Anda di halaman 1dari 9

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas/Semester Materi Pokok Submateri pokok Alokasi waktu

Standar Kompetensi Memahami kegunaan bahan kimia dalam kehidupan Kompetensi Dasar Mendeskripsikan sifat pengaruh zat adiktif dan psikotropika Menghindarkan diri dari pengaruh zat adiktif dan psikotropika Indikator Pencapaian Menyebutkan pengertian zat adiktif dan psikotropika Memberikan beberapa contoh zat adiktif dan psikotropika Mengetahui dampak negatif penyalahgunaan zat adiktif dan psikotropika Mengetahui ciri-ciri ketergantungan zat adiktif dan psikotropika Mengetahui pencegahan dan penyembuhan akibat penggunaan zat adiktif dan psikotropika Mengetahui kegunaan zat adiktif dan psikotropika dalam bidang kesehatan Tujuan Pembelajaran Siswa dapat menyebutkan pengertian zat adiktif dan psikotropika Siswa dapat memberikan beberapa contoh zat adiktif dan psikotropika Siswa dapat mengetahui dampak negatif penyalahgunaan zat adiktif dan psikotropika Siswa dapat mengetahui ciri-ciri ketergantungan zat adiktif dan psikotropika Siswa dapat mengetahui pencegahan dan penyembuhan akibat penggunaan zat adiktif dan psikotropika Siswa dapat mengetahui kegunaan zat adiktif dan psikotropika dalam bidang kesehatan : Sekolah Menengah Pertama/MTs : Ilmu Pengetahuan Alam : VIII / 1 : Bahan Kimia dalam Kehidupan : Zat adiktif dan psikotropika : 4 x 40 menit

Analisis Materi Pembelajaran

Materi Prasyarat Sebelum masuk ke materi zat adiktif dan psikotropika, siswa harus menguasai materi zat aditif, sehingga dapat membedakan antara zat aditif, zat adiktif dan psikotropika. Selain itu siswa juga diharapkan sudah mengetahui bahaya dari pengkonsumsian minuman keras dan obat terlarang.

Materi Inti Pengertian zat adiktif dan psikotropika


Zat adiktif adalah bahan-bahan alamiah, semi sintetis maupun sintetis yang dapat menimbulkan ketagihan dan ketergantungan bagi pemakainya. Zat adiktif ini biasa dipakai sebagai pengganti morfin atau kokain yang dapat mengganggu sistem saraf pusat.

Menurut Undang-Undang No. 5/1997 Zat psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan pada aktivitas mental dan perilaku. Sehingga dapat diuraikan bahwa psikotropika adalah obat keras tertentu bukan narkotika yang diperlukan dalam pengobatan, namun dapat pula menimbulkan ketergantungan psikis dan fisik yang sangat merugikan bila digunakan tanpa pengawasan yang seksama. Adanya pengawasan yang ketat terhadap peredaran narkotika, maka psikotropika dijadikan sebagai pengganti. Psikotropika mempunyai efek dan bahaya yang sama dengan narkotika. Contoh zat adiktif dan psikotropika
Kelompok yang termasuk zat adiktif ini antara lain rokok, minuman keras, serta alkohol yang mengandung etil etanol, inhalen/sniffing (bahan pelarut) berupa zat organik (karbon) yang menghasilkan efek yang sama dengan yang dihasilkan oleh minuman yang beralkohol atau obat anaestetik jika aromanya dihisap, seperti lem/perekat, aseton, dan eter.

Zat yang termasuk psikotropika antara lain sedatin (Pil BK), rohypnol, magadon, valium, mandarax, amfetamin, fensiklidin, metakualon, metifenidat, meperidin, metadon, fenobarbital, flunitra-zepam, ekstasi, shabu-shabu, dan LSD (Lycergic Alis Diethyl-amide). Adapun zat psikotropika yang sering disalahgunakan diantaranya adalah

semua minuman yang mengandung alkohol, heroin, morfin, candu atau opium, ganja, mariyuana, obat penenang/obat tidur, daun koka, serbuk kokain, kafein, ekstasi, shabu-shabu,aseton, lem. Dampak negatif penyalahgunaan zat adiktif dan psikotropika Dampak secara fisik 1. Dampak negatif penyalahgunaan zat adiktif Rokok (mengandung nikotin), menyebabkan gangguan kerongkongan dan paru-paru (kanker), jantung (tekanan darah tinggi), gangguan pada janin, dan kemandulan. Alkohol, menyebabkan kerusakan hati dan lambung, otot dan syaraf, daya ingat hilang, gemetar, ketakutan yang berlebihan, dan terkadang kejang. 2. Dampak negatif penyalahgunaan zat psikotropika Golongan Opium (morfin dan heroin), pada pemakaian yang terlalu banyak menyebabkan pingsan, atau bahkan mati. Jika pecandu menghentikan pemakaian opium akan menderita penyakit penghentian, dengan tanda-tanda seperti kejang, muntah, diare, berkeringat dan sukar tidur. Kanabis dan Obat halusinogen (LSD), menunjukkaan gangguanjiwa seperti acuh tak acuh, kebingungan, dan tertekan. Dampak secara psikis Dampak terhadap psikis (rohani), antara lain lamban kerja, ceroboh, sering tegang dan gelisah, hilang kepercayaan diri, apatis, pengkhayal, penuh curiga, agitatif, menjadi ganas dan tingkah laku yang brutal, sulit berkonsentrasi, perasaan kesal dan tertekan, cenderung menyakiti diri, perasaan tidak aman, bahkan bunuh diri. Dampak secara sosial Dampak sosial bagi pecandu zat psikotropika, antara lain gangguan mental, antisosial dan asusila, dikucilkan oleh lingkungan merepotkan dan menjadi beban keluarga, pendidikan menjadi terganggu, serta masa depan suram. Ciri-ciri ketergantungan zat adiktif dan psikotropika

Orang yang telah kecanduan zat adiktif dan psikotropika dapat kita lihat dari fisiknya. Ciri-ciri korban ketergantungan zat adiktif dan psikotropika adalah sebagai berikut. Mengalami gangguan pada sistem saraf (neurologis) Contoh gangguan pada sistem saraf, antara lain kejangkejang, halusinasi, gangguan kesadaran, dan kerusakan saraf tepi. Mengalami gangguan pada jantung dan pembuluh darah (kardiovaskuler). Gangguan pada jantung dan pembuluh darah, antara lain infeksi akut otot jantung dan gangguan peredaran darah. Mengalami gangguan pada kulit (dermatologis) Contoh gangguan pada kulit, antara lain penanahan (abses), alergi, dan eksim. Mengalami gangguan pada paru-paru (pulmoner) Contoh gangguan paru-paru, antara lain penekanan fungsi pernapasan, kesukaran bernapas, dan pengerasan jaringan paru-paru. Sering sakit kepala, mual-mual dan muntah, suhu tubuh meningkat, pengecilan hati, dan sulit tidur. Mengalami gangguan kesehatan reproduksi, yaitu pada endokrin, seperti penurunan fungsi hormon reproduksi (estrogen, progesteron, estosteron), serta gangguan fungsi seksual. Pada remaja perempuan, mengalami perubahan periode menstruasi, ketidakteraturan menstruasi, dan amenorhoe (tidak haid). Pencegahan dan penyembuhan akibat penggunaan zat adiktif dan psikotropika Pencegahan penyalahgunaan zat adiktif dan psikotropika adalah upaya yang dilakukan terhadap faktor-faktor yang berpengaruh atau penyebab, baik secara langsung maupun tidak langsung, agar seseorang atau sekelompok masyarakat mengubah keyakinan, sikap, dan perilakunya sehingga tidak memakai narkoba atau berhenti memakai zat adiktif dan psikotropika. Ada tiga tingkat pencegahan, yaitu sebagai berikut. Pencegahan Primer Pencegahan primer adalah upaya pencegahan agar orang sehat tidak terlibat penyalahgunaan zat adiktif dan psikotropika.

Pencegahan Sekunder Pencegahan sekunder adalah upaya pencegahan pada saat penggunaan sudah terjadi dan diperlukan upaya penyembuhan (terapi). Tahapan ini meliputi: 1) Tahapan penerimaan awal (initial intake) Tahapan ini dilakukan antara 1 sampai 3 hari dengan melakukan pemeriksaan fisik dan mental. 2) Tahapan detoksifikasi dan terapi komplikasi medik Tahapan ini dilakukan antara 1 sampai 3 minggu untuk melakukan pengurangan ketergantungan bahan-bahan adiktif secara bertahap. Pencegahan Tersier Pencegahan tersier adalah upaya untuk merehabilitasi mereka yang sudah memakai dan dalam proses penyembuhan. Tahap ini biasanya terdiri atas: 1) Tahapan stabilisasi Tahapan stabilisasi dilakukan antara 3 sampai 12 bulan, untuk mempersiapkan pengguna kembali ke masyarakyat. 2) Tahapan sosialiasi dalam masyarakat Tahapan ini dilakukan agar mantan penyalahgunaan zat adiktif dan psikotropika mampu mengembangkan kehidupan yang bermakna di masyarakat. Tahap ini biasanya berupa kegiatan konseling, membuat kelompok-kelompok dukungan, dan mengembangkan kegiatan alternatif. Kegunaan zat psikotropika dalam bidang kesehatan Morfin, terutama digunakan untuk menghilangkan rasa nyeri yang hebat yang tidak dapat diobati dengan analgetik non narkotik. Apabila rasa nyeri makin hebat maka dosis yang digunakan juga makin tinggi. Semua analgetik narkotika dapat menimbulkan adiksi (ketagihan). Morfin juga digunakan untuk mengurangi rasa tegang pada penderita yang akan dioperasi. Heroin, merupakan turunan morfin yang berfungsi sebagai depresant, misalnya meredakan batuk. Amfetamin, kafein dan kokain, digunakan untuk mengurangi depresi, menambah kewaspadaan, menghilangkan rasa kantuk dan lelah, menambah keyakinan diri dan konsentrasi, serta euforia.

Meperidin (sering juga disebut petidin, demerol, atau dolantin), digunakan sebagai analgesia. Obat ini tidak efektif untuk terapi batuk dan diare. Daya kerja meperidin lebih pendek daripada morfin. Metadon, digunakan sebagai analgesia bagi penderita rasa nyeri dan digunakan pula untuk terapi pecandu narkotika. Alkohol, digunakan sebagai zat desinfektan. Zat desinfektan adalah zat yang digunakan untuk membunuh kuman dan bakteri. Alkohol juga dipakai untuk mencuci alat-alat kedokteran. Kegiatan Pembelajaran Strategi Pembelajaran Model : Contekstual teaching learning (CTL) dan coorperatif learning Pendekatan Metode : Pendekatan konsep dan lingkungan : diskusi, ekspositori, dan demonstrasi

Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran Satu minggu sebelum penyampaian materi Zat Adiktif dan Psikotropika, Kegiatan Guru mengarahkan dan membimbing siswa untuk membentuk kelompok (5-6 siswa / kelompok). Pemberian lembar kerja siswa (LKS) tentang Zat Adiktif dan Psikotropika sebagai tugas kelompok sehingga memotivasi setiap siswa untuk membaca materi yang akan disampaikan pada pertemuan selanjutnya. Dan tugas tersebut akan didiskusikan pada pertemuan berikutnya. Alokasi Waktu 5

Pada pertemuan pertama Kegiatan KEGIATAN AWAL DAN APERSEPSI Guru mengucap salam dan mengecek kehadiran siswa. Alokasi Waktu 1

Siswa dikondisikan tempat duduknya sesuai dengan kelompok masing-masing Menggali pengetahuan siswa tentang materi yang akan dipelajari serta melihat sejauh mana pemahaman siswa setelah diberikan lembar kerja siswa (LKS) KEGIATAN INTI Setiap perwakilan kelompok mengambil undian untuk mempersentasikan tugas yang telah diberikan (LKS). Kelompok yang terpilih mempersentasikan tugasnya. Setiap kelompok diajak untuk aktif menanggapi jawaban kelompok yang presentasi di depan kelas bila ada perbedaan pendapat (sharing). Siswa menyimak tayangan video tentang zat aditif dan psikotropika yang terdapat dalam website pembelajaran. Diskusi kelompok untuk mengisi LKS yang berkaitan dengan video yang ditayangkan tersebut. Hal ini untuk melatih kemampuan siswa dalam mengemukakan pendapat, kerja sama, dan untuk menumbuhkan keyakinan betapa buruk dampak dari penyalahgunaan zat adiktif dan psikotropika. Refleksi, guru menyimpulkan hasil diskusi dan memberikan beberapa penekanan tentang dampak negatif dari penyalahgunaan zat adiktif dan psikotropika.

2 10 15 5

15

15

KEGIATAN PENUTUP Siswa membuat peta konsep dari materi yang baru dipelajari secara 9 berkelompok. Siswa diberi arahan bahwa akan diberikan postest pada pertemuan berikutnya mengenai materi yang baru saja disampaikan, serta 3 pemberian LKS untuk materi selanjutnya dan pemberitahuan akan diadakan kuis. Guru menginstruksikan siswa untuk membuka website pembelajaran untuk melihat peta konsep yang tepat dan membaca materi yang akan diujikan. 1 Guru menutup pelajaran dan mengucap salam.

Pada pertemuan kedua Kegiatan Alokasi Waktu

KEGIATAN AWAL DAN APERSEPSI Guru mengucap salam dan mengecek kehadiran siswa. Siswa dikondisikan untuk mengerjakan soal postest dari materi sebelumnya. Pengumpulan tugas LKS 2

1 5 2

KEGIATAN INTI Persiapan untuk kuis. Guru menyiapkan media dan siswa dikondisikan untuk duduk berkelompok. Penjelasan peraturan kuis yang akan dilaksanakan. Pelaksanaan kuis. Siswa menyimak penjelasan dari guru mengenai ciri-ciri ketergantungan zat adiktif dan psikotropika

5 5 20 15

KEGIATAN PENUTUP Siswa mengerjakan soal evaluasi yang diberikan guru. 20 Guru memberikan penekanan agar siswa berhati-hati terhadap 5 penyalahgunaan zat adiktif dan psikotropika. Guru menutup pelajaran dan mengucap salam. 2

Alat dan Sumber Belajar Alat Sumber : Papan tulis, spidol, LCD, dan laptop. : - Buku IPA SMP Kelas VIII (Rinie Pratiwi P, dkk) halaman 203. Buku IPA jilid II untuk SMP Kelas VIII (Wasis dan Sugeng Yuli Irianto) halaman 131. Modul sub bab zat adiktif dan psikotropika untuk SMP kelas VIII (kelompok 3 pendidikan kimia 2008).

Media Pembelajaran Video (dalam CD)

Mengetahui, Kepala Sekolah LKS (Lampiran 1) TTS (Lampiran 2) NIP. Power point (dalam CD) Website Evaluasi (Lampiran 3) Jenis evaluasi : kognitif

Bandung, ......................... 2010 Guru Mata Pelajaran

NIP.

Bentuk instrumen : tertulis (essay dan pilihan ganda)

Penilaian (Lampiran 4)

Anda mungkin juga menyukai