February 2009
LATAR BELAKANG
Salah satu tujuan dari Unicef untuk program bidang air dan lingkungan sanitasi adalah mendekatkan akses masyarakat terhadap pelayanan air bersih dan sanitasi Ada jurang besar dimana tingkat kebutuhan terhadap sanitasi besar namun tingkat permintaan masih rendah. Hal ini disebabkan persepsi masyarakat menilai sanitasi sebagai suatu pengeluaran bukan sebagai investasi Berdasarkan masalah penyediaan sarana sanitasi, Unicef berencana untuk mendukung keberadaan sentra produksi yang memproduksi produk yang murah dan terjangkau Karena alasan itu, dibutuhkan studi mengenai kondisi supply demand pelayanan sanitasi.
Sehingga, studi ini akan difokuskan pada kelayakan pembangunan sentra produksi sanitasi untuk mempertemukan potensi permintaan dengan program UNICEF
TUJUAN PENELITIAN
Memperoleh gambaran mengenai ketersediaan toko sanitasi, dan pelayanannya
Memperoleh gambaran lebih dalam mengenai ketersediaan tukang dan keterampilan mereka dalam membangun toilet
Memperoleh gambaran lebih dalam terhadap strategi pemasaran yang sudah dilakukan untuk program sanitasi Memperoleh gambaran lebih dalam mengenai motivasi dan hambatan yang ada sekarang dalam menggunakan toilet Memberikan rekomendasi yang jelas untuk memperkuat strategi pemasaran produk sanitasi dari segi demand, supply dan influencer
MODEL PENELITIAN
MARKET PLAYER
Produsen
INFLUENCER
Departemen kesehatan
Bappeda
Perilaku Pasar
Toko
Supplier
Strategi pemasaran:
Tukang
Kesehatan NGO
Pendidikan ke masyarakat
Demand
Bukan Pengguna Toilet
Pembuatan kebijakan
METODOLOGI PENELITIAN
Jenis sumber data
Research Methodology
Data sekunder
Data Primer
Desk Research
Metode kuantitatif
Metode kualitatif
Indepth Interview
Kepala Departemen Kesehatan Kepala Departemen PU Kepala Departemen perdagangan dan Industri Bapeda Pemuka agama/adat NGO Toko sanitasi
Masyarakat umum
RUANG LINGKUP
WILAYAH NTB
Kabupaten Lombok Tengah Kotamadya Mataram
NTT
Kabupaten Belu Kabupaten Timor Tengah Selatan
PAPUA
Kotamadya Jayapura Kabupaten Jayawijaya
Demand
Harga produk sanitasi yang ada sekarang Pengeluaran untuk Membayar Toilet Umum/bersama Pendapatan User dan Non User Toilet Tingkat Pemahaman mengenai Pentingnya Penggunaan Toilet Kepuaasan User Toilet terhadap Kondisi Toiletnya Yang Sekarang
Supply
Harga Barang Yang Dijual Oleh Toko Prospektif usaha di bidang sanitasi Penggunaan Teknologi Oleh Tukang Dalam Membangun Toilet
Influencer Kegiatan Yang dilakukan Influencer Peran Influencer Dalam Mempengaruhi Keinginan Memiliki Toilet
TT 7%
14.3% 46.4% 78.4% 39.2% Keramik Semen 7.2% 14.4%
Duduk 3%
Lainnya
Jongkok 90%
U rb a
R ur al
Bagaimana kondisi saluran pembuangan kotoran dari jamban yang kamu miliki/gunakan
31.7% Urban
74.2%
66.1%
Urban Rural
30.5% 16.0%
Rural 55.4%
TT
TM
Lokasi Toilet
Kondisi Lantai
(khusus yang menggunakan jamban di rumah) Lokasi dan kondisi jamban yang kamu miliki/gunakan?
Membangun Toilet
Kondisi Air
Perlu dilakukan perbaikan
Kapan Jamban itu dibangun? Bagaimana kondisi air di jamban yang kamu miliki/gunakan
Saluran Pembuangan
Kondisi toilet yang dimiliki oleh para user tidak sepenuhnya dalam kondisi baik. Ada yang perlu diperbaiki agar semakin sehat dan nyaman
Hal Yang Perlu Diperbaiki : Lokasi toilet yang masih semi terbuka di luar rumah Kondisi lantai yang masih berbahan kayu dan tanah Toilet yang sudah berumur lebih dari 10 tahun Kondisi air yang masih keruh dan berbau
Kemana kotoran dari jamban yang kamu gunakan/miliki disalurkan
Saluran pembuangan yang masih menggunakan cubluk, got, kali atau laut
Apakah kamu merasa nyaman terhadap jamban yang digunakan/dimiliki saat ini Base : User Toilet (n=514)
Ditinjau dari segi kepuasan user toilet terhadap kondisi toilet yang dimiliki sekarang, pada umumnya mereka masih nyaman dengan kondisi yang ada. Hanya sebagian kecil (11,5%) yang merasakan sudah tidak nyaman terhadap toilet mereka
Terlalu dekat dengan dapur Berbau karena sudah lama Dindingnya masih menggunakan daun kelapa Belum ada atapnya Kotor Air tidak lancar
Jika dilihat di setiap propinsi, tingkat kebutuhan non user toilet di daerah Nusa Tenggara tinggi. Hal ini menggambarkan bahwa Potensial Market toilet di Nusa Tenggara cukup besar. Sedangkan kebutuhan akan toilet yang paling rendah terdapat di daerah Papua. Mereka (71%) merasa belum butuh terhadap sanitasi karena sudah terbiasa buang hajat di alam dan harganya yang mahal serta sulit di dapat
Alasan Tingkat Kebutuhan Terhadap Jamban (n=58)
Alasan Sudah terbiasa buang hajat di alam Tidak Perlu Barangnya mahal dan sulit di dapat
Jumlah (%) 66 3 12
Sudah tradisi
TM (Tidak Menjawab)
3
16
Apakah dalam waktu dekat (kurang dari 6 bulan) keluarga Kamu akan berencana membangun jamban Base : All Responden Non User dan Usen jamban non pribadi (n=573)
Bagi non user yang memiliki keinginan membangun toilet, secara garis besar mereka menginginkan toilet yang banyak digunakan oleh User toilet
Bagaimana kondisi lantai jamban yang rencananya akan anda bangun Base : Non user dan User Toilet bersama/umum (n=212)
Bagaimana kondisi dinding jamban yang rencananya akan anda bangun Base : Non user dan User Toilet bersama/umum (n=212)
Konstruksi kloset yang ingin dibangun adalah : 1. Kloset siram 2. Model Jongkok 3. Tidak Bermerk 4. Buatan Tukang 5. Materialnya dari semen
1. Konstruksi saluran pembuangan yang diinginkan adalah septic tank 2. Lokasi bangunan berada diluar dan tertutup 3. Lantai semen penuh 4. Berdinding pbata/batako
Merek kloset yang rencananya akan anda bua Base : Non user dan User Toilet bersama/umum (n=212)
Bagaimana kondisi saluran pembuangan kotoran dari jamban yang rencananya akan anda bangun Base : Non user dan User Toilet bersama/umum (n=212)
Material kloset yang rencananya akan anda buat Base : Non user dan User Toilet bersama/umum (n=212)
Pertimbangan utama yang diperhitungkan dalam memilih material Toilet yang akan dibangun adalah harga. Semakin terjangkau harga yang ditawarkan, maka akan semakin menarik masyarakat untuk membeli produk sanitasi Harga Yang Diharapkan
Material Kloset Keramik Penilaian Harga Termahal Harga Termurah Harga Termahal Harga Termurah Harga Termahal Harga Termurah Harga Termahal Harga Termurah NTB NTT Papua
Rp. 200,000
Rp. 60,000 Rp. 150,000 Rp. 80,000 Rp. 35,000 Rp. 25,000 Rp. 50,000 Rp. 30,000
Rp. 85,000
Rp. 45,000 Rp. 80,000 Rp. 50,000 Rp. 70,000 Rp. 50,000 -
Rp. 300,000
Rp. 200,000 Rp. 200,000 Rp. 100,000 Rp. 300,000 Rp. 200,000 -
Semen
Ubin
Berikut adalah gambaran mengenai harapan user dan non user toilet terhadap harga kloset. NTB, harga kloset termurah adalah kloset berbahan ubin dan plastik. Sedangkan di NTT, kloset berbahan ubin dan semen. Sama dengan NTT, di Papua kloset berbahan ubin dan semen memiliki harga yang relatif murah
Plastik
Kira - kira berapa harga termahal produk jamban, tapi masih mungkin terbeli oleh Anda, n=1020 Kira - kira berapa harga yang menurut Anda murah, sehingga Anda merasa layak membelinya , n=1020
Tingkat pendapatan masyarakat di 3 propinsi yang diamati yaitu NTB, NTT dan Papua menggambarkan kondisi ekonomi rumah tangga, dimana : 1. NTB , sebagian besar masyarakatnya memiliki pendapatan antara Rp. 500,000 Rp. 1,000,000 2. NTT, sebagain besar masyrakatnya termasuk dalam golongan ekonomi lemah < Rp. 500,000 3. Papua, tingkat ekonomi masyarakatnya paling tinggi dibandingkan dua propinsi yang diamati. Masyarakatnya sebagian besar berpenghasilan > Rp. 1,000,000
Melihat kondisi keuangan yang ada pada user dan non user toilet , hal ini berpengaruh terhadap karakteristik pemilihan material kloset.
Material Kloset Yang Paling Diminati : 1. NTB : Keramik 2. NTT : Semen 3. Papua : Semen
Sebagian besar masyarakat di NTB belum mengerti tentang pentingnya penggunaan jamban. Penyuluhan pentingnya penggunaan jamban sangat diperlukan di propinsi ini
Apakah kamu tahu tentang pentingnya menggunakan jamban terutama jamban pribadi
Banyaknya masyarakat di NTT yang mengerti tentang pentingnya penggunaan jamban menjadi peluang dalam pemasaran produk sanitasi, khususnya kloset
Sama halnya dengan NTB, Masyarakat papua banyak yang belum mengerti pentingnya penggunaan jamban. Tidak heran apabila tingkat kebutuhan akan toilet pun masih rendah
Citra Pentingnya Penggunaan Toilet : 1. NTB : Rendah 2. NTT : Tinggi 3. PAPUA : Rendah
USER TOILET
No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7
PENTINGNYA MENGGUNAKAN TOILET Kesehatan Keamanan (terutama bagi perempuan) Kenyamanan Privacy Kemudahan (tidak repot) Harga Diri (Status Sosial) Tidak tahu
0.63 55.7
0.45 1.8
0.7 1.4
Pemahaman terhadap pentingnya penggunaan jamban bagi user dan non user toilet kurang lebih sama, yaitu untuk kesehatan, keamanan dan kenyamanan Semakin paham masyrakat akan pentingnya penggunaan jamban, maka akan mempengaruhi perilaku demand mereka terhadap produk-produk sanitasi
Alasan
Kepercayaan (Budaya)
Masalah keuangan Sulitnya air bersih Kondisi rumah yang tidak memungkinkan
Base : Non User Toilet
2.3
93 13.9
4.4
97.4 11.3 0.9
7.7
100 -
10.4
97 1.8
60.7
53.6 8.9
93.1
9.8 -
Jika dilihat lebih jauh di daerah urban dan rural terlihat bahwa alasan tidak menggunakan toilet : Faktor Ekonomi menjadi hambatan utama dalam memperoleh pelayanan sanitasi terutama untuk Propinsi NTB dan NTT Sedangkan di Papua, Faktor utama yang dapat menghambat kepemilikan atau penggunaan fasilitas sanitasi (toilet) adalah faktor budaya. Sehingga, dalam pendekatan ke masyarakat diperlukan sentuhan terhadap budaya setempat agar mudah dimengerti dan diterima
Penilaian Harga Termahal Harga Termurah Harga Termahal Harga Termurah Harga Termahal Harga Termurah Harga Termahal Harga Termurah
NTB Rp. 75,000 Rp. 50,000 Rp. 65,000 Rp. 55,000 Rp. 47,000 Rp. 45,000
Papua Rp. 500,000 Rp. 400,000 Rp. 300,000 Rp. 150,000 Rp. 673,000 Rp. 300,000 -
Pemberian harga yang ditawarkan oleh pihak toko ke konsumen dipengaruhi oleh tempat mendapatkan produkproduk sanitasi khususnya toilet. Semakin jauh tempat untuk mendapatkan produk kloset maka akan semakin mahal harga yang ditawarkan oleh toko
Bagi responden yang memiliki pengalaman membeli kloset di toko sanitasi, harga yang ditawarkan terbilang mahal. Sedangkan harga menjadi pertimbangan utama dalam perilaku membeli kloset
Dimanakah lokasi distributor/ pabrik/toko tempat anda mendapatkan peralatan toilet (kloset) untuk dijual tersebut
63.0%
33.0%
Denpasar
7.0%
Sebagian besar produk sanitasi yang ada di wilayah timur Indonesia berasal dari Jawa (Jakarta dan Surabaya). Hal ini sangat berpengaruh terhadap penyediaan produk sanitasi di sana. Selain ongkos transportasi yang mahal, mereka pun kadang terkendala dengan akses transportasi
Jumlah penjualan kloset di Papua belum terlalu signifikan. Lain halnya dengan NTB dan NTT, di kedua propinsi ini lebih terlihat cukup signifikan , sehingga usaha ini dinilai prospektif oleh para toko bangunan/sanitasi yang menjual produk kloset
Tingkat kebutuhan masyarakat semakin meningkat Masyarakat sudah mulai mengerti kesehatan Sudah mulai ada kesadaran dalam menggunakan toilet
Meskipun di Papua, penjualan kloset tidak terlalu signifikan, mereka pada umumnya menilai usaha ini prospektif. Bagi toko yang menilai usaha menjual kloset kurang prospektif karena produk yang dijual belum banyak masyarakat yang menggunakannya
Keberadaan tukang dalam pembangunan toilet di NTB dan papua sangat berperan. Terlihat dari pembangunan toilet dibangun oleh tukang. Sedangkan NTT, peran si tukang tidak terlalu signifikan. Mereka lebih banyak yang membangun sendiri dengan alasan untuk menghemat biaya pembangunan.
Material plat jongkok/duduk yang sering dibuat Base : Tukang Toilet (n=30)
Material kloset yang sering dibangun oleh tukang adalah semen. Khususnya di daerah NTT dan Papua. Kloset dengan material semen memang lebih murah dibandingkan keramik. Sehingga banyak yang lebih memilih kloset semen . Sedangkan di NTT, tukang lebih banyak membangun kloset keramik , karena perbedaan harga antara semen dengan keramik tidak terlalu jauh dengan kualitas yang lebih baik
Pekerjaan sebagai Tukang hanya dijadikan sebagai pekerjaan sampingan karena waktu yang tidak bisa terprediksi dan pendapatan yang kurang menjanjikan jika dijadikan satu-satunya sumber pendapatan
Bagaimanakah sistem pembayaran yang anda terima untuk pembangunan Jamban (n=30) Sistem Pembayaran Harian 26.7% Paket Borongan 73.3% Harian Paket Borongan Minimum Rp30,000 Minimum Rp250,000 Maksimum Rp150,000 Maksimum Rp750,000 Rata-rata Rp45,000 Rata-rata Rp500,000
Sebulan sekali
Tidak Tentu
Pada umunya, tukang hanya melakukan pekerjaan membangun toilet apabila kalau ada pesanan.
Pada umumnya pendapatan rata rata perbulan si Tukang antara Rp 500,000 - Rp 1,000,000. Akan tetapi masih banyak juga tukang yang berpenghasilan Rp 250,000 bahkan kurang
KETERAMPILAN TUKANG
Pengetahuan Toilet Sehat Tukang
Pengalaman Frekuensi
Base : Tukang yang mempertimbangkan kesehatan (n=25) Sebutkan contoh hal apa yang anda lakukan supaya jamban yang anda bangun tidak mengganggu kesehatan/kebersihan pemiliknya/lingkungan
Pengetahuan tukang dalam membangun toilet sudah mengarah ke pembangunan toilet yang sehat namun karena beberapa kendala seperti lokasi lahan yang sulit dibangun, peralatan yang terbatas maka dalam prakteknya seringkali membangun toilet berjarak kurang dari 10 meter
PERAN INFLUENCER
Kegiatan Promosi
Menyusun program untuk meningkatkan kondisi yang kondusif bagi peningkatan fasilitas sanitasi Mendorong masyarakat untuk meninggalkan kebiasaan lamanya melakukan BAB di tempat terbuka Belum terlihat adanya peran dari influencer yang secara nyata mempengaruhi masyarakat dalam sanitasi. Hal ini dapat diketahui dari masih banyaknya masyarakat yang belum mengerti pentingnya penggunaan toilet Begitupun dengan kegiatan memasarkan produk sanitasi. Sedikit sekali toko yang pro aktif dalam memasarkan produk sanitasi.
Kegiatan Pemasaran
Memasarkan produk sanitasi Menyediakan berbagai pilihan produk sanitasi agar memudahkan konsumen dalam menentukan pilihan
Adakah orang / lembaga yang pernah memberikan penyuluhan / sosialisasi tentang jamban yang sehat atau hal-hal terkait sanitasi lingkungan kepada Kamu sebelumnya
Pemerintah pusat (8.6%) Pemerintah lokal (5.1%) Organisasi masyarakat (0.8%) LSM dari dalam (0.1%) LSM dari luar (0.1%) BKM kelurahan (0.1%) AKL (0.1%) PHBS (0.1%) Mahasiswa (0.1%) TT (0.5%)
Adakah jenis promosi yang dilakukan oleh toko anda untuk meningkatkan omzet penjualan peralatan sanitasi (toilet) di toko anda
Pemerintah
Keterbatasan dana untuk pembangunan sanitasi Rendahnya kualitas sumber daya manusia untuk melakukan pelatihan/penyuluhan Keterbatasan media untuk mencapai masyarakat Rendahnya kerjasama dengan pihak swasta
NGO/LSM
Sumber dana yang terbatas, yang ada selama ini dari NGO asing, sedikit sekali bantuan dari pemerintah atau pihak swasta Masih sedikit NGO yang bergerak di bidang sanitasi dan air bersih Mendukung pemerintah untuk kegaiatan perbaikan sanitasi dan air bersih
Action
Action
Sektor Swasta
Hambatan
Hambatan
Pasif dalam melakukan kegiatan promosi untuk produk-produk yang mereka jual Belum banyak kerjasama yang dilakukan dengan pihak pemerintah ataupun pihak lainnya dalam pemasaran produk sanitasi Pada umumnya mereka tidak banyak melakukan kegaiatan untuk memasarkan produk sanitasi
Rendahnya pengetahuan pemimpin tradisional mengenai sanitasi dan air bersih Sedikitnya inisiatif dari pemimpin tradisional untuk meningkatkan kondisi sanitasi di lingkungannya
Action
Action
AKAR MASALAH
Influencer Side
Demand Side
Supply Side
Keterbatasan dana
Citra
Tingkat pendapatan
REKOMENDASI
Perlunya pembuatan kebijakan khusus menangani sanitasi Penyediaan alokasi dana untuk program sanitasi Peningkatan program sosialisasi Penambahan jumlah dan kualitas tenaga sosialisasi
Meningkatkan penyuluhan tentang manfaat yang diperoleh dari produk-produk sanitasi Mendesain produk sanitasi yang sesuai dengan kebutuhan dan minat calon user toilet Menyediakan produk sanitasi yang terjangkau dan didesain sesuai dengan minat masyarakat
Penyediaan produk sanitasi yang terjangkau baik dengan production center, jaringan supply sanitasi atau penyuluhan pembuatan sanitasi
Demand Side
Supply Side
Permintaan rendah
Rendahnya Kegiatan promosi Kurangnya kerjasama dengan pihak lain Kurangnya tenaga marketing
Keterbatasan dana
Harga barang pengganti Banyak barang pengganti yang harga nya lebih murah bahkan gratis
Citra
Tingkat pendapatan
Pelatihan terhadap tenaga fasilitator Menyisihkan dana khusus untuk peningkatan SDM penyuluhan Membangun kerjasama baik dengan pihak swasta, masyarakat maupun NGO/LSM sebagai sumber pendanaan
Menyediakan produk sanitasi yang terjangkau dan didesain sesuai dengan minat masyarakat Jenis kloset yang diminati adalah jongkok dengan berbahan keramik, Saluran pembuangan septic-tank, bangunan toilet di dalam rumah, dengan lantai semen penuh Memberikan keringanan pembayaran untuk material pembangunan toilet
Membantu kegiatan promosi untuk pemasaran produk sanitasi Meningkatkan kegiatan promosi dengan menggunakan media baik underline maupun above line
Influencer Side
Demand Side
Supply Side
Permintaan rendah
Keterbatasa n dana
Citra
Tingkat pendapatan
Mencari tenaga fasilitator untuk melakukan pemasaran produk sanitasi murah ke masyarakat Menyisihkan dana untuk mensubsidi tukang dan toko dalam memproduksi dan memasarkan produk sanitasi
Menyediakan produk dan material pembangunan sanitasi yang murah Desain produk sanitasi disesuaikan dengan minat masyarakat seperti bentuk kloset jongkok non siram, berbahan semen, lokasi toilet di luar rumah tertutup, menggunakan dinding bilik (anyaman bambu), saluran pembuangan ke cubluk Peningkatan kegiatan pemberdayaan masyarakat untuk membangun toilet. Mengingat tenaga tukang tidak terlalu berperan dalam pembangunan toilet (CLTS)
Membangun kerjasama dengan influencer setempat dalam menyediakan produk sanitasi yang terjangkau Memberikan insentif bagi toko yang memberikan kemudahan bagi masyarakay untuk menjual produk sanitasi yang terjangkau
Belum adanya program khusus untuk sanitasi Kurangnya perhatian pemerintah Alokasi dana terbatas Harga produk kloset
Keinginan membangun Toilet Rendah Harga barang pengganti Banyak barang pengganti yang harga nya gratis (tidak dipungut biaya)
Prospektif usaha bidang sanitasi kurang Masih banyaknya masyarakat yang belum menggunakan Tingginya harga bangun toilet
Citra
Tingkat pendapatan
Menyusun programprogram atau aturan pemerintah untuk pembangunan sanitasi Mengalokasikan dana khusus untuk sanitasi Membnagun kerjasama dengan pihak lain untuk penyediaan tenaga penyuluh Meningkatkan perhatian pemerintah terhadap sanitasi
Meningkatkan kegiatan penyuluhan mengenai manfaat yang diperoleh apabila menggunakan produk-produk sanitasi Mendesain produk sanitasi yang sesuai dengan karakter atau minat masyarakat Papua, seperti : kloset jongkok, lokasi toilet di luar rumah tertutup, lantai bersemen penuh, material kloset dari semen dan keramik, ada penampung bak khusus air, saluran pembuangan septic-tank Pemberian subsidi untuk pembangunan toilet bagi masyarakat berpenghasilan rendah dan masyarakatnya sulit menjangkau fasilitas sanitasi yang ada
Membangun kerjasama dengan influencer setempat dalam menyediakan produk sanitasi yang terjangkau Memberikan insentif bagi toko yang memberikan kemudahan bagi masyarakay untuk menjual produk sanitasi yang terjangkau
Pemukiman padat Memusat Potensi pasar yang Tinggi Ada akses transportasi Tersedia Tukang sebagai tenaga kerja Tersedia bahan baku
Keunggulan
Kriteria
Pemukiman padat Memusat Potential Market Tinggi Ada akses transportasi Tersedia Tukang sebagai tenaga kerja Tersedia bahan baku Tersedia tenaga fasilitator
Keunggulan
Kriteria
Kriteria Pemukiman jarang Menyebar Potential market tidak terlalu tinggi Akses transportasi sulit Tersedia bahan baku
Masyarakat desa tidak perlu ke kota untuk mendapatkan sarana sanitasi yang terjangkau Menekan biaya produksi dan pemasaran toilet karena tersedianya faktor kemudahan pada kegiatan produksi dan pemasaran Memberikan dampak ekonomi bagi masyarakat sekitar Mendapatkan prasarana sosial ekonomi dalam jangkauannya
Kelemahan
Investasi dan resiko bisnis pemasaran jaringan lebih kecil dibandingkan membangun bisnis korporat tradisional. Tukang masih bisa melakukan pekerjaan sampingan lainnya Memanfaatkan jaringan pemasaran yang sudah ada Tidak membutuhkan dana yang sangat besar
Kelemahan :
Keunggulan : Bisa menjangkau wilayah yang sangat sulit untuk di jangkau Biaya produksi lebih murah Bisa membuka peluang pekerjaan baru Berhubungan langsung dengan masyarakat yang tidak punya akses untuk mendapatkan fasilitas sanitasi
Membutuhkan alokasi lahan yang cukup luas Membutuhkan biaya yang cukup besar untuk pembangunan sarana produksi, penunjang produksi dan pemasaran Sulitnya menjaga sustainability produk sanitasi Harus membentuk jaringan pemasaran
Alternatif :
Tidak banyak berpengaruh terhadap pembangunan fasilitas umum di lingkungan sekitar Sedikitnya saluran pemasaran bagi Tukang untuk menjual produk sanitasi Harga produksi dan pemasaran bisa lebih tinggi Ketergantungan masyarakat terhadap fasilitator tinggi
Alternatif : Perlunya campur tangan pemerintah dalam penyediaan tenaga fasilitator Perlunya pengawasan pemerintah dalam penentuan harga yang diberikan kepada masyarakat untuk produk sanitasi
Perlunya kerjasama yang berkelanjutan antara pihak pemerintah, swasta dan masyarakat Perlu adanya diversifikasi produk yang lebih beragam dan inovatif
Tukang
Toko Bangunan/Sanitasi
Peningkatan Keterampilan tukang Pembentukan forum komunikasi tukang Program pembinaan/pelatihan pilihan teknologi produk Penyuluhan mengenai perawatan lingkungan dan peralatan
Pengembangan dan pemantapan jaringan distribusi pemasaran Bantuan modal untuk pemasaran Penyuluhan pengembangan pasar Penentuan target pasar
Meningkatkan kegiatan penyuluhan mengenai sanitasi Mengusung tema-tema yang berkembang di masyaralat (kesehatan, keamanan dan kenyamanan, prestise, dsb) Melakukan pendampingan untuk merubah kebiasaan BAB di tempat terbuka
PERAN INFLUENCER
Fasilitator
Fasilitator
Fasilitator
Peran Influencer Terhadap Fasilitator Menyediakan tenaga fasilitator yang terampil Memberikan pelatihan untuk melakukan pemasaran dan pendampingan ke masyarakat Peran Influencer Terhadap Konsumen Menggunakan media yang sering digunakan untuk mendapatkan informasi Melakukan pendampingan untuk merubah kebiasaan BAB di tempat terbuka
Fasilitator
Peran Influencer Terhadap Konsep Penyuluhan Pembuatan Sanitasi Influencer mengirim tenaga fasilitator untuk memberikan pelatihan mengenai pembangunan Toilet baik yang sederhana maupun yang sudah lengkap Pelatihan diberikan kepada tukang-tukang bangunan/sanitasi yang ada Memberikan subsidi ataupun pinjaman untuk membangun toilet ke masyarakat Memberikan penyuluhan tentang pentingnya penggunaan Toilet ke masyarakat
KONSEP KEUANGAN
Subsidi
Tingkat kebutuhan rendah Masyarakatnya belum banyak yang mengenal sanitasi Masyarakat belum terlalu memprioritaskan membangun toilet dalam pengeluaran rumah tangga mereka
Tingkat kebutuhan tinggi Pemberian Kondisi keuangan kurang mendukung untuk Pinjaman Kredit membangun sarana toilet Masyarakat sudah mulai aware tentang sanitasi
Sumber Keuangan : Pemerintah Pusat Pemerintah kabupaten Pemerintah Kotamadya NGO UKM Kelompok Masyarakat Kelompok Koperasi Rumah Tangga