KARAKTER TRANSPORTASI
1. 2. 3. 4. 5.
High Invest High Technology High Risk International Regulation Character Composite Regulation
KEGIATAN TRANSPORTASI
PEMBINA Pengaturan : Norma, Standar, Pedoman, Kriteria,
Perencanaan, dan Prosedur serta persyaratan Pengendalian : Pemberian Arahan, Bimbingan, Pelatihan, Perizinan, Sertifikasi, serta Bantuan Teknis Pengawasan : Audit, Inspeksi, Survei, Pengujian (test), Tindakan Korektif dan Penegakan Hukum
Pemerintah Pusat
PEMBINA
Pemerintah Daerah Pemerintah sebagai Pembina Organisasi terpisah, dengan Pemerintah sebagai Penyedia Jasa, Pemerintah Pada Penyedia Jasa dalam arti kepemilikan.
PENYEDIA JASA
PENYEDIA JASA
PENGGUNA JASA
Swasta
Badan Hukum Indonesia
Pemerintah
Unit Pelaksana Teknis Badan Usaha Milik Negara/Daerah
Perseorangan
TATANAN PER-UU-AN
NORMA
STANDAR TRANSPORTASI
PERATURAN DAERAH
PERATURAN GUBERNUR/ WALIKOTA/ BUPATI
PROSEDUR
KRITERIA
KEAMANAN
KESELAMATAN
PELAYANAN
PELAYANAN
PENYEMPURNAAN REGULASI BIDANG TRANSPORTASI PARADIGMA BARU 1. Pemisahan tugas dan fungsi Regulator dan Operator; Penghapusan Monopoli; Peningkatan Keamanan, Keselamatan dan Pelayanan; Peningkatan Kualitas dan Kuantitas SDM; Otonomi Daerah; Peningkatan peran serta swasta dan masyarakat Kelestarian Lingkungan
1. 2. 3. 4. UU NO. 23/2007 TTG PERKERETAAPIAN UU NO. 17/2008 TTG PELAYARAN UU NO. 1/2009 TTG PENERBANGAN UU NO. 22/2009 TTG LLAJ
2. 3.
4.
5. 6.
7.
BARU
UU NO 23 TAHUN 2007
PERKERETAAPIAN
PELAYARAN
PENERBANGAN
UU NO 15 TAHUN 1992
UU NO 1 TAHUN 2009
UU NO 14 TAHUN 1992
UU NO 22 TAHUN 2009
Direncanakan 9 (Sembilan) RPP : 1. RPP PEMBANGUNAN DAN PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP BANDAR UDARA telah disampaikan kepada Kementerian Sekretariat Negara untuk mohon penetapan Presiden RI; 2. 8 (delapan) RPP masih dalam pembahasan 1. 2. 3. 4. PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG MANAJEMEN DAN REKAYASA, ANALISIS DAMPAK, SERTA MANAJEMEN KEBUTUHAN LALU LINTAS; PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 37 TAHUN 2011 TENTANG FORUM LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN; RPP TATA CARA PEMERIKSAAN KENDARAAN BERMOTOR DI JALAN DAN PENINDAKAN PELANGGARAN LLAJ, dan RPP KENDARAAN masih dalam pembahasan pengharmonisasian di Kementerian Hukum dan HAM; 8 (delapan) RPP masih dalam pembahasan intern PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG ANGKUTAN MULTIMODA; RPP PENYELENGGARAAN SDM BIDANG TRANSPORTASI DAN RPP INVESTIGASI KECELAKAAN TRANSPORTASI masih dalam pembahasan pengharmonisasian di Kementerian Hukum dan HAM
UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN
UNDANG-
1. 2.
b. Kewenangan :
b. Kewenangan :
Lanjutan .
9. Izin usaha angkutan laut diterbitkan oleh Bupati/Walikota bagi badan usaha yang berdomisili dalam wilayah Kabupaten/Kota dan beroperasi pada lintas pelabuhan dalam wilayah Kabupaten/Kota; Izin usaha angkutan laut pelayaran rakyat oleh Gubernur dan/atau Walikota; Izin usaha angkutan sungai dan danau oleh Gubernur dan/atau Bupati/Walikota; Izin usaha angkutan penyeberangan oleh Gubernur DKI Jakarta dan Bupati/Walikota; Izin usaha bongkar muat barang oleh Gubernur; Izin usaha jasa pengurusan transportasi diberikan oleh Gubernur; Izin usaha angkutan perairan pelabuhan oleh Gubernur; Izin usaha penyewaan peralatan angkutan laut atau peralatan jasa terkait dengan angkutan laut; Izin usaha tally mandiri oleh Gubernur; Izin usaha depo peti kemas oleh Gubernur; Izin usaha perawatan dan perbaikan kapal oleh Bupati/Walikota; Izin operasi angkutan sungai dan danau untuk kepentingan sendiri.
10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20.
c.
Undang-Undang No. 22 Th. 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
Urusan Pemerintah Daerah (Propinsi, Kabupaten dan Kota) : a. Peraturan Daerah terkait dengan : 1. Pembinaan : a) penetapan sasaran dan arah kebijakan sistem Lalu Lintas dan angkutan Jalan sesuai kewenangannya; b) pemberian bimbingan, pelatihan, sertifikasi, dan izin kepada perusahaan angkutan umum sesuai kewenangannya. c) pengawasan terhadap pelasksanaan lalu lintas dan angkutan jalan sesuai kewenangannya 2. Rencana Induk Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Provinsi, Kabupaten/Kota 3. Penyusunan Jaringan Lintas dan Penetapan Jaringan Lintas Angkutan Barang tingkat Provinsi, Kab/Kota 4. Penetapan kelas jalan untuk jalan Provinsi, Kab/Kota 5. Daerah Lingkungan Kerja Terminal di Provinsi, Kab/Kota 6. Penetapan lokasi dan pembangunan fasilitas parkir untuk umum 7. Penetapan jenis dan penggunaan Kendaraan tidak bermotor sesuai dg karakteristik dan kebutuhan daerah 8. Penetapan kebijakan penggunaan jaringan jalan dan gerakan lalu lintas untuk jalan Provinsi, Kab/Kota
Lanjutan .
9. Penetapan Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas untuk jalan Provinsi, Kab/Kota 10. Penetapan Manajemen kebutuhan lalu lintas untuk jalan Provinsi, Kab/Kota 11. Penyusunan rencana umum jaringan trayek dan kebutuhan kendaraan bermotor umum provinsi, Kab/kota sesuai kewenangan 12. Penetapan tarif penumpang kelas ekonomi sesuai kewenangannya.
b.
Kewenangan :
1. 2. Pengesahan Rancang Bangun Terminal Penumpang dan Angkutan Barang Provinsi, Kab/Kota. Penyediaan Fasilitas Pendukung penyelengaraan Lalu lintas dan angkutan Jalan, meliputi: a) trotoar; b) lajur sepeda; c) tempat penyeberangan pejalan kaki, halte, dan fasilitas khusus bagi penyandang cacat dan manula. Penyediaan perlengkapan jalan oleh pemerintah provinsi, Kab/kota pada setiap ruas jalan provinsi, Kab./kota Pemeriksaaan pengujian berkala kendaraan bermotor yg dilaksanakan oleh Unit pelaksana pengujian pemerintah Kab/kota Izin penyelenggaraan bengkel umum oleh pemerintah Kab/kota berdasarkan rekomendasi Kepolisian Pengawasan bengkel umum dilaksanakan pemerintah Kab/kota
3.
4.
5. 6.
Lanjutan .
7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. Pelaksanaan Manajemen dan rekayasa Lalu Lintas untuk jalan provinsi, Kab/Kota Pelaksanaan Manajemen kebutuhan lalu lintas untuk jalan provinsi, Kab/Kota Penyelenggaraan Sistem Informasi dan Komunikasi LLAJ di Provinsi, Kab/Kota Penyidikan dan Penindakan Pelanggaran Lalu Lintas dan Angkutan Jalan oleh PPNS Izin penyelenggaraan Angkutan orang dalam trayek sesuai kewenangannya Izin penyelenggaraan Angkutan orang tidak dalam trayek sesuai kewenangan Pengoperasian dan perawatan alat penimbangan yang dipasang secara tetap dilakukan oleh unit pelaksana penimbangan yg ditunjuk oleh Pemerintah.
c.
Kewajiban :
1. Menjamin tersedianya angkutan umum untuk orang dan/atau barang. 2. Menjamin terselenggaranya diklat tenaga mekanik dan diklat pengemudi
Acuan Pemerintah Daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota dalam penyediaan aksesibilitas transportasi yang berhak diperoleh setiap warga secara minimal
MAKSUD DAN TUJUAN PENYUSUNAN SPM Pemerintah Pusat menyusun SPM dengan maksud dan tujuan perlindungan hak konstitusional; kepentingan nasional; ketentraman dan ketertiban umum; keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia dan komitmen nasional sehubungan perjanjian dan konvensi internasional
Pemerintah Propinsi berdasarkan SPM dari Pusat dalam kapasitasnya sebagai wakil Pemerintah Pusat di Daerah memfasilitasi Kabupaten dan Kota yang ada dalam wilayah kerjanya untuk menerapkan dan mencapai SPM
Pemerintah Daerah menerapkan SPM dengan pengertian bahwa pusat pelayanan yang paling dekat dengan masyarakat adalah di tingkat Daerah c.q. Kabupaten/Kota
18
JENIS PELAYANAN
PROVINSI
GUBERNUR
INDIKATOR
KABUPATEN/KOTA
BUPATI/WALIKOTA
LLAJ
1. 2. 3. 4. 5. 6. Jaringan Pelayanan Jaringan Prasarana Fasilitas Perlengkapan; Pengujian KB; Keselamatan SDM
ASDP
1. 2. 3. 4.
LAUT
1.
Tidak mengatur SPM di bidang Perkeretaapian dikarenakan belum siapnya daerah dalam menyelenggarakan perkeretaapian yang memerlukan investasi sangat besar; 2. Tidak mengatur SPM di bidang Perhubungan Udara dikarenakan pelayanan transportasi udara tidak mengenal batas wilayah administratif dan sangat tidak ekonomis apabila menempuh jarak antar kabupaten/kota yang hanya berbilang beberapa kilometer.
PEMBANGUNAN
PENYELENGGARAAN
BLUE PRINT
STANDAR TEKNIS
TATANAN TRASPORTASI STANDAR OPERASI SISTEM TRANSPORTASI NASIONAL RENCANA INDUK TRASPORTASI NASIONAL RENCANA STRATEGIS TRANSPORTASI STANDAR PELAYANAN
NSPK
STANDAR PELAYANAN MINIMAL Ketentuan mengenai jenis dan mutu pelayanan dasar yang merupakan urusan wajib daerah yang berhak di peroleh setiap warga secara minimal
MENTERI
GUBERNUR
BUPATI/ WALIKOTA
Inspektorat Provinsi
Inspektorat Kabupaten/Kota
H A S I L M O N E V
GUBERNUR
Monitoring Evaluasi
BERHASIL
PENGHARGAAN
BUPATI/ WALIKOTA
TIDAK BERHASIL
SANKSI
Pasal 11
Angkutan Jalan
Tersedianya angkutan umum yang melayani wilayah yang telah tersedia jaringan jalan untuk jaringan jalan Provinsi.
100%
2014
Tersedianya terminal angkutan penumpang tipe A pada setiap Provinsi untuk melayani angkutan umum dalam trayek.
100%
2014
Tersedianya fasilitas perlengkapan jalan (rambu, marka dan guardrill) dan penerangan jalan umum (PJU) pada jalan Provinsi.
60%
2014
Keselamatan
100%
2014
No
SPM Nilai
Ket
Tersedianya angkutan sungai dan danau untuk melayani jaringan trayek antar Kabupaten/Kota dalam Provinsi pada wilayah yang tersedia alur pelayaran sungai dan danau yang dapat dilayari.
75%
2014
Tersedianya pelabuhan sungai dan danau untuk melayani kapal sungai dan danau yang beroperasi pada jaringan trayek antar Kabupaten/Kota dalam Provinsi pada wilayah yang tersedia alur pelayaran sungai dan danau yang dapat dilayari.
60%
2014
No
SPM Nilai
Ket
Angkutan Penyeberangan
Tersedianya kapal penyeberangan yang beroperasi pada lintas antar Kabupaten/Kota dalam Provinsi yang menghubungkan jalan Provinsi yang terputus oleh perairan
75%
2014
Tersedianya pelabuhan pada setiap ibukota Provinsi dan ibukota Kabupaten/Kota yang memiliki pelayanan angkutan penyeberangan yang beroperasi pada lintas antar Kabupaten/Kota dalam Provinsi dan tidak ada alternatif jalan.
75%
2014
Keselamatan
100%
2014
Angkutan Laut
Tersedianya kapal laut yang beroperasi pada lintas antar Kabupaten/Kota dalam Provinsi pada wilayah yang memiliki alur pelayaran dan tidak ada alternatif jalan
100%
2014
Tersedianya dermaga pada setiap ibukota Provinsi dan ibukota Kabupaten/Kota untuk melayani kapal laut yang beroperasi pada lintas trayek antar Kabupaten/Kota dalam Provinsi pada wilayah yang memiliki alur pelayaran dan tidak ada alternatif angkutan jalan.
100%
2014
Keselamatan
Terpenuhinya
standar
100%
2014
Dilaksanakan oleh
SPM Nilai
75%
Ket
2014
Tersedianya angkutan umum yang melayani jaringan trayek yang menghubungkan daerah tertinggal dan terpencil dengan wilayah yang telah berkembang pada wilayah yang telah tersedia jaringan jalan Kabupaten/Kota.
60%
2014
Tersedianya halte pada setiap Kabupaten/Kota yang telah dilayani angkutan umum dalam trayek.
100%
2014
40%
2014
No
SPM Nilai
Ket
Angkutan Jalan
Tersedianya unit pengujian kendaraan bermotor bagi Kabupaten/Kota yang memiliki populasi kendaraan wajib uji minimal 4000 (empat ribu) kendaraan wajib uji.
60%
2014
Tersedianya Sumber Daya Manusia (SDM) di bidang terminal pada Kabupaten/Kota yang telah memiliki terminal.
50%
2014
Tersedianya Sumber Daya Manusia (SDM) di bidang pengujian kendaraan bermotor pada Kabupaten/Kota yang telah melakukan pengujian berkala kendaraan bermotor.
100%
2014
No
SPM Nilai
Ket
dan
Tersedianya kapal sungai dan danau untuk melayani jaringan trayek dalam Kabupaten/Kota pada wilayah yang tersedia alur sungai dan danau yang dapat dilayari.
75%
2014
Tersedianya kapal sungai dan danau yang melayani trayek dalam Kabupaten/Kota yang menghubungkan daerah tertinggal dan terpencil dengan wilayah yang telah berkembang pada wilayah yang tersedia alur sungai dan danau yang dapat dilayari.
40%
2014
No
SPM Nilai
100%
Ket
Terpenuhinya standar keselamatan bagi kapal sungai dan danau yang beroperasi pada trayek antar pelabuhan dalam satu Kabupaten/Kota.
2014
Tersedianya Sumber Daya Manusia (SDM) yang mempunyai kompetensi sebagai awak kapal angkutan sungai dan danau untuk daerah yang telah melayani angkutan sungai dan danau
50%
2014
No
Ket
Angkutan Penyeberangan
Tersedianya kapal penyeberangan yang beroperasi pada lintas dalam Kabupaten/Kota pada wilayah yang memiliki alur pelayaran.
60%
2014
Tersedianya kapal penyeberangan yang beroperasi pada lintas atau trayek dalam Kabupaten/Kota untuk menghubungkan daerah tertinggal dan terpencil dengan wilayah yang telah berkembang pada wilayah yang memiliki alur pelayaran
100%
2014
No
SPM Nilai
100%
Ket
Terpenuhinya standar keselamatan kapal penyeberangan dengan ukuran di bawah 7 GT dan kapal penyeberangan yang beroperasi pada lintas penyeberangan dalam Kabupaten/Kota.
2014
Tersedianya Sumber Daya Manusia (SDM) yang mempunyai kompetensi sebagai awak kapal penyeberangan dengan ukuran di bawah 7 GT atau yang beroperasi di lintas penyeberangan dalam Kabupaten/Kota
50%
2014
No
SPM Nilai
Ket
Angkutan Laut
Tersedianya kapal laut yang beroperasi pada lintas dalam Kabupaten/Kota pada wilayah yang memiliki alur pelayaran dan tidak ada alternatif angkutan jalan.
90%
2014
Tersedianya kapal laut yang beroperasi pada lintas atau trayek dalam Kabupaten/Kota untuk menghubungkan daerah tertinggal dan terpencil dengan wilayah yang telah berkembang pada wilayah yang memiliki alur pelayaran dan tidak ada alternatif angkutan jalan.
100%
2014
No
SPM
Indikator
Angkutan Laut Keselamatan Terpenuhinya standar keselamatan kapal dengan ukuran di bawah 7 GT yang beroperasi pada lintas laut dalam Kabupaten/Kota.
Nilai
100%
Ket
2014
SDM
Tersedianya SDM yang mempunyai kompetensi sebagai awak kapal angkutan laut dengan ukuran di bawah 7 GT
100%
2014
Terkait dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan
Asas Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan: 1. Kejelasan tujuan; 2. Kelembagaan atau pejabat pembentuk yang tepat; 3. Kesesuaian antara jenis, hierarki, dan materi muatan; 4. Dapat dilaksanakan; 5. Kedayagunaan dan kehasilgunaan; 6. Kejelasan rumusan; dan 7. Keterbukaan.
Perencanaan Peraturan
Dilakukan dalam Prolegda Kabupaten/Kota
Terimakasih