Anda di halaman 1dari 26

Sistematika

Ketentuan Umum Penyelenggaraan

Azas dan Tujuan


Tugas dan Fungsi Tanggungjawab

Pembiayaan
Pencatatan dan

Pemerintah dan Pemda Persyaratan Jenis dan Klasifikasi Perizinan Kewajiban dan Hak

Pelaporan Pembinaan dan Pengawasan Ketentuan Pidana Ketentuan Peralihan Ketentuan Penutup

Pasal 2
Rumah Sakit diselenggarakan berasaskan

Pancasila dan didasarkan kepada nilai


kemanusiaan, etika dan profesionalitas, manfaat, keadilan, persamaan hak dan anti diskriminasi, pemerataan,

perlindungan dan keselamatan pasien,


serta mempunyai fungsi sosial.

YANG MEMERLUKAN PEMIKIRAN LEBIH LANJUT

ISU PERTAMA
Semua Rumah Sakit Pemerintah dan

Pemerintah Daerah:
UPT atau LTD (Ps 7) BLU atau BLUD (Ps 7) Nirlaba dan Publik (Ps 20) Pendapatannya digunakan seluruhnya

secara langsung untuk biaya operasional Rumah Sakit dan tidak dapat dijadikan pendapatan negara atau pemerintah daerah (Ps 51)

BLU dan PNBP


Pasal 20 :
menyatakan bahwa RS menggunakan pengelolaan BLU

sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 50 ayat (1)-(2) :


Penentuan Tarif nasional oleh Menkes (PP: Menkeu) Penentuan tarif daerah oleh Perda (PP: Gub/Bup/Wali)

Pasal 51:
Pernyataan pendapatan RS BLU bukan pendapatan

negara/daerah: bertentangan dengan UU Keuangan

ISU KEDUA
RS PUBLIK: Adalah:
RS Pemerintah / Pemerintah Daerah RS berbadan hukum NIRLABA (Yayasan,

Perkumpulan, Perum)
Berhak:
Bantuan dan subsidi Pemerintah Insentif Pajak *

* Juga bagi RS Pendidikan

ISU KE-TIGA
Salah satu Kewajiban RS: FUNGSI SOSIAL: (Ps 29

ayat(1))
memberikan fasilitas pelayanan pasien tidak

mampu/miskin, pelayanan gawat darurat tanpa uang muka, ambulan gratis, pelayanan korban bencana dan kejadian luar biasa, atau bakti sosial bagi misi kemanusiaan

Kumulatif? Untuk semua kasus? Perlukah batasan?

FUNGSI SOSIAL RUMAH SAKIT

Yang dimaksud dengan fungsi sosial rumah sakit adalah bagian dari tanggung jawab yang melekat pada setiap rumah sakit, yang merupakan ikatan moral dan etik dari rumah sakit dalam membantu pasien khususnya yang kurang/tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan akan pelayanan kesehatan

Penjelasan Pasal 2 UU 44/2009

FUNGSI SOSIAL RUMAH SAKIT

fungsi sosial antara lain


dengan memberikan fasilitas pelayanan pasien tidak

mampu/miskin, pelayanan gawat darurat tanpa uang muka, ambulan gratis, pelayanan korban bencana dan kejadian luar biasa, ATAU atau bakti sosial bagi misi kemanusiaan

Telaah
Kata antara lain menunjukkan bahwa masih

ada kemungkinan lain selain yang tersebut di dalam Undang-Undang;


Pikirkan, adakah bentuk lain fungsi sosial?

Kata atau sebelum anak kalimat terakhir

menunjukkan bahwa butir-butir tersebut adalah pilihan, bukan kumulatif;


Benarkah hanya memilih salah satu sudah cukup?

Kewajiban fungsi sosial akan diatur dengan

Permenkes.
Bagaimanakah kita akan mengaturnya?

memberikan fasilitas pelayanan pasien tidak mampu/miskin


Dapatkah diartikan RS wajib menyediakan :
Rawat Inap kelas III; berapa banyak atau persen?
IGD juga utk orang miskin; tanpa uang muka ataukah

gratis atau sesuai tarif yg ditetapkan Menteri? Terpisahkah dengan IGD reguler? Rawat jalan kelas III; apakah berarti harus ada klinik umum? (Yanmedik dasarr di RS)
Bagaimana apabila fasilitas (rawat inap) terpakai

semua?

Pelayanan gawat darurat tanpa U.M.


Pernyataan ini tidak hanya untuk orang miskin,

melainkan untuk semua pasien; Masalah:


Apakah pengertian pelayanan gawat darurat?

Cukupkah tindakan inisial ataukah sampai tuntas

(penyelamatan nyawa dan pencegahan cacat)? Apakah bila memerlukan tindakan operatif atau rawat intensif atau rawat inap tetap tidak boleh minta uang muka? Bagaimana dengan meminta penyelesaian administratif sebelum boleh pulang?

ambulan gratis
Apakah diberikan kepada semua pasien?

Ataukah hanya untuk pasien gawat darurat?


Ataukah hanya untuk pasien miskin saja? Apakah untuk tujuan mana saja?

Apakah asal pernah sekali-kali saja? Tetapi

bahayanya adalah bila terjadi kasus dan dikeluhkan di media massa?

pelayanan korban bencana dan kejadian luar biasa


Pengertian bencana atau KLB sesuai dengan

peraturan perundangundangan yg berlaku Pelayanannya kelas berapa? Tanggungjawab pembayaran oleh siapa? Pemerintah? Apakah semua kelas akan dibayar oleh Pemerintah? Ataukah menggunakan tarif yg berlaku bagi kelas III yg ditetapkan Pemerintah (misalnya Ina-DRG): lihat UU 36/2009 ttg Kesehatan.

bakti sosial bagi misi kemanusiaan


Harus tetap sesuai standar profesi

dan standar pelayanan yg berlaku, jangan diturunkan kualitasnya Jangan memanfaatkannya untuk pendidikan dengan tidak bertanggungjawab (supervisi): harus ada perencanaan pra-tindakan, tindakan dan pasca-tindakan Pertimbangkan, dapat dihitung sbg CSR

UU KESEHATAN 2009: Mengancam dengan pidana bagi Pengurus Fasyankes dan Nakes yang menolak pasien gawat darurat, atau mendahulukan meminta uang muka dari pada memberikan pelayanan kesehatan guna menyelamatkan nyawa atau cegah kecacatan

ISU KE-EMPAT

KEWAJIBAN RUMAH SAKIT: (Ps 29)

menyediakan sarana dan prasarana

umum yang layak antara lain sarana ibadah, parkir, ruang tunggu, sarana untuk orang cacat, wanita menyusui, anak-anak, lanjut usia; menolak keinginan pasien yang bertentangan dengan standar profesi dan etika serta peraturan perundangundangan

Melanggarnya dikenakan sanksi administratif

ISU KELIMA

HAK PASIEN: (Ps 32)


menggugat dan/atau menuntut rumah sakit apabila rumah sakit diduga memberikan pelayanan yang tidak sesuai dengan standar baik secara perdata ataupun pidana; dan mengeluhkan pelayanan rumah sakit yang tidak sesuai dengan standar pelayanan melalui media cetak dan elektronik sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

ISU KE-ENAM
ORTALA RUMAH SAKIT:

Komite Medis vs Komite Klinik Direktur harus Tenaga Medis Direktur bukan Pemilik Pimpinan harus WNI Tata Kelola Rumkit dan Klinis Audit kinerja dan audit medis Akreditasi Keselamatan Pasien

ISU KETUJUH
Perlindungan (Ps 44)
(2) Pasien dan/atau keluarga yang menuntut Rumah Sakit dan menginformasikannya melalui media massa, dianggap telah melepaskan hak rahasia kedokterannya kepada umum. (3) Penginformasian kepada media massa sebagaimana dimaksud ayat (2) memberikan kewenangan kepada Rumah Sakit untuk mengungkapkan rahasia kedokteran pasien sebagai hak jawab Rumah Sakit.

ISU KE DELAPAN
Pasal 45:

Rumah Sakit tidak bertanggung jawab secara hukum apabila pasien dan/atau keluarganya menolak atau menghentikan pengobatan yang dapat berakibat kematian pasien setelah adanya penjelasan medis yang komprehensif. Rumah Sakit tidak dapat dituntut dalam melaksanakan tugas dalam rangka menyelamatkan nyawa manusia. Rumah Sakit bertanggung jawab secara hukum terhadap semua kerugian yang ditimbulkan atas kelalaian yang dilakukan oleh tenaga kesehatan di Rumah Sakit

Pasal 46

ISU KE SEMBILAN
PEMBAGIAN TANGGUNGJAWAB KEPADA PIHAK

KETIGA??: Pasal 46 Rumah Sakit bertanggung jawab secara hukum terhadap semua kerugian yang ditimbulkan atas kelalaian yang dilakukan oleh tenaga kesehatan di Rumah Sakit

ISU KE SEPULUH
PENGENDALIAN TARIF RUMAH SAKIT (Ps 49)

Menteri menetapkan pola tarif nasional. Pola tarif nasional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan berdasarkan komponen biaya satuan pembiayaan dan dengan memperhatikan kondisi regional. Gubernur menetapkan pagu tarif maksimal berdasarkan pola tarif nasional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang berlaku untuk rumah sakit di Provinsi yang bersangkutan. Penetapan besaran tarif rumah sakit harus berdasarkan pola tarif nasional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan pagu tarif maksimal

ISU KE SEBELAS
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN:
Internal: Dewan Pengawas RS Komite Medik (audit medis / klinis) Satuan Pemeriksa (audit kinerja) Eksternal: Badan Pengawas RS Indonesia & Provinsi Tenaga Pengawas (teknis kinerja) Profesi (teknis medis/klinis)

Terima kasih.., mari kita diskusi.

Anda mungkin juga menyukai