Anda di halaman 1dari 39

Biro Hukum dan KSLN Sekretariat Jenderal

PENERAPAN DAN KEBIJAKAN PERUNDANG-UNDANGAN DI BIDANG TRANSPORTASI


Oleh : HARY KRISWANTO, SH, DESS
BIRO HUKUM DAN KSLN SETJEN KEMENHUB

Jakarta , 26 April 2012

Biro Hukum dan KSLN Sekretariat Jenderal

KARAKTER TRANSPORTASI

1. 2. 3. 4. 5.

High Invest High Technology High Risk International Regulation Character Composite Regulation

Biro Hukum dan KSLN Sekretariat Jenderal

KEGIATAN TRANSPORTASI
PEMBINA Pengaturan : Norma, Standar, Pedoman, Kriteria,

Perencanaan, dan Prosedur serta persyaratan Pengendalian : Pemberian Arahan, Bimbingan, Pelatihan, Perizinan, Sertifikasi, serta Bantuan Teknis Pengawasan : Audit, Inspeksi, Survei, Pengujian (test), Tindakan Korektif dan Penegakan Hukum

Pemerintah Pusat

PEMBINA
Pemerintah Daerah Pemerintah sebagai Pembina Organisasi terpisah, dengan Pemerintah sebagai Penyedia Jasa, Pemerintah Pada Penyedia Jasa dalam arti kepemilikan.

PENYEDIA JASA

Setiap orang (orang perorangan atau koorporasi) yang menyediakan jasa.


PENGUNA JASA

PENYEDIA JASA

PENGGUNA JASA

Setiap orang (orang perorangan atau koorporasi) yang menyediakan jasa.

Swasta
Badan Hukum Indonesia

Pemerintah
Unit Pelaksana Teknis Badan Usaha Milik Negara/Daerah

Perseorangan

Bentuk Bentuk Badan Usaha sebagai penyelenggaraanTransportasi

Biro Hukum dan KSLN Sekretariat Jenderal

TATANAN PER-UU-AN
NORMA

UNDANG-UNDANG PERATURAN PEMERINTAH


PERATURAN MENTERI PERATURAN DIRJEN

STANDAR TRANSPORTASI

PERATURAN DAERAH
PERATURAN GUBERNUR/ WALIKOTA/ BUPATI

PROSEDUR

KRITERIA

Biro Hukum dan KSLN Sekretariat Jenderal

UNDANG UNDANG TRANSPORTASI


PELAYANAN PELAYANAN

KEAMANAN

PEMERINTAH SARANA PRASARANA ANGKUTAN PENYEDIA JASA PENGGUNA JASA

KESELAMATAN

PELAYANAN

PELAYANAN

Biro Hukum dan KSLN Sekretariat Jenderal

PENYEMPURNAAN REGULASI BIDANG TRANSPORTASI PARADIGMA BARU 1. Pemisahan tugas dan fungsi Regulator dan Operator; Penghapusan Monopoli; Peningkatan Keamanan, Keselamatan dan Pelayanan; Peningkatan Kualitas dan Kuantitas SDM; Otonomi Daerah; Peningkatan peran serta swasta dan masyarakat Kelestarian Lingkungan
1. 2. 3. 4. UU NO. 23/2007 TTG PERKERETAAPIAN UU NO. 17/2008 TTG PELAYARAN UU NO. 1/2009 TTG PENERBANGAN UU NO. 22/2009 TTG LLAJ

2. 3.
4.

5. 6.
7.

Biro Hukum dan KSLN Sekretariat Jenderal

PERUBAHAN UNDANG UNDANG DI BIDANG TRANSPORTASI


UNDANG-UNDANG LAMA
UU NO 13 TAHUN 1992

BARU
UU NO 23 TAHUN 2007

PERKERETAAPIAN

(12 Bab, 46 Pasal)


UU NO 21 TAHUN 1992

(19 Bab, 218 Pasal)


UU NO 17 TAHUN 2008

PELAYARAN

(15 Bab, 132 Pasal)

(21 Bab, 355 Pasal)

PENERBANGAN

UU NO 15 TAHUN 1992

UU NO 1 TAHUN 2009

(15 Bab, 76 Pasal)

(24 Bab, 466 Pasal)

LALU LINTAS dan ANGKUTAN JALAN

UU NO 14 TAHUN 1992

UU NO 22 TAHUN 2009

(16 Bab, 74 Pasal)

(22 Bab, 326 Pasal)

Biro Hukum dan KSLN Sekretariat Jenderal

PENYEMPURNAAN REGULASI BIDANG TRANSPORTASI


UNDANG-UNDANG UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2007 TENTANG PERKERETAAPIAN 1. 2. UNDANG-UNDANG NOMOR 17 TAHUN 2008 TENTANG PELAYARAN 1. 2. 3. 4. 5. 6. UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG PENERBANGAN PERATURAN PEMERINTAH PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 56 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PERKERETAAPIAN; PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 72 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN KERETA API PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 61 TAHUN 2009 TENTANG KEPELABUHANAN ; PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG KENAVIGASIAN; PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 20 TAHUN 2010 TENTANG ANGKUTAN DI PERAIRAN; PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 21 TAHUN 2010 TENTANG PERLINDUNGAN LINGKUNGAN MARITIM; RPP PENJAGAAN LAUT DAN PANTAI (SEA AND COST GUARD) telah disampaikan kepada Kementerian Sekretariat Negara untuk mohon penetapan Presiden RI; 2 (dua) RPP masih dalam pembahasan peharmonisasian di Kementerian Hukum dan HAM

Direncanakan 9 (Sembilan) RPP : 1. RPP PEMBANGUNAN DAN PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP BANDAR UDARA telah disampaikan kepada Kementerian Sekretariat Negara untuk mohon penetapan Presiden RI; 2. 8 (delapan) RPP masih dalam pembahasan 1. 2. 3. 4. PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG MANAJEMEN DAN REKAYASA, ANALISIS DAMPAK, SERTA MANAJEMEN KEBUTUHAN LALU LINTAS; PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 37 TAHUN 2011 TENTANG FORUM LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN; RPP TATA CARA PEMERIKSAAN KENDARAAN BERMOTOR DI JALAN DAN PENINDAKAN PELANGGARAN LLAJ, dan RPP KENDARAAN masih dalam pembahasan pengharmonisasian di Kementerian Hukum dan HAM; 8 (delapan) RPP masih dalam pembahasan intern PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG ANGKUTAN MULTIMODA; RPP PENYELENGGARAAN SDM BIDANG TRANSPORTASI DAN RPP INVESTIGASI KECELAKAAN TRANSPORTASI masih dalam pembahasan pengharmonisasian di Kementerian Hukum dan HAM

UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN

PELAKSANAAN 4 (EMPAT) UNDANG TRANSPORTASI

UNDANG-

1. 2.

Biro Hukum dan KSLN Sekretariat Jenderal

Undang-Undang No. 23 Th. 2007 Tentang Perkeretaapian


Urusan Pemerintah Daerah (Propinsi, Kabupaten dan Kota) : a. Peraturan Daerah terkait dengan :
1. 2. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 1. 2. Rencana induk perkeretaapian Provinsi, Kabupaten/Kota; Pembinaan perkeretaapian Provinsi, Kabupaten/Kota. Izin Usaha Penyelenggaraan Prasarana Perkeretaapian Umum sesuai wilayah administrasi. Izin Pembangunan Prasarana Perkeretaapian Umum sesuai wilayah administrasi. Izin Operasi Prasarana Perkeretaapian Umum sesuai wilayah administrasi. Izin Usaha Sarana Perkeretaapian Umum sesuai wilayah administrasi. Izin Operasi Sarana Perkeretaapian Umum sesuai wilayah administrasi. Izin Usaha Penyelenggaraan Perkeretaapian Khusus sesuai wilayah administrasi. Izin Pembangunan Penyelenggaraan Perkeretaapian Khusus sesuai wilayah administrasi. Izin Operasi Penyelenggaraan Perkeretaapian Khusus sesuai wilayah administrasi. Rekomendasi Pembangunan Perkeretaapian Umum sesuai wilayah administrasi. Rekomendasi Pembangunan Perkeretaapian Khusus sesuai wilayah administrasi. Prasarana perkeretaapian. Sarana perkeretaapian.

b. Kewenangan :

c. Bertindak Penyedia Jasa (Operator) :

Biro Hukum dan KSLN Sekretariat Jenderal

Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran


Urusan Pemerintah Daerah (Propinsi, Kabupaten dan Kota) :
a. Peraturan Daerah :
1. 2. 3. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Penetapan Rencana Induk Pelabuhan Pengumpan Regional oleh Gubernur; Penetapan Rencana Induk Pelabuhan Pengumpan Lokal oleh Bupati/Walikota; Penetapan DLKr dan DLKp Pelabuhan Pengumpan; Izin pembangunan dan izin operasi pebuhan pengumpan; Izin TUKS untuk pelabuhan pengumpan lokal; Izin TUKS untuk pelabuhan pengumpan regional; Rekomendasi penetapan lokasi pelabuhan; Rekomendasi penetapan lokasi terminal khusus; Rekomendasi reklamasi oleh Gubernur dan Bupati/Walikota; Izin angkutan di perairan untuk daerah masih tertinggal dan/atau wilayah terpencil dilaksanakan oleh Gubernur dan Bupati/Walikota; Izin usaha angkutan laut dikeluarkan oleh Gubernur bagi badan usaha yang berdomisili dalam wilayah Provinsi dan beroperasi pada lintas pelabuhan antar kabupaten/kota dalam wilayah provinsi

b. Kewenangan :

Biro Hukum dan KSLN Sekretariat Jenderal

Lanjutan .
9. Izin usaha angkutan laut diterbitkan oleh Bupati/Walikota bagi badan usaha yang berdomisili dalam wilayah Kabupaten/Kota dan beroperasi pada lintas pelabuhan dalam wilayah Kabupaten/Kota; Izin usaha angkutan laut pelayaran rakyat oleh Gubernur dan/atau Walikota; Izin usaha angkutan sungai dan danau oleh Gubernur dan/atau Bupati/Walikota; Izin usaha angkutan penyeberangan oleh Gubernur DKI Jakarta dan Bupati/Walikota; Izin usaha bongkar muat barang oleh Gubernur; Izin usaha jasa pengurusan transportasi diberikan oleh Gubernur; Izin usaha angkutan perairan pelabuhan oleh Gubernur; Izin usaha penyewaan peralatan angkutan laut atau peralatan jasa terkait dengan angkutan laut; Izin usaha tally mandiri oleh Gubernur; Izin usaha depo peti kemas oleh Gubernur; Izin usaha perawatan dan perbaikan kapal oleh Bupati/Walikota; Izin operasi angkutan sungai dan danau untuk kepentingan sendiri.

10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20.

c.

Bertindak sebagai penyedia jasa (operator) :


Pemerintah Daerah dapat membentuk Badan Usaha Pelabuhan sebagai pengelola jasa kepelabuhanan

Biro Hukum dan KSLN Sekretariat Jenderal

Undang-Undang No. 1 Th. 2009 Tentang Penerbangan


Urusan Pemerintah Daerah (Propinsi, Kabupaten dan Kota) : a. Peraturan Daerah terkait dengan : 1. Pembinaaan (pengaturan, pengendalian dan pengawasan) penerbangan sesuai dengan kewenangan; 2. Tarif Jasa Kebandarudaraan Unit Penyelenggara Bandar Udara Pemerintah Daerah b. Kewenangan : 1. Membangun bandar udara khusus; 2. Rekomendasi Izin Pembangunan bandar udara khusus; 3. Izin mendirikan bangunan tempat pendaratan dan lepas landas helikopter (heliport); 4. Rekomendasi Rencana Induk Bandar Udara; 5. Melakukan kegiatan angkutan udara niaga berjadwal (bersifat sementara) c. Kewajiban : 1. Menyediakan lahan, prasarana angkutan udara, keselamatan dan keamanan penerbangan serta kompensasi lain dalam penyelenggaraan angkutan udara perintis; 2. Menjamin tersedianya aksesibilitas dan utilitas untuk menunjang pelayanan bandar udara sesuai kewenangan; d. Bertindak sebagai Penyedia Jasa (Operator) : 1. Unit Penyelenggara bandar udara (penyedia jasa kebandarudaraan); 2. Kegiatan angkutan udara bukan niaga

Biro Hukum dan KSLN Sekretariat Jenderal

Undang-Undang No. 22 Th. 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
Urusan Pemerintah Daerah (Propinsi, Kabupaten dan Kota) : a. Peraturan Daerah terkait dengan : 1. Pembinaan : a) penetapan sasaran dan arah kebijakan sistem Lalu Lintas dan angkutan Jalan sesuai kewenangannya; b) pemberian bimbingan, pelatihan, sertifikasi, dan izin kepada perusahaan angkutan umum sesuai kewenangannya. c) pengawasan terhadap pelasksanaan lalu lintas dan angkutan jalan sesuai kewenangannya 2. Rencana Induk Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Provinsi, Kabupaten/Kota 3. Penyusunan Jaringan Lintas dan Penetapan Jaringan Lintas Angkutan Barang tingkat Provinsi, Kab/Kota 4. Penetapan kelas jalan untuk jalan Provinsi, Kab/Kota 5. Daerah Lingkungan Kerja Terminal di Provinsi, Kab/Kota 6. Penetapan lokasi dan pembangunan fasilitas parkir untuk umum 7. Penetapan jenis dan penggunaan Kendaraan tidak bermotor sesuai dg karakteristik dan kebutuhan daerah 8. Penetapan kebijakan penggunaan jaringan jalan dan gerakan lalu lintas untuk jalan Provinsi, Kab/Kota

Biro Hukum dan KSLN Sekretariat Jenderal

Lanjutan .
9. Penetapan Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas untuk jalan Provinsi, Kab/Kota 10. Penetapan Manajemen kebutuhan lalu lintas untuk jalan Provinsi, Kab/Kota 11. Penyusunan rencana umum jaringan trayek dan kebutuhan kendaraan bermotor umum provinsi, Kab/kota sesuai kewenangan 12. Penetapan tarif penumpang kelas ekonomi sesuai kewenangannya.

b.

Kewenangan :
1. 2. Pengesahan Rancang Bangun Terminal Penumpang dan Angkutan Barang Provinsi, Kab/Kota. Penyediaan Fasilitas Pendukung penyelengaraan Lalu lintas dan angkutan Jalan, meliputi: a) trotoar; b) lajur sepeda; c) tempat penyeberangan pejalan kaki, halte, dan fasilitas khusus bagi penyandang cacat dan manula. Penyediaan perlengkapan jalan oleh pemerintah provinsi, Kab/kota pada setiap ruas jalan provinsi, Kab./kota Pemeriksaaan pengujian berkala kendaraan bermotor yg dilaksanakan oleh Unit pelaksana pengujian pemerintah Kab/kota Izin penyelenggaraan bengkel umum oleh pemerintah Kab/kota berdasarkan rekomendasi Kepolisian Pengawasan bengkel umum dilaksanakan pemerintah Kab/kota

3.

4.
5. 6.

Biro Hukum dan KSLN Sekretariat Jenderal

Lanjutan .
7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. Pelaksanaan Manajemen dan rekayasa Lalu Lintas untuk jalan provinsi, Kab/Kota Pelaksanaan Manajemen kebutuhan lalu lintas untuk jalan provinsi, Kab/Kota Penyelenggaraan Sistem Informasi dan Komunikasi LLAJ di Provinsi, Kab/Kota Penyidikan dan Penindakan Pelanggaran Lalu Lintas dan Angkutan Jalan oleh PPNS Izin penyelenggaraan Angkutan orang dalam trayek sesuai kewenangannya Izin penyelenggaraan Angkutan orang tidak dalam trayek sesuai kewenangan Pengoperasian dan perawatan alat penimbangan yang dipasang secara tetap dilakukan oleh unit pelaksana penimbangan yg ditunjuk oleh Pemerintah.

c.

Kewajiban :
1. Menjamin tersedianya angkutan umum untuk orang dan/atau barang. 2. Menjamin terselenggaranya diklat tenaga mekanik dan diklat pengemudi

Biro Hukum dan KSLN Sekretariat Jenderal

STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG PERHUBUNGAN

Biro Hukum dan KSLN Sekretariat Jenderal

STANDAR PELAYANAN MINIMAL


UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

Urusan Pemerintahan Daerah WAJIB Pelayanan Dasar


Bidang Perhubungan
PP Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal

PILIHAN Sektor Unggulan

Standar Pelayanan Minimal


Ketentuan tentang jenis dan mutu pelayanan dasar yang merupakan urusan wajib daerah yang berhak diperoleh setiap warga secara minimal

Acuan Pemerintah Daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota dalam penyediaan aksesibilitas transportasi yang berhak diperoleh setiap warga secara minimal

Biro Hukum dan KSLN Sekretariat Jenderal

MAKSUD DAN TUJUAN PENYUSUNAN SPM Pemerintah Pusat menyusun SPM dengan maksud dan tujuan perlindungan hak konstitusional; kepentingan nasional; ketentraman dan ketertiban umum; keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia dan komitmen nasional sehubungan perjanjian dan konvensi internasional

Pemerintah Propinsi berdasarkan SPM dari Pusat dalam kapasitasnya sebagai wakil Pemerintah Pusat di Daerah memfasilitasi Kabupaten dan Kota yang ada dalam wilayah kerjanya untuk menerapkan dan mencapai SPM

Pemerintah Daerah menerapkan SPM dengan pengertian bahwa pusat pelayanan yang paling dekat dengan masyarakat adalah di tingkat Daerah c.q. Kabupaten/Kota

18

Biro Hukum dan KSLN Sekretariat Jenderal

PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL


Rekomendasi Sidang Dewan Pertimbangan Otonomi Daerah (DPOD) tanggal 12 Agustus 2011 Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 81 Tahun 2011 tentang SPM Bidang Perhubungan Daerah Provinsi Dan Daerah Kabupaten/Kota
STANDAR TEKNIS STANDAR OPERASI STANDAR PELAYANAN

JENIS PELAYANAN
PROVINSI
GUBERNUR

INDIKATOR
KABUPATEN/KOTA
BUPATI/WALIKOTA

TARGET 2010 - 2014

LLAJ
1. 2. 3. 4. 5. 6. Jaringan Pelayanan Jaringan Prasarana Fasilitas Perlengkapan; Pengujian KB; Keselamatan SDM

ASDP
1. 2. 3. 4.

LAUT

Jaringan Pelayanan Jaringan Prasarana Keselamatan SDM

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)

SPM BIDANG PERHUBUNGAN

dapat disempurnakan dan/atau ditingkatkan secara bertahap

Biro Hukum dan KSLN Sekretariat Jenderal

PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL


Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 81 Tahun 2011 tentang SPM Bidang Perhubungan Daerah Provinsi Dan Daerah Kabupaten/Kota

1.

Tidak mengatur SPM di bidang Perkeretaapian dikarenakan belum siapnya daerah dalam menyelenggarakan perkeretaapian yang memerlukan investasi sangat besar; 2. Tidak mengatur SPM di bidang Perhubungan Udara dikarenakan pelayanan transportasi udara tidak mengenal batas wilayah administratif dan sangat tidak ekonomis apabila menempuh jarak antar kabupaten/kota yang hanya berbilang beberapa kilometer.

Biro Hukum dan KSLN Sekretariat Jenderal

PERBEDAAN NSPK DAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL


UNDANG UNDANG TRANSPORTASI UU NO. 32 Th. 2004

PEMBANGUNAN

PENYELENGGARAAN

BLUE PRINT

STANDAR TEKNIS

PP NO. 65 Th. 2005

PP NO. 38 Th. 2007

TATANAN TRASPORTASI STANDAR OPERASI SISTEM TRANSPORTASI NASIONAL RENCANA INDUK TRASPORTASI NASIONAL RENCANA STRATEGIS TRANSPORTASI STANDAR PELAYANAN

NSPK

STANDAR PELAYANAN MINIMAL Ketentuan mengenai jenis dan mutu pelayanan dasar yang merupakan urusan wajib daerah yang berhak di peroleh setiap warga secara minimal

RENCANA KERJA TRANSPORTASI

Biro Hukum dan KSLN Sekretariat Jenderal

PELAPORAN, PEMBINAAN DAN PENGAWASAN TEKNIS


Pembinaan dan Pengawasan Teknis (Pasal 12 & Pasal 13) GUBERNUR BUPATI/ WALIKOTA Menyampaikan laporan teknis tahunan kinerja penerapan dan pencapaian SPM Perhubungan (Pasal 9 ayat (1) dan (2)) Format Laporan Teknis Tahunan (Pasal 9 ayat (3))

MENTERI

MENTERI DALAM NEGERI Inspektorat Jenderal

GUBERNUR

Peraturan Menteri tersendiri

BUPATI/ WALIKOTA

Inspektorat Provinsi

Inspektorat Kabupaten/Kota

Petunjuk Teknis SPM Perhubungan (Pasal 12 ayat (4))

Biro Hukum dan KSLN Sekretariat Jenderal

MONITORING, EVALUASI, PENGEMBANGAN KAPASITAS


Pasal 10 MENTERI
Monitoring Evaluasi

H A S I L M O N E V

1. SISTEM, 2. KELEMBAGAAN, 3. PERSONAL, dan 4. KEUANGAN (Pasal 14) PENGEMBANGAN KAPASITAS

GUBERNUR
Monitoring Evaluasi

PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

BERHASIL

PENGHARGAAN

BUPATI/ WALIKOTA

TIDAK BERHASIL

SANKSI

Pasal 11

Biro Hukum dan KSLN Sekretariat Jenderal

PENDANAAN SPM PERHUBUNGAN


Pasal 15 ayat (1) Pendanaan yang berkaitan dengan kegiatan penyusunan, penetapan, pelaporan, monitoring dan evaluasi, pembinaan dan pengawasan, pembangunan sistem dan/atau sub sistem informasi manajemen, serta pengembangan kapasitas untuk mendukung penyelenggaraan SPM Perhubungan Pasal 15 ayat (2) Pendanaan yang berkaitan dengan penerapan, pencapaian kinerja/target, pelaporan, monitoring dan evaluasi, pembinaan dan pengawasan, pembangunan sub sistem informasi manajemen, serta pengembangan kapasitas

APBN Kementerian Perhubungan

APBD Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota

Biro Hukum dan KSLN Sekretariat Jenderal

SPM Perhubungan Daerah Provinsi


No Jenis Pelayanan Dasar Indikator SPM Nilai Batas Waktu Pencapaian Ket

Angkutan Jalan

Jaringan Pelayanan Angkutan Jalan

Tersedianya angkutan umum yang melayani wilayah yang telah tersedia jaringan jalan untuk jaringan jalan Provinsi.

100%

2014

Dilaksanakan oleh Dinas Perhubungan Provinsi

Jaringan Prasarana Angkutan Jalan

Tersedianya terminal angkutan penumpang tipe A pada setiap Provinsi untuk melayani angkutan umum dalam trayek.

100%

2014

Dilaksanakan oleh Dinas Perhubungan Provinsi

Fasilitas Perlengkapan Jalan

Tersedianya fasilitas perlengkapan jalan (rambu, marka dan guardrill) dan penerangan jalan umum (PJU) pada jalan Provinsi.

60%

2014

Dilaksanakan oleh Dinas Perhubungan Provinsi

Keselamatan

Terpenuhinya standar keselamatan bagi angkutan

100%

2014

Dilaksanakan oleh Dinas Perhubungan

Biro Hukum dan KSLN Sekretariat Jenderal

No

Jenis Pelayanan Dasar Indikator

SPM Nilai

Batas Waktu Pencapaian

Ket

Angkutan Sungai dan Danau

Jaringan Pelayanan Angkutan Sungai dan Danau

Tersedianya angkutan sungai dan danau untuk melayani jaringan trayek antar Kabupaten/Kota dalam Provinsi pada wilayah yang tersedia alur pelayaran sungai dan danau yang dapat dilayari.

75%

2014

Dilaksanakan oleh Dinas Perhubungan Provinsi

Jaringan Prasarana Angkutan Sungai dan Danau

Tersedianya pelabuhan sungai dan danau untuk melayani kapal sungai dan danau yang beroperasi pada jaringan trayek antar Kabupaten/Kota dalam Provinsi pada wilayah yang tersedia alur pelayaran sungai dan danau yang dapat dilayari.

60%

2014

Dilaksanakan oleh Dinas Perhubungan Provinsi

Biro Hukum dan KSLN Sekretariat Jenderal

No

Jenis Pelayanan Dasar Indikator

SPM Nilai

Batas Waktu Pencapaian

Ket

Angkutan Penyeberangan

Jaringan Pelayanan Angkutan Penyeberangan

Tersedianya kapal penyeberangan yang beroperasi pada lintas antar Kabupaten/Kota dalam Provinsi yang menghubungkan jalan Provinsi yang terputus oleh perairan

75%

2014

Dilaksanakan oleh Dinas Perhubungan Provinsi

Jaringan Prasarana Angkutan Penyeberangan

Tersedianya pelabuhan pada setiap ibukota Provinsi dan ibukota Kabupaten/Kota yang memiliki pelayanan angkutan penyeberangan yang beroperasi pada lintas antar Kabupaten/Kota dalam Provinsi dan tidak ada alternatif jalan.

75%

2014

Dilaksanakan oleh Dinas Perhubungan Provinsi

Keselamatan

Terpenuhinya standar keselamatan kapal dengan

100%

2014

Dilaksanakan oleh Dinas

Biro Hukum dan KSLN Sekretariat Jenderal


No Jenis Pelayanan Dasar Indikator SPM Nilai Batas Waktu Pencapaian Ket

Angkutan Laut

Jaringan Pelayanan Angkutan Laut

Tersedianya kapal laut yang beroperasi pada lintas antar Kabupaten/Kota dalam Provinsi pada wilayah yang memiliki alur pelayaran dan tidak ada alternatif jalan

100%

2014

Dilaksanakan oleh Dinas Perhubungan Provinsi

Jaringan Prasarana Angkutan Laut

Tersedianya dermaga pada setiap ibukota Provinsi dan ibukota Kabupaten/Kota untuk melayani kapal laut yang beroperasi pada lintas trayek antar Kabupaten/Kota dalam Provinsi pada wilayah yang memiliki alur pelayaran dan tidak ada alternatif angkutan jalan.

100%

2014

Dilaksanakan oleh Dinas Perhubungan Provinsi

Keselamatan

Terpenuhinya

standar

100%

2014

Dilaksanakan oleh

Biro Hukum dan KSLN Sekretariat Jenderal

SPM Perhubungan Daerah Kabupaten/Kota


No Jenis Pelayanan Dasar Indikator
1 Angkutan Jalan Jaringan Pelayanan Angkutan Jalan Tersedianya angkutan umum yang melayani wilayah yang telah tersedia jaringan jalan untuk jaringan jalan Kabupaten/Kota

SPM Nilai
75%

Batas Waktu Pencapaian

Ket

2014

Dilaksanakan oleh Dinas Perhubungan Kabupaten/ Kota

Tersedianya angkutan umum yang melayani jaringan trayek yang menghubungkan daerah tertinggal dan terpencil dengan wilayah yang telah berkembang pada wilayah yang telah tersedia jaringan jalan Kabupaten/Kota.

60%

2014

Dilaksanakan oleh Dinas Perhubungan Kabupaten/ Kota

Jaringan Prasarana Angkutan Jalan

Tersedianya halte pada setiap Kabupaten/Kota yang telah dilayani angkutan umum dalam trayek.

100%

2014

Dilaksanakan oleh Dinas Perhubungan Kabupaten/Kota

Tersedianya terminal angkutan penumpang pada setiap Kabupaten/Kota yang telah

40%

2014

Dilaksanakan oleh Dinas Perhubungan Kabupaten/

Biro Hukum dan KSLN Sekretariat Jenderal

No

Jenis Pelayanan Dasar Indikator

SPM Nilai

Batas Waktu Pencapaian

Ket

Angkutan Jalan

Pelayanan Pengujian Kendaraan Bermotor

Tersedianya unit pengujian kendaraan bermotor bagi Kabupaten/Kota yang memiliki populasi kendaraan wajib uji minimal 4000 (empat ribu) kendaraan wajib uji.

60%

2014

Dilaksanakan oleh Dinas Perhubungan Kabupaten/ Kota

Sumber Daya Manusia (SDM)

Tersedianya Sumber Daya Manusia (SDM) di bidang terminal pada Kabupaten/Kota yang telah memiliki terminal.

50%

2014

Dilaksanakan oleh Dinas Perhubungan Kabupaten/ Kota

Tersedianya Sumber Daya Manusia (SDM) di bidang pengujian kendaraan bermotor pada Kabupaten/Kota yang telah melakukan pengujian berkala kendaraan bermotor.

100%

2014

Dilaksanakan oleh Dinas Perhubungan Kabupaten/ Kota

Biro Hukum dan KSLN Sekretariat Jenderal

No

Jenis Pelayanan Dasar Indikator

SPM Nilai

Batas Waktu Pencapaian

Ket

Angkutan Sungai Danau

dan

Jaringan Pelayanan Angkutan Sungai dan Danau

Tersedianya kapal sungai dan danau untuk melayani jaringan trayek dalam Kabupaten/Kota pada wilayah yang tersedia alur sungai dan danau yang dapat dilayari.

75%

2014

Dilaksanakan oleh Dinas Perhubungan Kabupaten/ Kota

Tersedianya kapal sungai dan danau yang melayani trayek dalam Kabupaten/Kota yang menghubungkan daerah tertinggal dan terpencil dengan wilayah yang telah berkembang pada wilayah yang tersedia alur sungai dan danau yang dapat dilayari.

40%

2014

Dilaksanakan oleh Dinas Perhubungan Kabupaten/ Kota

Biro Hukum dan KSLN Sekretariat Jenderal

No

Jenis Pelayanan Dasar Indikator


Angkutan Sungai Danau Keselamatan dan

SPM Nilai
100%

Batas Waktu Pencapaian

Ket

Terpenuhinya standar keselamatan bagi kapal sungai dan danau yang beroperasi pada trayek antar pelabuhan dalam satu Kabupaten/Kota.

2014

Dilaksanakan oleh Dinas Perhubungan Kabupaten/ Kota

Sumber Daya Manusia (SDM)

Tersedianya Sumber Daya Manusia (SDM) yang mempunyai kompetensi sebagai awak kapal angkutan sungai dan danau untuk daerah yang telah melayani angkutan sungai dan danau

50%

2014

Dilaksanakan oleh Dinas Perhubungan Kabupaten/ Kota

Biro Hukum dan KSLN Sekretariat Jenderal

No

Jenis Pelayanan Dasar

SPM Indikator Nilai

Batas Waktu Pencapaian

Ket

Angkutan Penyeberangan

Jaringan Pelayanan Angkutan Penyeberangan

Tersedianya kapal penyeberangan yang beroperasi pada lintas dalam Kabupaten/Kota pada wilayah yang memiliki alur pelayaran.

60%

2014

Dilaksanakan oleh Dinas Perhubungan Kabupaten/ Kota

Tersedianya kapal penyeberangan yang beroperasi pada lintas atau trayek dalam Kabupaten/Kota untuk menghubungkan daerah tertinggal dan terpencil dengan wilayah yang telah berkembang pada wilayah yang memiliki alur pelayaran

100%

2014

Dilaksanakan oleh Dinas Perhubungan Kabupaten/ Kota

Biro Hukum dan KSLN Sekretariat Jenderal

No

Jenis Pelayanan Dasar Indikator


Angkutan Penyeberangan Keselamatan

SPM Nilai
100%

Batas Waktu Pencapaian

Ket

Terpenuhinya standar keselamatan kapal penyeberangan dengan ukuran di bawah 7 GT dan kapal penyeberangan yang beroperasi pada lintas penyeberangan dalam Kabupaten/Kota.

2014

Dilaksanakan oleh Dinas Perhubungan Kabupaten/ Kota

Sumber Daya Manusia (SDM)

Tersedianya Sumber Daya Manusia (SDM) yang mempunyai kompetensi sebagai awak kapal penyeberangan dengan ukuran di bawah 7 GT atau yang beroperasi di lintas penyeberangan dalam Kabupaten/Kota

50%

2014

Dilaksanakan oleh Dinas Perhubungan Kabupaten/ Kota

Biro Hukum dan KSLN Sekretariat Jenderal

No

Jenis Pelayanan Dasar Indikator

SPM Nilai

Batas Waktu Pencapaian

Ket

Angkutan Laut

Jaringan Pelayanan Angkutan Laut

Tersedianya kapal laut yang beroperasi pada lintas dalam Kabupaten/Kota pada wilayah yang memiliki alur pelayaran dan tidak ada alternatif angkutan jalan.

90%

2014

Dilaksanakan oleh Dinas Perhubungan Kabupaten/ Kota

Tersedianya kapal laut yang beroperasi pada lintas atau trayek dalam Kabupaten/Kota untuk menghubungkan daerah tertinggal dan terpencil dengan wilayah yang telah berkembang pada wilayah yang memiliki alur pelayaran dan tidak ada alternatif angkutan jalan.

100%

2014

Dilaksanakan oleh Dinas Perhubungan Kabupaten/ Kota

Biro Hukum dan KSLN Sekretariat Jenderal

No

Jenis Pelayanan Dasar

SPM

Indikator
Angkutan Laut Keselamatan Terpenuhinya standar keselamatan kapal dengan ukuran di bawah 7 GT yang beroperasi pada lintas laut dalam Kabupaten/Kota.

Nilai
100%

Batas Waktu Pencapaian

Ket

2014

Dilaksanakan oleh Dinas Perhubungan Kabupaten/ Kota

SDM

Tersedianya SDM yang mempunyai kompetensi sebagai awak kapal angkutan laut dengan ukuran di bawah 7 GT

100%

2014

Dilaksanakan oleh Dinas Perhubungan Kabupaten/ Kota

Biro Hukum dan KSLN Sekretariat Jenderal

Terkait dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan

Asas Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan: 1. Kejelasan tujuan; 2. Kelembagaan atau pejabat pembentuk yang tepat; 3. Kesesuaian antara jenis, hierarki, dan materi muatan; 4. Dapat dilaksanakan; 5. Kedayagunaan dan kehasilgunaan; 6. Kejelasan rumusan; dan 7. Keterbukaan.

Biro Hukum dan KSLN Sekretariat Jenderal

Perencanaan Peraturan
Dilakukan dalam Prolegda Kabupaten/Kota

Perencanaan Peraturan Daerah Kabupaten/Kota

Biro Hukum dan KSLN Sekretariat Jenderal

Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai