Stop-and-wait Flow Control


Sumber mentransmisikan frame Setelah diterima, entitas tujuan menerima frame dan mengirim balasan ack (siap) frame tersebut diterima Sumber harus menunggu balasan ack diterima sebelum mengirim frame berikutnya Entitas tujuan dapat menghentikan arus data dengan cara tidak memberi balasan ack. Prosedur ini bekerja dengan baik bila dikirim dengan frame yang lebih sedikit

Flow Control
Teknik untuk memastikan bahwa entitas pentransmisi tidak membanjiri entitas penerima dengan data. Sebagai penyangga receiver Waktu transmisi = waktu yang diperlukan untuk memancarkan seluruh bit dari frame ke media Waktu perambatan = waktu yang diperlukan bit untuk melintasi jalur antara sumber dan tujuan Flow control merupakan suatu teknik untuk memastikan bahwa suatu stasiun transmisi tidak menumpuk data pada suatu stasiun penerima. Tanpa flow control, buffer dari receiver akan penuh sementara sedang memproses data lama. Karena ketika data diterima, harus dilaksanakan sejumlah proses sebelum buffer dapat dikosongkan dan siap menerima banyak data.

Fragmentasi
Blok data yang besar dipecah menjadi blok yang lebih kecil dan mentransmisikannya dalam beberapa frame Ukuran penyangga receiver terbatas Kesalahan dapat diketahui lebih cepat Data yang ditransmisikan ulang lebih sedikit Tidak dikehendaki satu stasiun menempati media dalam waktu yang panjang Stop and wait menjadi tidak cukup

Gambar Model Transmisi Frame


Efek dari pertambahan delay & kecepatan transmisi

Missa Lamsani

Komunikasi Data / Jaringan Komputer 115448796.doc-3

Sliding Window Flow Control


Beberapa frame sekaligus dapat dikirim Receiver mempunyai penyangga frame W Transmiter dapat mengirim ke frame W tanpa ACK Tiap frame diberi nomor ACK includes number of next frame expected Urutan nomor dibatasi pada ukuran tertentu Frame diberi nomor modulo 2k Sliding-window flow control dapat digambarkan dalam operasi sebagai berikut : Dua stasiun A dan B, terhubung link full-duplex B dapat menerima n buah frame karena menyediakan tempat buffer untuk n buah frame A memperbolehkan pengiriman n buah frame tanpa menunggu suatu ack Tiap frame diberi label nomor tertentu B mengakui suatu frame dengan mengirim suatu ack yang mengandung serangkaian nomor dari frame berikut yang diharapkan B siap untuk menerima n frame berikutnya yang dimulai dari nomor tertentu Skema ini dapat juga dipakai untuk multiple frame ack

Pendeteksian Kesalahan
Bit-bit tambahan pada transmiter sebagai kode pendeteksi kesalahan (errordetecting-code). Receiver melakukan perhitungan yang sama dan membandingkan kedua hasil tersebut, bila tidak cocok maka terjadi deteksi error. Paritas berfungsi menunjukkan ada tidaknya kesalahan data, dengan mendeteksi dan mengoreksi kesalahan yang terjadi. Makin banyak redundansi makin baik deteksi errornya. Akibatnya makin rendah troughput dari data yang berguna Troughput adalah perbandingan antara data yang berguna dengan data keseluruhan. Banyaknya tambahan pada redundansi sampai 100% dari jumlah bit data. 3 kemungkinan klas yang dapat didefinisikan pada penerima untuk pendeteksian error, yaitu :

Jika 2 stasiun menukar data, masing-masing membutuhkan 2 window : untuk transmisi data untuk menerima data Teknik ini dikenal sebagai piggy backing. Untuk multipoint link, primary membutuhkan masingmasing secondary untuk transmisi dan menerima.

1. Klas 1 (P1) : Sebuah frame datang dengan tidak ada bit error (jadi tidak berarti dalam mendeteksi error, karena nggak ada error!) 2. Klas 2 (P2) : Sebuah frame datang dengan 1 atau lebih bit error yang tidak terdeteksi 3. Klas 3 (P3) : Sebuah frame datang dengan 1 atau lebih bit error yang terdeteksi dan tidak ada bit error yang tidak terdeteksi. (nggak berarti juga, semua error udah terdeteksi) Ada dua pendekatan untuk deteksi kesalahan : 1. Forward Error Control Dimana setiap karakter yang ditransmisikan / frame berisi informasi tambahan (redundant)

Missa Lamsani

Komunikasi Data / Jaringan Komputer 115448796.doc-4 sehingga bila penerima tidak hanya dapat mendeteksi dimana error terjadi, tetapi juga menjelaskan dimana aliran bit yang diterima error. 2. Feedback (backward) Error Control Dimana setiap karakter / frame memilki informasi yang cukup untuk memperbolehkan penerima mendeteksi bila menemukan kesalahan tetapi tidak lokasinya. Sebuah transmisi kontrol digunakan untuk meminta pengiriman ulang, menyalin informasi yang dikirimkan. Feedback error control dibagi menjadi 2 bagian, yaitu : 1. Teknik yang digunakan untuk deteksi kesalahan 2. Kontrol algoritma yang telah disediakan untuk mengontrol transmisi ulang. Metode Deteksi Kesalahan : 1. Echo Operator memasukkan data melalui terminal dan mengirimkan ke komputer. Komputer akan menampilkan kembali ke terminal, sehingga dapat memeriksa apakah data yang dikirimkan benar. 2. Error Otomatis / Parity Check Penambahan parity bit untuk akhir masingmasing kata dalam frame. Tetapi problem dari parity bit adalah impulse noise yang cukup panjang merusak lebih dari satu bit, pada data rate yang tinggi. Dengan bit pariti dikenal 3 deteksi kesalahan, yaitu : a. Vertical Redundancy Check / VRC Setiap karakter yang dikirimkan (7 bit) diberi 1 bit pariti. Bit pariti ini diperiksa oleh penerima untuk mengetahui apakah karakter yang dikirim benar / salah. Cara ini hanya dapat melacak 1 bit dan berguna melacak kesalahan yang terjadi pada pengiriman berkecepatan menengah, karena kecepatan tinggi lebih besar kemungkinan terjadi kesalahan banyak bit. Kekurangannya bila ada 2 bit yang terganggu ia tidak dapat melacaknya karena paritinya akan benar. Contoh : ASCII huruf "A" adalah 41h 100 0001 ASCII 7 bit 1100 0001 ASCII dengan pariti ganjil 0100 0001 ASCII dengan pariti genap Akibatnya huruf "A" kode ASCII dalam Hex : - 41 bilamana pariti genap - A1 bilamana pariti ganjil b. Longitudinal Redundancy Check / LRC LRC untuk data dikirim secara blok. Cara ini seperti VRC hanya saja penambahan bit pariti tidak saja pada akhir karakter tetapi juga pada akhir setiap blok karakter yang dikirimkan. Untuk setiap bit dari seluruh blok karakter ditambahkan 1 bit pariti termasuk juga bit pariti dari masing-masing karakter. Tiap blok mempunyai satu karakter khusus yang disebut Block Check Character (BCC) yang dibentuk dari bit uji. dan dibangkitkan dengan cara tiap bit BCC merupakan pariti dari semua bit dari blok yang mempunyai nomor bit yang sama. Jadi bit 1 dari BCC merupakan pariti genap dari semua bit 1 karakter yang ada pada blok tersebut, dan seterusnya. Kerugiannya terjadi overhead akibat penambahan bit pariti per 7 bit untuk karakter.

Jenis Parity Check :


a. Even parity (paritas genap), digunakan untuk transmisi asynchronous. Bit parity ditambahkan supaya banyaknya 1 untuk tiap karakter / data adalah genap b. Odd parity (paritas ganjil), digunakan untuk transmisi synchronous. Bit parity ditambahkan supaya banyaknya 1 untuk tiap karakter / data adalah ganjil Contoh menggunakan paritas genap :

VRC 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1=5 1=5 1=4 1=4 1=3 1=5 LRC

Missa Lamsani

Komunikasi Data / Jaringan Komputer 115448796.doc-5 1=4 1=3 1=3 1=5 1=3 1=3 1=5

c. Cyclic Redundancy Check / CRC Digunakan pengiriman berkecepatan tinggi, sehingga perlu rangkaian elektronik yang sukar. Cara CRC mengatasi masalah overhead dan disebut pengujian berorientasi bit, karena dasar pemeriksaan kemungkinan kesalahan adalah bit / karakter dan menggunakan rumus matematika khusus. Blok sebesar k bit transmiter mengirimkan suatu deretan n bit Transmisi sebesar k+n bit dapat dibagi oleh beberapa nomor yang sudah ditetapkan Receiver membagi frame yang datang dengan nomor tersebut. Bila tidak ada sisa, diasumsikan tidak ada kesalahan Satu blok informasi dilihat sebagai sederetan bit yang ditransmisikan yang dimasukkan kedalam register geser siklis yang disebut generator CRC. Operasi ini didasarkan atas pembagian deretan bit dengan sebuah fungsi khusus. Hasil bagi pembagian diabaikan. Sisanya disalurkan sebagai BCS (Block Check Sequence). Fungsi khusus tersebut disebut generator polynominal. Realisasi Generator CRC / Penguji Data dimasukkan kedalam register geser pada berbagai titik melalui gerbang XOR yang mempunyai hubungan langsung dengan generator polynominal yaitu rumus matematika untuk membagi bit data. Lebih baik dari VRC / LRC, 99% error dapat terdeteksi. Contoh hasil pada register geser 16 bit dengan gerbang XOR, dimana input pada bit 0, 5, 12 dan output pada bit 15, maka : CRC-CCITTT = X16 + X12 + X5 + 1 CRC-16 = X16 + X15 + X2 + 1 CRC-12 = X12 + X11 + X3 + X2 + 1 LRC = X8 + 1 RC-32 = X32 + X26 + X23 + X22 + X16 + X12 + X11 + X10 + X8 + X7 + X5 + X4 + X2 + X1 + 1 3. Framing Check Dipakai pada transmisi asinkron dengan adanya bit awal dan akhir. Data berada diantara bit awal dan bit akhir. Dengan memeriksa kedua bit ini dapat diketahui apakah data dapat diterima dengan baik / tidak. Transmisi asinkron mempunyai bentuk bingkai sesuai dengan ketentuan yang dipergunakan

Pendekatan yang umum dipakai adalah data link layer memecah aliran bit menjadi frame-frame diskrit dan menghitung checksum setiap framenya. Ketika sebuah frame tiba di tujuan, checksum dihitung kembali. Bila hasil perhitungan ulang checksum tersebut berbeda dengan yang terdapat pada frame, maka data link layer akan mengetahui bahwa telah terjadi error dan segera akan mengambil langkah tertentu sehubungan dengan adanya error tersebut (misalnya, membuang frame yang buruk dan mengirimkan kembali laporan error). Salah satu cara untuk melaksanakan pembuatan frame ini adalah dengan cara menyisipkan gap waktu di antara dua buah frame, sangat mirip seperti spasi antara dua buah kata dalam suatu teks. Akan tetapi, jaringan jarang memberikan jaminan tentang pewaktuan. Karena itu, mungkin saja gap ini dibuang, atau diisi oleh gap lainnya selama proses transmisi, karena sangat besar risikonya dalam menghitung pewaktuan untuk menandai awal dan akhir frame, telah dibuat metode lainnya, yaitu 4 buah metoda : 1. Karakter penghitung 2. Pemberian karakter awak dan akhir, dengan pengisian karakter 3. Pemberian flag awal dan akhir, dengan pengisian bit 4. Pelanggaran pengkodean physical layer. Metoda framing pertama menggunakan sebuah field pada header untuk menspesifikasikan jumlah karakter di dalam frame. Ketika data link layer pada mesin yang dituju melihat karakter penghitung, maka data link layer akan mengetahui jumlah karakter yang mengikutinya, dan kemudian juga akan mengetahui posisi ujung frame-nya. Masalah yang dijumpai dalama algoritma ini adalah bahwa hitungan dapat dikacaukan oleh error transmisi. Misal bila hitungan karakter 5 frame menjadi 7, maka tempat yang dituju akan tidak sinkron dan tidak dapat mengetahui awal frame berikutnya. Bahkan bila cheksum tidak benar sehingga tempat yang dituju mengetahui bahwa frame yang bersangkutan buruk, maka tidak mungkin untuk menentukan awal frame berikutnya. Pengiriman kembali sebuah frame ke sumber untuk meminta pengiriman ulangpun tidak akan menolong, karena tempat yang dituju tidak mengetahui jumlah karakter yang terlewat untuk mendapatkan awal transmisi. Untuk alasan ini,

Missa Lamsani

Komunikasi Data / Jaringan Komputer 115448796.doc-6 metoda hitungan karakter ini sudah jarang digunakan lagi. Metode framing yang kedua mengatasi masalah resinkronisasi setelah terjadi suatu error dengan membuat masing-masing frame diawali dengan sederetan karakter DLE STX ASCII dan diakhiri dengan DLE ETX (DLE=Data Link Escape, STX=Start Of Text, ETX=End Of Text). Dalam metoda ini, bila tempat yang dituju kehilangan track batas-batas frame, maka yang perlu dilakukan adalah mencari karakter-karakter DLE STX dan DLE ETX. Masalah serius yang terjadi pada metoda ini adalah ketika data biner, seperti program object, atau bilangan floating point, ditransmisikan. Karakter-karakter DLE STX dan DLE ETX yang terdapat pada data mudah sekali menganggu framing. Satu cara untuk mengatasi masalah ini adalah dengan membuat data link pengirim menyisipkan sebuah karakter DLE ASCII tepat sebelum karakter DLE "insidentil" pada data. Data link layer pada mesin penerima membuang DLE sebelum data diberikan ke network layer. Teknik ini disebut character stuffing (pengisian karakter). DLE-DLE pada data selalu digandakan. Kerugian penting dalam memakai metoda framing ini sangat berkaitan erat dengan karakter 8-bit secara umum dan kode karakter ASCII pada khususnya. Dengan berkembangnya jaringan, kerugian dari melekatkan kode karakter dalam mekanisma framing menjadi semakin jelas, sehingga suatu teknik baru perlu dibuat untuk memungkinkan pemakaian karakter berukuran sembarang. Teknik baru memungkinkan frame data berisi sembarang sejumlah bit dan mengijinkan kode karakter dengan sembarang jumlah bit per karakter. Teknik ini bekerja seperti berikut, setiap frame diawali dan diakhiri oleh pola bit khusus, 01111110 yang disebut flag. Kapanpun data link layer pada pengirim menemukan lima buah flag yang berurutan pada data, maka data link layer secara otomatis mengisikan sebuah bit 0 ke aliran bit keluar. Pengisian bit ini analog dengan pengisian karakter, dimana sebuah DLE diisikan ke aliran karakter keluar sebelum DLE pada data. Ketika penerima melihat 5 buah bit 1 masuk yang berurutan, yang diikuti oleh sebuah bit 0, maka penerima secara otomatis mengosongkan (menghapus) bit 0 tersebut. Seperti halnya pengisian karakter transparan sepenuhnya bagi network layer pada kedua buah komputer, demikian pula halnya dengan pengisian bit. Bila data pengguna berisi pola flag 01111110, maka flag ini akan ditransmisikan kembali sebagai 011111010 tapi akan disimpan di memory penerima sebagai 01111110. Dengan pengisian bit, maka batas antara dua frame dapat dikenal jelas oleh pola flag. Jadi bila penerima mengalami kehilangan track frame tertentu, yang perlu dilakukan adalah menyisir input deretan flag, karena flag tersebut hanya mungkin terdapat pada batas frame saja dan tidak pernah berada pada data. Metode framing terakhir hanya bisa digunakan bagi jaringan yang encoding pada medium fisiknya mengandung beberapa redundansi (pengulangan). Misalnya, sebagian LAN melakukan encode bit 1 data dengan menggunakan 2 bit fisik. Umumnya, bit1 merupakan pasangan tinggi-rendah dan bit 0 adalah pasangan rendah-tinggi. Kombinasi pasangan tinggi-tinggi dan rendah-rendah tidak digunakan bagi data. Proses itu berarti bahwa setiap bit data memiliki transisi di tengah, yang memudahkan penerima untuk mencari batas bit. Manfaat kode fisik yang invalid merupakan bagian standard LAN 802.2.

Error Control
Berfungsi untuk mendeteksi dan memperbaiki error/kesalahan yang terjadi dalam transmisi frameframe. Ada 2 tipe error yang mungkin : Frame hilang : suatu frame gagal mencapai sisi yang lain Frame rusak : suatu frame tiba tetapi beberapa bit-bit-nya error. Teknik-teknik umum untuk error control, sebagai berikut : Deteksi error, dipakai CRC. Positive acknowledgment : tujuan mengembalikan suatu positif acknowledgment untuk penerimaan yang sukses, frame bebas error. Transmisi ulang setelah waktu habis : sumber mentransmisi ulang suatu frame yang belum diakui setelah suatu waktu yang tidak ditentukan. Negative acknowledgment dan transmisi ulang : tujuan mengembalikan negative acknowledgment dari frame-frame dimana suatu error dideteksi. Sumber mentransmisi ulang beberapa frame. Mekanisme ini dinyatakan sebagai Automatic repeat Request (ARQ) yang terdiri dari 3 versi : Stop and wait ARQ. Go-back-N ARQ.

Missa Lamsani

Komunikasi Data / Jaringan Komputer 115448796.doc-7 Selective-reject ARQ.

Stop and wait ARQ


Stasiun sumber mentransmisi suatu frame tunggal dan kemudian harus menunggu suatu acknowledgment (ACK) dalam periode tertentu. Tidak ada data lain dapat dikirim sampai balasan dari stasiun tujuan tiba pada stasiun sumber. Bila tidak ada balasan maka frame ditransmisi ulang. Bila error dideteksi oleh tujuan, maka frame tersebut dibuang dan mengirim suatu Negative Acknowledgment (NAK), yang menyebabkan sumber mentransmisi ulang frame yang rusak tersebut. Bila sinyal acknowledgment rusak pada waktu transmisi, kemudian sumber akan habis waktu dan mentransmisi ulang frame tersebut. Untuk mencegah hal ini, maka frame diberi label 0 atau 1 dan positive acknowledgment dengan bentuk ACK0 atau ACK1 : ACK0 mengakui menerima frame 1 dan mengindikasi bahwa receiver siap untuk frame 0. Sedangkan ACK1 mengakui menerima frame 0 dan mengindikasi bahwa receiver siap untuk frame 1. Stop and Wait ARQ sederhana tetapi tidak efisien.

Teknik Go-back-N ARQ yang terjadi dalam beberapa kejadian : Frame yang rusak. Ada 3 kasus : A mentransmisi frame i. B mendeteksi suatu error dan telah menerima frame (i-1) secara sukses. B mengirim A NAKi, mengindikasi bahwa frame i ditolak. Ketika A menerima NAK ini, maka harus mentransmisi ulang frame i dan semua frame berikutnya yang sudah ditransmisi. Frame i hilang dalam transmisi. A kemudian mengirim frame (i+1). B menerima frame (i+1) diluar permintaan, dan mengirim suatu NAKi. Frame i hilang dalam transmisi dan A tidak segera mengirim frame-frame tambahan. B tidak menerima apapun dan mengembalikan baik ACK atau NAK. A akan kehabisan waktu dan mentransmisi ulang frame i. ACK rusak. Ada 2 kasus : B menerima frame i & mengirim ACK (i+1), yang hilang dalam transmisi. Karena ACK dikomulatif, hal ini mungkin karena A akan menerima sebuah ACK yang berikutnya untuk sebuah frame berikutnya yang akan melaksanakan tugas dari ACK yang hilang sebelum waktunya habis. Jika waktu A habis, A mentransmisi ulang frame i dan semua frame-frame berikutnya. NAK rusak. Jika sebuah NAK hilang, A akan kehabisan waktu (time out) pada serangkaian frame dan mentransmisi ulang frame tersebut berikut frame-frame selanjutnya.

Go-back-N ARQ
Termasuk continuous ARQ, suatu stasiun boleh mengirim frame seri yang ditentukan oleh ukuran window, memakai teknik flow control sliding window. Sementara tidak terjadi error, tujuan akan meng-acknowledge (ACK) frame yang masuk seperti biasanya.

Missa Lamsani

Komunikasi Data / Jaringan Komputer 115448796.doc-8

Selective-reject ARQ
Hanya mentransmisi ulang frame-frame bila menerima NAK atau waktu habis. Skenario dari teknik ini untuk 3 bit penomoran yang mengizinkan ukuran window sebesar 7 : 1. Stasiun A mengirim frame 0 sampai 6 ke stasiun B. 2. Stasiun B menerima dan mengakui ketujuh frame-frame. 3. Karena noise, ketujuh acknowledgment hilang. 4. Stasiun A kehabisan waktu dan mentransmisi ulang frame 0. 5. Stasiun B sudah memajukan window penerimanya untuk menerima frame 7,0,1,2,3,4 dan 5. Dengan demikian dianggap bahwa frame 7 telah hilang dan bahwa frame nol yang baru, diterima. Problem dari skenario ini yaitu antara window pengiriman dan penerimaan. Yang diatasi dengan memakai ukuran window max tidak lebih dari setengah range penomoran.

Protokol Data Link Control


untuk memenuhi variasi yang luas dari kebutuhan data link, termasuk : Point to point dan multipoint links. Operasi Half-duplex dan full-duplex. Interaksi primary-secondary (misal : hostterminal) dan peer (misal : komputer-komputer). Link-link dengan nilai a yang besar (misal : satelit) dan kecil (misal : koneksi langsung jarak pendek). Sejumlah protokol-protokol data link control telah dipakai secara luas dimana-mana : High-level Data Link Control (HDLC). Advanced Data Communication Control Procedures. Link Access Procedure, Balanced (LAP-B). Synchronous Data Link Control (SDLC). Karakteristik-karakteristik Dasar HDLC didefinisikan dalam tiga tipe stasiun, dua konfigurasi link, dan tiga model operasi transfer data. Tiga tipe stasiun pada HDLC yaitu : Stasiun utama (primary station) : mempunyai tanggung jawab untuk mengontrol operasi link. Frame yang dikeluarkan oleh primary disebut commands / perintah. Stasiun sekunder (secondary station) : beroperasi dibawah kontrol stasiun utama. Frame yang dikeluarkan oleh stasiun-stasiun sekunder disebut respons. Primary mengandung

Missa Lamsani

Komunikasi Data / Jaringan Komputer 115448796.doc-9 link logika terpisah dengan masing-masing stasiun secondary pada line. Stasiun gabungan (combined station) : menggabungkan kelebihan dari stasiun-stasiun primary dan secondary. Stasiun kombinasi boleh mengeluarkan kedua-duanya baik commands dan respons. Dua konfigurasi jalur HDLC, yaitu : Konfigurasi tidak seimbang (unbalanced c onfiguration) : dipakai dalam operasi point to point dan multipoint. Konfigurasi ini terdiri dari satu primary dan satu atau lebih stasiun secondary dan mendukung tansmisi full-duplex maupun half-duplex. Konfigurasi seimbang (balanced configuration) : dipakai hanya dalam operasi point to point. Konfigurasi ini terdiri dari dua kombinasi stasiun dan mendukung transmisi full-duplex maupun half-duplex. Tiga mode operasi transfer data HDLC, yaitu : Normal Response Mode (NRM) : merupakan konfigurasi tidak seimbang. Primary boleh memulai data transfer ke suatu secondary, tetapi suatu secondary hanya boleh mentransmisi data sebagai response untuk suatu perintah dari primary tersebut. Menggunakan jalur multi titik dimana computer host digunakan sebagai primer dan terminal sebagai sekunder. Asynchronous Balanced Mode (ABM) : merupakan konfigurasi seimbang. Salah satu stasiun gabungan boleh memulai transmisi tanpa menerima izin dari stasiun gabungan yang lain. ABM paling banyak digunakan karena tidak memerlukan overhead Asynchronous Response Mode (ARM) : merupakan konfigurasi tidak seimbang. Dalam mode ini, secondary boleh memulai transmisi tanpa izin dari primary (misal : mengirim suatu respon tanpa menunggu suatu command). Primary masih memegang tanggung jawab pada jalur, termasuk inisialisasi, perbaikan error dan logika pemutusan. Tetapi ARM jarang digunakan. Struktur frame HDLC memakai transmisi synchronous. Semua transmisi berbentuk frame Format frame tunggal memadai untuk semua jenis data dan control

Frame ini mempunyai daerah-daerah : Flag : 8 bit Address : satu atau lebih oktaf. Control : 8 atau 16 bit. Informasi : variabel. Frame Check Sequence (FCS) : 16 / 32 bit. Flag : 8 bit. Flag address dan control dikenal sebagai header, FCS dan flag dinyatakan sebagai trailer. Daerah-daerah Flag Membatasi frame pada 2 ujung dengan pola khusus 01111110. Flag tunggal mungkin dipakai sebagai flag penutup untuk satu frame dan flag pembuka untuk berikutnya. Stasiun yang terhubung ke link secara kontinu mencari rangkaian flag yang digunakan untuk synchronisasi pada start dari suatu frame. Sementara menerima suatu frame, suatu stasiun melanjutkan untuk mencari rangkaian flag tersebut untuk menentukan akhir dari frame. Apabila pola 01111110 terdapat didalam frame, maka akan merusak level frame synchronisasi. Problem ini dicegah dengan memakai bit stuffing. Transmitter akan selalu menyisipkan suatu 0 bit ekstra setelah 5 buah rangkaian 1 dalam frame. Setelah mendeteksi suatu permulaan flag, receiver memonitor aliran bit. Ketika suatu pola 5 rangkaian 1 timbul, bit ke enam diperiksa. Jika bit ini 0, maka akan dihapus. Jika bit ke 6 dan ke 7 keduanya adalah 1, stasiun pengirim memberi sinyal suatu kondisi tidak sempurna. Dengan penggunaan bit stuffing maka terjadi data transparency (=transparansi data).

Missa Lamsani

Komunikasi Data / Jaringan Komputer 115448796.doc-10 Gambar diatas menunjukkan suatu contoh dari bit stuffing. Daerah Address / Bidang Alamat Dipakai untuk identitas stasiun secondary yang ditransmisi atau untuk menerima frame. Biasanya formatnya dengan panjang 8 bit, tetapi dapat diperluas berdasarkan perkalian 7 dan LSB / bit sisi paling kiri pada setiap oktet adalah 1 atau 0 bergantung sebagai akhir oktet dari daerah address atau tidak. 11111111 adalah alamat seluruh stasiun. Supervisory Frame S-frame dipakai untuk flow dan error control. Unnumbered Frames U-frame dipakai untuk fungsi kontrol. Frame ini tidak membawa rangkaian nomor-nomor dan tidak mengubah flow dari penomoran I-frame. Gambar Struktur frame HDLC Frame-frame ini dikelompokkan menjadi kategorikategori : Mode-setting commands and responses; modesetting command ditransmisi oleh stasiun primary/kombinasi untuk inisialisasi atau mengubah mode dari stasiun secondary/kombinasi. Information transfer commands and responses; dipakai untuk pertukaran informasi antara stasiun-stasiun. Recovery commands and responses; dipakai ketika mekanisme ARQ yang normal tidak berkenan atau tidak akan bekerja. Miscellaneous commands and responses. Daerah Informasi / Bidang Informasi Berupa informasi dan beberapa frame yang tidak bernomor Harus memuat nomor oktet yang lengkap Panjang bidang bervariasi Daerah Frame Check Sequence (FCS) Dipakai untuk mengingat bit-bit dari frame, tidak termasuk flag-flag Deteksi kesalahan Panjang FCS adalah 16 bit memakai definisi CRC-CCITT Pilihan bit 32 dengan CRC-32 Operasi HDLC Pertukaran informasi I-frames, S-frames, dan U-frames antara sebuah primary dan sebuah secondary atau antara dua primary Tiga fase : Inisialisasi, transfer data dan tak tersambung

Daerah Control / Bidang Kontrol HDLC mendefinisikan tiga tipe frame : Information frames (I-frames) : membawa data untuk ditransmisi pada stasiun, dikenal sebagai user data, untuk control dasar memakai 3 bit penomoran, sedangkan untuk control yang lebih luas memakai 7 bit. Supervisory frames (S-frames) : untuk kontrol dasar memakai 3 bit penomoran, sedangkan untuk control yang lebih luas memakai 7 bit. Unnumbered frames (U-frames) : melengkapi tambahan fungsi kontrol link. Information Frames Tiap I-frame mengandung serangkaian nomor dari frame yang ditransmisi dan suatu poll/final (P/F) bit. Poll bit untuk command (dari primary) dan final bit (dari secondary) untuk response. Dalam Normal response mode (NRM), primary menyebarkan suatu pull yang memberi izin untuk mengirim, dengan mengeset poll bit ke 1, dan secondary mengeset final bit ke 1 pada akhir respon I-frame-nya. Dalam asynchronous response mode (ARM) dan Asynchronous balanced mode (ABM), P/F bit kadang dipakai untuk mengkoordinasi pertukaran dari S- dan U-frames.

Missa Lamsani

Komunikasi Data / Jaringan Komputer 115448796.doc-11 nomor yang diterima diulang (misal I,1.1;I,2.1 dalam arah A ke B). Ketika suatu entity menerima suatu nomor I-frame dalam suatu anak panah dengan tanpa frame yang keluar, kemudian serangkaian nomor yang diterima dalam frame yang keluar berikutnya harus mencerminkan aktivitas komulatif (misal I,1.3 dalam arah B ke A). Catatan, sebagai tambahan untuk I-frames, pertukaran data boleh melibatkan S-frames. Gambar c menunjukkan suatu operasi untuk kondisi yang sibuk. Beberapa kondisi dapat meningkat karena entity HDLC tidak mampu memproses Iframes secepat I-frame tersebut tiba, atau maksud user tidak mampu menerima data secepat mereka tiba dalam I-frames. Buffer dari entity penerima akan terisi dan harus menghentikan flow I-frame yang masuk dengan memakai command RNR. Dalam contoh ini, stasiun mengeluarkan RNR, yang memerlukan sisi yang lain untuk menahan transmisi I-frames. Stasiun yang menerima RNR akan mempoll stasiun yang sibuk pada beberapa interval period dengan mengirim RR dengan set P bit. Hal ini memerlukan sisi lainnya untuk merespon dengan RR ataupun RNR. Ketika kondisi sibuk telah jelas, B mengembalikan RR, dan transmisi I-frame dari NT dapat mulai lagi. Gambar d suatu contoh error recovery memakai command REJ. Dalam contoh ini, A mentransmisi Iframe nomor 3,4 dan 5. Nomor 4 terjadi error. B mendeteksi error tersebut dan membuang frame tersebut. Ketika B menerima I-frame nomor 5, maka frame ini dibuang karena diluar permintaan dan mengirim REJ dengan N( R) dari 4. Hal ini menyebabkan A untuk melakukan transmisi ulang dari semua I-frame yang sudah dikirim, dimulai dengan frame 4. Dan kemudian dapat melanjutkan untuk mengirim frame tambahan setelah frame yang ditransmisi ulang. Gambar e menunjukkan error recovery memakai time out. Dalam contoh ini, A mentransmisi I-frame nomor 3 sebagai akhir dalam rangkaian I-frames. Frame tersebut mengalami error. B mendeteksi error tersebut dan membuangnya. Bagaimanapun, B tidak dapat mengirim REJ. Hal ini karena tidak ada cara untuk mengetahui bila ini adalah suatu Iframe. Jika suatu error dideteksi dalam suatu frame, semua bit-bit ini dari frame tersebut disangsikan, dan receiver tidak mempunyai cara untuk bertindak atas hal tersebut. A, bagaimanapun, memulai suatu timer begitu frame ditransmisi. Timer ini mempunyai panjang durasi yang cukup untuk merentang respon waktu yang diharapkan. Ketika timer berakhir, A melaksanakan tindakan pemulihan. Hal ini biasanya

Gambar contoh operasi 1

Gambar contoh operasi 1 Gambar a menunjukkan frame-frame yang terlihat dalam link setup dan disconnect. Entity HDLC untuk satu sisi mengeluarkan command SABM untuk sisi yang lain dan memulai timer. Sisi yang lain, setelah menerima command SABM, mengembalikan respon UA dan mengeset variabel lokal dan counter ke nilai inisialisasinya. Entity awal menerima respon UA, mengeset variabelnya dan counter-counter, dan menghentikan timer. Koneksi logika sekarang aktif, dan kedua sisi boleh mulai mentransmisi frame-frame. Sewaktu timer selesai tanpa suatu respon, A akan mengulang SABM. Hal ini akan diulang sampai UA atau DM diterima. Penggambaran yang sama untuk procedur pemutusan (disconnect). Satu sisi mengeluarkan command DISC dan yang lain merespon dengan respon UA. Gambar menggambarkan pertukaran full-duplex dari I-frames. Ketika suatu entity mengirim suatu nomor I-frame dalam suatu anak panah dengan tanpa penambahan data, kemudian serangkaian

Missa Lamsani

Komunikasi Data / Jaringan Komputer 115448796.doc-12 dilakukan dengan mem-poll sisi lain dengan command RR dengan set P bit, untuk menentukan status dari sisi lain tersebut. Karena poll membutuhkan suatu respon, entity akan menerima suatu frame yang mengandung N( R) dan mampu memproses. Dalam kasus ini, respon mengindikasikan bahwa frame 3 hilang, dimana A mentransmisi ulang. o o o o o o o o DLC Frame Relay Kapasitas aliran untuk penggunaan jaringan paket- switched berkecepatan tinggi Digunakan pada tingkat X.25 Protokol data link yang ditetapkan Mode Bearer Services (LAPF) Dua protocol : Kontrol mirip dengan HDLC dan Inti - sub bagian protokol kontrol ABM nomor urut 7-bit 16 bit CRC 2, 3 or 4 oktet bidang alamat, Data link connection identifier (DLCI) dan Idetifikasi logis antara sumber dan tujuan DLC ATM Asynchronous Transfer Mode Dirancang mampu mengalihkan melalui jaringan berkecepatan tinggi Tidak berdasarkan HDLC Format frame disebut cell Memiliki panjang 53 oktet (424 bit)

Protokol data link LAPB, LAPD


o o o o o o o o o o o o o Link Access Procedure, Balanced (LAPB) Bagian dari X.25 (ITU-T) Subbagian dari HDLC - ABM Jalur ujung ke ujung antara sistem pengguna dan simpul jaringan switching Link Access Procedure, D-Channel ISDN (ITU-D) ABM Selalu menggunakannomor urut 7-bit 16 bit alamat berisi dua sub alamat Logical Link Control (LLC) IEEE 802 format frame berbeda Fungsi kontrol jalur dibagi menjadi medium access layer (MAC) dan LLC (diatas lapisan MAC) Tidak ada konsep primer dan sekunder Membutuhkan dua alamat untuk pengirim dan penerima Deteksi kesalahan pada lapisan MAC 32 bit CRC

o o o o o

data

Missa Lamsani

Anda mungkin juga menyukai