Anda di halaman 1dari 19

Mata kuliah KOMPUTASI ELEKTRO

BAB 2
PENYELESAIAN PERSAMAAN LINIER
Bentuk umum dari persamaan linier sebagai berikut:
a
11
x
1
+ a
12
x
2
+ + a
1n
x
n
= b
1
a
21
x
1
+ a
22
x
2
+ + a
2n
x
n
= b
2
:
:
a
n1
x
1
+ a
n2
x
2
+ + a
nn
x
n
= b
n
dengan a adalah koefisien konstan, b adalah konstan, dan x
1
, x
2
, , x
n
adalah bilangan tak
diketahui, serta n adalah jumlah persamaan.
Suatu sistem persamaan linier dapat ditulis dalam bentuk matriks, misalnya:
a
11
x
1
+ a
12
x
2
+ + a
1n
x
n
= b
1
a
21
x
1
+ a
22
x
2
+ + a
2n
x
n
= b
2
:
:
a
n1
x
1
+ a
n2
x
2
+ + a
nn
x
n
= b
n
dapat ditulis dalam bentuk matriks, menjadi sebagai berikut:
1
1
1
1
1
]
1

1
1
1
1
1
]
1

1
1
1
1
1
]
1

n
2
1
n
2
1
nn 2 n 1 n
n 2 22 21
n 1 12 11
b
b
b
x
x
x
a a a
a a a
a a a

atau AX = B
dengan: A adalah matriks koefisien n n.
X adalah kolom vektor n 1 dari bilangan tak diketahui.
B adalah kolom vektor n 1 dari konstanta.
Nilai pada vektor kolom X dapat dicari dengan cara mengalikan kedua ruas persamaan
dengan matriks inversi, yaitu A

1
AX = A

1
B, karena A

1
A = I, maka nilai-nilai elemen X =
A

1
B.
Penyelesaian sistem persamaan linier juga sering digunakan matriks yang ditingkatkan,
misalnya matriks (3 3) akan ditingkatkan dengan matriks C (3 1), sehingga berbentuk
matriks 3 4 menjadi:
1
1
1
]
1

3
2
1
33 32 31
23 22 21
13 12 11
|
|
|
c
c
c
a a a
a a a
a a a
2.1 Metode Eliminasi Gauss
Adalah metode yang paling awal dikembangkan dan banyak digunakan dalam
penyelesaian sistem persamaan linier, prosedur penyelesaian dari metode ini adalah
mengurangi sistem persamaan ke dalam bentuk segitiga atas, sehingga salah satu dari
persamaan-persamaan tersebut hanya mengandung satu bilangan tak diketahui, dan
setiap persamaan berikutnya hanya terdiri dari satu tambahan bilangan tak diketahui
Jurusan Teknik Elektro ISTA Yogyakarta
13
Mata kuliah KOMPUTASI ELEKTRO
baru. Bentuk segitiga diselesaikan dengan penambahan dan pengurangan dari beberapa
persamaan, setelah persamaan tersebut dikalikan dengan suatu faktor (konstan).
Prosedur hitungan metode eliminasi Gauss, yaitu:
1
1
1
]
1

3
2
1
33 32 31
23 22 21
13 12 11
|
|
|
b
b
b
a a a
a a a
a a a

1
1
1
]
1

' '
3
'
2
1
33
23 22
13 12 11
|
|
|
0 0
0
b
b
b
a
a a
a a a

11
3 13 2 12 1
1
'
22
3
'
23
'
2
2
' '
33
' '
3
3
) (
) (
a
x a x a b
x
a
x a b
x
a
b
x

Lebih jelasnya kita pandang suatu sistem dari 3 persamaan dengan 3 bilangan tak
diketahui berikut ini:
a
11
x
1
+ a
12
x
2
+ a
13
x
3
= b
1
(2.1a)
a
21
x
1
+ a
22
x
2
+ a
23
x
3
= b
2
(2.1b)
a
31
x
1
+ a
32
x
2
+ a
33
x
3
= b
3
(2.1c)
Persamaan pertama dari sistem dibagi koefisien pertama dari persamaan pertama (a
11
),
sehingga menjadi:
x
1
+
11
12
a
a
x
2
+
11
13
a
a
x
3
=
11
1
a
b
(2.2)
Persamaan (2.2) dikalikan dengan koefisien pertama dari persamaan kedua:
a
21
x
1
+ a
21
11
12
a
a
x
2
+ a
21
11
13
a
a
x
3
= a
21
11
1
a
b
(2.3)
Persamaan (2.1b) dikurangi persamaan (2.3), sehingga didapat:
(a
22
a
21
11
12
a
a
) x
2
+ (a
23
a
21
11
13
a
a
) x
3
= (b
2
a
21
11
1
a
b
) atau
'
22
a x
2
+
'
23
a
x
3
=
'
2
b
Selanjutnya persamaan yang telah dinormalkan persamaan (2.2) dikalikan dengan
koefisien pertama dari persamaan ketiga, dan hasilnya dikurangkan dari persamaan
ketiga dari sistem persamaan asli (persamaan 2.1c), hasilnya adalah:
'
32
a x
2
+
'
33
a x
3
=
'
3
b
Dengan melakukan prosedur diatas, maka didapat sistem persamaan sebagai berikut:
a
11
x
1
+ a
12
x
2
+ a
13
x
3
= b
1
(2.4a)
'
22
a x
2
+
'
23
a x
3
=
'
2
b (2.4b)
'
32
a x
2
+
'
33
a x
3
=
'
3
b (2.4c)
Persamaan 2.4, ekivalen dengan persamaan aslinya, tetapi variabel x
1
hanya muncul
pada persamaan pertama, sedang dua persamaan terakhir hanya mengandung dua
bilangan tak diketahui, bila kedua persamaan terakhir dapat diselesaikan untuk nilai x
2
dan x
3
, maka hasilnya dapat disubstitusikan ke dalam persamaan pertama untuk
mendapatkan nilai x
1
. Permasalahan menjadi lebih sederhana, dari menyelesaikan 3
persamaan dengan 3 bilangan tak diketahui menjadi penyelesaian 2 persamaan dengan
2 bilangan tak diketahui.
Jurusan Teknik Elektro ISTA Yogyakarta
14
Mata kuliah KOMPUTASI ELEKTRO
Prosedur berikutnya adalah mengeliminasi x
2
dari salah satu dua persamaan terakhir,
untuk itu persamaan (2.4b) dibagi dengan koefisien pertama dari persamaan (2.4b),
yaitu
'
22
a

sehingga menjadi:
x
2
+
'
22
'
23
a
a
x
3
=
'
22
'
2
a
b
(2.5)
Persamaan 2.5, dikalikan dengan koefisien pertama dari persamaan (2.4c):
'
32
a x
2
+
'
32
a
'
22
'
23
a
a
x
3
=
'
32
a
'
22
'
2
a
b
(2.6)
Persamaan (2.4c) dikurangi persamaan (2.6), sehingga menjadi:
(
'
33
a

'
32
a
'
22
'
23
a
a
) x
3
= (
'
3
b

'
32
a
'
22
'
2
a
b
) atau
' '
33
a
x
3
=
' '
3
b

Dengan demikian sistem persamaan menjadi:
a
11
x
1
+ a
12
x
2
+ a
13
x
3
= b
1
(2.7a)
'
22
a x
2
+
'
23
a x
3
=
'
2
b (2.7b)

' '
33
a x
3
=
' '
3
b (2.7c)
Sistem persamaan diatas mempunyai koefisien matriks yang berbentuk segitiga atas (a
ij
= 0 untuk i > j), dari persamaan tersebut akan dapat dihitung nilai x
1
, x
2
dan x
3
, yaitu:
' '
33
' '
3
3
a
b
x
(2.8a)
'
22
3
'
23
'
2
2
a
x a b
x

(2.8b)
11
3 13 2 12 1
1
a
x a x a b
x

(2.8c)
dengan demikian sistem persamaan telah dapat diselesaikan.
Contoh soal:
1) Selesaikan sistem persamaan berikut ini:
3x + y z = 5 (c1.a)
4x + 7y 3z = 20 (c1.b)
2x 2y + 5z = 10 (c1.c)
Penyelesaian:
a) Menormalkan persamaan (c1.a) dengan membagi persamaan tersebut dengan
koefisien pertama persamaan (c1.a) yaitu 3, sehingga:
x + 0,3333 y 0,3333 z = 1,6666 (c2)
b) Persamaan (c2) dikalikan dengan elemen pertama dari persamaan (c1.b):
4x + 1,3333 y 1,3333 z = 6,6666 (c3)
Jurusan Teknik Elektro ISTA Yogyakarta
15
Mata kuliah KOMPUTASI ELEKTRO
c) Persamaan (c1.b) dikurangi persamaan (c3), menjadi:
5,6667 y 1,6666 z = 13,3334 (c4)
d) Persamaan (c2) dikalikan dengan elemen pertama dari persamaan (c1.c), yaitu
2, sehingga menjadi:
2x + 0,6666 y 0,6666 z = 3,3333 (c5)
e) Persamaan (c1.c) dikurangi persamaan (c5), menjadi:
2,6666 y + 5,6666 z = 6,6667 (c6)
f) Sistem persamaan menjadi:
3x + y z = 5 (c7.a)
5,6667 y 1,6666 z = 13,3334 (c7.b)
2,6666 y + 5,6666 z = 6,6667 (c7.c)
g) Berikutnya mengeleminasi variabel x
2
dari persamaan (c7.c), untuk itu
persamaan (c7.b) dinormalkan dengan membaginya dengan elemen pertama
dari persamaan tersebut yaitu 5,6667 sehingga menjadi:
y 0,2941 z = 2,3529 (c8)
h) Persamaan (c8) dikalikan dengan elemen pertama dari persamaan (c7.c), yaitu
dengan 2,6666 sehingga menjadi:
2,6666 y + 0,7842 z = 6,2742 (c9)
i) Persamaan (c7.c) dikurangi persamaan (c9), menjadi:
4,8824 z = 12,9409
j) Setelah dilakukan 3 kali manipulasi sistem persamaan, menjadi:
3x + y z = 5 (c10.a)
5,6667 y 1,6666 z = 13,3334 (c10.b)
4,8824 z = 12,9409 (c10.c)
k) Dari persamaan (c10.c), dapat dihitung nilai z, yaitu: z =
8824 , 4
9409 , 12
= 2,6505.
l) Dari persamaan (c10.b) dan nilai z yang didapat, maka nilai y dapat dihitung
yaitu:
y =
6667 , 5
) 6505 , 2 6666 , 1 ( 3334 , 13 +
= 3,1325.
m) Dengan persamaan (c10.a) serta nilai y dan z yang didapat, maka nilai x dapat
dihitung, yaitu: x =
3
5 z y +
=
3
6505 , 2 1325 , 3 5 +
= 1,506.
Jadi hasil penyelesaian sistem persamaan adalah:
x = 1,506 ; y = 3,1325 dan z = 2,6505.
Jurusan Teknik Elektro ISTA Yogyakarta
16
Mata kuliah KOMPUTASI ELEKTRO
Untuk mengetahui benar tidaknya hasil yang didapat, nilai x, y dan z yang didapat
disubstitusikan ke sistem persamaan asli:
3(1,506) + 3,1325 2,6505 = 5 (= 5)
4(1,506) + 7(3,1325) 3(2,6505) = 20 (= 20)
2(1,506) 2(3,1325) + 5(2,6505) = 9,9995 ( 10)
2) Berapakah nilai x, y, z dari persamaan ini: x + y + 2z = 9
2x + 4y 3z = 1
3x + 6y 5z = 0
Penyelesaian:
a) Mengubah persamaan ke dalam matriks yang diperbesar:
1
1
1
]
1

0 5 6 3
1 3 4 2
9 2 1 1
b) Matriks tersebut dijadikan ke bentuk eselon baris:
1
1
1
]
1


3 1 0 0
2
17
2
7
1 0
9 2 1 1
c) Sistem yang bersesuaian dengan matriks adalah: x + y + 2z = 9
y
2
7
z =
2
17
z = 3
d) Nilai z telah diketahui, maka elemen y dapat pula diketahui, yaitu:
y
2
7
(3) =
2
17
y =
2
17
+
2
7
(3) y =
2
17
+
2
21
y =
2
4
y = 2
e) Dengan diketahui nilai z = 3 dan y = 2, maka nilai x dapat pula diketahui,
yaitu:
x + y + 2z = 9 x = 9 y 2z x = 9 2 2(3) x = 9 2 6 x = 1
Jadi nilai x, y, z dari persamaan diatas adalah x = 1, y = 2, dan z = 3.
2.2 Metode Gauss-Jordan
Metode ini hampir sama dengan metode eliminasi Gauss, metode ini selain untuk
menyelesaikan sistem persamaan linier, juga dapat digunakan untuk menghitung
matriks inversi. Pada metode ini bilangan tak diketahui dieliminasi dari semua
persamaan, yang dalam metode Gauss bilangan tersebut dieliminasi dari persamaan
berikutnya, dengan demikian langkah-langkah eliminasi menghasilkan matriks
identitas.
Prosedur hitungan metode Gauss-Jordan, yaitu:
Jurusan Teknik Elektro ISTA Yogyakarta
17
Mata kuliah KOMPUTASI ELEKTRO
1
1
1
]
1

3
2
1
33 32 31
23 22 21
13 12 11
|
|
|
b
b
b
a a a
a a a
a a a

1
1
1
]
1

3
2
1
|
|
|
1 0 0
0 1 0
0 0 1
b
b
b

1
1
1
]
1

3
2
1
2
1
|
|
|
1 0 0
0 0
0 0
b
b
b
x
x
Lebih jelasnya kita pandang suatu sistem dari 4 persamaan dengan 4 bilangan tak
diketahui berikut ini:
a
11
x
1
+ a
12
x
2
+ a
13
x
3
+ a
14
x
4
= b
1
(2.9a)
a
21
x
1
+ a
22
x
2
+ a
23
x
3
+ a
24
x
4
= b
2
(2.9b)
a
31
x
1
+ a
32
x
2
+ a
33
x
3
+ a
34
x
4
= b
3
(2.9c)
a
41
x
1
+ a
42
x
2
+ a
43
x
3
+ a
44
x
4
= b
4
(2.9d)
Persamaan tersebut dapat ditulis dalam bentuk matriks, yaitu:
1
1
1
1
]
1

1
1
1
1
]
1

1
1
1
1
]
1

4
3
2
1
4
3
2
1
44 43 42 41
34 33 32 31
24 23 22 21
14 13 12 11
b
b
b
b
x
x
x
x
a a a a
a a a a
a a a a
a a a a
(2.10)
Pada metode Gauss-Jordan, dipilih secara berurutan elemen pertama tidak 0 dari setiap
baris matriks.
1) Pertama kali baris pertama dari persamaan (2.10) dibagi dengan elemen
pertama dari persamaan pertama, yaitu a
11
, sehingga didapat:
1
1
1
1
1
]
1

1
1
1
1
1
]
1

1
1
1
1
1
]
1

4
3
2
'
1
4
3
2
1
44 43 42 41
34 33 32 31
24 23 22 21
'
14
'
13
'
12
1
b
b
b
b
x
x
x
x
a a a a
a a a a
a a a a
a a a
Elemen pertama dari semua baris lainnya dihilangkan dengan cara berikut ini:
a) Persamaan pertama dikalikan elemen pertama dari persamaan kedua (a
21
) dan
kemudian dikurangkan terhadap persamaan kedua.
b) Persamaan pertama dikalikan elemen pertama dari persamaan ketiga (a
31
) dan
kemudian dikurangkan terhadap persamaan ketiga.
c) Persamaan pertama dikalikan elemen pertama dari persamaan keempat (a
41
) dan
kemudian dikurangkan terhadap persamaan keempat.
Operasi ini menghasilkan sistem persamaan sebagai berikut:
1
1
1
1
1
]
1

1
1
1
1
1
]
1

1
1
1
1
1
]
1

'
4
'
3
'
2
'
1
4
3
2
1
'
44
'
43
'
42
'
34
'
33
'
32
'
24
'
23
'
22
'
14
'
13
'
12
0
0
0
1
b
b
b
b
x
x
x
x
a a a
a a a
a a a
a a a
(2.11)
2) Kemudian dipilih elemen pertama tidak 0 dari baris kedua yaitu
'
22
a , dan
prosedur diatas diulangi lagi untuk baris kedua.
Baris kedua dari persamaan diatas dibagi dengan elemen
'
22
a , sehingga didapat:
Jurusan Teknik Elektro ISTA Yogyakarta
18
Mata kuliah KOMPUTASI ELEKTRO
1
1
1
1
1
]
1

1
1
1
1
1
]
1

1
1
1
1
1
]
1

'
4
'
3
' '
2
'
1
4
3
2
1
'
44
'
43
'
42
'
34
'
33
'
32
' '
24
' '
23
'
14
'
13
'
12
0
0
1 0
1
b
b
b
b
x
x
x
x
a a a
a a a
a a
a a a
Elemen kedua dari semua baris lainnya dihilangkan dengan cara berikut ini:
a) Persamaan kedua dikalikan elemen kedua dari persamaan pertama (
'
12
a ) dan
kemudian dikurangkan terhadap persamaan pertama.
b) Persamaan kedua dikalikan elemen kedua dari persamaan ketiga (
'
32
a ) dan
kemudian dikurangkan terhadap persamaan ketiga.
c) Persamaan kedua dikalikan elemen kedua dari persamaan keempat (
'
42
a ) dan
kemudian dikurangkan terhadap persamaan keempat.
Operasi ini menghasilkan sistem persamaan sebagai berikut:
1
1
1
1
1
]
1

1
1
1
1
1
]
1

1
1
1
1
1
]
1

' '
4
' '
3
' '
2
' '
1
4
3
2
1
' '
44
' '
43
' '
34
' '
33
' '
24
' '
23
' '
14
' '
13
0 0
0 0
1 0
0 1
b
b
b
b
x
x
x
x
a a
a a
a a
a a
(2.12)
3) Langkah selanjutnya dipilih elemen pertama tidak 0 dari baris ketiga yaitu
'
33
a , dan prosedur diatas diulangi lagi untuk baris ketiga.
Dengan prosedur seperti sebelumnya, akhirnya didapat sistem persamaan sebagai
berikut:
1
1
1
1
1
]
1

1
1
1
1
1
]
1

1
1
1
1
1
]
1

' ' ' '


4
' ' ' '
3
' ' ' '
2
' ' ' '
1
4
3
2
1
1 0 0 0
0 1 0 0
0 0 1 0
0 0 0 1
b
b
b
b
x
x
x
x
(2.13)
Dari sistem persamaan (2.13) dapat dihitung nilai x
1
, x
2
, x
3
dan x
4
:
x
1
=
' ' ' '
1
b ; x
2
=
' ' ' '
2
b ; x
3
=
' ' ' '
3
b dan x
4
=
' ' ' '
4
b
Contoh soal:
Selesaikan sistem persamaan berikut dengan metode Gauss-Jordan:
3x + y z = 5 (c1.a)
4x + 7y 3z = 20 (c1.b)
2x 2y + 5z = 10 (c1.c)
Penyelesaian:
Sistem persamaan diatas ditulis dalam bentuk matriks sebagai berikut:
1
1
1
]
1

1
1
1
]
1

1
1
1
]
1

10
20
5
5 2 2
3 7 4
1 1 3
z
y
x
(c2)
Jurusan Teknik Elektro ISTA Yogyakarta
19
Mata kuliah KOMPUTASI ELEKTRO
Baris pertama dari persamaan (c2) dibagi dengan elemen pertama dari persamaan (c1.a)
yaitu 3, sehingga persamaan menjadi:
1
1
1
]
1

1
1
1
]
1

1
1
1
]
1

10
20
6666 , 1
5 2 2
3 7 4
3333 , 0 3333 , 0 1
z
y
x
(c3)
Persamaan (c1.a) dikalikan elemen pertama dari persamaan (c1.b) yaitu 4, dan
kemudian dikurangkan terhadap persamaan (c1.b), dengan cara yang sama untuk
persamaan (c1.c), sehingga didapat:
1
1
1
]
1

1
1
1
]
1

1
1
1
]
1

6668 , 6
3336 , 13
6666 , 1
6666 , 5 6666 , 2 0
6668 , 1 6668 , 5 0
3333 , 0 3333 , 0 1
z
y
x
(c4)
Baris kedua dari persamaan (c4) dibagi dengan elemen pertama tidak 0 dari baris
kedua, yaitu 5,6668 sehingga sistem persamaan menjadi:

1
1
1
]
1

1
1
1
]
1

1
1
1
]
1

6668 , 6
3529 , 2
6666 , 1
6666 , 5 6666 , 2 0
2941 , 0 1 0
3333 , 0 3333 , 0 1
z
y
x
(c5)
Baris kedua persamaan (c5) dikalikan dengan elemen kedua dari baris pertama, yaitu
0,3333 dan kemudian dikurangkan terhadap persamaan baris pertama. Kemudian
dengan cara yang sama untuk persamaan baris ketiga, sehingga didapat:
1
1
1
]
1

1
1
1
]
1

1
1
1
]
1

9410 , 12
3529 , 2
8824 , 0
8824 , 4 0 0
2941 , 0 1 0
2353 , 0 0 1
z
y
x
(c6)
Baris ketiga persamaan (c6) dibagi dengan elemen pertama tidak 0 dari baris ketiga,
yaitu 4,8824 sehingga menjadi:
1
1
1
]
1

1
1
1
]
1

1
1
1
]
1

6505 , 2
3529 , 2
8824 , 0
1 0 0
2941 , 0 1 0
2353 , 0 0 1
z
y
x
(c7)
Persamaan baris ketiga dikalikan elemen ketiga dari persamaan (c7) baris pertama
kemudian dikurangkan persamaan (c7) baris pertama. Kemudian dengan cara yang
sama untuk persamaan (c7) baris kedua, sehingga didapat:
1
1
1
]
1

1
1
1
]
1

1
1
1
]
1

6505 , 2
1324 , 3
5061 , 1
1 0 0
0 1 0
0 0 1
z
y
x
Dari sistem persamaan diatas, didapat nilai x, y dan z berikut ini:
Jurusan Teknik Elektro ISTA Yogyakarta
20
Mata kuliah KOMPUTASI ELEKTRO
x = 1,5061; y = 3,1324 dan z = 2,6505.
2.3 Matriks Tridiagonal (Metode Sapuan Ganda Choleski)
Disebut juga metode penyelesaian langsung, karena pemakaiannya mudah dan matriks
tridiagonal banyak dijumpai dalam berbagai permasalahan terutama dalam
penyelesaian persamaan diferensial order dua.
Dipandang sistem persamaan sebagai berikut:
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
]
1

+


+ +

+ +
+ +
+

+
n n n 1 n n
i 1 i i i i 1 i i
3 4 3 3 3 2 3
2 3 2 2 2 1 2
1 2 1 1 1
d x b x a
d x c x b x a
d x c x b x a
d x c x b x a
d x c x b
(2.14)
Baris pertama pada persamaan (2.14) dari sistem memungkinkan untuk menulis
bilangan tak diketahui x
1
sebagai fungsi bilangan tak diketahui x
2
dalam bentuk:
x
1
=
1
1
b
c
x
2
+
1
1
b
d
atau x
1
= P
1
x
2
+ Q
1
(2.15)
dengan P
1
=
1
1
b
c
dan Q
1
=
1
1
b
d
, bila nilai x
1
disubstitusikan ke dalam baris kedua
persamaan (2.14), maka didapat:
a
2
(
1
1
b
c
x
2
+
1
1
b
d
) + b
2
x
2
+ c
2
x
3
= d
2
atau (
1
1 2
b
c a
+ b
2
) x
2
= c
2
x
3
+ (d
2
a
2
1
1
b
d
)
dapat pula ditulis sebagai: x
2
= P
2
x
3
+ Q
2
dengan P
2
=

,
_

+
2
1
1 2
2
b
b
c a
c
dan Q
2
=

,
_

2
1
1 2
1
1
2 2
b
b
c a
b
d
a d
, persamaan ini menunjukkan
bahwa x
2
merupakan fungsi dari x
3
, langkah seperti tadi dapat diulangi lagi untuk
semua baris pada persamaan berikutnya. Dengan demikian setiap bilangan tak
diketahui dapat dinyatakan sebagai bilangan tak diketahui berikutnya.
Misalnya telah diperoleh persamaan sebagai berikut:
x
i 1
= P
i 1
x
i
+ Q
i 1
Apabila nilai x
i 1
disubstitusikan ke dalam baris ke i dari sistem persamaan (2.14),
maka:
a
i
(P
i 1
x
i
+ Q
i 1
) + b
i
x
i
+ c
i
x
i + 1
= d
i
(a
i
P
i 1
+ b
i
) x
i
+ c
i
x
i + 1
= d
i
(a
i
Q
i 1
)
Jurusan Teknik Elektro ISTA Yogyakarta
21
P
4
, Q
4
P
3
, Q
3
P
2
, Q
2
P
1
, Q
1

P
i
, Q
i
(i = 1,2,3,4)
x
2
x
3

Mata kuliah KOMPUTASI ELEKTRO
x
i
= 1 i
i 1 i i
i
) (
+

+
x
b P a
c
+
) (
i 1 i i
1 i i i
b P a
Q a d
+

Persamaan tersebut diatas dapat ditulis dalam bentuk:


x
i
= P
i
x
i + 1
+ Q
i
(2.16a)
dengan: P
i
=
) (
i 1 i i
i
b P a
c
+

dan (2.16b)
Q
i
=
) (
i 1 i i
1 i i i
b P a
Q a d
+

(2.16c)
Untuk i = 1, maka persamaan (2.16a), menjadi:
x
1
= P
1
x
2
+ Q
1
(2.17a)
dengan: P
1
=
) (
1 0 1
1
b P a
c
+
dan (2.17b)
Q
1
=
) (
1 0 1
0 1 1
b P a
Q a d
+

(2.17c)
Perbandingan persamaan (2.17) dan (2.15), menunjukkan bahwa:
P
0
= 0 dan Q
0
= 0 (2.18)
Persamaan (2.17) dan (2.18), memungkinkan untuk menghitung koefisien P
i
serta Q
i
dari nilai i = 1 sampai i = n, langkah ini merupakan sapuan pertama. Setelah sampai
titik ke n hitungan dilakukan dalam arah kebalikannya, yaitu dari n ke 1, untuk
menghitung bilangan tak diketahui x
i
.
Untuk itu persamaan terakhir dari sistem persamaan (2.14) ditulis dalam bentuk:
a
n
x
n 1
+ b
n
x
n
= d
n
(2.19)
Pada sistem persamaan (2.16), apabila i = n 1, maka:
x
n 1
= P
n 1
x
n
+ Q
n 1
(2.20)
Substitusi dari persamaan (2.20) ke dalam persamaan (2.19), akan memberikan:
a
n
(P
n 1
x
n
+ Q
n 1
) + b
n
x
n
= d
n
(a
n
P
n 1
+ b
n
) x
n
= d
n
a
n
Q
n 1
x
n
=
) (
n 1 n n
1 n n n
b P a
Q a d
+

Sesuai dengan persamaan (2.16a), maka: x


n
= Q
n.
Nilai x
n
dapat diperoleh, berdasarkan nilai x
n
yang didapat maka nilai x
n 1
dapat
dihitung pula dengan persamaan sebagai berikut: x
n 1
= P
n 1
x
n
+ Q
n 1.
Dari nilai x
n 1
kemudian dihitung nilai x
n 2,
x
n 3,
dan seterusnya hingga ke nilai x
1.
Jurusan Teknik Elektro ISTA Yogyakarta
22
P
4
, Q
4
P
3
, Q
3
P
2
, Q
2
P
1
, Q
1

P
i
, Q
i
(i = 1,2,3,4)
x
2
x
3

Mata kuliah KOMPUTASI ELEKTRO
Contoh soal:
Selesaikan sistem persamaan berikut ini dengan menggunakan metode sapuan ganda.
13 3 2
7 2 6
10 3
7 2
4 3
4 3 2
3 2 1
2 1

+
+
+
x x
x x x
x x x
x x
(c1)
Penyelesaian:
Sistem persamaan diatas dapat ditulis dalam bentuk matriks tridiagonal, yang
penyelesaiannya dapat dilakukan dengan menggunakan persamaan berikut:
x
i
= P
i
x
i + 1
+ Q
i
(c2)
dengan: P
i
=
) (
i 1 i i
i
b P a
c
+

dan (c3)
Q
i
=
) (
i 1 i i
1 i i i
b P a
Q a d
+

(c4)
Skema penyelesaian sistem persamaan dengan metode sapuan ganda sebagai berikut:
Langkah pertama dihitung nilai P
i
dan Q
i
(i = 1, 2, 3, 4) dari kiri ke kanan. Setelah
sampai ke titik i = n = 4, dihitung nilai x
n
= Q
n
. Berdasarkan nilai x
n
tersebut, kemudian
hitungan dilanjutkan dari kanan ke kiri untuk mendapatkan nilai x
i
(i = 4, 3, 2, 1).
a) Menghitung koefisien P
i
dan Q
i
(i = 1, 2, 3, 4)
Koefisien P
i
dan Q
i
dihitung dengan menggunakan persamaan (c3) dan (c4),
berdasarkan sistem persamaan (c1).
Untuk i = 1, P
0
= 0 dan Q
0
= 0.
P
1
=
( )
1 0 1
1
b P a
c
+
=
1
1
b
c
=
2
1
= 0,5.
Q
1
=
( )
1 0 1
0 1 1
b P a
Q a d
+

=
( ) 2 0
0 7
+

=
2
7
= 3,5.
Untuk i = 2, P
1
= 0,5 dan Q
1
= 3,5.
Jurusan Teknik Elektro ISTA Yogyakarta
23
x
1
i = 4
i = 3 i = 2 i = 1
P
4
, Q
4
P
3
, Q
3
P
2
, Q
2
P
1
, Q
1

P
i
, Q
i
(i = 1,2,3,4)
x
2
x
3

x
4
x
i
(i = 4,3,2,1)
Mata kuliah KOMPUTASI ELEKTRO
P
2
=
( )
2 1 2
2
b P a
c
+
=
( ) ( ) 1 5 , 0 1
3
+

= 6.
Q
2
=
( )
2 1 2
1 2 2
b P a
Q a d
+

=
( ) 1 ) 5 , 0 ( 1
) 5 , 3 ( 1 ) 10 (
+

=
5 , 0
5 , 13
= 27.
Untuk i = 3, P
2
= 6 dan Q
2
= 27.
P
3
=
( )
3 2 3
3
b P a
c
+
=
( ) ( ) 2 6 6
1
+
=
34
1
= 0,02941.
Q
3
=
( )
3 2 3
2 3 3
b P a
Q a d
+

=
( ) ) 2 ( ) 6 ( 6
)) 27 ( 6 ( 7
+

=
34
169
= 4,97059.
Untuk i = n = 4, P
n
= 0 dan Q
n
=
) (
n 1 n n
1 n n n
b P a
Q a d
+

, maka:
x
4
= Q
4
=
( )
4 3 4
3 4 4
b P a
Q a d
+

=
( ) ) 3 ( ) 02941 , 0 ( 2
)) 97059 , 4 ( 2 ( 13
+

=
05882 , 3
05882 , 3

= 1,00.
Setelah nilai P
i
dan Q
i
(i = 1, 2, 3, 4) didapat, lalu dihitung nilai x
i
(i = 4, 3, 2, 1).
b) Menghitung x
i
(i = 4, 3, 2, 1)
Variabel x
i
(i = 4, 3, 2, 1) dihitung dengan menggunakan persamaan (c2):
x
i
= P
i
x
i + 1
+ Q
i
Untuk i = 4, maka x
4
= Q
4
= 1,00.
Untuk i = 3, maka x
3
= P
3
x
4
+ Q
3
= (0,02941(1,00)) + 4,97059 = 5,00.
Untuk i = 2, maka x
2
= P
2
x
3
+ Q
2
= (6(5,00)) + (27) = 3,00.
Untuk i = 1, maka x
1
= P
1
x
2
+ Q
1
= (0,5(3,00)) + 3,5 = 2,00.
Dengan demikian hasil yang diperoleh adalah:
x
1
= 2,00; x
2
= 3,00; x
3
= 5,00; x
4
= 1,00.
Untuk mengetahui benar atau tidaknya hasil yang diperoleh, maka nilai-nilai
tersebut dimasukkan ke dalam persamaan yang telah diselesaikan.
2 (2,00) + 3,00 = 7 (= 7)
2,00 + 3,00 3 (5,00) = 10 (= 10)
6 (3,00) 2 (5,00) + (1,00) = 7 (= 7)
2 (5,00) 3 (1,00) = 13 (= 13)
2.4 Matriks Inversi
Pada matriks, operasi pembagian matriks tidak didefinisikan, akan tetapi operasi
matriks yang serupa dengan pembagian adalah matriks inversi. Bila A adalah MBS,
maka matriks inversinya adalah A

1
, sedemikian sehingga:
AA

1
= A

1
A = I, dengan I adalah matriks identitas.
Jurusan Teknik Elektro ISTA Yogyakarta
24
Mata kuliah KOMPUTASI ELEKTRO
Selain itu matriks inversi dapat digunakan untuk menyelesaikan sistem yang berbentuk:
AX = C atau A
-1
C (2.21)
Nilai X dapat dihitung dengan mengalikan matriks inversi dari koefisien matriks A
dengan ruas kanan dari sistem persamaan yaitu C.
Metode Gauss-Jordan dapat digunakan untuk mencari matriks inversi, untuk itu
koefisien matriks ditingkatkan dengan matriks identitas. Metode Gauss-Jordan dipakai
untuk mereduksi koefisien matriks menjadi matriks identitas, setelah selesai, sisi kanan
dari matriks yang ditingkatkan merupakan matriks inversi.
Prosedur dari hitungan matriks inversi:
1
1
1
]
1

1 0 0 |
0 1 0 |
0 0 1 |
33 32 31
23 22 21
13 12 11
a a a
a a a
a a a

1
1
1
]
1




1
33
1
32
1
31
1
23
1
22
1
21
1
13
1
12
1
11
|
|
|
1 0 0
0 1 0
0 0 1
a a a
a a a
a a a
A I I A
-1
Contoh soal:
Cari matriks inversi dari matriks sebagai berikut: A =
1
1
1
]
1

5 2 2
3 7 4
1 1 3
Penyelesaian:
Dilakukan dengan menggunakan metode Gauss-Jordan, dengan terlebih dahulu
dilakukan peningkatan matriks dengan matriks identitas.
a) Matriks ditingkatkan, menjadi:
1
1
1
]
1

1 0 0
0 1 0
0 0 1
5 2 2
3 7 4
1 1 3
b) Baris pertama dibagi 3 (nilai yang akan dijadikan 1), menjadi:
1
1
1
]
1

1 0 0
0 1 0
0 0 3333 , 0
5 2 2
3 7 4
3333 , 0 3333 , 0 1
c) Baris kedua dikurangi hasil dari baris pertama dikali 4, dan baris ketiga dikurangi
hasil dari baris pertama dikali 2, menjadi:
1
1
1
]
1

1 0 6667 , 0
0 1 3333 , 1
0 0 3333 , 0
6667 , 5 6667 , 2 0
6667 , 1 6667 , 5 0
3333 , 0 3333 , 0 1
d) Baris kedua dibagi 5,6667 (nilai yang akan dijadikan 1), menjadi:
1
1
1
]
1

1 0 6667 , 0
0 1765 , 0 2353 , 0
0 0 3333 , 0
6667 , 5 6667 , 2 0
2941 , 0 1 0
3333 , 0 3333 , 0 1
Jurusan Teknik Elektro ISTA Yogyakarta
25
Mata kuliah KOMPUTASI ELEKTRO
e) Baris pertama dikurangi hasil dari baris kedua dikali 0,3333 dan baris ketiga
ditambah hasil dari baris kedua dikali 2,6667 menjadi:
1
1
1
]
1

1 4706 , 0 2941 , 1
0 1765 , 0 2353 , 0
0 0588 , 0 4118 , 0
8824 , 4 0 0
2941 , 0 1 0
2353 , 0 0 1
f) Baris ketiga dibagi 4,8824 (nilai yang akan dijadikan 1), menjadi:
1
1
1
]
1

2048 , 0 0964 , 0 2651 , 0


0 1765 , 0 2353 , 0
0 0588 , 0 4118 , 0
1 0 0
2941 , 0 1 0
2353 , 0 0 1
g) Baris pertama ditambah hasil dari baris ketiga dikali 0,2353 dan baris kedua
ditambah hasil dari baris ketiga dikali 0,2941 menjadi:
1
1
1
]
1

2048 , 0 0964 , 0 2651 , 0


0602 , 0 2048 , 0 3133 , 0
0482 , 0 0361 , 0 3494 , 0
1 0 0
0 1 0
0 0 1
maka matriks inversnya adalah =
1
1
1
]
1

2048 , 0 0964 , 0 2651 , 0


0602 , 0 2048 , 0 3133 , 0
0482 , 0 0361 , 0 3494 , 0
2.5 Metode Iterasi
Metode ini lebih baik dibanding dengan metode langsung, misalnya untuk matriks yang
tersebar yaitu matriks dengan banyak elemen nol dan juga dapat digunakan untuk
menyelesaikan sistem persamaan tidak linier.
1. Metode Jacobi
Dipandang sistem dengan 3 persamaan dan 3 bilangan tak diketahui:
a
11
x
1
+ a
12
x
2
+ a
13
x
3
= b
1
a
21
x
1
+ a
22
x
2
+ a
23
x
3
= b
2
(2.22)
a
31
x
1
+ a
32
x
2
+ a
33
x
3
= b
3
Persamaan pertama dari sistem diatas dapat digunakan untuk menghitung x
1
sebagai
fungsi dari x
2
dan x
3
. Demikian juga persamaan kedua dan ketiga untuk menghitung
x
2
dan x
3
sehingga didapat:

33
2 32 1 31 3
3
22
3 23 1 21 2
2
11
3 13 2 12 1
1
) (
) (
) (
a
x a x a b
x
a
x a x a b
x
a
x a x a b
x

(2.23)
Jurusan Teknik Elektro ISTA Yogyakarta
26
Mata kuliah KOMPUTASI ELEKTRO
Hitungan dimulai dengan nilai perkiraan awal sembarang untuk variabel yang
dicari (biasanya semua variabel diambil sama dengan nol). Nilai perkiraan awal
disubstitusikan ke dalam ruas kanan dari sistem persamaan (2.23). Selanjutnya nilai
variabel yang didapat tersebut disubstitusikan ke ruas kanan dari sistem (2.23) lagi
untuk mendapatkan nilai perkiraan kedua. Prosedur tersebut diulangi lagi sampai
nilai setiap variabel pada iterasi ke n mendekati nilai pada iterasi ke n 1. Apabila
indeks n menunjukkan jumlah iterasi, maka persamaan (2.23) dapat ditulis menjadi:

33
1 n
2 32
1 n
1 31 3 n
3
22
1 n
3 23
1 n
1 21 2 n
2
11
1 n
3 13
1 n
2 12 1 n
1
) (
) (
) (
a
x a x a b
x
a
x a x a b
x
a
x a x a b
x



(2.24)
Iterasi hitungan berakhir setelah:
, ,
n
2
1 n
2
n
1
1 n
1
x x x x

dan ,
n
3
1 n
3
x x

atau telah dipenuhi kriteria berikut:


s
n
i
1 n
i
n
i
a
% 100 <

x
x x
dengan
s

adalah batasan ketelitian yang dikehendaki.


Contoh soal:
Selesaikan sistem persamaan berikut dengan metode iterasi Jacobi:
3x + y z = 5
4x + 7y 3z = 20 (c1)
2x 2y + 5z = 10
Penyelesaian:
Sistem persamaan diatas dapat ditulis dalam bentuk:

5
2 2 10
7
3 4 20
3
5
y x
z
z x
y
z y
x
+

(c2)
Langkah pertama dicoba nilai x = y = z = 0 dan dihitung nilai x', y', dan z'.
Jurusan Teknik Elektro ISTA Yogyakarta
27
Mata kuliah KOMPUTASI ELEKTRO

2
5
0 0 10
'
85714 , 2
7
0 0 20
'
66667 , 1
3
0 0 5
'

z
y
x
Nilai x', y', dan z' yang diperoleh tidak sama dengan nilai pemisalan. Iterasi
dilanjutkan dengan memasukkan nilai x', y', dan z' kedalam persamaan (c2) untuk
menghitung x'', y'', dan z'' dan kesalahan yang terjadi.

% 25 , 6 % 100
13333 , 2
2 13333 , 2
13333 , 2
5
) 2 ( 2 ) 66667 , 1 ( 2 10
"
% 45 , 3 % 100
76190 , 2
85714 , 2 76190 , 2
76190 , 2
7
) 2 ( 3 ) 66667 , 1 ( 4 20
"
% 69 , 20 % 100
38095 , 1
66667 , 1 38095 , 1
38095 , 1
3
2 85714 , 2 5
"
z
y
x

z
y
x
Hitungan dilanjutkan dengan prosedur diatas, sampai akhirnya diperoleh kesalahan
yang relatif kecil (terhadap ketelitian yang diharapkan). Untuk mempercepat dan
memudahkan hitungan, dibuat program untuk menghitung sistem persamaan linier
dengan menggunakan metode Jacobi. Dengan tingkat ketelitian sebesar 0,1%, maka
hasil hitungan adalah x
1
= 1,5063; x
2
= 3,1328; x
3
= 2,6504.
2. Metode Gauss-Seidel
Didalam metode Jacobi, nilai x
1
yang dihitung dari persamaan pertama tidak
digunakan untuk menghitung nilai x
2
dengan persamaan kedua. Demikian juga nilai
x
2
tidak digunakan untuk mencari x
3
, sehingga nilai-nilai tersebut tidak
dimanfaatkan. Sebenarnya nilai-nilai baru tersebut lebih baik dari nilai-nilai yang
lama. Di dalam metode Gauss-Seidel nilai-nilai tersebut dimanfaatkan untuk
menghitung variabel berikutnya.
Seperti dalam metode Jacobi sistem persamaan (2.22) diubah menjadi sistem
persamaan (2.23). Kemudian ke dalam persamaan pertama dari sistem,
disubstitusikan nilai sembarang
0
3
0
2
, x x (biasanya diambil nol ), sehingga:

11
0
3 13
0
2 12 1 1
1
) (
a
x a x a b
x

(2.25a)
Jurusan Teknik Elektro ISTA Yogyakarta
28
Mata kuliah KOMPUTASI ELEKTRO
Nilai baru dari
1
1
x tersebut kemudian disubstitusikan ke dalam persamaan kedua dari
sistem (2.23), sehingga:

22
0
3 23
1
1 21 2 1
2
) (
a
x a x a b
x

(2.25b)
Demikian juga ke dalam persamaan ketiga dari sistem (2.23) disubstitusikan nilai
baru
1
1
x dan
1
2
x , sehingga didapat:
33
1
2 32
1
1 31 3 1
3
) (
a
x a x a b
x

(2.25c)
Dengan cara seperti ini nilai x
1,
x
2
, x
3
akan diperoleh lebih cepat dari pada metode
Jacobi.
Contoh soal:
Selesaikan sistem persamaan berikut dengan metode iterasi Gauss Seidel:
3x + y z = 5
4x + 7y 3z = 20 (c1)
2x 2y + 5z = 10
Penyelesaian:
Langkah pertama dicoba nilai y = z = 0 dan dihitung x' dengan menggunakan
persamaan (2.25a).
6667 , 1
3
0 0 5
'
+
x
Persamaan (2.25b) digunakan untuk menghitung nilai y':
90476 . 1
7
) 0 ( 3 ) 6667 , 1 ( 4 20
'
+
y
Nilai z' dihitung dengan persamaan (2.25c):
09524 , 2
5
) 90476 , 1 ( 2 ) 6667 , 1 ( 2 10
'
+
z
Nilai x', y', dan z' yang diperoleh tidak sama dengan nilai pemisalan. Iterasi
dilanjutkan dengan prosedur diatas untuk menghitung x'', y'', dan z'' serta kesalahan
yang terjadi.
Jurusan Teknik Elektro ISTA Yogyakarta
29
Mata kuliah KOMPUTASI ELEKTRO
% 22 , 13 % 100
41451 , 2
09524 , 2 41451 , 2
41451 , 2
5
) 76644 , 2 ( 2 ) 73016 , 1 ( 2 10
"
% 15 , 31 % 100
76644 , 2
90476 , 1 76644 , 2
76644 , 2
7
) 09524 , 2 ( 3 ) 73016 , 1 ( 4 20
"
% 67 , 3 % 100
73016 , 1
6667 , 1 73016 , 1
73016 , 1
3
09524 , 2 90476 , 1 5
"
z
y
x

z
y
x
Hitungan dilanjutkan dengan prosedur diatas, sampai akhirnya diperoleh kesalahan
yang relatif kecil (terhadap yang diharapkan). Untuk mempercepat dan
memudahkan hitungan, dibuat program komputer untuk menyelesaikan sistem
persamaan linier dengan menggunakan metode Jacobi dengan tingkat ketelitian
yaitu sebesar 0,1%, maka hasil hitungan diperoleh yaitu x
1
= 1,5066; x
2
= 3,1311;
x
3
= 2,6498.
Jurusan Teknik Elektro ISTA Yogyakarta
30
Mata kuliah KOMPUTASI ELEKTRO
Jurusan Teknik Elektro ISTA Yogyakarta
31

Anda mungkin juga menyukai